Penjelasan
Hadist Dua Belas Khalifah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
Oleh
: Abu Hannan Sabil Arrasyad
Sesungguhnya segala
puji bagi Allah, kami memuji-Nya, meminta pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa-jiwa kami dan
kejelekan amalan-amalan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka
tidak akan ada yang menyesatkannya. Dan barangsiapa disesatkan oleh Allah, maka
tidak akan ada yang memberi petunjuk kepadanya.
Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak
ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali hanya Allah saja, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah seorang hamba dan utusan-Nya.
Taktik Syiah Rafidhoh
Sebelum menjelaskan tentang kedudukan
hadist dua belas khalifah, maka saya jelaskan dahulu salah satu siasat
kebiasaan syiah rafidhoh dalam mempengaruhi kaum muslimin. Yang ini dilakukan
mereka di dalam banyak hal. Siasat dan kebiasaan itu adalah.
“ Mengkhususkan suatu dalil (nash) yang
berbentuk umum”
Penjelasannya : Merupakan satu kebiasaan
bagi Syi‘ah untuk memaksa dalil- dalil umum dari Al Qur’an dan hadist agar ia
khusus ditujukan kepada Ahlul Bait, radhiallahu ‘anhum.
Contohnya jika kita mengkaji seluruh Al
Qur’an, tidak ada satupun ayat yang secara khusus membicarakan hak kekhalifahan
Ahlul Bait ke pada umat Islam ini. Demikian juga, tidak ada satupun hadis sahih
yang menerangkan hak kepimpinan Ahlul Bait ke atas umat Islam.
Namun kita dapati Syi‘ah Rafidhoh
mengemukakan berbagai ayat dan hadis untuk mengangkat diri mereka sebagai
golongan yang benar dan hanya Ahlul Bait sebagai khalifah yang hak. Padahal
ayat dan hadis yang mereka kemukakan semuanya berbentuk umum dan tidak khusus
menunjuk kepada Ahlul Bait sebagai subjek khalifah.
Jawaban kita sebagai kaum muslimin kepada
mereka syiah rafidhoh dalam hal ini adalah
“ setiap dalil hendaknya diambil
berdasarkan bentuknya yang asal tidak disimpangkan, kecuali ada petunjuk lain
yang mengubah bentuk asal tersebut”
dalam hal ini dalil yang umum tidaklah
dikhususkan, karena jelas dalil-dalil Al Qur’an dan hadist yang shahih ada yang
berbentuk umum dan khususada yang berbentuk mutlak, ada yang berbentuk
membatas, ada yang berbentuk menetapkan, ada yang berbentuk menafikan, ada yang
berbentuk doa, ada yang berbentuk anjuran, ada yang berbentuk peringatan, ada
yang berbentuk isyarat dan lainnya. Semua bentuk-bentuk ini dapat dikenali
daripada dzohir susunan lafadz dan perkataan yang digunakan di dalam lafadz.
Adakalanya wujud dua dalil yang membahas
subjek yang sama, yang pertama berbentuk umum manakala yang kedua berbentuk
khusus, maka dalil yang kedua berperanan mengkhususkan keumuman dalil yang
pertama. Adakala wujud juga dua dalil yang membahas subjek yang sama, yang
pertama berbentuk mutlak manakala yang kedua berbentuk membatas, maka dalil
yang kedua berperanan membatasi kemutlakan dalil yang pertama. Di dalam
kedua-dua keterangan di atas, peranan dalil yang kedua disebut sebagai
“petunjuk lain yang mengubah bentuk asal tersebut” di mana yang asal itu adalah
dalil yang pertama.
Dalil-dalil AlQur’an dan hadist yang
shahih dengan segala bentuknya berasal daripada Allah Subhanahu wa Ta‘ala.
Bentuk-bentuk yang dimiliki oleh setiap dalil AlQur’an dan sunnah memiliki
peranan, tujuan dan hikmah yang tersendiri di dalam membentuk kesempurnaan
syari‘at Islam. Allah tidak sekali-kali menciri-cirikan dalil tersebut dengan
bentuk yang tertentu tanpa apa-apa peranan, tujuan dan hikmah didalamnya.
Apabila Allah berfirman dengan ayat yang bersifat umum, bererti Allah memang
mengkehendaki ia bersifat umum. Apabila Allah mengilhamkan RasulNya Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam untuk bersabda dengan sesuatu yang bersifat
memberi peringatan, berarti Allah memangn mengkehendaki itu bersifat memberi
peringatan. Demikianlah seterusnya bagi lain-lain bentuk dalil seperti mutlak,
membatas, menetapkan, menafikan, doa, anjuran, isyarat dan berbagai lainnya
lagi.
Justru seandainya Allah mengkehendaki hak
kekhalifahan berada di tangan Ahlul Bait, khususnya ‘Ali bin Abi Thalib,dan
keturunannya hanya dari pihak Husein saja seperti yang diyakini Syiah Rafidhoh
Allah akan menurunkan dalil yang berbentuk khusus lagi tepat bagi menetapkan
kekhalifahan mereka sehingga tidak timbul apa-apa kesamaran atau salah faham.
Ini sebagaimana tindakan Allah mengkhususkan kepimpinan kepada Nabi Daud
‘alaihi salam dan menetapkan kerajaannya:
Wahai Daud ! Sesungguhnya Kami telah
menjadikanmu khalifah di bumi, maka jalankanlah hukum di antara manusia dengan
(hukum syariat) yang benar (yang diwahyukan kepadamu). (QS Shad 38:26)
Kemudian Allah secara khusus menetapkan
Nabi Sulaiman ‘alaihi salam sebagai pewaris Nabi Daud ‘alaihi salam:
Dan Nabi Sulaiman mewarisi (pangkat
kenabian dan kerajaan) Nabi Daud. (QS An Naml 27:16)
Demikian juga, apabila Allah hendak
menerangkan bahawa Muhammad adalah RasulNya, Allah menerangkannya dengan jelas
lagi tepat sebagaimana firman-Nya:
Muhammad ialah Rasul Allah (QS Al Fath
48:29)
Hakikatnya kita tidak mendapati di dalam
Al Qur’an ayat yang berbunyi umpama: “Wahai ‘Ali dan keturunanmu dari husein !
Sesungguhnya Kami telah menjadikan kalian khalifah di bumi ini…” atau: “ ‘Ali
dan keluarganya mewarisi kepimpinan Rasulullah” atau: “ ‘Ali bin Abi Thalib
ialah Khalifah Allah sesudah Muhammad.” atau apa-apa yang lain semisal dengan
itu. Ini tidak lain menunjukkan bahwa Allah memangnya tidak berkehendak
menetapkan kewajiban bahwa ‘Ali dan keturunannya harus sebagai khalifah umat
Islam sesudah Rasulullah.
Di dalam Sunnah yang shahih, yang ada
hanyalah beberapa hadist yang berbentuk doa, harapan, peringatan, anjuran dan
pesanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terhadap Ahlul Bait beliau.
Semua ini tiada yang berbentuk mengkhususkan dan menetapkan khalifah ke pada
Ahlul Bait beliau. Maka di atas ketiadaan ini, Ahlussunnah tidak mengkhususkan
dan menetapkan jabatan khalifah kepada Ahlul Bait karana setiap dalil hendaklah
diambil berdasarkan bentuknya yang asal tidak disimpangkan, kecuali jika ada
petunjuk lain yang mengubah bentuk tersebut.
Penjelasan tentang Hadist Dua Belas
Khalifah
Selanjutnya marilah kita bahas penjelasan
tentang hadist dua belas khalifah tersebut.
Saya kemukakan saja lafadz hadist yang
biasanya dinukil oleh orang-orang syiah rafidhoh. Untuk membela pemikiran dua
belas imamnya.
Lafadz hadits:
“Akan ada 12 khalifah” Berkata Jabir bin
samurah (perawi hadis): “Dan kemudian beliau bersabda dengan kalimat yang tidak
aku fahami. Ayahku berkata: “Semuanya dari orang Quraisy.” (HR Bukhari 329 dan
Muslim 4477)
Derajat hadist dan penjelasannya :
Hadist ini shahih keduanya dikeluarkan
oleh Imam Muslim dan Imam Bukhari dalam kitab shahihnya. Adapun tentang posisi
hadist ini ia masuk dalam kategori hadist yang berbentuk ramalan atau perkiraan
nabi tentang masa yang akan datang yang memberikan motivasi dan harapan kepada
kaum muslimin setelah beliau wafat. Salah satu motivasinya adalah bahwa Islam
ini akan tetap tegak, dan orang yang menegakkan Islam itu diantaranya adalah
dua belas khalifah tadi.
Yang dalam hal ini beliau sengaja tidak
menyebut nama khalifah tersebut kerana ini akan menghilangkan nilai motivasi
hadis. Sengaja beliau hanya menyebut angka dua belas supaya umat senantiasa
dimotivasi untuk memenuhi keseluruhan jumlah tersebut dari saat beliau wafat
hingga saat Hari Kiamat.
Terdapat juga beberapa hadis yang lain
yang semisal di mana beliau tidak menyebut nama atau waktu tempat. Diantaranya
adalah
Hadist pertama:
“Sesungguhnya Allah akan mengutus bagi
umat ini pada awal setiap seratus tahun seorang yang memperbaharui agamanya.”
(HR Abu Dawud dan dishahihkan oleh Imam Al Albani)
Perhatikan dengan jelas tidak disebut
siapakah nama mujaddid pembaharu tersebut.
Hadist kedua:
“Masa kenabian akan berlangsung pada
kalian dalam beberapa tahun. Kemudian Allah mengangkatnya. Selepas itu datang
masa kekhalifahan atas manhaj kenabian selama beberapa masa sehingga Allah
mengangkatnya. Kemudian datang masa kerajaan (mulk) yang buruk selama beberapa
masa, selanjutnya datang masa kerajaan menggigit selama beberapa masa, hingga
waktu yang ditentukan Allah.Selepas itu akan berulang kekhalifahan atas manhaj
kenabian. Kemudian Rasulullah diam.” (HR Ahmad dan At Thabrani, berkata Imam al
Haitsmani, para perawi At Thabrani (tsiqah) terpercaya)
Perhatikan siapa nama dan tempat yang
akan memerintah sebagai khalifah bermanhaj kenabian tidak disebut oleh Nabi
shallallahu alaihi wa sallam
Hadist Ketiga :
“Perumpamaan umatku adalah umpama hujan,
tidak diketahui apakah yang baik itu pada awalnya atau akhirnya.” (HR Bukhari)
Perhatikanlah tidak disebut dengan jelas
kapan waktu masa kebaikan dan keburukan tersebut. Dalam hadist-hadist di atas,
sengaja beliau Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. membiarkan ia “terbuka”
supaya umat berusaha memenuhinya. Ia berperanan sebagai pemberi motivasi kepada
sesiapa yang mau mencarinya.
Dari penjelasan diatas jelaskan bahwa
Nabi tidak menjelaskan siapa nama dua belas khalifah tersebut hanya dijelaskan
bahwa mereka berasal dari Quraisy adapun namanya tidak dijelaskan oleh Nabi
shallallahu alaihi wa sallam. Maka kembali ke kaidah yang disepakati
ahlussunnah di awal
“ setiap dalil hendaknya diambil
berdasarkan bentuknya yang asal tidak disimpangkan, kecuali ada petunjuk lain
yang mengubah bentuk asal tersebut”
Memang ada tafsiran dari para Ulama
Ahlussunnah bahwa dua belas khalifah tersebut yang jelas diantaranya memang
berasal dari Quraisy dan memang menduduki posisi khalifah adalah Al
Khulafaurrasyidin yaitu Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali radiyallahu anhuma.
Namun keempat khalifah tersebut bukannya mutlak karena Nabi memang tidak pernah
menyebut nama kedua belas khalifah tersebut. Kembali kepada kaidah
“ setiap dalil hendaknya diambil
berdasarkan bentuknya yang asal tidak disimpangkan, kecuali ada petunjuk lain
yang mengubah bentuk asal tersebut”
Adapun Syiah Rafidhoh seperti kebiasaan
di awal mereka memperalat dalil tersebut yang bersifat umum dan tidak menyebut
nama para khalifah tersebut untuk mengkhususkannya kepada para Imam keturunan
ahlul bait khususnya dari Husein saja. Yang Hal ini jelaslah kebathilannya.
Yang pertama mereka hanya dua orang saja
yang memang pernah menjadi khalifah yaitu Ali dan Hasan radiyallahu anhuma.
Sedangkan Husein radiyallahu anhu dan keturunannya tidak pernah menjadi
khalifah dan memang Quraisy seperti yang disebutkan hadist tersebut.
Kemudian yang kedua, jelas dalam hadist
tersebut tidak disebutkan nama-nama khalifah tersebut, tidak disebutkan pula
bahwa mereka haruslah keturunan ahlul bait. Apalagi haruslah keturunan Husein
bin Ali radiyallahu anhu, petunjuk dalam hadist itu hanyalah jumlahnya yang dua
belas khalifah dan keturunan Quraisy.
Jadi dalam hal ini Ahlussunnah wal jama’ah tetap memegang kaidah :
Jadi dalam hal ini Ahlussunnah wal jama’ah tetap memegang kaidah :
“ setiap dalil hendaknya diambil
berdasarkan bentuknya yang asal tidak disimpangkan, kecuali ada petunjuk lain
yang mengubah bentuk asal tersebut”
tidak seperti syiah rafidhoh yang
memperalat hadist dan ayat Al Qur’an untuk memenuhi hawa nafsunya. Benarlah
sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
“Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang
mereka ada-adakan sepeninggalmu, maka saya berkata“Jauhlah.Jauhlah orang-orang
yang telah merubah-rubah sepeninggalku“ (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam
Al Fitan bab 1/6643) Imam Muslim dalam Al Fadlail bab 9/2291)
Maka setiap dalil Al Qur’an dan Sunnah
yang shahih adalah sempurna dalam bentuknya yang asal sebagai kesempurnaan yang
berasal daripada Allah Subhanahu wa Ta‘ala.
Seandainya Allah mengkehendaki Ali
radiyallahu anhu langsung setelah nabi yang menjadi khalifah ataupun keturunan
Husein radiyallahu anhu menjadi khalifah yang dua belas tersebut, Allah akan
menetapkannya dengan dalil yang berbentuk khusus, jelas lagi tepat baik itu
dari Al Qur’an dan Hadist yang shahih. Jelas Islam ini telah sempurna tidaklah
mungkin Allah dan Rasulnya meninggalkan umat ini dalam kebingungan. Padahal
Allah sendiri telah berfirman:
“Pada hari ini telah Kusempurnakan
untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni’matKu, dan telah Kuridhai
Islam itu sebagai agama bagimu” ( QS. Al Maidah, 3)
Dan amat tidaklah mungkin pula jika Ali
Bin Abi Tholib radiyallahu anhu jika beliau memang ditunjuk langsung menjadi
khalifah setelah Nabi beliau menyembunyikan dalil penunjukkan tersebut, ini
secara tidak langsung berarti menuduh beliau (Ali) menyembunyikan ilmu, menuduh
beliau (Ali) sebagai pengecut yang tidak mau menegakkan kebenaran jika dalil
itu memang hak adanya.begitu juga Hasan,Husein dan lainnya jika mereka
mengetahui hal itu sebagaimana keyakinan kaum Syiah Rafidhoh.
Semoga shalawat dan salam senantiasa
Allah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa
sallam beserta keluarga dan para sahabatnya radiyallahu anhum ajmain dan
orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman
Maha Suci Engkau Ya Allah, dan dengan
memuji-Mu, saya bersaksi bahwa tiada
Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau, saya memohon ampun dan
bertaubat kepada-Mu.
Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau, saya memohon ampun dan
bertaubat kepada-Mu.
Wallahu a’lam
Related
Pengkhianatan
Terhadap Ahlul BaitIn "Sejarah"
HAKEKAT
HIZBULLAH DI LEBANON (Bag. 1)In "analisa"
Kedudukan
Perintah Berpegang kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah lebih kuat dibandingkan
Al-Qur’an dan Ahlul BaitIn
"analisa"
26 Responses
Kutip,
_____________________________________________
Derajat hadist dan penjelasannya :
_____________________________________________
Derajat hadist dan penjelasannya :
…………………………………………….. Adapun tentang posisi
hadist ini ia masuk dalam kategori hadist yang berbentuk ramalan atau perkiraan
nabi tentang masa yang akan datang yang memberikan motivasi dan harapan kepada
kaum muslimin setelah beliau wafat. Salah satu motivasinya adalah bahwa Islam
ini akan tetap tegak, dan orang yang menegakkan Islam itu diantaranya adalah
dua belas khalifah tadi.
_____________________________________________
_____________________________________________
Sekedar mau tanya;
Atas dasar dan dalil apa hadist tsb.
dikategorikan bahwa Nabi SAW meramal atau mengira-ira?
Kutip;
_____________________________________________
………………………….. Semua ini tiada yang berbentuk mengkhususkan dan menetapkan khalifah ke pada Ahlul Bait beliau. Maka di atas ketiadaan ini, Ahlussunnah tidak mengkhususkan dan menetapkan jabatan khalifah kepada Ahlul Bait karana setiap dalil hendaklah diambil berdasarkan bentuknya yang asal tidak disimpangkan, kecuali jika ada petunjuk lain yang mengubah bentuk tersebut.
_____________________________________________
_____________________________________________
………………………….. Semua ini tiada yang berbentuk mengkhususkan dan menetapkan khalifah ke pada Ahlul Bait beliau. Maka di atas ketiadaan ini, Ahlussunnah tidak mengkhususkan dan menetapkan jabatan khalifah kepada Ahlul Bait karana setiap dalil hendaklah diambil berdasarkan bentuknya yang asal tidak disimpangkan, kecuali jika ada petunjuk lain yang mengubah bentuk tersebut.
_____________________________________________
Pertanyaan 2:
Bukankah khalifah akhir zaman adalah Imam
Mahdi?
Bagaimana penafsiran yang sebenarnya
dengan 2 hadist sahih ini?
1) Diriwayatkan dari Ummu Salamah RA
bahwa ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Al Mahdi dari keturunan Fathimah.”
(HR Abu Dawud No. 4284, Ibnu Majah No. 4086 dan dinyatakan sahih oleh Al Bani
dalam Shahih Ibnu Majah No. 3301 dan Al Jami’ Ash Saghiir No. 6610.)
2) Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud
RA. bahwa ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Dunia tidak musnah kecuali
orang Arab dikuasai seorang lelaki dari Ahlul Baitku yang namanya sama dengan
namaku.” (HR At Tirmizdi no. 2230 dan dinyatakan sahih oleh Al Bani dalam
Shahih At Tirmidzi No. 1818)
@ Saiful,
Bukankah khalifah akhir zaman adalah Imam
Mahdi?
Bagaimana penafsiran yang sebenarnya
dengan 2 hadist sahih ini?
1) Diriwayatkan dari Ummu Salamah RA
bahwa ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Al Mahdi dari keturunan Fathimah.”
(HR Abu Dawud No. 4284, Ibnu Majah No. 4086 dan dinyatakan sahih oleh Al Bani
dalam Shahih Ibnu Majah No. 3301 dan Al Jami’ Ash Saghiir No. 6610.)
2) Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud
RA. bahwa ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Dunia tidak musnah kecuali
orang Arab dikuasai seorang lelaki dari Ahlul Baitku yang namanya sama dengan
namaku.” (HR At Tirmizdi no. 2230 dan dinyatakan sahih oleh Al Bani dalam
Shahih At Tirmidzi No. 1818)
Lha terus apa masalahnya? memang benar
Imam Mahdi adalah keturunan Nabi SAW, apakah hadits tsb menunjukkan bahwa
khalifah harus dari keturunan Nabi SAW? mana yg nyebutin itu? bukankah Nabi SAW
hanya menyebutkan bahwa Imam Mahdi adalah dari keturunan beliau dan tidak
mengatakan bahwa khalifah2 sebelumnya dari dari keturunan beliau? atau sekali
lagi angan2 anda yg berbicara??
Lihat Nama Imam Mahdi adalah sama dengan
nama Nabi dan kunyah beliau yaitu Muhammad bin Abdullah bukan Muhammad bin
Hasan Al-Askari. Bagaimana pendapat anda?
Perhatikan cuplikan artikel di bawah,
apakah anda bisa menjawabnya?
seandainya Allah mengkehendaki hak
kekhalifahan berada di tangan Ahlul Bait, khususnya ‘Ali bin Abi Thalib,dan
keturunannya hanya dari pihak Husein saja seperti yang diyakini Syiah Rafidhoh
Allah akan menurunkan dalil yang berbentuk khusus lagi tepat bagi menetapkan
kekhalifahan mereka sehingga tidak timbul apa-apa kesamaran atau salah faham.
Ini sebagaimana tindakan Allah mengkhususkan kepimpinan kepada Nabi Daud
‘alaihi salam dan menetapkan kerajaannya:
Wahai Daud ! Sesungguhnya Kami telah
menjadikanmu khalifah di bumi, maka jalankanlah hukum di antara manusia dengan
(hukum syariat) yang benar (yang diwahyukan kepadamu). (QS Shad 38:26)
Kemudian Allah secara khusus menetapkan
Nabi Sulaiman ‘alaihi salam sebagai pewaris Nabi Daud ‘alaihi salam:
Dan Nabi Sulaiman mewarisi (pangkat
kenabian dan kerajaan) Nabi Daud. (QS An Naml 27:16)
Demikian juga, apabila Allah hendak
menerangkan bahawa Muhammad adalah RasulNya, Allah menerangkannya dengan jelas
lagi tepat sebagaimana firman-Nya:
Muhammad ialah Rasul Allah (QS Al Fath
48:29)
Hakikatnya kita tidak mendapati di dalam
Al Qur’an ayat yang berbunyi umpama: “Wahai ‘Ali dan keturunanmu dari husein !
Sesungguhnya Kami telah menjadikan kalian khalifah di bumi ini…” atau: “ ‘Ali
dan keluarganya mewarisi kepimpinan Rasulullah” atau: “ ‘Ali bin Abi Thalib
ialah Khalifah Allah sesudah Muhammad.” atau apa-apa yang lain semisal dengan
itu. Ini tidak lain menunjukkan bahwa Allah memangnya tidak berkehendak
menetapkan kewajiban bahwa ‘Ali dan keturunannya harus sebagai khalifah umat
Islam sesudah Rasulullah.
@sandi
menggunakan aql itu
sangat penting, berfikirlah secara holistik dan jangan secara parsial. Kalau
anda menganggap bahwa 2 hadist itu sahih, saya hanya ingin mengatakan bahwa
ketetapan Allah SWT terhadap Imamah/Kepemimpinan Islam sejak dulunya hingga
hari kiamat itu sudah jelas dan pasti, yakni;
1) Berdasarkan
penunjukan langsung dari Allah SWT, atau Nabi-Nya (sebagaimana dicontohkan juga
oleh Nabi Daud AS. Sebagaimana anda kutip bahwa Sulaiman AS sebagai pewaris
Nabi Daud AS) – baca juga ayat ketika Nabi Daud AS menunjuk langsung orang
kepercayaannya.
2) Imamah hanya
dianugerahkan berdasarkan pewarisan Dzurriyat yang tidak zalim. Sebagaimana
dikabulkannya do’a Ibrahim AS (QS 2:124).
Makna dzurriyat ini
berarti pastinya Imamah Ahlul Bait dari Nabi Ibrahim AS terus berlanjut kepada
Rasulullah SAW dan Imam ‘Ali AS, dan hingga hari Kiamat diemban oleh Imam Mahdi
AS yang merupakan dzurriyat dari Sayyidah Fathimah SA, sebagaimana 2 hadist
tsb. yang menyatakan demikian.
Saya hanya ingin
menegaskan bahwa prinsip penulis (Abu hanan) diatas telah diluruskan oleh
nash-nash Al Qur’an dan Hadist Nabi SAW.
Khususnya yang ini,
saya kutip lagi deh……..
____________________________________________
………………………….. Semua ini tiada yang berbentuk mengkhususkan dan menetapkan khalifah ke pada Ahlul Bait beliau. Maka di atas ketiadaan ini, Ahlussunnah tidak mengkhususkan dan menetapkan jabatan khalifah kepada Ahlul Bait karana setiap dalil hendaklah diambil berdasarkan bentuknya yang asal tidak disimpangkan, kecuali jika ada petunjuk lain yang mengubah bentuk tersebut.
____________________________________________
____________________________________________
………………………….. Semua ini tiada yang berbentuk mengkhususkan dan menetapkan khalifah ke pada Ahlul Bait beliau. Maka di atas ketiadaan ini, Ahlussunnah tidak mengkhususkan dan menetapkan jabatan khalifah kepada Ahlul Bait karana setiap dalil hendaklah diambil berdasarkan bentuknya yang asal tidak disimpangkan, kecuali jika ada petunjuk lain yang mengubah bentuk tersebut.
____________________________________________
Jadi tolong anda
pahami dulu prinsip-prinsip Allah SWT dalam persoalan Imamah/Khalifah ini,
secara menyeluruh, sebab sunnatullah itu tidak berubah.
Saya kira banyak
yang belum memahami bahwa Muhammad SAW selain beliau SAW mengemban misi
Kenabian/Kerasulan, beliau juga adalah seorang Khalifah, seorang Waliy dan juga
seorang Imam.
Apakah anda tidak
menggunakan aql?
@Saiful,
Yang tidak menggunakan akal itu anda, kok
ga ngrasa sich :mrgreen:
Jika anda menggunakan akal sehat, coba
tampilkan saja di ayat Al-Qur’an atau hadits yang mana yang menyebutkan tentang
Imam 12 secara lengkap spt versi syi’ah?
Hakikatnya kita tidak mendapati di dalam
Al Qur’an ayat yang berbunyi umpama: “Wahai ‘Ali dan keturunanmu dari husein !
Sesungguhnya Kami telah menjadikan kalian khalifah di bumi ini…” atau: “ ‘Ali dan
keluarganya mewarisi kepimpinan Rasulullah” atau: “ ‘Ali bin Abi Thalib ialah
Khalifah Allah sesudah Muhammad.” atau apa-apa yang lain semisal dengan itu.
Ini tidak lain menunjukkan bahwa Allah memangnya tidak berkehendak menetapkan
kewajiban bahwa ‘Ali dan keturunannya harus sebagai khalifah umat Islam sesudah
Rasulullah.
Belum lagi pertanyaan kenapa harus
keturunan Husein, bukannya keturunan Hasan?, kenapa harus Ja’far Ash Shodiq
bukan Ismail? Terus mana mereka pernah memimpin Umat ini? menjadi khalifah yg
memimpin umat? seperti Daud, Sulaiman maupun Nabi Muhammad SAW, atau khulafaur
rasyidin? tunjukkan dalil yang jelas! yg jelas sejelas matahari!
Jika tidak ada, maka Imamah Ala Syi’ah yg
katanya kalo orang mengingkari-nya kafir adalah BATHIL! hanya angan-angan
syi’ah saja. Sadarlah, argumentasi anda itu sangat lemah dan penuh dengan kira2
serta angan2 yang tidak pasti! sangat gampang diruntuhkan oleh lawan diskusi
anda, Pikir pakai akal, jangan biarkan virus rafidhah merusak akal sehat anda!
jangan mau dibodohi oleh kaum rafidhah!
ini strategi mengalihkan persoalan…, he
he….
eh….. sandi, saya bahas apa, anda
tanggapi yang mana, gak jelas.
ya step by step donk, kalo memang anda
punya aql.
kita bahas dulu prinsip2 Allah SWT dalam
persoalan Imamah/Khalifah ini, secara menyeluruh, sebab sunnatullah itu tidak
berubah.
jangan hanya sok pintar, tunjukan saja
yang mana tulisan2 saya yang salah, dan mana yang benar menurut anda.
Saya sudah sampaikan berkali-kali,
silahkan tunjukkan saja mana ayat yang dengan jelas menyebutkan tentang 12 Imam
yang dianggap sebagai akidah oleh syi’ah dan kafir bagi yang mengingkarinya,
sebagaimana Allah menunjuk Ibrahim, Daud, Sulaiman, Nabi Muhammad SAW. Karena
akidah adalah permasalahan yang sangat esensi, maka dalil harus jelas dan tidak
ada celah bagi para penolaknya. Sedangkan argumentasi anda hanya berputar-putar
penuh dengan kesimpulan2 yg berdasarkan perkiraan, dugaan, perasaan dan angan2
yang dengan mudah dapat dipatahkan oleh siapapun yang berakal sehat.
Kalau memang anda punya aql sehat………,
seharusnya anda concern saja dengan tulisan/makalah Abu Hannan diatas.
Saya disini hanya menaggapi
tulisan/makalah tsb diatas saja, jadi tidak membahas soal pandangan Syiah atau
Ahlus Sunnah, he he he……
Saya hanya
menunjukkan bahwa pernyataan Abu Hannan ini:
saya kutip lagi:
———————————————————————–
………..Demikian juga, tidak ada satupun hadis sahih yang menerangkan hak kepimpinan Ahlul Bait ke atas umat Islam.
———————————————————————–
———————————————————————–
………..Demikian juga, tidak ada satupun hadis sahih yang menerangkan hak kepimpinan Ahlul Bait ke atas umat Islam.
———————————————————————–
bahwa pernyataan tersebut bertentangan
dengan nash/dalil hadist Nabi SAW. dibawah ini.
Ok deh, nih saya kutip lagi:
———————————————————————-
1) Diriwayatkan dari Ummu Salamah RA bahwa ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Al Mahdi dari keturunan Fathimah.” (HR Abu Dawud No. 4284, Ibnu Majah No. 4086 dan dinyatakan sahih oleh Al Bani dalam Shahih Ibnu Majah No. 3301 dan Al Jami’ Ash Saghiir No. 6610.)
———————————————————————-
1) Diriwayatkan dari Ummu Salamah RA bahwa ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Al Mahdi dari keturunan Fathimah.” (HR Abu Dawud No. 4284, Ibnu Majah No. 4086 dan dinyatakan sahih oleh Al Bani dalam Shahih Ibnu Majah No. 3301 dan Al Jami’ Ash Saghiir No. 6610.)
2) Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud
RA. bahwa ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Dunia tidak musnah kecuali
orang Arab dikuasai seorang lelaki dari Ahlul Baitku yang namanya sama dengan
namaku.” (HR At Tirmizdi no. 2230 dan dinyatakan sahih oleh Al Bani dalam Shahih
At Tirmidzi No. 1818)
Jadi persoalan ini bukan pandangan Syiah
atau Ahlus Sunnah. Ini ada lah persoalan amar makruf nahi munkar dalam Islam.
Nampaknya anda ini sok pintar dan selalu
merasa paling benar, dan juga merasa berakal sehat lagi, hi hi hi…..
Saiful,
Anda mesti memahami dulu kalimat Abu
Hannan di atas dengan baik..
………..Demikian juga, tidak ada satupun
hadis sahih yang menerangkan hak kepimpinan Ahlul Bait ke atas umat Islam.
Saya ingin tanya, apakah keturunan ahlul
bait itu disebut juga ahlul bait? Imam Mahdi adalah keturunan (Dzuriyat) ahlul
bait, Anda bisa bedakan ga sih antara Ahlul Bait dan Keturunan Ahlul bait?
apakah orang-orang yang silsilah-nya bertemu dengan ahlul bait disebut ahlul
bait? ataukah disebut dzuriyat?
Kemudian, apakah hadits2 yg anda sebutkan
adalah sebagai dalil pengkhususan bahwa hanya ahlul bait yang berhak memimpin
umat Islam sedangkan yang lain tidak berhak? padahal Nabi SAW di dalam hadits
tsb hanya bersabda untuk khalifah terakhir adalah Imam Mahdi keturunan Ahlul
Bait beliau, tetapi beliau tidak mengatakan bahwa khalifah harus-lah dari ahlul
bait.
@sandi menulis….
———————————————————————-
Anda mesti memahami dulu kalimat Abu Hannan di atas dengan baik..
———————————————————————-
Anda mesti memahami dulu kalimat Abu Hannan di atas dengan baik..
………..Demikian juga, tidak ada satupun
hadis sahih yang menerangkan hak kepimpinan Ahlul Bait ke atas umat Islam.
———————————————————————
———————————————————————
disitu ada kalimat-kalimat:
1) tidak ada satupun hadist sahih —–>
eee taunya ada hadist sahih, malah lebih dari satu he he ehe…….
2) hak kepemimpinan atas ummat Islam
—–> ummat Islam itu sudah ada sejak dulu hingga hari kiamat bung……
Kalau Abu Hannan meniadakan kepemimpinan
Ahlul Bait ke atas umat Islam, berarti Abu Hannan belum pernah baca hadist tentang
Hak Kepemimpinan Ahlul Bait Rasulullah SAW.
Mengenai pertanyaan anda, itu sudah
terjawab oleh Rosul SAW, kenapa harus tanya saya, saya gak tau apa-apa, saya
tau karena membaca Hadist sahih tsb. hi hi hi…..
makanya anda baca itu pake aql sehat
donk……….., ini saya kutipin lagi dari hadist 1 & 2.
1) ….“Al Mahdi dari keturunan Fathimah.”
—–> ini bermakna bahwa Al Mahdi adalah dzurriyyah Rasul SAW, dengan demikian
Al Mahdi silsilahnya nyambung juga sampe ke Ibrahim AS.
2) ……..dikuasai seorang lelaki dari Ahlul
Baitku…. ——–> berarti “Lelaki tsb” (yakni Imam Mahdi) disebut oleh
Rasulullah SAW sebagai “Ahlul Baitku”.
“Ku” disitu adalah Rasulullah SAW, dengan demikian Imam Mahdi disebut oleh Rasul SAW sebagai Ahlul Bait juga.
“Ku” disitu adalah Rasulullah SAW, dengan demikian Imam Mahdi disebut oleh Rasul SAW sebagai Ahlul Bait juga.
Jadi 2 hadist itulah yang menjawab pertanyaan
anda dengan sejelas-jelasnya…..
Halooooooo……., dimana fithrah, kehanifan
dan aql sehat anda?
Saiful,
Mestinya yg harus menggunakan akal yang
jernih, Jelas sekali ke dua hadits tersebut saling menjelaskan bahwa Imam Mahdi
adalah keturunan (dzuriyat) ahlul bait Nabi SAW yaitu Fathimah, makanya nabi
SAW mengatakan : seorang lelaki dariahlul baitku artinya seorang
lelakiketurunan/dzuriyat ahlul baitku sebagaimana dijelaskan oleh hadits
yang lainnya. gimana sih.. :mrgreen:
Kemudian, apakah hadits2 yg anda sebutkan
adalah sebagai dalil pengkhususan bahwa hanya ahlul bait yang berhak memimpin
umat Islam sedangkan yang lain tidak berhak? padahal Nabi SAW di dalam hadits
tsb hanya bersabda untuk khalifah terakhir adalah Imam Mahdi keturunan Ahlul
Bait beliau, tetapi beliau tidak mengatakan bahwa khalifah harus-lah dari ahlul
bait.
Jawab saja pertanyaan saya ini dengan
jelas jika anda mempunyai akal yang sehat :)
Itulah yang dimaksud Abu Hannan, memang
tidak ada satu dalil pun yg mengatakan hak kekhalifahan itu harus di tangan
ahlul bait. sedangkan hadits2 yg anda sebutkan hanya menginformasikan bahwa di
akhir jaman ada seorang khalifah/imam mahdi dari keturunan Ahlul Bait beliau.
sedangkan sebelum Imam Mahdi terdapat beberapa khalifah dan beliau tidak
mengatakan bahwa mereka adalah dari kalangan keturunan ahlul bait beliau dan
kenyataannya tidak semua dari kalangan keturunan ahlul bait, beliau hanya
mengatakan dari Quraisy.
عَنْ
عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ قَالَ كَتَبْتُ إِلَى جَابِرِ بْنِ
سَمُرَةَ مَعَ غُلَامِي نَافِعٍ أَنْ أَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ سَمِعْتَهُ مِنْ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَكَتَبَ إِلَيَّ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ جُمُعَةٍ عَشِيَّةَ
رُجِمَ الْأَسْلَمِيُّ يَقُولُ لَا يَزَالُ الدِّينُ قَائِمًا حَتَّى تَقُومَ
السَّاعَةُ أَوْ يَكُونَ عَلَيْكُمْ اثْنَا عَشَرَ خَلِيفَةً كُلُّهُمْ مِنْ
قُرَيْشٍ وَسَمِعْتُهُ يَقُولُ عُصَيْبَةٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ يَفْتَتِحُونَ
الْبَيْتَ الْأَبْيَضَ بَيْتَ كِسْرَى أَوْ آلِ كِسْرَى
Daripada ‘Amir bin Sa’ad bin Abi Waqqas
katanya, saya menulis kepada Jabir bin Samurah bersama hambaku Nafi’ supaya
engkau ceritakan kepadaku sesuatu yang engkau mendengarnya daripada Rasulullah
s.a.w., Dia (‘Amir) berkata, “lalu dia (Jabir) menulis kepadaku, “aku mendengar
Rasulullah s.a.w. pada hari Jumaat ……….. yang direjam Ma’iz al-Aslami bersabda,
“agama ini akan terus teguh sehingga berlakunya kiamat agau sehingga kamu
dikuasai oleh dua belas orang khalifah, mereka semuanya dari Quraisy”. Aku
mendengarnya bersabda lagi, “satu kelompok dari orang-orang Islam akan menakluk
rumah putih iaitu rumah (kerajaan) Kisra atau keluarga Kisra”.(Hadith Riwayat
Muslim)
حَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ
عَنْ فُرَاتٍ الْقَزَّازِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا حَازِمٍ قَالَ قَاعَدْتُ أَبَا
هُرَيْرَةَ خَمْسَ سِنِينَ فَسَمِعْتُهُ يُحَدِّثُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ الْأَوَّلِ فَالْأَوَّلِ أَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ الْأَوَّلِ فَالْأَوَّلِ أَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ
HR. Bukhari
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
besabda: “Bani Isra’il kehidupan mereka selalu didampingi oleh para Nabi, bila
satu Nabi meninggal dunia, akan dibangkitkan Nabi setelahnya. Dan sungguh tidak
ada Nabi sepeninggal aku. Yang ada adalah para khalifah yang banyak jumlahnya”.
Tapi yang sesuai manhajnya para Nabi
cuman dikit, liat lagi dimari,
حَدَّثَنَا
سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ حَدَّثَنِي دَاوُدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ
الْوَاسِطِيُّ حَدَّثَنِي حَبِيبُ بْنُ سَالِمٍ عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ
قَالَ
كُنَّا قُعُودًا فِي الْمَسْجِدِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ بَشِيرٌ رَجُلًا يَكُفُّ حَدِيثَهُ فَجَاءَ أَبُو ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيُّ فَقَالَ يَا بَشِيرُ بْنَ سَعْدٍ أَتَحْفَظُ حَدِيثَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْأُمَرَاءِ فَقَالَ حُذَيْفَةُ أَنَا أَحْفَظُ خُطْبَتَهُ فَجَلَسَ أَبُو ثَعْلَبَةَ فَقَالَ حُذَيْفَةُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ
كُنَّا قُعُودًا فِي الْمَسْجِدِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ بَشِيرٌ رَجُلًا يَكُفُّ حَدِيثَهُ فَجَاءَ أَبُو ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيُّ فَقَالَ يَا بَشِيرُ بْنَ سَعْدٍ أَتَحْفَظُ حَدِيثَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْأُمَرَاءِ فَقَالَ حُذَيْفَةُ أَنَا أَحْفَظُ خُطْبَتَهُ فَجَلَسَ أَبُو ثَعْلَبَةَ فَقَالَ حُذَيْفَةُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ
HR. Ahmad
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Akan berlangsung kenabian di tengah tengah kalian selama kurun waktu
tertentu yang Allah kehendaki, lalu Dia mengangkatnya bila Dia menghendaki
untuk mengakhirinya. Kemudian berlangsung kekhilafahan menurut sistim kenabian
selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila
Dia menghendaki untuk mengakhirinya. Kemudian berlangsung kerajaan yang bengis
selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia mengangkatnya bila
Dia menghendaki untuk mengakhirinya. Kemudian berlangsung pemerintahan yang
menindas selama kurun waktu tertentu yang Allah kehendaki lalu Dia
mengangkatnya bila Dia menghendaki untuk mengakhirinya. Kemudian akan
berlangsung kembali ke khalifahan menurut sistim kenabian. Kemudian beliau
berhenti”.
Berpikirlah wahai yg punya akal sehat jgn
jumud.
@sandi menulis
———————————————————————–
Mestinya yg harus menggunakan akal yang jernih, Jelas sekali ke dua hadits tersebut saling menjelaskan bahwa Imam Mahdi adalah keturunan (dzuriyat) ahlul bait Nabi SAW yaitu Fathimah, makanya nabi SAW mengatakan : seorang lelaki dari ahlul baitku artinya seorang lelaki keturunan/dzuriyat ahlul baitku sebagaimana dijelaskan oleh hadits yang lainnya. gimana sih.. :mrgreen:
———————————————————————-
———————————————————————–
Mestinya yg harus menggunakan akal yang jernih, Jelas sekali ke dua hadits tersebut saling menjelaskan bahwa Imam Mahdi adalah keturunan (dzuriyat) ahlul bait Nabi SAW yaitu Fathimah, makanya nabi SAW mengatakan : seorang lelaki dari ahlul baitku artinya seorang lelaki keturunan/dzuriyat ahlul baitku sebagaimana dijelaskan oleh hadits yang lainnya. gimana sih.. :mrgreen:
———————————————————————-
Lhoooooo……, kenapa anda tanya? padahal
anda mengaku sudah paham, mubazzdir………hi hi hi….
Nih…. saya kutip lagi pertanyaan anda:
———————————————————————-
Saya ingin tanya, apakah keturunan ahlul bait itu disebut juga ahlul bait? Imam Mahdi adalah keturunan (Dzuriyat) ahlul bait, Anda bisa bedakan ga sih antara Ahlul Bait dan Keturunan Ahlul bait? apakah orang-orang yang silsilah-nya bertemu dengan ahlul bait disebut ahlul bait? ataukah disebut dzuriyat?
———————————————————————-
———————————————————————-
Saya ingin tanya, apakah keturunan ahlul bait itu disebut juga ahlul bait? Imam Mahdi adalah keturunan (Dzuriyat) ahlul bait, Anda bisa bedakan ga sih antara Ahlul Bait dan Keturunan Ahlul bait? apakah orang-orang yang silsilah-nya bertemu dengan ahlul bait disebut ahlul bait? ataukah disebut dzuriyat?
———————————————————————-
Dan anda perlu ingat disini saya hanya
menaggapi inti tulisan Abu Hannan, yang menyatakan:
…….tidak ada satupun ayat yang secara
khusus membicarakan hak kekhalifahan Ahlul Bait ke pada umat Islam ini.
Demikian juga, tidak ada satupun hadis sahih yang menerangkan hak kepimpinan
Ahlul Bait ke atas umat Islam.
Padahal 2 hadist sahih itu, merupakan
ketetapan Allah dan Rasul-Nya mengenai hak kepimpinan Ahlul Bait ke atas umat
Islam.
Jadi hak kepemimpinan Ahlul Bait terhadap
ummat Islam jelas ada kan?
Itu saja dulu, he he he………
…….tidak ada satupun ayat yang secara
khusus membicarakan hak kekhalifahan Ahlul Bait ke pada umat Islam ini.
Demikian juga, tidak ada satupun hadis sahih yang menerangkan hak kepimpinan
Ahlul Bait ke atas umat Islam.
Padahal 2 hadist sahih itu, merupakan
ketetapan Allah dan Rasul-Nya mengenai hak kepimpinan Ahlul Bait ke atas umat
Islam.
Jadi hak kepemimpinan Ahlul Bait terhadap
ummat Islam jelas ada kan?
Sekali lagi anda masih belum memahami
kalimat Abu Hannan di atas, memang benar tidak ada satu ayat ataupun hadits
yang secara khusus membicarakan hak kekhalifahan ahlul bait, artinya tidak ada
satu dalil pun mengatakan bahwa khalifah itu harus (hak) dari ahlul bait, jadi
bisa siapa saja asal dari Qurays gitu loh mas. dan hadits2 yg anda sebutkan
tidak relevan dengan apa yg dimaksud Abu Hannan.
@sandi…. saya baca seluruhnya tulisan Abu
Hannan diatas, bahwa Abu Hannan meniadakan samasekali hak Ahlul Bait dalam
kepemimpinan , harusnya anda baca keseluruhannya.
anda menulis seperti ini
———————————————————————
……………., artinya tidak ada satu dalil pun mengatakan bahwa khalifah itu harus (hak) dari ahlul bait, jadi bisa siapa saja asal dari Qurays gitu loh mas. dan hadits2 yg anda sebutkan tidak relevan dengan apa yg dimaksud Abu Hannan.
———————————————————————
———————————————————————
……………., artinya tidak ada satu dalil pun mengatakan bahwa khalifah itu harus (hak) dari ahlul bait, jadi bisa siapa saja asal dari Qurays gitu loh mas. dan hadits2 yg anda sebutkan tidak relevan dengan apa yg dimaksud Abu Hannan.
———————————————————————
Ok sekarang saya tanya aja deh:
1) Kenapa anda tidak menyatakan setuju,
dengan hak kepemimpinan Imam Mahdi diakhir zaman, yang jelas sudah ditetapkan
Nabi SAW?
2) Khalifah/Imam boleh siapa saja asalkan
dari Quraisy, tolong dalil Qur’annya mana?
3) Hadist2 yg saya sebutkan tidak relevan
dengan tulisan Abu Hannan, maksudnya bagaimana?
@Saiful,
1) Kenapa anda tidak menyatakan setuju,
dengan hak kepemimpinan Imam Mahdi diakhir zaman, yang jelas sudah ditetapkan
Nabi SAW?
Siapa yang tidak menyatakan setuju dengan
hak kepemimpinan Imam Mahdi diakhir zaman, yang jelas sudah ditetapkan Nabi
SAW? Saya tidak pernah mengatakan tidak setuju, baca lagi donk!
2) Khalifah/Imam boleh siapa saja asalkan
dari Quraisy, tolong dalil Qur’annya mana?
Ini nih gaya ente yang plin plan, padahal
sudah dikasih hadits shahih, katanya anda yakin akan hadits shahih? ternyata
ente masih ga terima juga dg berbagai alasan, Bukankah anda pernah menyinggung
bahwa Imam harus dari keturunan Ibrahim yg ayatnya terdapat dalam Al-Qur’an?
bukankah Quraysi juga keturunan Ibrahim AS?
3) Hadist2 yg saya sebutkan tidak relevan
dengan tulisan Abu Hannan, maksudnya bagaimana?
Waduh gimana
ngejelasinnya ya biar ente paham??
Hahahaha..ya gini ini hasil dari orang yg
KURANG RASA CINTANYA kepada Rosulullah dan jauh dari dzuriyyatnya trs sok
pintar jabarin hadist..
Hadist seperti itu di bilang hadist
motivasi dan ramalan,wakakakakakakakak..lelucon apalagi ini,emangnya Rosulullah
tukang ramal atau di utus untuk meramal ??
Dan kalo untuk motivasi,lebih gak mungkin
lagi..emangnya ummat Rosulullah pada saat itu hanya orang2 quraisy saja? Hingga
hanya mereka saja yg dimotivasi atau di support..?? G adil bgt,hahahaha..
Itu hadist ciri2 atau petunjuk,agar
ummatnya di kemudian hari bisa mengenali siapa 12 pemimpin itu..sama seperti
hadist2 tentang ciri2 atau tanda2 kiamat..belum terjadi cuma sudah di beri
petunjuk agar ummat ini berfikir dan dapat mengenali tanda2nya..
Soal ahlil bait..seluruh keluarga dari
rumah Rosulullah dan keturunan beliau adalah ahlil bait(arti jamak).
Dan di khususkan artinya dengan hadist doa Rosulullah dalam kisah ahlil kisa’..
Dan di khususkan artinya dengan hadist doa Rosulullah dalam kisah ahlil kisa’..
Imam mahdi,dll termasuk ahlil bait,tapi
tidak termasuk dalam ahlil kisa’(arti khusus)
Dalam hadist tsaqalain juga di sebutkan
bahwa Al-Qur’an dan ahlil bait tidak akan terpisah hingga akhir zaman.
Mudah2an penjelasan ini bermanfaat bagi semua..amin3x
Mudah2an penjelasan ini bermanfaat bagi semua..amin3x
kutip
———————————————————————
Ini nih gaya ente yang plin plan, padahal sudah dikasih hadits shahih, katanya anda yakin akan hadits shahih? ternyata ente masih ga terima juga dg berbagai alasan, Bukankah anda pernah menyinggung bahwa Imam harus dari keturunan Ibrahim yg ayatnya terdapat dalam Al-Qur’an? bukankah Quraysi juga keturunan Ibrahim AS?
———————————————————————
———————————————————————
Ini nih gaya ente yang plin plan, padahal sudah dikasih hadits shahih, katanya anda yakin akan hadits shahih? ternyata ente masih ga terima juga dg berbagai alasan, Bukankah anda pernah menyinggung bahwa Imam harus dari keturunan Ibrahim yg ayatnya terdapat dalam Al-Qur’an? bukankah Quraysi juga keturunan Ibrahim AS?
———————————————————————
Alhamdulillah, kalau anda sudah paham QS
2:124, tapi anda lupa bahwa kriteria Imamah/Khalifah yang Allah tetapkan pada
ayat itu adalah :
1) Dzurriyyah – yakni keturunan dari
Quraisy itu betul….,
Tapi bukan sekedar suku bangsa Quraisy
saja mas…, karena Quraisy itu terdiri lagi dari banyaknya Bani-Bani. Tentunya
Allah SWT memilih yang terbaik diantara Bani-Bani yang ada pada suku bangsa
Quraisy, dan ini ada nashnya (hadist sahih)
2) Disamping itu juga, yang lebih prinsip
adalah dzurriyyah Ibrahim yang tidak Zhalim.
Oleh karena itulah yang mengetahui
siapa-siapa keturunannya yang tidak zhalim tentunya Allah SWT dan RasulNya
dong…..
Maka dengan demikian Imam/Khalifah/Waliy
Allah dimuka bumi ini adalah melalui Penunjukan/Pewarisan atau Wasiat, dan yang
melakukan hal tersebut adalah hak Allah dan RasulNya saja. Tuh kalo mau bukti
sebagian ayatnya sudah dikutip oleh Abu Hannan diatas. Allah menunjuk Daud AS.
Daud mewarisi Sulaiman AS. Baca mas……..
anda gak sadar kalo nulis ini…..
———————————————————————-
……….. dan hadits2 yg anda sebutkan tidak relevan dengan apa yg dimaksud Abu Hannan.
———————————————————————-
……….. dan hadits2 yg anda sebutkan tidak relevan dengan apa yg dimaksud Abu Hannan.
lalu anda jawab:
Waduh gimana ngejelasinnya ya biar ente
paham??
———————————————————————
———————————————————————
Lhaa nte ini cuma sombong doang, ngrasa
sok paham, tapi pernyataan anda ini rancu.
Ini saya kutip juga pernyataan Abu Hannan
yang rancu:
——————————————————————-
Perhatikan siapa nama dan tempat yang akan memerintah sebagai khalifah bermanhaj kenabian tidak disebut oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam
——————————————————————–
——————————————————————-
Perhatikan siapa nama dan tempat yang akan memerintah sebagai khalifah bermanhaj kenabian tidak disebut oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam
——————————————————————–
Kalau memang anda sudah setuju dengan
nash 2 hadist terkait kepemimpinan akhir zaman oleh Ahl al Bait, logikanya ya
sudah jelas dong……. itu sangat relevan dengan topik yang dibahas Abu Hannan.
Sebab, hadis adanya 12 khalifah pelanjut
Rasulullah SAW itu masanya hingga akhir zaman, berarti Khalifah/Imam
terakhirnya adalah Imam Mahdi dari dzuriyyat Rasulullah SAW.
Jadi kesimpulan saya terhadap makalahnya
Abu Hannan diatas adalah tidak berdasarkan penelaahan yang luas dan mendalam
terhadap Al Qur’an dan Hadist. Bukannya menjelaskan tapi justru mengaburkan
prinsip dalam Islam.
Cukup sekian @sandi dan mohon maaf, saya
malas berdiskusi dengan anda lagi, karena anda tidak fokus dengan topik-topik
yang dibahas, malah justru yang anda soroti adalah orangnya bukan
dalil/hujjahnya.
Salaam wa rahmah.
Berawal dari kebingungan akidah sehingga
bingu juga dalam memahami hadis dua belas khalifah setelah nabi. Sungguh
mengherankan keyakinan Anda.Bahkan mengira nabi hanya mengira-ngira dan sebuah
ramalan. Allahu akbar.
Walaupun demikian, ini bukan yang
pertama. Nabi Yakub a.s. memiliki 12 putra. Nabi Isa a.s. dengan 12 hawariyun. Kaum Nabi
Musa a.s. terheran-heran dengan 12 mata air yang memancar.
Semua nabi dan
pelanjutnya memiliki nasab yang bersambung. Sekarang, ketika Rasulullah saw.
memiliki 12 pelanjut dengan nasab bersambung, heran dan bingung menjelaskan
sabda beliau, sehingga memaksakan takwilnya bahkan menuduh beliau meramal dan
mengira-ngira.
Sungguh, yang keluar
dari lisan beliau tiada lain hanyalah wahyu. Wasalam.
Silahkan tunjukkan dalil bahwa 12 orang
khalifah yang dimaksud adalah 12 imam syi’ah.
Hahaha,,, lucu2,,, makalah’y,,
bikin perut ketawa,,, kwkwkwkw
eh,, salah,, perut mulez,,, hohoho
Aduh,, gawat,, Nabi ajah di kira peramal,, bagai mana umat’y nanti klu Nabi seorang Peramal,,, hueh hueh hueh
gaya bicara’y sok pinter, tp tanya2 mulu,,, HawduHHH,,,
jangan pke tanya2 coba,, berikan hujjah/argumen ente yg cerdas,,
tau gak sih,, hujjah ente bikin pembaca bingung,, tp ada mending’y,, hujjah ente lucu2 banget,,,, hohoho
bikin perut ketawa,,, kwkwkwkw
eh,, salah,, perut mulez,,, hohoho
Aduh,, gawat,, Nabi ajah di kira peramal,, bagai mana umat’y nanti klu Nabi seorang Peramal,,, hueh hueh hueh
gaya bicara’y sok pinter, tp tanya2 mulu,,, HawduHHH,,,
jangan pke tanya2 coba,, berikan hujjah/argumen ente yg cerdas,,
tau gak sih,, hujjah ente bikin pembaca bingung,, tp ada mending’y,, hujjah ente lucu2 banget,,,, hohoho
“Eling eling ojo di lali lali wasiat
penting tinggalane kanjeng Nabi cacahe loro kang wajib di gondeli kitab Al
Qur’an lan Ahlul Bayt ingkang suci”.
orang syiah memang tidak akan paham dan
tidak akan menerima apa yang disampaikan kepada mereka. karena kehadiran mereka
memang untuk merusak islam sebagaimana pengasas syiah itu sendiri, ibnu saba’.
tetapi dari penjelasan sahabat salafi setidaknya banyak hikmah dan pelajaran
untuk orang awam bahwa begitu lemahnya hujah orang syiah dan begitu kerasnya
kepala dan hati mereka.
hanya untuk menjawab soal dari saudara
alfanarku, orang syiah biasanya akan menjawab sebagai berikut dibawah ini,
yaitu dengan dalil tetapi dengan paham mereka juga tanpa merujuk kepada hadis
yang shahih
, “Wahai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan Rasul-Nya dan taati pula Ulil Amri (para Imam) di antara
kalian.” (QS. An-Nisa’: 59)
Secara tegas Allah SWT mewajibkan semua orang-orang yang beriman untuk mentaati “Ulil Amri” secara mutlak. Dan, menaati mereka sama dengan mentaati Rasulullah saw. Sekaitan dengan turunnya ayat di atas, Jabir bin Abdillah bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang-orang yang wajib ditaati seperti yang diisyaratkan dalam ayat ini?”
Rasulullah saw menjawab, “Yang wajib ditaati adalah para khalifahku wahai Jabir, yaitu para imam kaum muslimin sepeninggalku nanti. Imam pertama mereka adalah Ali bin Abi Thalib, kemudian Hasan, kemudian Husein, kemudian Ali bin Husein, kemudian Muhammad bin Ali yang telah dikenal di dalam kitab Taurat dengan nama “Al-Baqir” dan engkau akan berjumpa dengannya wahai Jabir. Apabila engkau nanti berjumpa dengannya, maka sampaikanlah salamku kepadanya. Kemudian setelah itu As-Shadiq Ja’far bin Muhammad, kemudian Musa bin Ja’far, kemudian Ali bin Musa, kemudian Muhammad bin Ali, kemudian Ali bin Muhammad, kemudian Hasan bin Ali, kemudian yang terakhir ialah Al-Mahdi bin Hasan bin Ali sebagai Hujjatullah di muka bumi ini dan Khalifatullah yang terakhir.”[Rujuk ke Ghayah al-Maram, jilid 10, hal. 267, Itsbat al-Hudat, jilid 3/123 dan Yanabi’ al-Mawaddah, hal. 494.]
Secara tegas Allah SWT mewajibkan semua orang-orang yang beriman untuk mentaati “Ulil Amri” secara mutlak. Dan, menaati mereka sama dengan mentaati Rasulullah saw. Sekaitan dengan turunnya ayat di atas, Jabir bin Abdillah bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang-orang yang wajib ditaati seperti yang diisyaratkan dalam ayat ini?”
Rasulullah saw menjawab, “Yang wajib ditaati adalah para khalifahku wahai Jabir, yaitu para imam kaum muslimin sepeninggalku nanti. Imam pertama mereka adalah Ali bin Abi Thalib, kemudian Hasan, kemudian Husein, kemudian Ali bin Husein, kemudian Muhammad bin Ali yang telah dikenal di dalam kitab Taurat dengan nama “Al-Baqir” dan engkau akan berjumpa dengannya wahai Jabir. Apabila engkau nanti berjumpa dengannya, maka sampaikanlah salamku kepadanya. Kemudian setelah itu As-Shadiq Ja’far bin Muhammad, kemudian Musa bin Ja’far, kemudian Ali bin Musa, kemudian Muhammad bin Ali, kemudian Ali bin Muhammad, kemudian Hasan bin Ali, kemudian yang terakhir ialah Al-Mahdi bin Hasan bin Ali sebagai Hujjatullah di muka bumi ini dan Khalifatullah yang terakhir.”[Rujuk ke Ghayah al-Maram, jilid 10, hal. 267, Itsbat al-Hudat, jilid 3/123 dan Yanabi’ al-Mawaddah, hal. 494.]
@alfanar ku
hadits ttg 12 imam n dgn nama2nya bukan cuma milik syiah ahlu sunnah pun memiliki hadits tsb.
tp sy akui anda berani membuka perkara ini,yg justru disini kelemahan ahlu sunnah,kelemahan nya hanya tidak konsukwen saja dlm menjalankan hadits2 keutamaan dr ahlulbait,
Tp alhamdulillah msh ada juga dr kalangan ahlusunah,yg masih mengakui keutamaan ahlulbait diatas ummat yg lain.walaw sedikit
hadits ttg 12 imam n dgn nama2nya bukan cuma milik syiah ahlu sunnah pun memiliki hadits tsb.
tp sy akui anda berani membuka perkara ini,yg justru disini kelemahan ahlu sunnah,kelemahan nya hanya tidak konsukwen saja dlm menjalankan hadits2 keutamaan dr ahlulbait,
Tp alhamdulillah msh ada juga dr kalangan ahlusunah,yg masih mengakui keutamaan ahlulbait diatas ummat yg lain.walaw sedikit
pertanyaanku, siapa mereka 12 kholifah
setelah nabi menurut hadits: Akan ada 12 khalifah…….?
mohon dijelaskan sesuai syar’i
mohon dijelaskan sesuai syar’i
sy telah mengikuti semua diskusi dari
artikel yg sy baca di blog ini….(diskusi antara saudara2 dr pihak Syiah dan yg
bukan Syiah) yg kemudian sy mengambil kesimpulan sementara, (maksudnya kesimpulan
sementara berdasarkan pengamatan sy dari dialog dalam diskusi)
sy hanya seorang yg berusaha mencari
kebenaran (berdasarkan diskusi di blog ini) antara apa2 yg dijelaskan oleh
sodara2 dari pengikut syiah dgn sodara2 yg diluarnya…
sy bukan org yg jago berdebat, dan sy
hanyalah org yg awam dalam hal yg dipermasalahkan diatas maupun yg
dipermasalahkan di topik2 yg lain.
dan jujur dari awal sy menyimak semua
dialog org2 disini sy selalu menempatkan diri sy dalam keadaan Netral
senetral-netralnya krn tujuan sy bener2 mencari pencerahan…
dan berdasarkan pengamatan sy sebagai
penyimak sampai bahasan diatas… sodara2 dr syiah tidak segamblang dan sejelas
sodara2 yg bukan syiah dalam memberi penjelasan…baik itu tentang penjelasan yg
berdasarkan pd Hadist apalagi yg berdasar pd Al Quran…
Maksudnya… penjelasan sodara2 yg bukan
syiah lebih cendrung memberikan sy pemahaman dgn jelas dan mudah dicerna,
artinya argument sodara2 yg bukan syiah selalu menyajikan penjelasan yg
disertai dgn Dalil yg kuat, analogi yg masuk akal, berdasarkan Hadist2 dan
ayat2 Al Quran yg dijelaskan begitu jelasnya dan mudah dipahami maksudnya…
sementara sodara2 yg dari syiah cenderung
memberikan penjelasan yg berputar-putar, cenderung membingungkan dan malah
kadang keterangan yg sebelumnya malah dibantahkan sendiri dengan keterangan
berikutnya…
terlalu berputar dan kadang malah
kesannya memutar sebuah argumen yg sebenarnya sudah terjawab dgn jelas…
sederhananya gini…. argument dr saudara
yg bukan syiah cenderung lebih mudah dipahami krn dalil yg diajukan dan dengan
penjelasan yg begitu jelas
sedangkan argumen saudara yg syiah… dalil
yg diajuin kadang terbantah sendiri dengan penjelasannya… sehingga kadang
timbul penjelasan yg rancuh, kesan mengelak dgn argumen baru hanya utk menutupi
jawaban yg udah mulai terbaca…
setidaknya itu kesimpulan yg bisa sy
ambil sementara dari diskusi2 di dalam blog ini, tentunya bukan cuman dari
bahasan ini saja…. tp itu belum membuat sy mencapai sebuah kesimpulan secara
umum dari apa yg sy ingin tau tentang syiah… artinya sy masih netral dalam
menilai sodara2 yg syiah…
HADITS 12 KHALIFAH
Sahabat
Syiah saya , Abu Hasan , dalam e-mail kepada saya menulis :
Saya kira sdr. sudah mengimani terdapatnya 12 orang Imam
atau khalifah yang mengganti Rasullah untuk membimbing umat Islam sepeninggalan
Rasullalah., sebagaimana disebut di dalam hadist al Bukhari , Muslim, Tarmizi
dan lain-lain. Atau sdr. mungkin memahami secara berbeza dengan apa yang
difahami oleh AB bersabit hadist –hadist tersebut.. Silalah maklumkan kepada
saya sekiranya pemahaman sdr. berbeza.
Berikut
tulisan berkaitan, mengenainya :
Salah
satu hadis yang menjadi hujah Syiah yang telah di sanggah oleh Ustaz Hafiz
Firdaus Abdullah dalam bukunya Jawapan Ahl al-Sunnah kepada Syi’ah al-Rafidhah
dalam Persoalan Khalifah ialah hadis 12 Khalifah. Jika saudara pembaca
tidak memiliki buku tersebut sila lawati laman beliau dihttp://hafizfirdaus.com/content/view/175/76/
Hadits-Hadits
Rasulullah Yang Dijadikan Hujjah Oleh Syi’ah: HADITS 12 KHALIFAH
Ketika
membahas Hadis al-Tsaqalain, Muhammad Mar’i al-Amin telah menyebut
tentang ‘Ali dan kesemua sebelas anak keturunannya sebagai para imam yang
maksum. Apa yang beliau maksudkan merujuk kepada hadis berikut daripada Jabir
bin Samurah radhiallahu ‘anh:
Aku bersama ayahku masuk menemui Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, maka aku mendengar baginda bersabda: “Sesungguhnya urusan ini tidak
akan selesai sehingga berlaku kepada mereka dua belas orang khalifah.”
(Jabir meneruskan): Kemudian baginda berbicara dengan suara
yang perlahan kepada aku (sehingga aku tidak dapat mendengarnya). Aku bertanya
kepada ayahku: “Apa yang (Rasulullah) perkatakan?” Ayahku menjawab: “Semua
mereka daripada bangsa Quraisy.”
Di sisi Syi‘ah, dua belas orang khalifah yang
dimaksudkan dalam hadis di atas ialah ‘Ali dan sebelas anak keturunannya. Hadis
ini bukan sahaja menjadi hujah di sisi Muhammad Mar’i al-Amin tetapi kepada
semua tokoh Syi‘ah. Penghujahan mereka adalah seperti berikut:
HUJAH SYI‘AH
Pengkaji-pengkaji
menegaskan bahawa hadith-hadith tersebut menunjukkan bahawa khalifah-khalifah
selepas Nabi SAWAW ialah dua belas orang (……).[2] Dan maksud hadith Nabi SAWAW ialah dua belas orang daripada Ahlu
l-Baitnya. Kerana tidak mungkin dikaitkan hadith ini kepada khalifah-khalifah
yang terdiri daripada (para sahabat baginda kerana)[3] bilangan mereka kurang daripada dua belas orang. Dan tidak
mungkin dikaitkan dengan khalifah-khalifah Bani Umaiyyah kerana bilangan mereka
melebihi dua belas orang dan kezaliman mereka yang ketara selain daripada ‘Umar
bin Abdu l-Aziz. Tambahan pula mereka bukan daripada Bani Hasyim (kerana Nabi
SAWAW telah bersabda: Semua mereka daripada Bani Hasyim).[4] ((Di dalam riwayat yang lain beliau memilih Bani Hasyim di
kalangan Quraisy dan memilih Ahlu l-Baitnya di kalangan Bani Hasyim.)) [5]
……Sesungguhnya
riwayat-riwayat yang berbilang-bilang yang datang kepada kita menurut metod
Ahlu s-Sunnah adalah sekuat dalil, dan hujjah yang paling terang bahawa
sesungguhnya khalifah selepas Rasulullah SAWAW secara langsung ialah Imam Amiru
l-Mukminin ‘Ali bin Abi Talib AS. Dan selepasnya ialah anak-anaknya sebelas
imam yang maksum, pengganti Rasul dan para imam Muslimin satu selepas satu
sehingga manusia ‘berhadapan’ dengan Tuhan mereka. Tiada seorangpun yang dapat
mengingkari hadith-hadith yang sabit yang diriwayatkan menurut riwayat para
ulama besar Ahlu s-Sunnah dan pakar-pakar hadith mereka, lebih-lebih lagi
menurut riwayat Syi’ah. Kecuali cahaya pemikirannya telah
dipadamkan dan dijadikan di hatinya penutup. Justeru itu ia
adalah termasuk di dalam firmanNya di dalam (Surah al-Baqarah (2): 171):
Mereka itu bisu dan buta, maka (oleh
sebab itu mereka tidak mengerti
Dan firmanNya (Surah al-Zukhruf(43):36):
Barangsiapa yang
berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah, Kami akan adakan baginya
syaitan (yang menyesatkan), maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertainya
Dan
firman-Nya (Surah al-Kahf(18):57):
Kami jadikan di hati mereka tutupan (sehingga mereka tidak)
memahaminya dan (Kami letakkan) sumbatan di telinga mereka, sekalipun kamu
menyeru mereka kepada petunjuk, nescaya tidak akan mendapat petunjuk
selama-lamanya.
Demikianlah
kedudukan Hadis 12 Khalifah yang begitu jelas membuktikan
kekhalifahan ‘Ali dan sebelas anak keturunannya radhiallahu
‘anhum di
sisi Syi‘ah. Sehinggakan sesiapa yang menolak hadis ini, ternyata dia
telah ditutupi indera-inderanya, memiliki syaitan sebagai kawan karibnya dan
tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.
Marilah
kita membahas darjat dan kedudukan Hadis 12 Khalifah. Di akhir perbahasan, penulis yakin para
pembaca dapat menilai sendiri siapakah yang sebenarnya telah ditutupi
indera-inderanya, memiliki syaitan sebagai kawan karibnya dan tidak akan
mendapat petunjuk selama-lamanya.
JAWAPAN AHL
AL-SUNNAH
DARJAT HADIS
12 KHALIFAH.
Terdapat
tiga darjat hadis yang perlu diterangkan dalam perbahasan ini:
Hadis Pertama:
Pertama
adalah hadis yang membentuk asas penghujahan, iaitu:
Aku bersama ayahku masuk menemui Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, maka aku mendengar baginda bersabda: “Sesungguhnya urusan ini tidak
akan selesai sehingga berlaku kepada mereka dua belas orang khalifah.”
(Jabir meneruskan): Kemudian baginda berbicara dengan suara
yang perlahan kepada aku (sehingga aku tidak dapat mendengarnya). Aku bertanya
kepada ayahku: “Apa yang (Rasulullah) perkatakan?” Ayahku menjawab: “Semua
mereka daripada bangsa Quraisy.”
Hadis ini
dikeluarkan oleh Muslim di dalam kitab Shahihnya – hadis no: 1821 (Kitab
kepimpinan, Bab manusia berbai‘ah kepada Quraisy……) Para pengkaji Syi‘ahmenyatakan hadis ini telah diriwayatkan
oleh lebih 12 orang sahabat selain Jabir bin Samurah radhiallahu
‘anhum.
Perhatian
para pembaca ditarik kepada penggunaan istilah “khalifah” dalam hadis di atas.
Inilah yang penulis maksudkan ketika membahas Hadis
al-Ghadir bahawa
jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ingin melantik ‘Ali radhiallahu
‘anh sebagai
khalifah pengganti baginda, pasti baginda akan menggunakan istilah “khalifah”
dan tidak istilah Mawla atau Wali. Ini kerana istilah “khalifah” adalah
sesuatu yang lazim baginda gunakan, sepertimana Hadis 12
Khalifah di
atas. Jika Rasulullah memilih untuk tidak mengguna istilah “khalifah” terhadap
‘Ali di dalam Hadis al-Ghadir, bererti baginda sememangnya tidak
bermaksud untuk melantik ‘Ali sebagai khalifah penggantinya.
Hadis Kedua:
Kedua
adalah dakwaan Hadis 12 Khalifah yang diakhiri dengan lafaz “Semua mereka
daripada Bani Hasyim”. Setakat ini penulis tidak menemuinya dalam mana-mana rujukan
hadis Ahl al-Sunnah bahawa Hadis
12 Khalifah diakhiri
dengan lafaz Bani Hasyim. Yang benar ia diakhiri dengan lafaz “Semua mereka
daripada bangsa Quraisy.” Ketika
mengemukakan Hadis 12 Khalifah dengan
lafaz pengakhirnya:“Semua mereka
daripada Bani Hasyim”, Muhammad
Mar’i al-Amin sendiri tidak memberikan catitan notakaki kepada sumbernya,
apatah lagi darjat kekuatannya.
Adapun penyataan: “Di dalam riwayat yang lain beliau
memilih Bani Hasyim di kalangan Quraisy dan memilih Ahl al-Baitnya di kalangan Bani Hasyim”, ia tidak
terdapat dalam edisi Arab yang asal. Riwayat yang dimaksudkan dalam bentuknya yang
lengkap adalah seperti berikut:
Sesungguhnya Allah telah memilih (suku)
Kinanah daripada anak keturunan Ismail dan telah memilih (bangsa) Quraisy
daripada (suku) Kinanah, dan telah memilih daripada (bangsa) Quraisy Bani
Hasyim dan telah memilih aku daripada Bani Hasyim.
Hadis ini dikeluarkan oleh Muslim di dalam kitab Shahihnya – hadis no:
2276 (Kitab keutamaan, Bab
keutamaan nasab Nabi). Terdapat dua perkara yang perlu
diluruskan berdasarkan hadis di atas:
1. Dalam hadis di atas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menyatakan Allah telah memilih Ahl al-Bait daripada Bani Hasyim, sebaliknya telah memilih dirinyadaripada Bani
Hasyim.
2. Hadis di atas tidak berperanan
mengkhususkan 12 Khalifah daripada bangsa Quraisy kepada Bani Hasyim sahaja. Ia hanya
menerangkan keutamaan Bani Hasyim dan bukan kelayakan mereka secara automatis
menjadi khalifah.
Hadis Ketiga:
Dalam sumber-sumber Syi‘ah, mereka mengemukakan beberapa hadis
yang kononnya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam telah menyebut satu persatu nama-nama para
khalifah yang dua belas tersebut, terdiri daripada ‘Ali dan sebelas anak
keturunannya. Malang sekali hadis-hadis tersebut dikemukakan tanpa sanad, jauh
sekali daripada dinilai darjat kekuatannya. Oleh itu dalam perbahasan ini kita
tidak akan memberi perhatian kepada hadis-hadis tersebut kerana tanpa sanad, ia
tidak memiliki apa-apa nilai.
MAKSUD HADIS 12
KHALIFAH
Sekali lagi, izinkan penulis memberi sebuah contoh
perumpamaan bagi memudahkan para pembaca yang budiman sekalian memahami maksud
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam di sebalik Hadis 12 Khalifah.
Umpamakan sebuah syarikat yang melancarkan kempen
motivasi bagi para pekerjanya demi menaikkan produktiviti kerja. Untuk mencapai
hasrat ini, pihak pengurusan syarikat merancang akan memilih bagi setiap bulan
seorang pekerja yang terbaik (staff of
the month). Pemilihan adalah berdasarkan ciri-ciri yang ada pada
seseorang pekerja seperti disiplin yang baik, penampilan diri yang kemas,
budaya kerja yang sihat, kepimpinan yang memberi teladan kepada yang lain,
komunikasi yang ramah mesra antara pekerja dan pelbagai lagi sifat-sifat yang
positif. Dengan adanya pemilihan pekerja yang terbaik oleh pihak pengurusan, ia
memberi motivasi kepada semua pekerja untuk memberikan prestasi yang terbaik
agar mereka terpilih. Lebih dari itu, dengan adanya pemilihan yang dilakukan
pada setiap bulan, para pekerja akan berusaha memberi prestasi yang terbaik
secara berterusan supaya jika dia tidak terpilih pada bulan tertentu, dia akan
dipilih pada bulan-bulan yang akan datang.
Percaya atau tidak, usaha memberi motivasi sebagaimana
contoh di atas yang banyak dilaksanakan di syarikat-syarikat masa kini,
sebenarnya telah diusahakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih 1400 tahun
yang lalu. Baginda sendiri telah banyak memberi “hadis-hadis motivasi” kepada
umatnya agar mereka berusaha keras demi kebaikan agama dan umat. Berikut
adalah tiga “hadis motivasi” yang dapat penulis kemukakan sekadar contoh:[6]
Contoh hadis motivasi # 1:
Sesungguhnya Allah mengutus untuk umat
ini pada permulaan setiap seratus tahun seorang yang memperbaharui baginya
agamanya.
Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anh, dikeluarkan
oleh Abu Daud di dalam kitab Sunannya dan
para imam selainnya, dinilai sahih oleh al-Albani di dalamShahih Sunan Abu Daud – hadis no: 4291 (Kitab al-Malahin, Bab apa yang disebut tentang kurun 100 tahun).
Contoh hadis motivasi # 2:
Perumpamaan umatku adalah umpama hujan,
tidak diketahui apakah yang baik itu pada awalnya atau akhirnya.
Hadis ini diriwayatkan oleh Anas bin Malik, ‘Amr, ‘Ali
bin Abi Thalib dan ‘Abd Allah ibn ‘Umar radiallahu ‘anhum, dikeluarkan oleh Ahmad,
al-Tirmizi, Abu Ya’la dan lain-lain. Ia dinilai sahih oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ al-Shagheir – hadis no:
5854.
Contoh hadis motivasi # 3:
Masa kenabian akan berlangsung di
kalangan kalian sehinggalah satu tempoh yang dikehendaki Allah, kemudian Allah
akan mengangkatnya apabila Dia ingin mengangkatnya.
Kemudian akan berlangsung (sistem
pemerintahan) khalifah yang berada di atas manhaj Nubuwwah sehinggalah satu
tempoh yang dikehendaki Allah, kemudian Allah akan mengangkatnya apabila Dia
ingin mengangkatnya.
Kemudian akan berlangsung (sistem
pemerintahan) beraja yang menggigit (menghimpit) sehinggalah satu tempoh yang
dikehendaki Allah, kemudian Allah akan mengangkatnya apabila Dia ingin
mengangkatnya.
Kemudian akan berlangsung (sistem
pemerintahan) beraja yang mengganas (zalim) sehinggalah satu tempoh yang
dikehendaki Allah, kemudian Allah akan mengangkatnya apabila Dia ingin
mengangkatnya.
Kemudian akan berlangsung (semula
sistem pemerintahan) khalifah yang berada di atas manhaj Nubuwwah.
Kemudian baginda diam.
Hadis ini diriwayatkan oleh Huzaifah bin al-Yaman radhiallahu ‘anh, dikeluarkan
oleh Ahmad di dalam Musnadnya dan
sanadnya dinilai hasan oleh Syu‘aib al-Arna’uth dalam semakannya ke atas kitab Musnad Ahmad – hadis no:
18406 (Awal Musnad al-Kufayyan,
Hadith Nu’man bin al-Basyir).
Ketiga-tiga hadis di atas bersifat memberi motivasi
kepada umat Islam dengan caranya yang tersendiri:
1. Hadis pertama memberi
motivasi kepada umat Islam untuk sentiasa berusaha memperbaharui agama mereka,
yakni dengan cara mengembalikannya kepada bentuk yang tulen sepertimana baru,
bersih daripada bid‘ah dan penyelewengan.[7]
2.
Hadis kedua memberi motivasi kepada umat Islam untuk sentiasa
berusaha ke arah kebaikan tanpa berputus asa kerana hasil kebaikan itu tetap
akan diperoleh satu hari nanti.
3.
Hadis ketiga menerangkan janji Allah Subhanahu wa Ta‘ala bahawa sistem pemerintahan khalifah akan
kembali mengurus umat Islam. Umat Islam akan kembali berbai‘ah, memberi janji
taat setia kepada khalifah Islam dan meninggalkan amalan masa kini yang
berbai‘ah kepada “Bangsa-Bangsa Bersatu” atau sistem pemerintahan ala Barat. Ia
memberi motivasi kepada kita semua untuk sentiasa berusaha ke arahnya tanpa
berputus asa atau berselesa dengan apa yang ada masa kini.
Ciri
penting untuk mengenal hadis-hadis motivasi adalah ia menerangkan tentang
perkara yang akan berlaku tanpa memperincikan sesuatu nama, tempat atau masa.
Kini kita
sampai kepada menjelaskan maksud Hadis 12 Khalifah. Ia termasuk dalam kategori “hadis
motivasi”, bertujuan memberi motivasi kepada para khalifah umat Islam agar
mereka memimpin umat dengan benar, adil dan berjaya. Hendaklah dia memimpin
sehingga berjaya memberi kemenangan kepada Islam dan umatnya. Ini berdasarkan sebuah
hadis yang lain yang dikeluarkan oleh Muslim di dalam kitab Shahihnya – hadis no: 1821-3 di mana Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
Islam akan terus menang selagi ia dipimpin oleh 12 khalifah.
Jika
dikaji semua hadis yang menerangkan tentang kepimpinan 12 khalifah berdasarkan
sanad yang sahih, tidak satu jua yang menerangkan nama para khalifah tersebut
mahupun masa dan pusat pemerintahan mereka. Baginda hanya menerangkan bahawa
mereka terdiri daripada bangsa Quraisy. Ini memang merupakan ciri-ciri hadis
motivasi sebagaimana yang penulis jelaskan di atas.
Memandangkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membiarkan hadis tersebut dalam bentuk
yang terbuka, tidaklah perlu untuk kita menutupnya dengan menetapkan nama-nama
khalifah tertentu. Apa yang boleh dilakukan ialah sekadar meramalkan siapakah
khalifah yang menepati ciri-ciri hadis, seperti Abu Bakar, ‘Umar bin
al-Khaththab, ‘Utsman ibn ‘Affan, ‘Ali bin Abi Thalib, Hasan bin ‘Ali, Muawiyah
bin Abi Sufyan, Harun al-Rasyid, ‘Umar bin “Abd al-‘Aziz dan sebagainya, radhiallahu
‘anhum.
Merujuk
kepada hujah Syi‘ah yang menganggap 12 khalifah yang
dimaksudkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam ialah
‘Ali dan kesemua 11 anak keturunannyaradhiallahu ‘anhum, ia adalah hujah yang salah lagi jauh
tersasar. Sebabnya, di kalangan ‘Ali dan kesemua 11 anak keturunannya, hanya
‘Ali dan anaknya Hasan bin ‘Ali yang pernah menjadi khalifah umat Islam. Baki
sembilan daripada keturunan ‘Ali yang dinobatkan sebagai khalifah oleh Syi‘ah tidak pernah menjadi khalifah, justeru
tidak pernah memimpin sehingga membawa kemenangan kepada agama dan umat. Oleh
itu mereka tidak masuk ke dalam Hadis 12 Khalifah ini.[8]
Kesimpulan mudah kepada para pembaca:
Hadis 12 Khalifah bertujuan memberi motivasi kepada para
khalifah umat Islam untuk memimpin secara benar, adil dan terbaik demi membawa
kemenangan kepada agama dan umat.
Dakwaan Syi‘ah bahawa Hadis
12 Khalifah diwakili
oleh ‘Ali dan sebelas keturunannya adalah tidak benar kerana mereka tidak
pernah menjadi khalifah umat Islam. Yang benar hanya ‘Ali dan anaknya Hasan bin
‘Ali yang menepati ciri-ciri Hadis 12 Khalifah.
[1] Mengapa
Aku Memilih Ahlul-Bait? (edisi muat
turun internet, Bab: Hadith-hadith yang menghadkan pengganti Rasulullah SAWAW
kepada duabelas orang). Bagi rujukan asal: Limaza
Akhtartu Mazhab al-Syi‘ah?, lihat ms.
171 & 180.
[2]
Terdapat teks yang tidak diterjemahkan, namun ia tidak mencemari hujah yang
cuba disampaikan oleh Muhammad Mar’i al-Amin.
[3]
Teks ini tertinggal
terjemahannya daripada edisi Arab yang asal.
[4]
Teks ini dalam edisi muat turun internet tertinggal terjemahannya. Akan tetapi
dalam edisi bercetak ia tidak tertinggal.
[6]
Inilah juga hadis-hadis yang lazim dikenali sebagai “Hadis-hadis Akhir Zaman”.
Ia seringkali disalahfahami oleh kebanyakan orang bahawa kononnya Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam telah
meramalkan sesuatu yang buruk lagi bersifat negatif tentang umatnya. Padahal
yang benar adalah sebaliknya. Lebih lanjut rujuk buku penulis:Kaedah Memahami Hadis-Hadis Musykil (Jahabersa,
Johor Bahru 2003).
[7]
Apakah yang dimaksudkan sebagai “memperbaharui agama”? Rujuk penjelasan Yusuf
al-Qaradhawi dalam Fiqih
Tajdid Dan Shahwah Islamiyah (edisi terjemahan
oleh Nabhani Idris daripada judul asal: Min Ajli Shahwatin Rasyidah Tujaddid al-Deen……wa Tanhadh bi
al-Dunya; Islamuna Press, Jakarta 1997).
[8]
Penulis menggunakan istilah “dinobatkan sebagai imam” kerana mengikut beberapa
riwayat, para Ahl al-Bait daripada
keturunan Husain bin ‘Ali radhiallahu
‘anhum telah menolak kedudukan khalifah yang disandarkan kepada
mereka oleh orang-orang Syi‘ah. Akan tetapi
orang-orang Syi‘ah tetap
berkeras menyandarkan kedudukan tersebut kepada mereka kerana darah Parsi yang
mengalir dalam tubuh mereka, hasil perkahwinan Husain bin ‘Ali dengan puteri
raja Parsi yang ditakluk pada zaman pemerintahan ‘Umar al-Khaththab.
Menarik untuk diperhatikan bahawa para tokoh Syi‘ah hanya memilih 12
khalifah tersebut daripada keturunan Husain bin ‘Ali dengan mengecualikan Hasan bin ‘Aliradhiallahu
‘anh sekalipun beliau (Hasan) pada asalnya pernah menjadi
khalifah umat Islam sebelum menyerahkannya kepada Muawiyah radhiallahu ‘anh.
Sumber :Buku Hafiz Firdaus Abdullah : “Jawapan
Ahl al-Sunnah kepada Syi’ah al-Rafidhah dalam Persoalan Khalifah”
Salam.
Selepas membacanya, saya dapati hujah anda tidak kukuh. Hujah-hujah anda hanya berdasarkan andaian bukannya fakta.
Selepas membacanya, saya dapati hujah anda tidak kukuh. Hujah-hujah anda hanya berdasarkan andaian bukannya fakta.
Apa hujah anda yang
mengatakan mereka tidak pernah menjadi khalifah umat manusia? Dengan hanya mengandaikan majoriti manusia
pada zaman itu tidak menerima kepemimpinan mereka? Apakah mereka memerlukan
sokongan umat manusia untuk menjadi khalifah umat manusia setelah Allah
melantik mereka sebagai khalifah-Nya. Nabi-nabi dan rasul-rasul terdahulu juga
tidak pernah mendapat sokongan manusia, apakah itu telah menafikan mereka
sebagai khalifah Allah? Tidak, bukan? Tambahan, urusan khalifah adalah urusan
Allah swt bukannya urusan manusia kerana Islam adalah dari Allah swt.
Hadis 12 khalifah
ini telah diriwayatkan dengan banyak sekali dalam kitab-kitab dari sumber ASWJ.
Sebagai rujukan sila rujuk di sinihttp://en.wikipedia.org/wiki/Hadith_of_the_Twelve_Successors.
Sekadar memetik satu hadis dari sahih
Muslim:
Narrated Jabir bin Samura: I heard Muhammad saying, “The (Islamic) religion will continue until the Hour (day of resurrection), having twelve Caliphs for you, all of them will be from Quraysh.”
Narrated Jabir bin Samura: I heard Muhammad saying, “The (Islamic) religion will continue until the Hour (day of resurrection), having twelve Caliphs for you, all of them will be from Quraysh.”
Saya kira saudara memahami hadis ini
dengan baik iaitu bahawa agama Islam sehingga Hari Kebangkitan akan mempunyai
12 khalifah dan mereka semua dari Quraish. Jadi, ketika Rasulullah saw
menyampaikan berita ini kepada sahabat-sahabatnya, apakah beliau tidak
memberitahu siapakah mereka?
Saudara mengatakan hadis 12 khalifah
bersifat terbuka dan tidak perlu bagi kita untuk menetapkan siapakah mereka.
Ya, jika benar begitu, di sisi ASWJ sehingga kini setelah lebih 1400 tahun,
bilangan khalifah di sisi ASWJ sudah melebihi 12 orang khalifah manakala di
sisi mazhab Syiah masih 12 khalifah dengan khalifah yang terakhir adalah imam
Mahdi aj yang sedang dalam kegaiban. Jika begitu, seperti hadis yang diriwayatkan
Muslim yang mengatakan 12 khalifah di sisi ASWJ sudah tidak tepat kerana
bilangan khalifah di sisi ASWJ sudah melebihi 12 orang khalifah. Benar bukan?
Saya bersetuju dengan saudara bahawa kita
tidak perlu menetapkan siapakah 12 orang khalifah itu kerana sememangnya urusan
khalifah adalah urusan Allah swt bukannya urusan manusia. Allah swt yang
berkuasa terhadap agama-NYa dan memperjalankan agamaNya seperti yang
dikehendaki-NYa.
Wassalam.
Salam.
Imam Syiah sendiri hanya ada 11 orang, bukan 12. Kerana nak pakai hadis 12 khalifah Syiah terpaksa cari satu orang lagi untuk cukupkan 12. imam ke 12 sebenarnya tidak pernah ada! Sila baca di sini:
http://aburedza.wordpress.com/2010/02/10/imam-ke-12-imam-mahdi-ia-ujud-atas-andaian-bukan-atas-kelahiran/
Selamat membaca.
Imam Syiah sendiri hanya ada 11 orang, bukan 12. Kerana nak pakai hadis 12 khalifah Syiah terpaksa cari satu orang lagi untuk cukupkan 12. imam ke 12 sebenarnya tidak pernah ada! Sila baca di sini:
http://aburedza.wordpress.com/2010/02/10/imam-ke-12-imam-mahdi-ia-ujud-atas-andaian-bukan-atas-kelahiran/
Selamat membaca.
Di antara hadis yang terdapat di dalam
kitab-kitab ASWJ yang sering dijadikan hujah oleh golongan Syi’ah untuk
menguatkan pegangan mereka adalah hadis 12 khalifah yang terdapat di dalam
kitab seperti Sahih Muslim, Jami’ Termizi, Sunan Abi Daud. Sebelum
membincangkan berkenaan kebenaran dakwaan mereka kita lihat hadis-hadis
tersebut.
حدثنا
ابن أبي عمر. حدثنا سفيان عن عبدالملك بن عمير، عن جابر بن سمرة. قال سمعت النبي
صلى الله عليه وسلم يقول (لا يزال أمر الناس ماضيا ما وليهم اثنا عشر رجلا. ثم
تكلم النبي صلى الله عليه وسلم بكلمة خفيت علي. فسألت أبي: ماذا قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم؟ فقال كلهم من قريش
حدثنا
نصر بن علي الجهضمي. حدثنا يزيد بن زريع. حدثنا ابن عون. ح وحدثنا أحمد بن عثمان
النوفلي (واللفظ له). حدثنا أزهر. حدثنا ابن عون عن الشعبي، عن جابر بن سمرة. قال:
انطلقت إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم ومعي أبي. فسمعته يقول (لا يزال هذا
الدين عزيزا منيعا إلى اثني عشر خليفة) فقال كلمة صمنيها الناس. فقلت لأبي: ما
قال؟ قال (كلهم من قريش).
Daripada Jabir bin Samurah r.a. katanya,
“Aku pergi kepada Rasulullah s.a.w. dan ayahku bersamaku, lalu aku mendengar
Baginda bersabda, “Agama ini akan terus mulia dan teguh sehingga ke dua belas
orang khalifah, lalu Baginda berkata dengan kalimah yang orang ramai tidak
mendengarnya, maka aku berkata kepada ayahku, “Apakah yang Baginda katakan?
Ayahku menjawab, “Semua mereka dari Quraisy”.(Riwayat Muslim)
حدثني
محمد بن المثنَّى: حدثناغندر: حدثنا شعبة، عن عبد الملك: سمعت جابر بن سمرة قال:
سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول: (يكون اثنا عشر أميراً فقال كلمة لم أسمعها،
فقال أبي: إنه قال: (كلهم من قريش.
Jabir bin Samurah r.a. berkata, Aku
mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda, “Akan ada dua belas orang amir, lalu
baginda berkata dengan kalimah yang aku tidak dengarinya, ayahku berkata,
”Semuanya mereka dari Quraisy”. (Riwayat Termizi).
ـ
حدثنا عمرو بن عثمان، ثنا مروان بن معاوية، عن إسماعيل يعني ابن أبي خالد عن أبيه،
عن جابر بن سمرة قال: سمعت رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم يقول: “لايزال هذا
الدِّين قائماً حتى يكون عليكم اثنا عشر خليفةً، كلهم تجتمع عليه الأمة” فسمعت
كلاماً من النبيِّ صلى اللّه عليه وسلم لم أفهمه، قلت لأبي: ما يقول؟ قال: كلهم من
قريش.
Daripada Jabir bin Samurah r.a. katanya,
aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda, “Agama ini akan terus teguh sehingga
memerintah kamu seramai dua belas orang khalifah, semua mereka ini disepakati
oleh ummat”. (Riwayat Abi Daud)
Golongan Syi’ah mengatakan 12 khalifah
atau amir yang terdapat di dalam hadis tersebut adalah 12 imam maksum di sisi
mereka. Ulama-ulama ASWJ menolak pendapat mereka dengan beberapa hujah.
Antaranya adalah:
Pertama: Di dalam hadis tersebut Nabi
s.a.w. menggunakan kalimah amir atau khalifah dan tidak ada satupun riwayat
yang menyebutkan kalimah imam dengan mufrad atau aimmah dengan lafaz jama’.
Kalau dipandang kepada kalimah sahajapun ianya sama sekali tidak menepati imam-imam Syi’ah kerana kalimah amir atau khalifah digunakan kepada pemerintah. Sedangkan di kalangan imam-imam Syi’ah hanya dua org sahaja yang menjadi pemerintah.
Kalau dipandang kepada kalimah sahajapun ianya sama sekali tidak menepati imam-imam Syi’ah kerana kalimah amir atau khalifah digunakan kepada pemerintah. Sedangkan di kalangan imam-imam Syi’ah hanya dua org sahaja yang menjadi pemerintah.
Kedua: Rasulullah s.a.w. bersabda, “Agama
ini akan terus mulia dan teguh sehingga 12 orang khalifah atau amir”.
Di sisi ASWJ sememangnya agama Islam begitu gemilang selama pemerintahan 12 orang khalifah bermula dari zaman khalifah pertama Abu Bakar as-Siddiq r.a. sehingga 12 orang khalifah.
Bukankah di zaman-zaman tersebut musuh-musuh Islam begitu gerun dengan kekuatan kerajaan Islam sehingga mereka tidak mampu untuk memerangi umat Islam? Bukankah itu buktinya Islam begitu mulia dan teguh?
Namun begitu musuh-musuh Islam tidak akan berdiam diri bilamana mereka tidak dapat memerangi umat Islam pada ketika itu tapi dendam yang bersarang di hati mereka mendorong mereka untuk merosakkan sejarah gemilang umat Islam tersebut. Lalu tersebarlah cerita-cerita dari mereka-mereka yang jahat dan bermaksud utk menggelapkan sejarah gemilang umat islam di zaman awal Islam seperti cerita-cerita antaranya yang memburukkan khalifah umat Islam Mu’wiyah r.a. serta anaknya Yazid.
Di sisi ASWJ sememangnya agama Islam begitu gemilang selama pemerintahan 12 orang khalifah bermula dari zaman khalifah pertama Abu Bakar as-Siddiq r.a. sehingga 12 orang khalifah.
Bukankah di zaman-zaman tersebut musuh-musuh Islam begitu gerun dengan kekuatan kerajaan Islam sehingga mereka tidak mampu untuk memerangi umat Islam? Bukankah itu buktinya Islam begitu mulia dan teguh?
Namun begitu musuh-musuh Islam tidak akan berdiam diri bilamana mereka tidak dapat memerangi umat Islam pada ketika itu tapi dendam yang bersarang di hati mereka mendorong mereka untuk merosakkan sejarah gemilang umat Islam tersebut. Lalu tersebarlah cerita-cerita dari mereka-mereka yang jahat dan bermaksud utk menggelapkan sejarah gemilang umat islam di zaman awal Islam seperti cerita-cerita antaranya yang memburukkan khalifah umat Islam Mu’wiyah r.a. serta anaknya Yazid.
Dengan itu hadis ini memang tepat untuk
dua belas khalifah di kalangan ASWJ dan sememangnya hadis ini merupakan salah
satu mukjizat Rasulullah s.a.w. selepas kewafatannya.
Dan juga jikalau dilihat kepada hadis ini
iaitu “Rasulullah s.a.w. bersabda, “Agama ini akan terus mulia dan teguh
sehingga 12 org khalifah atau amir”.
Maka ianya langsung tidak tepat untuk imam-imam Syi’ah kerana:
Mengikut Syi’ah, Imamah (iaitu zaman dua belas imam) berlangsung sehingga kini dengan mereka mengatakan zaman ini adalah zaman imam yang kedua belas mereka iaitu Muhammad bin Hasan al-‘Askari yang diberi gelaran al-Qaaim serta merupakan imam mahdi mereka (sekarang ini masih lagi ghaib entah akan keluar atau tidak,mungkin takut kena bunuh oleh Syi’ah sendiri kot).
Kalau kita melihat kepada hadis tersebut yang berbunyi, “agama ini akan terus mulia dan teguh sehingga 12 orang khalifah atau amir” bermakna ianya langsung tidak bertepatan dengan pegangan Syi’ah kerana zaman imam ke 12 mereka (sekarang bahkan bermula seribu tahun dulu lagi) bukanlah merupakan zaman kegemilangan, kemulian, keteguhan Islam tapi zaman kini adalah merupakan zaman kelemahan, kehinaan umat islam.
Maka ianya langsung tidak tepat untuk imam-imam Syi’ah kerana:
Mengikut Syi’ah, Imamah (iaitu zaman dua belas imam) berlangsung sehingga kini dengan mereka mengatakan zaman ini adalah zaman imam yang kedua belas mereka iaitu Muhammad bin Hasan al-‘Askari yang diberi gelaran al-Qaaim serta merupakan imam mahdi mereka (sekarang ini masih lagi ghaib entah akan keluar atau tidak,mungkin takut kena bunuh oleh Syi’ah sendiri kot).
Kalau kita melihat kepada hadis tersebut yang berbunyi, “agama ini akan terus mulia dan teguh sehingga 12 orang khalifah atau amir” bermakna ianya langsung tidak bertepatan dengan pegangan Syi’ah kerana zaman imam ke 12 mereka (sekarang bahkan bermula seribu tahun dulu lagi) bukanlah merupakan zaman kegemilangan, kemulian, keteguhan Islam tapi zaman kini adalah merupakan zaman kelemahan, kehinaan umat islam.
Ketiga: Sabda Rasulullah s.a.w, “Semua
mereka dari Quraisy”.
Andaikata ianya bertepatan dengan pegangan Syi’ah nescaya Nabi s.a.w. akan menjelaskan dengan sejelas-jelasnya dan akan berkata, “Ianya dari kalangan ahlul baitku”.
Dan kalau diperhatikan kepada hadis ini ianya memang bertepatan dengan pegangan ASWJ di mana 12 khalifah tersebut sememangnya dari kalangan Quraisy dan berasal dari berbagai-bagai kabilah Quraisy. Kerana itu Nabi s.a.w. mengatakan, “Semuanya dari Quraisy yang menunjukkah kepelbagaian keluarga serta kabilah mereka bukannya dari satu keluarga atau satu kabilah.
Andaikata ianya bertepatan dengan pegangan Syi’ah nescaya Nabi s.a.w. akan menjelaskan dengan sejelas-jelasnya dan akan berkata, “Ianya dari kalangan ahlul baitku”.
Dan kalau diperhatikan kepada hadis ini ianya memang bertepatan dengan pegangan ASWJ di mana 12 khalifah tersebut sememangnya dari kalangan Quraisy dan berasal dari berbagai-bagai kabilah Quraisy. Kerana itu Nabi s.a.w. mengatakan, “Semuanya dari Quraisy yang menunjukkah kepelbagaian keluarga serta kabilah mereka bukannya dari satu keluarga atau satu kabilah.
Kesimpulannya kalau diperhatikan kepada
hadis tersebut langsung tidak terdapat isyarat apatah secara jelas perlantikan
imam-imam ahlul bait sebagai imam maksum serta wajib ditaati sebagaimana
mengikut fahaman Syi’ah.
Wallahua’lam.
Selama ini – mungkin – Anda, saya, dan
kebanyakan orang mengenal Syi’ah yang di Iran/Iraq itu dengan nama Syi’ah
Itsna ‘Asyariyyah atau Syi’ah 12 imam. Sekte Syi’ah inilah yang banyak
mewabah di Indonesia dibandingkan sekte semisal. Artikel ini akan
mengajak Pembaca mencermati bahasan ringan tentang klaim 12 imam itu. Let
we start it…..
Al-Kulainiy berkata :
مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَحْمَدَ عَنْ مُحَمَّدِ
بْنِ الْحُسَيْنِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْعُصْفُورِيِّ عَنْ عَمْرِو بْنِ ثَابِتٍ
عَنْ أَبِي الْجَارُودِ عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ ( عليه السلام ) قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ ( صلى الله عليه وآله ) إِنِّي وَ
اثْنَيْ عَشَرَ مِنْ وُلْدِي وَ
أَنْتَ يَا عَلِيُّ زِرُّ الْأَرْضِ يَعْنِي أَوْتَادَهَا وَ جِبَالَهَا بِنَا
أَوْتَدَ اللَّهُ الْأَرْضَ أَنْ تَسِيخَ بِأَهْلِهَا فَإِذَا ذَهَبَ الِاثْنَا عَشَرَ مِنْ وُلْدِي سَاخَتِ الْأَرْضُ بِأَهْلِهَا وَلَمْ
يُنْظَرُوا
Muhammad bin Yahyaa, dari
Muhammad bin Ahmad, dari Muhammad bin Al-Husain, dari Abu Sa’iid Al-‘Ushfuriy,
dari ‘Amru bin Tsaabit, dari Abul-Jaarud, dari Abu Ja’far (‘alaihis-salaam)
berkata : Telah bersabda Rasulullah (shallallaahu ‘alaihi wa aalihi) : “Sesungguhnya
aku, 12 orang anakku, dan
engkau wahai ‘Aliy adalah kancing bumi, - yaitu pasak-pasaknya dan gunung-gunungnya - yang dengan kami Allah mem(p)asak bumi agar tidak tenggelam
bersama penghuninya. Apabila 12 orang anakku itu meninggal, bumi akan tenggelam bersama penghuninya, dan
mereka tidak tidak diberi tangguh sedikitpun”
[Al-Kaafiy, 1/534 no. 17].
Riwayat di atas menjelaskan
bahwa 12 imam dari anak atau cucu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam itu di luar ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu.
Sedangkan ‘Aliy sendiri adalah imam (bagi kalangan Syi’ah). Konsekuensi
matematisnya, jumlah imam adalah 13 orang.
Abu Ja’far Ath-Thuusiy
kemudian membawakan riwayat dengan sanadnya Al-Kulainiy sebagai berikut :
وبهذا الإسناد عن محمد بن عبد الله بن جعفر، عن أبيه، عن محمد بن
أحمد بن يحيى [عن محمد بن الحسين، عن أبي سعيد العصفري]، عن عمرو بن ثابت، عن أبي
الجارود، عن أبي جعفر عليه السلام، قال : قال رسول الله صلى الله عليه واله وسلم :
إني وأحد
عشر من ولدي وأنت
يا علي زر الأرض - أعني أوتدها وجبالها - بنا أوتد الله الأرض أن تسيخ بأهلها،
فإذا ذهب الإثنا
عشر من ولدي ساخت
الأرض بأهلها ولم يُنظروا
Dan dengan sanad ini, dari
Muhammad bin ‘Abdillah bin Ja’far, dari ayahnya, dari Muhammad bin Ahmad bin
Yahyaa, [dari Muhammad bin Al-Husain, dari Abu Sa’iid Al-‘Ushfuriy], dari ‘Amru
bin Tsaabit, dari Abul-Jaaruud, dari Abu Ja’far ‘alaihis-salaam, ia
berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa aalihi wa sallam : “Sesungguhnya
aku, 11 orang anakku, dan
engkau wahai ‘Aliy adalah kancing – yaitu
pasak-pasaknya dan gunung-gunungnya – dan dengan kami
Allah mem(p)asak bumi agar tidak tenggelam bersama penghuninga. Apabila 12 orang anakku itu meninggal, bumi akan tenggelam bersama penghuninya, dan
mereka tidak tidak diberi tangguh sedikitpun”
[Al-Ghaibah, hal. 138-139].
Terjadi tahriif dalam riwayat yang
dibawakan Ath-Thuusiy. Riwayat ini telah mengubah lafadh 12 orang menjadi 11
orang. Tahrif ini sangatlah
kentara karena di bagian akhir riwayat Ath-Thuusiy masih tertulis 12 orang[1]. Kita tidak tahu, siapakah yang men-tahriif lafadh ini. Apakah Ath-Thuusiy atau yang lainnya.[2]
Ada riwayat lain yang
menguatkan lafadh 13 imam :
مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْحُسَيْنِ عَنِ ابْنِ
مَحْبُوبٍ عَنْ أَبِي الْجَارُودِ عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ ( عليه السلام ) عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى فَاطِمَةَ (
عليها السلام ) وَ بَيْنَ يَدَيْهَا لَوْحٌ فِيهِ أَسْمَاءُ الْأَوْصِيَاءِ مِنْ
وُلْدِهَا فَعَدَدْتُ اثْنَيْ عَشَرَ آخِرُهُمُ الْقَائِمُ ( عليه السلام )
ثَلَاثَةٌ مِنْهُمْ مُحَمَّدٌ وَ ثَلَاثَةٌ مِنْهُمْ عَلِيٌّ
Muhammad bin Yahyaa, dari
Muhammad bin Al-Husain, dari Ibnu Mahbuub, dari Abul-Jaaruud, dari Abu Ja’far (‘alaihis-salaam),
dari Jaabir bin ‘Abdillah Al-Anshaariy, ia berkata : Aku masuk menemui
Faathimah (‘alaihas-salaam), dan di depannya terdapat papan yang
bertuliskan nama-nama dan orang-orang yang diserahi wasiat dari anak-anaknya. Jumlahnya ada 12
orang dimana yang paling akhir dari mereka adalah Al-Qaaim (‘alaihis-salaam),
tiga orang dari mereka bernama Muhammad, dan tiga orang lagi bernama ‘Aliy” [Al-Kaafiy,
1/532 no. 9. Diriwayatkan pula oleh Ash-Shaduuq dalamAl-Khishaal hal. 477-478 & ‘Uyuunul-Akhbaar 2/52 & Kamaalud-Diin wa
Tamaamun-Ni’mah hal. 269 & Man Laa Yahdluruhul-Faqiih 4/180].
Ada sedikit perbedaan lafadh
antara yang dibawakan Al-Kulainiy dengan Ash-Shaduuq, yaitu dalam penyebutan
jumlah yang bernama ‘Aliy. Dalam riwayat Al-Kulainiy disebutkan 3 orang, dan
dalam riwayat Ash-Shaduuq disebutkan 4 orang. Namun mereka sepakat dalam
penyebutan jumlah imam dari anak-anak ‘Aliy dan Faathimah sebanyak 12 orang.
وَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَفَعَهُ عَنْ أَبِي
جَعْفَرٍ ( عليه السلام ) قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ (صلى الله عليه وآله) مِنْ
وُلْدِيَ اثْنَا عَشَرَ نَقِيباً نُجَبَاءُ مُحَدَّثُونَ مُفَهَّمُونَ آخِرُهُمُ
الْقَائِمُ بِالْحَقِّ يَمْلَأُهَا عَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْراً .
Dan dengan sanad ini, dari
Abu Sa’iid, dan ia memarfu’-kannya dari Abu Ja’far (‘alaihis-salaam), ia
berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam(shallallaahu ‘alaihi
wa aalihi) : “Dari anak-anakku ada 12 orang pemimpin yang mulia,
muhaddats (yang mendapatkan ilham dari Allah), dan mendapatkan kepahaman. Orang
yang paling akhir di antara mereka adalah orang yang menegakkan kebenaran
(Al-Qaaim) yang akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana sebelumnya
dipenuhi dengan ketidakadilan” [Al-Kaafiy, 1/534 no. 18].
محمد بن وهبان عن داود بن هيثم عن جده عن إسحاق بن بهلول عن أبيه عن
طلحة بن زيد عن الزبير بن عطا عن عمير بن هاني عن جنادة بن أبي امية قال : قال
الحسن بن علي صلوات الله عليهما : والله لقد عهد إلينا رسول الله صلى الله عليه
وآله أن هذا الامر يملكه اثنا عشر
إماما من ولد علي وفاطمة ،
مامنا إلا مسموم أو مقتول
Muhammad bin Wahbaan, dari Daawud bin Haitsam, dari kakeknya, dari
Ishaaq bin Bahluul, dari ayahnya, dari Thalhah bin Zaid, dari Az-Zubair bin
‘Athaa’, dari ‘Umair bin Haaniy, dari Junaadah bin Abi Umayyah, ia berkata :
Al-Hasan bin ‘Aliy shalaawatullahi ‘alaihimaa berkata : “Demi
Allah, sungguh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa
sallam telah berjanji kepada kami bahwa urusan ini akan dimiliki
oleh 12 orang imam dari anak/keturunan ‘Aliy dan Faathimah. Dan tidak ada
pada diri kami kecuali akan diracuni atau dibunuh” [Bihaarul-Anwar;
lihat sini].
Dan yang lain masih banyak.
Riwayat yang menyatakan
jumlah imam Syi’ah itu ada 13 orang itu dinyatakan shahih oleh Ayatusy-Syi’ah
Al-‘Udhmaa Mirzaa Jawaad At-Tibriziy :
Lantas, siapakah imam yang ter-delete dalam sejarah Syi’ah itu ?.
Saya pun tidak tahu….
[abul-jauzaa’ – sardonoharjo, ngaglik, sleman, yogyakarta, dzulqa’dah 1432
H].
[1] Maksudnya, jumlah anak/cucu yang dikatakan
beliau dalam riwayat Al-Kulainiy adalah 12 orang. Namun Ath-Thuusiy membawakan
dalam riwayatnya itu, bahwa di awal beliau mengatakan anak beliau itu 11 orang,
namun di akhir menyebutkan 12 orang. Inilah tahrifyang sangat mencolok dalam riwayat
Ath-Thuusiy – karena jelas ia hanya mengambil riwayat dari jalannya
Al-Kulainiy.
[2] Ada pembelaan bahwa Ath-Thuusiy tidak
mengambil riwayat dari sanad Al-Kulainiy, namun dari Al-‘Ushfuriy, sehingga ada
kemungkinan riwayat Al-Kulainiy itu keliru.
Pembelaan
ini tidaklah benar. Perhatikan riwayat Al-‘Ushfuriy berikut :
عباد عن عمرو عن ابي الجارود عن
ابي جعفر (ع) قال قال رسول الله (ص) اني واحد عشر من ولدي وانت يا علي زر الارض
اعني اوتادها جبالها و وقال وتد الله الارض ان تسيخ باهلها فإذا ذهب الاحد عشر من
ولدي ساخت الارض باهلها ولم ينظروا
‘Ubaad,
dari ‘Amru, dari Abul-Jaaruud, dari Abu Ja’far, dari Abu Ja’far (‘alaihis-salaam),
ia berkata : Telah bersabda Rasulullah (shallallaahu ‘alaihi wa aalihi
sallam) : “Sesungguhnya aku, 11 orang anakku/cucuku, dan engkau wahai ‘Aliy adalah kancing
bumi, - yaitu pasak-pasaknya dan gunung-gunungnya - yang dengan kami Allah mem(p)asak bumi
agar tidak tenggelam bersama penghuninya. Apabila 11 anakku itu meninggal, bumi akan tenggelam bersama
penghuninya, dan mereka tidak tidak diberi tangguh sedikitpun” [Al-Ashl, hal. 16; sumber : sini].
Bagian awal
dan akhir riwayat Al-‘Ushfuriy menyebutkan 11 orang anak beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Adapun
bagian awal riwayat Ath-Thuusiy menyebutkan 11 orang, dan di bagian akhir
menyebutkan 12 orang.
Ini
menandakan bahwa Ath-Thuusiy tidak mengambil riwayat dari sanadnya
Al-‘Ushfuriy, namun dari Al-Kulainiy (dengan modifikasi).
Dan
bagaimana dikatakan bahwa riwayat Al-Kulainiy ini keliru sedangkan riwayatnya
ini mencocoki riwayat-riwayat yang lain sebagaimana disebutkan di atas ?.
COMMENTS
mungkin
si syiah tidak tahu matematika. kira2 yang mudah.
jazakallah akhi atas perkongsian
jazakallah akhi atas perkongsian
mantap
blognya akhi....
Assalamu
'alaikum ust. sy mau nanya mengenai hadits berikut
Dari Asy Sya'bi dari Jabir bin Samurah dia berkata, Aku pernah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama dengan ayahku, lalu aku mendengar beliau bersabda: Agama ini akan senantiasa kuat dan kokoh hingga kedua belas khalifah (pemimpin). Kemudian beliau mengucapkan kata-kata yang lirih hingga tidak terdengar oleh orang-orang, maka aku bertanya kepada ayahku, Apa yang dikatakan beliau? dia menjawab, Mereka semua dari suku Quraisy. (HR.Muslim no.3397)
siapakah 12 khalifah yg dimaksud hadits trsbt ??
hadits trsbt dijadikan oleh syiah tuk mndukung doktrin 12 Imam , betulkah demikian ?? mohon penjelasannya,,syukran
Dari Asy Sya'bi dari Jabir bin Samurah dia berkata, Aku pernah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama dengan ayahku, lalu aku mendengar beliau bersabda: Agama ini akan senantiasa kuat dan kokoh hingga kedua belas khalifah (pemimpin). Kemudian beliau mengucapkan kata-kata yang lirih hingga tidak terdengar oleh orang-orang, maka aku bertanya kepada ayahku, Apa yang dikatakan beliau? dia menjawab, Mereka semua dari suku Quraisy. (HR.Muslim no.3397)
siapakah 12 khalifah yg dimaksud hadits trsbt ??
hadits trsbt dijadikan oleh syiah tuk mndukung doktrin 12 Imam , betulkah demikian ?? mohon penjelasannya,,syukran
wa'alaikumus-salaam.
Dengan membaca artikel di atas, antum sudah mengerti kekeliruan klaim mereka, karena kenyataannya imam Syi'ah itu 13, satu terdelete, sehingga menjadi 12.
Adapun tentang hadits yang antum maksud, maka riwayat-riwayat yang ada tidak menyebut perincian siapakah masing-masing 12 khalifah tersebut. Namun yang pasti, Al-Khulafaaur-Raasyidiin masuk di dalamnya. Adapun yang lain, wallaahu a'lam.
Dengan membaca artikel di atas, antum sudah mengerti kekeliruan klaim mereka, karena kenyataannya imam Syi'ah itu 13, satu terdelete, sehingga menjadi 12.
Adapun tentang hadits yang antum maksud, maka riwayat-riwayat yang ada tidak menyebut perincian siapakah masing-masing 12 khalifah tersebut. Namun yang pasti, Al-Khulafaaur-Raasyidiin masuk di dalamnya. Adapun yang lain, wallaahu a'lam.