“Dan janganlah kamu ikuti
setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina”. (QS. Al-Qalam : 10)
Waspadalah Syiah Jauh Lebih Berbahaya Dari ISIS Serta Keberhasilan
Syiah Memecah Belah Islam dan Menfitnah Wahabi
Ustadz Firanda:ISIS Memang Berbahaya, Tapi Syiah Jauh Lebih Berbahaya
Pembakaran Pilot Belum Seberapa Kekejian Milisi Syiah Membakar Ahli
Sunnah
Ini Buktinya SYIAH Lebih Berbahaya Daripada ISIS
Silahkan buka :
Ini Buktinya Syiah Lebih Berbahaya Daripada Isis Videos
Mengapa Syiah Jauh Lebih Berbahaya bagi
NKRI Dibandingkan ISIS? Ini Jawaban Ustadz Abu Rusydan
Ulama Jihadist dan Pemerhati Jihad Ustadz Abu Rusydan menyatakan
bahwa perkembangan Syiah di Nusantara ini jauh lebih membahayakan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibandingkan dengan gerak langkah (Islamic
State Iraq and Syam (ISIS) yang selama ini digembar-gemborkan oleh Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Dalam acara Kajian Ilmiah “Membongkar Rencana Besar Bangkitnya
Negara Syiah” Ahad, (22/03/2015) di Masjid Al Furqon Kudus, hal itu beliau
sampaikan selaku pembicara kedua setelah sebelumnya Ustadz Fahrurozi mengawali
di session pertama.
Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Abu Rusydan sengaja membawakan
dua buku yang sedang hangat dibahas di Indonesia dari ratusan buku tentang
Syiah, baik yang bersumber dari Syiah maupun ahlus sunah. Buku yang pertama
berjudul Syahwat Politik Kaum
Syiahtulisan DR Rogib As Sirjani.
Kemudian yang kedua, ini tulisan DR H Abdul Khor
Ramadhan,SH,MH,MM, Anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama
Islam Pusat. Judulnya Syiah
menurut Sumber Syiah; Ancaman Nyata Bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia,
denga Kata Pengantar ditulis oleh Prof. Dr. Baharun, SH., MA., Ketua Komisi
Hukum dan Perundang Undangan Majelis Ulama Indonesia Pusat.
“Kita akan bahas bagaimana Syiah jauh lebih berbahaya bagi kehidupan
bangsa Indonesia dan Negara Indonesia kita, dibanding ISIS. ISIS itu sepuluh
ribu mil jaraknya dari sini orang sibuk (ngurusi) ISIS, (padahal) ISIS itu
sepuluh ribu mil jaraknya dari Indonesia. Sementara Syiah ini berada di jantung
kekuasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka ada di DPR, orang-orang
yang 'dimuliakan', itu mereka paling tidak ada hubungan dengan Syiah” ungkap
Ustadz Abu Rusydan.
Bukan hanya itu saja, Ustadz Abu Rusydan lebih menegaskan lagi
akan bahayanya Syiah di bandingkan dengan ancaman ISIS. Beliau katakan dengan
tegas.
“ISIS itu sepuluh ribu mil dan itu jauh sekali. ISIS tidak datang
ke sini (Indonesia) malah orang sini datang kesana (ke Syams), iya to? Syiah
ini orang Iran datang ke sini ya ikwah. Datang ke Indonesia baik sebagai
anggota Dewan Kedutaan Iran di Jakarta atau sebagai orang-orang perahu.
Orang-orang perahu bukan orang yang tersesatkan di jalan, mereka ada yang
mengkoordinir di kampung-kampung mereka, itu bagian dari upaya memenuhi upaya
syahwat politik kaum Syiah” jelas beliau.
Maka betapa aneh bila hari ini pemerintah Indonesia lebih
mentoleransi Syiah dibandingkan isu ISIS yang terus dimunculkan. Apakah
sekarang ini Syiah telah benar-benar telah memegang kekuasaan? Atau mereka
telah ditutup dengan milyaran dolar? Ada apa dengan Pemerintah kita?
Syiah
Jauh Lebih Berbahaya Ketimbang ISIS
“Kami Front Anti
Aliran Sesat (FAAS) siap menghancurkan Syiah di Indonesia tanpa bantuan ISIS.
Sebab Syiah lebih bahaya dari ISIS,” ujar Habib Achmad bin Zein Al-Kaff, Wakil
Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur, Selasa (5/8/2014) malam kepada Kiblat.net
Pernyataan yang
semestinya tidak akan pernah keluar serampangan dari seorang habib dan
sekaligus Rais Syuriyah PWNU terkait betapa berbahayanya ajaran Syiah ketimbang
geliat dari ISIS di semenanjung arab. ISIS yang tengah naik daun karena
pemberitaan dari sekian banyak media, baik dari media sekular, anti islam dan
media online dari beberapa tandzim dan manhaj Islam.
ISIS yang diekspos sedemikian rupa menyebabkan kemilau yang
menyilaukan mata dan bisa mengakibatan kebutaan sejenak atau bahkan buta
selamanya. Buta yang dimaksud adalah kita menafikan dan mengabaikan bahaya yang
seburuk-buruknya bahaya.
Pembantaian dan penghancuran beberapa situs bersejarah oleh ISIS
(dan ini pun bisa diperdebatkan argumentasinya) mengakibatkan kita melupakan
betapa jahat dan buruknya perangai kaum sempalan yang mengkafirkan shahabat dan
bahkan isteri Rasulullah sendiri. Kaum yang gemar berbohong dan memuja–muja
shahabat Ali bak malaikat ini secara fakta telah membunuhi ribuan muslim
dibanyak tempat. Dalih Bashar Ashad berperang atas nama negara adalah
kebohongan konyol jika yang kemudian berperang adalah pasukan Garda Republik
dari Iran dan Hizbollah dari Libanon.
Melihat momentum terkait geliat ISIS terlihat yang paling
menikmati adalah Syiah. Jajaludin Rakhmat bahkan sampai mengumpat yang
menjadikan Indonesia dipenuhi konflik karena anti syiah. Cara berpendapat yang
konyol dan jauh dari akal sehat karena jika tidak ingin konflik maka jangan
sebarkan ajaran yang mengajarkan pengikutnya untuk mengumpati shahabat, menuduh
isteri nabi berzina dan menyatakan semua nawasib (sunni) adalah ahlu naar dan
layak dienyahkan.
Perangai khas kelompok ini identik dengan api, jika kecil
menghangatkan badan akan tetapi jika besar bakalan membakar rumah.
Jika Habib Zein telah mengumandangkan komando untuk menyatakan
kesiapannya menghambat dan menyumbat kanal-kanal kemungkinan berkembang biaknya
kaum sempalan ini tanpa campur tangan ISIS sebenarnya adalah pengakuan bahwa
ummat muslim di Indonesia belum tercekoki oleh geliat pesona ISIS yang mungkin saja
dibentuk oleh kontra intelijen atau kontra sel kaum-kaum kafir harbi untuk
mende-islamisasi tataran global.
“Aliran-aliran sesat tumbuh subur di Indonesia karena pemerintah
tidak tegas, tapi ISIS lebih
mudah di deteksi karena gerakannya jelas, berbeda denganaliran
sesat yang bersifat menyusup memiliki misi dan kekuatan finansial yang cukup
besar,” tambah Habib Zein.
Terima kasih ya Bib, berlomba-lomba dalam kebajikan untuk mencegah
kemungkaran adalah sebaik-baiknya perkara.
Salam Anti Syiah Eksis Di Indonesia!
Dunia Terkecoh: Milis Syiah Lebih
Berbahaya Daripada ISIS
Perang di Irak tampak belum akan berakhir.
Pemerintah Irak yang dibantu oleh negara-negara yang tergabung dalam koalisi
Internasional untuk menumpas ISIS atau ISIL plus dengan milisi Syiah yang
disokong oleh Iran. Sangat berbeda sekali dengan Saddan Husein yang secara
terang-terangan sangat anti dengan Syiah.
Karena memang, Syiah kini sudah mulai menampakkan niatan mereka
untuk menguasai daerah Arab, dimana baru-baru ini, pemerintah Sah Yaman
dikudeta oleh milisi Syiah Houti. Kondisi Yaman kini sedang memanas, dimana
milisi Syiah menguasi ibu kota negara, sementara presiden Sah Yaman mengungsi
ke Selatan.
Ketengan antara Sunni dan Syiah semakin
diperparah dengan adanya milisi Syiah di Irak, pasalnya mereka terus melakukan
pembantaian terhadap orang-orang islam yang ada di Irak. Baca Kekejaman Syiah
di Irak dan Suriah Semakin Menjadi-Jadi.
Kepala Dinas Intelijen di Kurdistan Irak,
Masrour Barzani, telah menyatakan keprihatinan tentang peran milisi Syiah yang
didukung Republik Syiah Iran, dalam Iran bermain di laga bersama dengan tentara
Irak untuk merebut kembali kota Tikrit dari Daulah al-Bagdadi (IS), Rabu
(18/03).
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Barzani
mengatakan bahwa penggunaan milisi Syiah oleh pemerintah Irak, dapat
meningkatkan ketegangan antara Sunni dan Syiah.
Barzani juga mengkritik keras pemerintah Baghdad
yang menggunakan milisi syiah untuk mengambil kota Salahuddin.
“Penggunaan milisi syiah yang dilakukan
pemerintah akan menghasilkan masalah yang lebih besar dari IS. Karena
penggunaan itu akan menghasilkan peperangan antara sekte Sunni dan Syiah,” kata
Barzani.
“Mestinya pemerintah berjuang sendiri untuk
memerangi IS, tanpa melibatkan milisi syiah yang didukung Iran,” ujarnya.
(Jadikan.com/Bumisyam).