Rusia yang juga pendukung konstitusi baru yang
disusun Suriah dinilai bersedia menarik seluruh pasukannya dari tanah Suriah.
Menurut Brakel, masalah keuangan menjadi faktor yang membuat Rusia tidak ingin
begitu terlibat dalam pembentukan konstitusi Suriah.
”Rusia menghadapi masalah pembangunan kembali
Suriah. Tentu saja mereka ingin negara lain yang memberikan kontribusi. Ini
tentang menginvestasikan miliaran dolar selama 15 hingga 20 tahun ke depan.
Baik Rusia maupun Iran tidak dapat memberikan uang sebanyak itu, dan
negara-negara Teluk hingga saat ini tidak siap untuk memberikan kontribusi
substansial,” kata Brakel.
Ahli Timur Tengah Rusia, Taimour Dwidar,
mengatakan memang ada kemungkinan pihak Moskow bersedia untuk berkompromi.
”Kremlin ingin mengakhiri operasi militernya di Suriah. Operasi ini adalah
beban besar terhadap ekonomi Rusia. Selain itu, perang ini juga telah
mengganggu hubungan yang membaik dengan Amerika Serikat dan Israel,” kata
Dwidar kepada DW.