Wednesday, December 23, 2015

Erdogan: Menyerang Isis Hanya Kedok, Rusia Bantai Muslim Ahlus Sunnah Suriah. “Pertunjukan Teater, Paling Tragis”. IHH Turki Heran, Indonesia Tereak-Tereak ISIS Tapi Tak Pernah Bantu Muslim Suriah.

FILE - In this Thursday, Aug. 27, 2015 photo, a child is helped cross from Serbia to Hungary through the barbed wire fence near Roszke, southern Hungary. Round the clock, thousands of refugees cross daily along the approximately 110-mile (175-kilometer) border with non-EU member Serbia to the south. (AP Photo/Darko Bandic, File)

Benar-Benar Berhati Iblis ! Jatuhkan 1.500 Bom, Tewaskan 600 Bayi, Anak-Anak, Wanita Dan Orang Tua Ahlus Sunnah Suriah, Si Teroris Super Bengis Putin: “Itu Belum Maksimal, Rusia Siap Gunakan Cara Lebih Sadis Di Suriah !!”

Erdogan: Menyerang Isis Hanya Kedok, Rusia Bantai Rakyat Suriah

Senin, 21 Desember 2015 - 14:00 WIB
Erdogan menghimbau rakyat Turki tak tertipu propaganda mengkaburkan hakekat tragedi kemanusiaan di Suriah
Presiden Turki, Raccep Tayyib Erdogan mengatakan bahwa Rusia melakukan agresi militer di Suriah dengan dalih menyerang ISIS hanyalah kedok belaka. Hakekatnya mereka menyerang dan membunuhi Kaum Muslimin, rakyat Suriah, demikian sebagaimana dilansir Al Jazeera, Ahad (20/12/2015).
“Mereka beralasan menyerang ISIS, padahal menyerang lainnya. Lihatlah Negara itu (Rusiah-rep), hanya 10 persen dari serangannya menyerang ISIS, 90 persen sisanya menyerang rakyat Suriah yang menentang Rezim,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Erdogan menghimbau rakyat Turki agar tidak tertipu dengan berbagai propaganda yang mengkaburkan hakekat tragedi kemanusiaan yang tengah berlangsung di Suriah.
Menurutnya, kini di Suriah ibarat ada pertunjukan besar. Drama pembantaian. Semua pihak berlomba-lomba menunjukan pertunjukan terbaiknya. Sedangkan, “Wanita, anak-anak, dan orang tua renta adalah korban dari pertunjukan tersebut!” pungkasnya.*
Rep: M Rizki U



Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan perang melawan militan Negara IS di Suriah seperti sandiwara.


"Semua yang datang ke Suriah untuk berjuang meraih kekuasaan berdalih memerangi ISIS," kata Erdogan seperti dikutip kantor berita Anadolu Agency.

"Mereka mengubah Suriah menjadi panggung drama paling tragis, dengan tak seorang pun bisa membedakan antara kebaikan dan kejahatan," lanjutnya.


Pernyataan ini disampaikan Erdogan dalam acara Seb-i Arus Istanbul 2015 di Istanbul Sinan Erdem Sports Hall, memperingati tahun ke-742 kematian penyair mistis Jalaludin Rumi.

"Setiap orang yang datang ke Surian berusaha berperan, tapi pada kenyataannya hanya membunuh anak-anak, bayi, wanita, dan orang tua," lanjut Erdogan. 

"Bersamaan dengan itu, orang-orang itu menghancurkan rumah-rumah, sekolah, tempat ibadah, dan monumen bersejarah."

Erdogan mencatat setiap negara yang menjatuhkan bom ke Suriah membawa motif terpendam, menciptakan kematian, pertumpahan darah, dan korban jiwa.

DK PBB, Jumat (18/12), mengadopsi resolusi penyelesaian konflik Suriah dalam tiga putaran perundingan internasional, untuk mengakhiri perang saudara di negara itu.

Resolusi disetujui hampir semua negara, dan meminta Sekjen PBB Ban Ki-moon mempertemukan pemerintah Suriah dan pihak oposisi untuk berunding secara formal. Target awal pertemuan adalah awal Januari 2016.

Perang Saudara di Suriah telah menewaskan 250 ribu korban jiwa, dan jutaan mengungsi ke banyak negara. Konflik di Suriah juga menciptakan krisis pengungsi di Eropa.
http://www.atjehcyber.net/2015/12/erdogan-dalih-perangi-is-suriah-jadi.html?m=1

 Presiden Erdogan Sesalkan, dengan Dalih Perangi ISIS, Rusia Bunuhi Muslim Suriah

Senin, 9 Rabiul Awwal 1437 H / 21 Desember 2015 05:01
Presiden Turki Tayyip Recep Erdogan menyesalkan, ratusan ribu Muslim yang tidak bersalah dibunuh dengan dalih melawan Daesh (ISIS).
Presiden Erdogan mengungkapkan hal ini saat berbicara pada sebuah acara di Istanbul, Sabtu (19/12) malam.
Erdogan mengatakan, Muslim yang tidak bersalah menjadi target utama selama serangan yang dilakukan oleh Rusia di Suriah. Pasalnya, pemimpin Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan bukan kepada ISIS, tetapi kepada warga sipil.
“Serangan yang menargetkan ISIS hanya 10% dari serangan udara yang mereka lakukan, dan selebihnya, 90%, menyerang Muslim dari etnis Turkmen di Suriah dan warga Muslim lainnya yang menentang rezim Asad,” ujar Erdogan merujuk pada serangan udara Rusia, Dailysabah melansir,Sabtu (19/12).
Ia mendesak Rusia agar segera mengakhiri kebohongan tentang serangan udara yang telah dilakukan. Erdogan juga mengatakan bahwa peperangan (mempertahankan kekuasaan) yang sedang berlangsung dilakukan seperti tragedi komedi, dengan dalih melawan ISIS, tetapi kenyataannya tidak.
“Peperangan ini menyerupai permainan teater, semua orang memainkan peran. Semua orang mencoba untuk mencuri peran. Tetapi kenyataannya orang-orang yang dibunuh adalah bayi-bayi, anak-anak, perempuan dan orang tua serta penghancuran rumah-rumah, sekolah, tempat ibadah dan situs-situs bersejarah,” ungkapnya. (EZ/salam-online)
Sumber: DailySabah

Erdogan : Perang Lawan ISIL di Suriah Seperti ‘Pertunjukan Teater’

Dalam sebuah kritik terhadap sikap hipokrisi yang ditunjukkan sejumlah pihak, Presiden TurkiRecep Tayyip Erdogan menyamakan perang melawanISIS/ISIL” yang sedang berlangsung di Suriah dengan “pertunjukan teater”.
Perebutan kekuasaan di Suriah yang diperjuangkan dengan dalih memerangi ISIL’ telah berubah menjadi sebuah dramatragis dan teater, di mana tak seorang pun bisa membedakanantara yang baik dan yang jahat, kata Erdogan di Istanbul pada Sabtu (19/12) sebagaimana dikutip World Bulletin.
Setiap orang berakting dan berusaha untuk mencuri sebuahperan, tetapi kenyataannya adalah bahwa adalah masyarakat bayi, anak-anak, wanita dan orang tua  yang terbunuh,bersama dengan penghancuran rumah-rumah, sekolah, tempat ibadah dan monumen bersejarah,tambahnya.
Beberapa pihak seperti teroris AS, teroris Rusia atau rezim Syiah Bashar Assad di Suriah terindikasi menggunakan “perang melawan ISIS” sebagai kedok bagi mereka untuk menargetkan pihak lain yang mereka anggap musuh, bahkan sekalipun itu warga sipil.
Demikian pula dengan rezim Assad, dimana beberapa bulan lalu pihak intelijen Turki telah membeberkan kerjasama gelap antara mereka dengan ISIS dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Red : Gus Jati

 Menlu Turki Kutuk Serangan Udara Rusia di Suriah

Selasa 10 Rabiulawal 1437 / 22 December 2015 09:40
MENTERI Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengutuk serangan udara yang dilakukan Rusia Ahad lalu di provinsi Idlib.
“Rusia menargetkan oposisi moderat di Suriah sejak memasuki Suriah pada 30 September 2015. Di sisi lain, Rusia juga mulai sering menargetkan pemukiman sipil,” kata Cavusoglu dalam pernyataan tertulis, Senin (21/12/2015).
Cavusoglu menyatakan Rusia telah meluncurkan sekitar 4.000 serangan udara, lebih dari 90 persen serangan menargetkan lawan moderat Presiden Bashar al-Assad. Menurutnya serangan Rusia justru memperkuat ISIS.
“Rusia bermimpi menyerahkan negara ke rezim Assad lagi,” ujar Cavusoglu.
“Warga sipil yang meninggal akibat operasi Rusia lebih 600 orang. Beberapa organisasi mengatakan jumlah korban sekitar 800 orang. Kami ingin dunia tahu bahwa lebih dari 150 korban ini adalah anak-anak,” kata Cavusoglu.
Ahad kemarin Rusia menyerang provinsi Idlib. 200 oarang dinyatakan meninggal, dan banyak bangunan hancur dihantam serangan itu, demikianWorld Bulletin. [ds/islampos]

IHH Turki Heran, Indonesia Persoalkan ISIS Tapi Tak Pernah Bantu Rakyat Suriah

davalar_pazarlik_konusu_edilemez_h71481

21 Desember 2015
Insan Hak ve Harriyetleri ve Insani Yardim Vakfi (IHH) atau organisasi HAM, kebebasan dan Bantuan Kemanusiaan yang berada di Turki memaparkan kondisi krisis kemanusiaan di Suriah sejak terjadi konflik pada Maret 2011 yang menewaskan ratusan ribu warga sipil dan jutaan lainnya mengungsi.


IHH yang merupakan organisasi kemanusiaan terbesar di Turki dan memiliki puluhan ribu relawan mengaku heran dengan pemerintah Indonesia yang lebih mempersoalkan isu ISIS atau Daulah Islam/Islamic State (IS) dibandingkan isu kemanusiaan akibat penindasan rezim Syi’ah Nushairiyyah di bawah Presiden Bashar Assad.



Hal ini diungkapkan oleh Kepala Hubungan Internasional dan Diplomasi IHH, Izzet Sahin saat berdiskusi bersama Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) di kantornya, Istanbul, Turki, pada Jum’at (29/5/2015) yang juga dihadiri wartawan detik.com.
“ISIS adalah isu yang sangat kompleks. Siapa ISIS? Siapa orang-orang itu? Bagaimana kelompok ini bisa muncul? Siapa yang mendukung mereka? Bagaimana mereka mendapat kekuatan besar dalam waktu singkat? Sangat banyak pertanyaan tentang ISIS,” katanya.


Namun, isu ISIS/IS tidak lebih besar daripada krisis kemanusiaan yang dilakukan rezim Syi’ah Assad untuk membantai rakyat Suriah yang menginginkan rezim tersebut tumbang.



“Rezim (Bashar Assad) mengebom setiap hari, sampai saat ini. Setiap dua menit rakyat Suriah diguncang bom. Kami menghabiskan beberapa pekan di Damaskus untuk negosiasi dan memediasi antara rezim dengan oposisi, dan kami melihat mereka mengebom rata-rata tiap dua menit,” ungkap Izzet.


Krisis kemanusiaan itu mengakibatkan sebanyak lebih dari 300.000 warga sipil Suriah meninggal akibat kekerasan yang dilakukan rezim. Lalu 100 ribu lainnya hilang dan sekitar 6 juta jiwa kehilangan tempat tinggal.

“Ada 2 juta pengungsi Suriah di Turki hari ini. Lebih dari 1,5 juta di Lebanon, begitu pula di Yordania, 500 ribu di Irak. Empat tahun sudah berlalu, tidak ada yang tahu seberapa lama krisis ini,” tuturnya.

IHH memberikan bantuan secara besar-besaran sejak tahun 2011 di Suriah dengan mendirikan rumah sementara dari kontainer di beberapa kota, kamp pengungsia, sekolah dan dapur darurat, serta lainnya.

Sekadar diketahui, IHH saat ini juga tengah berada di Aceh untuk memberikan bantuan bagi pengungsi warga Muslim Rohingya yang ditindas oleh para biksu dan pemerintah Buddha Myanmar.

“Indonesia adalah negara Muslim terbesar. Tidak ada alasan (bagi Indonesia) untuk tidak membantu rakyat Suriah karena ada ISIS,” tegasnya seraya mengajak pemerintah dan NGO Indonesia untuk melihat keadaan Suriah yang sesungguhnya. (citizenjurnalism.com)