Wednesday, December 23, 2015

Ketua MUI Jatim: "Kami Menyeru Bahwa Syiah Adalah Ancaman Bagi Nkri", Cermati Secara Jernih Kenapa Muncul Radikalisme. Rais ‘Amm NN/Ketua MUI Dukung Fatwa "Syiah Sesat" MUI Jatim

KH. Abdushomad, Ketua MUI Jatim


Tentang Syiah, kami menyerukan bahwa Syiah adalah ancaman bagi NKRI. Demikian yang diucapkan oleh KH. Abdushomad selaku ketua MUI Jatim dalam Musda (Musyawarah Daerah) ke-IX MUI Jawa Timur ke-9 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada Sabtu 18/12/2015.

“Tentang Syiah, kami menyerukan bahwa Syiah adalah ancaman bagi NKRI”, ungkapnya sebagaimana di wartakan nugarislurus.com, 21/12/2015.

Kiai Abdus Shomad berharap sinergitas antara MUI dan Pemprov tetap terus terjalin demi menjaga stabilitas Jatim. Sinergitas itu sudah terwujud dalam bentuk Pergub tentang pembinaan aliran sesat.


Menurutnya, MUI Jatim mengeluarkan fatwa kesesatan di Jatim dan Pemprov memerbitkan Pergub itu dalam rangka menjaga keamanan.

“Syiah kalau besar, mereka akan membuat makar”, tegas Kiai Abdus Shomad. (nisyi/syiahindonesia.com)
http://www.syiahindonesia.com/2015/12/tentang-syiah-mui-jatim-kami-menyeru-bahwa-syiah-adalah-ancaman-bagi-nkri.html



Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Rais ‘Amm Nahdlatul Ulama (NU) KH. Makruf Amin mendukung penuh fatwa bahwa sekte syiah adalah sesat dan menyimpang.


Demikian dikatakan KH. Makruf Amin, dalam sambutan Musda (Musyawarah Daerah) ke-IX MUI Jawa Timur ke-9 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada Sabtu 18/12/2015.

“Fatwa kesesatan Syiah oleh MUI Jatim sudah benar secara subtansi dan prosedur. Bahkan menguatkan fatwa MUI pusat. Malah dikuatkan oleh keputusan incrah Mahkamah Agung, bahwa Syiah menyimpang dan menodai agama, ” Kata Kyai Makruf.


Sementara itu, Dalam sambutan Musda yang dihadiri 250 peserta dari seluruh kabupaten se- Jawa Timur, Ketua MUI Jatim KH. Abdus Shomad mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, khususnya pemerintah Provinsi Jawa Timur atas dukungannya dalam menangani aliran sesat dan kemaksiatan di Jatim.


“MUI Jatim bertekad akan terus membasmi aliran sesat di Jatim”, tegasnya.

Kiai Abdus Shomad berharap sinergitas antara MUI dan Pemprov tetap terus terjalin demi menjaga stabilitas Jatim. Sinergitas itu sudah terwujud dalam bentuk Pergub tentang pembinaan aliran sesat.

“Tentang Syiah, kami menyerukan bahwa Syiah adalah ancaman bagi NKRI”, tambahnya.

Menurutnya, MUI Jatim mengeluarkan fatwa kesesatan di Jatim dan Pemprov memerbitkan Pergub itu dalam rangka menjaga keamanan.

“Syiah kalau besar, mereka akan membuat makar”, tegas Kiai Abdus Shomad. (nugarislurus.com)
http://www.syiahindonesia.com/2015/12/rais-amm-nu-dukung-fatwa-syiah-sesat.html


Ketua MUI Jatim: Cermati Secara Jernih Kenapa Muncul Radikalisme

Semua pihak setuju untuk menolak radikalisme, tetapi kebanyakan hanya mengutuk saja tanpa pernah mencermati secara jernih kenapa muncul radikalisme bahkan terorisme.

Demikian disampaikan Ketua Majelsi Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur periode 2010-2015, KH. Abdushomad Bukhori, saat memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) MUI Jatim di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Sabtu, (19/12/2015).

” Radikalisme sebetulnya hanya akibat saja, memang persoalan pemahaman agama ikut menentukan, tapi banyak faktor lain yang dapat memicu radikalisme,” paparnya.
Kiai Somad mencontohkan fenomena Natal yang setiap tahun menjadi kontroversi dikarenakan ada kesengajaan para pemilik toko maupun perusahaan yang memaksa karyawan Muslim untuk mengenakan atribut sinterklas.
“Ini adalah tindakan yang mencederai hak dan kebebasan beragama, karena seorang muslim adalah haram menggunakan atribut dari agama lain, sikap aparatur negara yang kurang tanggap dalam mengambil sikap melihat fenomena seperti ini, lalu masyarakat yang tidak sabar kemudian bertindak sendiri-sendiri, nah jadilah kekerasan dan radikalisme,” jelasnya.[Baca: Pemaksaan Atribut Natal Bagi Karyawan Muslim Dinilai Bentuk Intoleransi]
“Jadi kalau ingin aman, jangan ada pihak yg memicu,” tambah Kiai Somad.
Karenanya, Ia menegaskan pluralisme agama itu tidak boleh. Dalam artian orang harus konsekuen menjalankan aktivitas agamanya sendiri dan kerukunan, lanjutnya, tidak perlu didramatisir.
“Kerukunan itu ada aturannya, dan MUI telah memberikan petunjuk-petunjuk melalui fatwanya,” ungkap Kiai Somad.
Ia juga menambahkan, bahwa yang menjadi sumber utama radikalisme adalah ketidakadilan global.
“Namun opini yang berkembang sudah kadung. Artinya, kalau yang bertindak itu umat Islam semua langsung menyorot sebagai perilaku radikal bahkan teroris. Tapi tidak ada yang menyebut tindakan Israel yang membuat orang Palestina menderita sebagai tindakan terorisme,” ungkapnya.
“Tindakan Amerika misalnya, yang memberangus Iraq dengan alasan yg dibuat-buat. Juga tidak ada yg mengutuk sebagai tindakan terorisme, ini ketidakadilan sebenarnya. Saya mengikuti kasus Tolikara dan Singkil juga pemberitaannya lebih memojokan Islam,” pungkas Kiai Somad.*
Rep: Yahya G. Nasrullah
Editor: Cholis Akbar