Wednesday, May 11, 2016

Penghianatan Syiah, Fakta-Fakta Penjualan Dataran Tinggi Golan Oleh Ayah Bashar Assad

golan-heights-closeup

Dalam media sosial akhir-akhir ini, para proxy Syiah Iran di tanah air senantiasa getol menyuarakan klaimnya bahwa Dinasti Assad, terutama Hafez Assad, merupakan musuh besar zionis “Israel”.
Padahal, menurut tokoh Mesir dan Suriah, Hafez Assad justeru merupakan penjahat utama yang memuluskan penjajahan Izionis di Palestina dengan menjual Dataran Tinggi Golan di tahun 1967.

Assad Jual Golan 100 Juta Dolar AS
“Israel” telah membayar Hafez Assad 100 juta dolar Amerika untuk Dataran Tinggi Golan sebelum Perang Enam Hari pada tahun 1967, kata seorang teman dekat mantan Presiden Mesir Anwar Sadat.

Adalah Dr. Mahmoud Jame yang mengatakan bahwa Sadat telah memberikan penjelasan tentang kesepakatan itu, menurut media Albawaba yang berbasis di Yordania pada 2011.
Jame merupakan anggota Dewan Permusyawaratan pertama di Mesir, mengatakan, “Suatu pagi Sadat membawa saya dengan dia secara pribadi dan tanpa penjaga ke (Suriah bagian dari) Dataran Tinggi Golan, dan saya bersumpah atas nama Allah yang Maha Kuasa bahwa ia menempatkan tangannya di bahu saya dan ketika kami berdiri di Golan, ia mengatakan kepada saya secara harfiah, ‘Lihatlah, Mahmoud, ini adalah Golan. Adakah kekuatan yang dapat merebutnya dengant begitu mudah, bahkan jika itu adalah Israel?”
Teman Sadat itu menjawab, “Ini tidak mungkin,” dan Sadat menjawab, “Aku akan memberitahu Anda sebuah rahasia berbahaya – Dataran Tinggi Golan dibeli oleh ‘Israel’ sebesar $ 100 juta. cek itu diterima oleh duo Assad yakni Hafez dan Rifa’at al-Assad dan disimpan dalam rekening mereka di bank Swiss.”
Sebagai imbalannya, Hafez Assad memerintahkan pasukan Suriah untuk segera menarik diri dari Dataran Tinggi Golan saat perang pada Juni 1967 tanpa menembakkan satu tembakan dan menyerahkannya ke ‘Israel,’ Jame melanjutkan.
“Cerita ini dan kesaksian saya dari acara ini, telah dirahasiakan selama bertahun-tahun sampai tahun 1999, ketika saya singgung insiden itu dalam buku ‘Aku Tahu Sadat’ tanpa mengungkapkan rincian lengkap.”
“Pada tahun 2006, ketika saya diwawancara oleh saluran Almihwar, saya memberikan rincian lengkap terus terang, sampai-sampai Moataz tertegun.”
“Keesokan harinya, host Almihwar Mr. Amin Gemayel, mantan presiden Lebanon, … ia mendukung kata-kata saya. Kemudian saluran Future berbasis di Beirut mencoba untuk mengundang saya ke Beirut untuk membahas topik ini, tapi saya minta maaf, dan menolak.”
Ulama Suriah Beberkan Sejarah Syiah Jual Dataran Golan ke “Israel”
Selain Jame, ulama senior asal Suriah, Syaikh Abdullah Mushafa Rahhal juga menunjukkan data yang membongkar kejahatan Pemimpin Nushairiyah yang naik menjadi Presiden melalui kudeta putih tahun 1970 itu.

Syaikh yang telah menjadi Ketua Persatuan Ulama Idlib ini menerangkan Hafez memang tokoh yang dikenal licik. Dia begitu lihai untuk membuat citra dirinya anti-zionis Yahudi. Sedangkan kerjasama antar keduanya berjalan sistematis tanpa diketahui banyak orang. Jatuhnya Dataran Tinggi Golan yang tadinya wilayah Suriah ke “Israel“ adalah bukti bakti Hafez kepada “Israel.”
Saat dataran tinggi dicaplok Israel pada perang Arab 1967, sebenarnya ada peran besar Hafez Assad di balik itu semua. Sebab yang terjadi adalah Hafez memberika Dataran Golan secara gratis kepada Israel. “Mereka melakukan deal-deal politik di balik itu semua,” ujarnya kepada Islampos, di tengah roadshownya di Kuala Lumpur, Malaysia pada tahun 2014.
Arah kebijakan Suriah terhadap “Israel” langsung berubah setelah “menjual” Golan. Ketua Mahkamah Syariah di Aleppo Selatan ini mengatakan kedua negara ikut terlibat dalam membunuh pengungsi Palestina di Kamp Tal Zartar, Yordania tahun 1976.
Kerjasama itu berlanjut dalam pembantaian terhadap pengungsi Palestina di Kamp Shabra-Satila tahun 1982. “Hafez Assad bekerjasama dengan Syiah Lebanon dan ‘Israel’ dalam tragedi itu,” bebernya.
Untuk menutupi kerjasamanya, ‘Israel’ dan Suriah pun menjalankan beberapa skenario. Salah satunya adalah ‘Israel’ “memberikan” kembali daerah Qunaitira kepada Assad. Menariknya, Assad menyambut “pemberian” ini dengan klaim bahwa Suriah membebaskan kembali Qunaitira setelah memerangi “Israel.”
“Pembebasan dari mananya? Qunaitira sekarang daerah yang tidak ada penduduknya. Gubernurnya malah tinggal di Damaskus,” ujarnya.
Red: Adiba Hasan