Artikel lain :
- Kebaikan Saudi Yang Terluput Dari Media,
Sehingga
Saudi Banyak Dicela
- Tahukah Anda, Satu-Satunya Negara Yang Tidak
Mengadakan Natalan,
Menjual Minuman Keras, Menyediakan Tempat Pelacuran?
- Apa yang mereka dendamkan terhadap
Negeri Saudi ??
- Sistem Monarki Saudi Arabia VS Sistem
Demokrasi Ala
Indonesia, Mana Lebih
Sukses Mensejahterakan Rakyat?
- Apakah Kita Harus Membenci Saudi?
Bagaimana sikap kita
yang seharusnya?
- Iran: “Musuh Utama Kami Arab Saudi,
Bukan Zionis”
Surat Cinta Buat Para Pembenci Negeri
Saudi Arabia
Negeri saudi arabia bukanlah khilafah di
zaman para Sahabat radhiallahu anhum dan rajanya juga bukanlah Mu’awiyyah bin
Abu Sufyan-radhiallahu anhuma demikian juga ulamanya bukanlah Ibnul Musayyib,
bukan pula Ibnu Sirin ataupun Sulaiman bin Yasar bahkan tidak pula mendekati
derajat Al Imam Asy Syafi’i ataupun Al Imam Al Auzai rahimahumullah.
Kalau kalian mencari-cari kesalahannya
niscaya kalian pasti akan mendapatinya sangat banyak, bahkan bukankah
kesalahan-kesalahan sudah menjadi tabi’at manusia?
Jika engkau terus-menerus mencari-cari
kesalahan saudaramu sama saja jika engkau memaksanya menjadi malaikat, sesuatu
yang mustahil bukan?
Wahai Saudaraku…
Negeri Saudi Arabia bukanlah Khilafah di
zaman para Sahabat radhiallahu anhum dan rajanya juga bukanlah ‘Umar bin ‘Abdul
‘Aziz rahimahullah demikian juga ulamanya bukanlah Urwah bin Zubair, bukan pula
Al Hasan Al Bashri ataupun Muhammad bin Syihab bahkan tidak pula menghampiri
derajat Al Imam Ahmad ataupun Imam Sufyan Ats Tsauri rahimahumullah.
Kalau kalian membandingkan negeri yang
sempurna seperti negerinya Umar bin Al Khaththab atau pemimpin setegar Utsman
bin Affan radhiallahu anhuma maka sungguh di mata kalian negeri Saudi Arabia
saat ini hanyalah sampah.
Tapi wahai saudaraku…
Tunjukkan kepadaku negeri manakah
yang saat ini lebih baik dari Kerajaan Saudi Arabia?
Di negeri tersebut Tauhid
diserukan, Sunnah di da’wahkan, hukum Had ditegakkan, ketika adzan
dikumandangkan pasar-pasar menjadi sepi, para pedagang meninggalkan dagangannya
kemudian menyusun shaf menyambut panggilan Allah ‘Azza Wa Jalla.
Sungguh ini adalah miniatur sebuah negeri
yang mencoba menegakkan Syariat Islam semampu mereka.
Sekali lagi wahai saudaraku…
Yang baik aku tekankan bahwa negeri Saudi
Arabia bukanlah Khilafah di zaman para Sahabat radhiallahu anhum dan rajanya
juga bukanlah Sulaiman bin Abdul Malik rahimahullah demikian juga ulamanya
bukanlah Fudhail Ibnu Iyyadh, bukan pula Sa’id bin Jubair ataupun Atha’ bin Abi
Rabah bahkan tidak pula menghampiri derajat Al Imam Al Bukhari ataupun Imam At
Tirmidzi rahimahumullah.
Wahai Saudaraku…
Sangatlah mengherankanku ketika kalian mengatakan Saudi Arabia tidak peduli dengan
kaum Muslimin, baik yang di Suriah, Palestina,
Mesir maupun di belahan dunia yang lainnya.
Sungguh aku tak tahu apakah yang telah
membutakan matamu sehingga tidak mampu melihat dan membaca berbagai penebaran
kebaikan dan bantuan dari Pemerintah dan Rakyat Saudi Arabia di seluruh penjuru
dunia.
Milyaran rupiah digelontorkan untuk
pengungsi Suriah, bahkan Saudi memasok
senjata, mortir maupun anti tank kepada kaum muslimin di Suriah yang sedang
berperang dengan kaum kafir Syi’ah Raafidhah dan sekutunya.
Sangat mengherankan ketika dengan mudahnya
kalian menemukan berbagai berita tapi kok bisa berita seperti ini terlewatkan,
dari ketukan jarimu di atas tablet atau smartphone yang engkau pakai?
Wahai Saudaraku….
Sungguh sangat menakjubkan ketika engkau
tidak tahu Milyaran rupiah yang dikucurkan Saudi
kepada warga Palestina, sementara di saat yang
sama engkau mampu mencari dan mengekspos kesalahan dan kejelekan pemerintah
saudi.
Bahkan ketika bantuan itu berada di depan
mata kalian, di negeri kita yang tercinta ini,
Nusantara negeri seribu pulau, ketika Tsunami memporak-porandakan Aceh sembilan
tahun yang lalu, ketika media masa ribut menggembor-gemborkan bantuan
yang berupa pinjaman dengan bunga dari negeri-negeri kafir, diam-diam pemerintah
dan rakyat saudi telah memberikan bantuan jutaan dolar dalam bentuk hibah alias
gratis bin cuma-cuma.
Tertutupkah mata kalian dari itu semua, jika kalian melakukan celaan tersebut karena ketidaktahuan
maka alangkah baiknya jika kita diam dari sesuatu yang kita tidak mengetahuinya.
Adapun jika celaan itu muncul karena
dorongan kebencian maka sungguh aku hanya bisa meminta kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala agar melembutkan hati-hati kita.
Wahai Saudaraku…
Sungguh kebaikan pemerintah negeri
Haramain sangatlah banyak, bahkan yang menyedihkanku bahwa mereka orang-orang
yang sangat keras permusuhan dan kebenciannya terhadap pemerintah Saudi.
Mereka berani menuduhnya dengan
tuduhan-tuduhan yang buruk.
Ternyata di saat yang sama di masa lalu
mereka pernah menikmati fasilitas dan berbagai kebaikan dari pemerintah Saudi.
Tanyalah Sa’id Aqil Siraj berapa banyak uang dan
bantuan Saudi yang masuk ke kantong dan perutnya? yang
di saat dia mencela Saudi yang telah memberinya beasiswa bahkan gaji sehingga
dia bisa bergelar doktor.
Sekarang dia justru membangga-banggakan negeri Iran, negerinya Ayatusy-syaithan Khomeini yang telah
mencela Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
Dengan mengatakan Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam telah gagal dalam mewujudkan keadilan, dia memuji
Iran negerinya para kaum Syi’ah yang mencela Abu Bakar, ‘Umar dan Ibu kita
Aisyah dan Hafshah radhiallahu anhum.
Wahai Saudaraku….
Tanyalah kepada para tokoh-tokoh PKS yang banyak kadernya serta saudaranya dari Ikhwanul
Muslimin begitu membenci Saudi?
Tanyalah Hidayat Nur Wahid, Anis Matta dan lainnya berapa banyak duit dan bantuan dari Saudi yang mereka
nikmati ketika bersekolah di Saudi Arabia atau ketika sekolah di LIPIA?
Demikian juga dengan orang-orang NU yang banyak mendapatkan bantuan dana dari Kerajaan
Saudi Arabia?
Wahai Saudaraku…
Bukalah mata kalian terlebih mata hati
kalian, kalian mendukung bahkan
teriak-teriak memberi dukungan kepada para pejuang di Suriah yang memerangi
Basyar Ashad tapi di saat yang sama kalian justru tidak
berterima kasih bahkan mencela negeri Saudi Arabia yang
jika bukan karena Allah ‘Azza Wa Jalla dan kemudian kesigapan Kerajaan Saudi
Arabia mengirimkan bantuan Militer kepada Kerajaan Bahrain maka saat ini
mungkin saja Bahrain telah dipimpin oleh orang yang beragama sama dengan Basyar
Ashad sehingga tragedi Suriah bisa saja terulang
di Bahrain.
Lihatlah wahai saudaraku, jika bukan
karena Allah ‘Azza Wa Jalla kemudian dukungan dan fatwa para Ulama Saudi Arabia
serta bantuan Dana dari pemerintah Kerajaan Saudi Arabia maka saat ini mungkin
saja agama Ahmadiyyah Qadiyaniyyah telah menjadi agama resmi Negeri Pakistan.
Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla merahmati
Asy Syaikh Tsanaullah Amru Tisri seorang Salafy yang telah membantah dan
melayani Mirza Ghulam Ahmad untuk bermubahalah sehingga Mirza mati dalam
keadaan mengenaskan sementara Asy Syaikh Tsanaullah masih hidup bertahun
kemudian.
Apakah kalian tidak mengetahui hal itu? Kalau
begitu itu sungguh sangat mengejutkan!
Wahai Saudaraku ….
Kesalahan pemerintah Saudi mungkin
sangatlah banyak tapi kebaikannya juga sangatlah banyak.
Tak cukup surat singkat ini untuk membeberkan
semuanya, maka mari mampir sejenak untuk membaca tulisan ini.
BANTUAN SAUDI ARABIA NEGERINYA WAHHABI KEPADA KAUM
MUSLIMIN DI SELURUH DUNIA
Dan itu hanyalah sedikit dari banyaknya
kebaikan negeri yang mulia dan penuh berkah ini yang sekali lagi aku katakan
bahwa negeri ini juga punya banyak kesalahan, tapi syukurilah ni’mat ini karena
masih ada negeri yang semisal Saudi Arabia.
Adapun kesalahannya perbaikilah sesuai
dengan tuntunan Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan mintakanlah ampun
kepada Allah ‘Azza Wa Jalla.
Syukurilah ni’mat ini bahwa masih ada
negeri yang di dalamnya tegak hukum Had, Shalat berjama’ah ditegakkan,
Rumah-rumah ibadah kaum kafir dilarang untuk didirikan, amar ma’ruf nahi
mungkar dilaksanakan dan dianjurkan.
Syukurilah maka mungkin saja Allah ‘Azza
Wa Jalla akan menganugerahkan kita ni’mat yang lebih besar yakni Khilafa di
atas Minhaj Nubuwwah.
Adapun jika kita memngigkari ni’mat ini
maka sungguh aku sangat mengkhawatirkan musibah akan terus menerus menghantam
kita, dan terpecahbelahnya kekuatan kaum muslimin disaat ini adalah musibah
yang sangat besar dan realita yang sedang terjadi.
Wahai Saudaraku ….
Tersisa pertanyaan untuk diriku dan untuk
kalian, ketika kalian sibuk mencela
Salafiyyun dengan mengatakannya tidak peduli dengan kaum muslimin, aku jadi
ingin bertanya, “di manakah kalian berada ketika
kaum Muslimin sedang dibantai di Ambon dan Poso dan apa yang kalian lakukan
saat itu, atau jangan-jangan kalian justru
bergabung dengan banser NU yang hendak menghalangi kaum muslimin salafiyyun
yang hendak berangkat ke Ambon menolong kaum Muslimin di sana dengan bertaruh
nyawa. Di mana kalian dan apa yang kalian lakukan
saat itu?”
Di saat kalian
mencela Negeri Haramain yang telah menggelontorkan dana milyaran dolar bagi
kaum muslimin di seluruh dunia apa yang telah kalian sumbangkan untuk Islam dan
Kaum Muslimin?
Berapa rupiah yang telah
kalian sumbangkan ke penduduk Suriah? Palestina dan lainnya?
Bahkan berapa rupiah
yang telah kalian sumbangkan kepada Saudara-saudara kalian di Aceh? Yogyakarta?
Bahkan berapa rupiah
yang kalian sumbangkan kepada sanak saudara kalian yang membutuhkan?
Bahkan berapa rupiah
yang telah kalian sumbangkan untuk pembangunan Masjid di tempat kalian?
Atau jangan-jangan
Masjid di tempat kalian pun ternyata adalah salah satu dari puluhan bahkan
ratusan Masjid di Nusantara ini yang merupakan bantuan dari Negeri Haramain
Saudi Arabia?
Jangan sampai doa pun
kita lupa panjatkan buat saudara-saudara kita yang menderita dan tertindas di
Palestina, Suriah, Somalia, dan Negeri lainnya.
Dan
jangan sampai kitapun menjadi tong kosong yang nyaring bunyinya…
Sungguh Gajah
di pelupuk mata tidak tampak, semut di seberang
lautan tampak…
Kita teriak-teriak
bak pahlawan kesorean tapi ternyata sumbangsih kita
untuk islam dan kaum muslimin adalah NOL BESAR…
sumber : status FB https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10201713176655372&set=a.1247182503882.2035944.1359012657&type=1
Kebaikan
Saudi Yang Terluput Dari Media, Sehingga Saudi Banyak Dicela
Kebaikan Pemerintah & Ulama Saudi
Untuk Kaum Muslimin Dunia
KEBAIKAN PEMERINTAH SAUDI UNTUK KAUM
MUSLIMIN DUNIA[1]
Sebetulnya di dalam buku Sejarah Berdarah
ini juga sudah terdapat kontradiksi. Di satu sisi saudara
Idahram berusaha mencitrakan pemerintah Saudi Arabia sebagai pemerintah yang
sadis dan ganas layaknya Nazi Jerman yang
dipimpin Hitler, bahkan lebih kejam dari Hitler.
Namun di sisi lain, dia mengakui
fakta-fakta akanpemuliaan dan penghormatan Kerajaan Saudi
Arabia terhadap kaum muslimin.
Buktinya, sambutan yang baik dari
pemerintah Saudi terhadap tokoh-tokoh Nahdhatul Ulama (NU) yang
sengaja datang untuk mengkritik pemerintah Saudi. Tidak
sedikit pun ada usaha dari pemerintah Saudi untuk mencelakakan apalagi membunuh
para delegasi yang jelas-jelas aqidah dan amaliah mereka berbeda dengan apa
yang diyakini dan diamalkan oleh pemerintah Saudi, malah kritikan mereka dalam
masalah amaliah mazhab diterima dengan baik oleh pemerintah Saudi. Dengan
jujur[2] saudara Idahram berkata,
“Utusan para ulama pesantren,
alhamdulillah, berhasil dan diterima dengan baik oleh penguasa Saudi. Raja
Saudi menjamin kebebasan amaliah dalam mazhab empat di Tanah Haram dan tidak
ada penggusuran makam Nabi Muhammad Saw. (shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen).”
(Sejarah Berdarah…, hal. 138)
Kebaikan pemerintah Saudi terhadap kaum
muslimin dunia sudah tidak terhitung jumlahnya, termasuk Indonesia.
Ratusan masjid dibangun oleh
pemerintah maupun yayasan sosial yang mengumpulkan dana dari masyarakat Saudi
serta santunan fakir miskin dan pembuatan sumur-sumur sebenarnya sudah sangat
banyak. Hanya saja jarang diekspos oleh media.
Pemerintah Saudi juga membuka cabang
universitas Muhammad bin Su’ud di Jakarta untuk kaum muslimin Indonesia. Sampai
saat ini, saya tidak tahu ada sekolah di Indonesia yang dibangun oleh
pemerintah mana pun di dunia ini dengan menyewa dua buah gedung besar
dan mewah untuk kaum muslimin di Indonesia secara gratis. Bukan hanya itu, para mahasiswa juga digaji, buku-buku
diberikan secara gratis, asrama juga gratis. Para santri dan
pengajar pesantren-pesantren NU juga banyak yang sekolah di sini, menikmati
fasilitas yang diberikan pemerintah Saudi.
Cabang universitas
Muhammad bin Su’ud ini juga terdapat di negeri-negeri lain. Di dalam negeri
Saudi sendiri, saat ini ada ribuan pelajar muslim dari seluruh dunia, termasuk
anak-anak bangsa Indonesia, bahkan tidak sedikit santri-santri NU. Mereka belajar secara
gratis plus digaji oleh pemerintah Saudi.
Ketika terjadi
Tsunami Aceh dan Sumatera Utara, negara Barat gembar-gembor di media massa
mengumumkan sumbangan-sumbangan mereka, padahal nilainya juga tidak terlalu
besar, itu pun ternyata sebagian besarnya berupa
pinjaman. Diam-diam pemerintah Saudi
hampir tidak terekspos oleh media (entah sengaja atau tidak?!), telah mengirim
pesawat-pesawatnya ke Aceh yang mengangkut berbagai macam bantuan. Beberapa media ketika itu menginfokan,[3]
“Rakyat
dan pemerintah Arab Saudi menyumbang US$530 juta (sekitar Rp. 4,8 triliun)untuk korban gempa dan
gelombang tsunami di Aceh dan Sumatra Utara. Semua sumbangan itu berbentuk
hibah. Dari
total hibah itu, sebesar US$280 juta berupa uang tunai yang terdiri dari
sumbangan masyarakat sebesar US$30 juta. Sementara US$250 juta sisanya
berbentuk makanan, obat-obatan, selimut, dan alat-alat kedokteran.”
“Semua
sumbangan itu merupakan hibah (pemberian), bukan utang yang harus dibayar.Sumbangan berupa hibah ini tentu saja
lebih baik daripada sumbangan yang berupa utang.Karena
utang ini di kemudian hari akan menjadi beban masyarakat Indonesia. Meskipun
utang itu bersifat pinjaman lunak (soft loan), rakyat Indonesia tetap harus
membayarnya,” ungkap salah seorang tokoh.”
Adakah bantuan Saudi
untuk Palestina?
Benarkah tuduhan dusta
lagi keji yang dihembuskan
saudara Idahram bahwa
Saudi bekerjasama dengan Inggris hingga
Palestina berhasil
dicaplok Yahudi?
Jawabannya, kenyataan yang ada sangat bertolak
belakang dengan tuduhan dusta tersebut.Ketika hizbiyyun masih sibuk berdemo untuk Palestina dan mengkritik fatwa
ulama Saudi akan haramnya demo, pemerintah Saudi dan masyarakatnya telah
mengumpulkan dana dalam jumlah yang sangat besar untuk Palestina. Media menginfokan,
“Raja Arab Saudi pada
Senin mengumumkan sumbangan senilai satu miliar dolar AS bagi pembangunan
kembali Gaza yang digempur secara ofensif oleh Yahudi selama beberapa pekan. ‘Atas nama rakyat Saudi, saya umumkan
sumbangan sebesar 1 miliar dollar bagi program pembangunan kembali Gaza,’ kata
Raja Saudi pada pembukaan konferensi tingkat tinggi Arab di Kuwait.”
Ketika Amerika
Serikat menekan Saudi untuk memboikot pemerintahan Palestina dengan tidak
memberi bantuan, media memberitakan,
“Arab Saudi menegaskan
bahwa mereka akan tetap melanjutkan pemberian bantuan dana yang jumlahnya
sekitar 15 juta dollar AS tiap bulannya untuk pemerintah Palestina.”
Media lain
menginfokan sumbangan seorang pengusaha,
“Seorang pengusaha
Saudi yang menolak untuk disebutkan identitasnya ini- pada hari Senin,
sumbangkan 25 juta Riyal untuk membantu rakyat Gaza.”
KEBAIKAN ULAMA
SAUDI UNTUK KAUM MUSLIMIN DUNIA
Bukan hanya
pemerintahnya yang berusaha membantu Palestina, para ulama di Saudi pun
mengeluarkan fatwa sebagai dorongan kepada masyarakat dan kaum muslimin di
seluruh dunia untuk ikut membantu. Inilah fatwa ulama yang dituduh secara dusta dan keji
oleh saudara Idahram, bahwa mereka telah bersekongkol dengan Yahudi untuk
merebut Palestina.
Fatwa Lembaga Resmi
Untuk Fatwa Kerajaan Saudi Arabia Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-‘Ilmiyyah
wal Ifta’ tentang Masalah Palestina
“Segala puji hanyalah
milik Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada nabi dan rasul yang paling mulia, nabi kita Muhammad dan kepada keluarga
beliau beserta para shahabatnya dan ummatnya yang setia mengikutinya sampai
akhir zaman. Wa ba’da;
Sesungguhnya
Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyah wal Ifta’ (Dewan Tetap Untuk Penelitian
Ilmiyah dan Fatwa) di Kerajaan Saudi Arabia mengikuti (perkembangan yang
terjadi) dengan penuh kegalauan dan kesedihan akan apa yang telah terjadi dan
sedang terjadi yang menimpa saudara-saudara kita muslimin Palestina dan lebih
khusus lagi di Jalur Gaza, dari angkara murka dan terbunuhnya anak-anak, kaum
wanita dan orang-orang yang sudah renta, dan pelanggaran-pelanggaran terhadap
kehormatan, rumah-rumah serta bangunan-bangunan yang dihancurkan dan pengusiran
penduduk. Tidak diragukan lagi ini adalah kejahatan dan kedzaliman terhadap
penduduk Palestina.
Dan dalam menghadapi
peristiwa yang menyakitkan ini wajib atas umat Islam berdiri satu barisan
bersama saudara-saudara mereka di Palestina dan bahu membahu dengan mereka,
ikut membela dan membantu mereka serta bersungguh-sungguh dalam menepis
kedzaliman yang menimpa mereka dengan sebab dan sarana apa pun yang mungkin
dilakukan sebagai wujud dari persaudaraan seagama dan seikatan iman.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
bersaudara”. (QS. Al Hujurat: 10)
dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga
berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ
وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
“Orang-orang mukmin laki-laki dan
orang-orang mukmin perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang
lain”. (QS. At-Taubah: 71)
dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam
bersabda, “Seorang mukmin bagi mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan
yang saling menopang, lalu beliau menautkan antar jari-jemari (kedua
tangannya)”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
dan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam
juga bersabda, “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang,
kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh,
apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit
dan tidak bisa tidur”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
dan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam
juga bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak
mendzalimi saudaranya, tidak menipunya, tidak memperdayanya dan tidak
meremehkannya”. (HR. Al-Imam Muslim)
Dan pembelaan bentuknya umum mencakup
banyak aspek sesuai kemampuan sambil tetap memperhatikan keadaan, apakah dalam
bentuk benda atau suatu yang abstrak dan apakah dari awam muslimin berupa
harta, makanan, obat-obatan, pakaian, dan yang lain sebagainya.
Atau dari pihak pemerintah Arab dan
negeri-negeri Islam dengan mempermudah sampainya bantuan-bantuan kepada mereka
dan mengambil posisi dibelakang mereka dan membela kepentingan-kepentingan
mereka di pertemuan-pertemuan, acara-acara, dan musyawarah-musyawarah antar
negara dan dalam negeri. Semua itu termasuk ke dalam bekerjasama di atas
kebajikan dan ketakwaan yang diperintahkan di dalam firman-Nya:
وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ
“Dan bekerjasamalah
kalian di atas kebajikan dan ketakwaan”. (QS. Al Ma’idah: 2)
Dan termasuk dalam
hal ini juga, menyampaikan nasihat kepada mereka dan menunjuki mereka kepada
setiap kebaikan bagi mereka. Dan diantaranya yang paling besar, mendoakan
mereka pada setiap waktu agar cobaan ini diangkat dari mereka dan agar bencana
ini disingkap dari mereka dan mendoakan mereka agar Allah Subhanahu wa Ta’ala
memulihkan keadaan mereka dan membimbing amalan dan ucapan mereka.
Dan sesungguhnya kami
mewasiatkan kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di Palestina untuk
bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana
kami mewasiatkan mereka agar bersatu di atas kebenaran dan meninggalkan
perpecahan dan pertikaian, serta menutup celah bagi pihak musuh yang
memanfaatkan kesempatan dan akan terus memanfaatkan (kondisi ini) dengan
melakukan tindak kesewenang-wenangan dan pelecehan.
Dan kami menganjurkan
kepada semua saudara-saudara kami untuk menempuh sebab-sebab agar terangkatnya
kesewenang-wenangan terhadap negeri mereka sambil tetap menjaga keikhlasan
dalam berbuat karena Allah Ta’ala dan mencari keridha’an-Nya dan mengambil
bantuan dengan kesabaran dan shalat dan musyawarah dengan para ulama dan
orang-orang yang berakal dan bijak disetiap urusan mereka, karena itu semua
potensial kepada taufik dan benarnya langkah.
Sebagaimana kami juga
mengajak kepada orang-orang yang berakal di setiap negeri dan masyarakat dunia
seluruhnya untuk melihat kepada bencana ini dengan kacamata orang yang berakal
dan sikap yang adil untuk memberikan kepada masyarakat Palestina hak-hak mereka
dan mengangkat kedzaliman dari mereka agar mereka hidup dengan kehidupan yang
mulia. Sekaligus kami juga berterima kasih kepada setiap pihak yang
berlomba-lomba dalam membela dan membantu mereka dari negara-negara dan
individu.
Kami mohon kepada
Allah dengan nama-nama-Nya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang tinggi untuk
menyingkap kesedihan dari ummat ini dan memuliakan agama-Nya dan meninggikan
kalimat-Nya dan memenangkan para wali-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya dan
menjadikan tipu daya mereka boomerang bagi mereka dan menjaga ummat Islam dari
kejahata-kejahatan mereka, sesungguhnya Dialah Penolong kita dalam hal ini dan
Dzat Yang Maha Berkuasa. Dan shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga serta shahabatnya dan ummatnya
yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat.
diterjemahkan dari http://www.sahab.net/home/index.php?threads_id=152
Bantuan kepada kaum
muslimin di berbagai penjuru dunia oleh ulama Saudi bukan sekedar fatwa belaka,
namun benar-benar diamalkan oleh para ulama tersebut. Diantaranya dalam
kisah-kisah berikut.
Keteladanan Mufti
Saudi Arabia dan Ketua Umum Rabithah Al-‘Alam Al-Islami di Masanya, Asy-Syaikh
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Ali bin Abdullah Ad-Darbi menceritakan:
“Ada satu kisah yang sangat berkesan
bagiku, pernah suatu saat berangkatlah empat orang dari salah satu lembaga
sosial di Kerajaan Saudi Arabia ke pedalaman Afrika untuk mengantarkan bantuan
dari pemerintah negeri yang penuh kebaikan ini, Kerajaan Saudi Arabia.
Setelah berjalan kaki selama empat jam dan
merasa capek, mereka melewati seorang wanita tua yang tinggal di sebuah kemah
dan mengucapkan salam kepadanya, lalu memberinya sebagian bantuan yang mereka
bawa.
Maka berkatalah sang
wanita tua, ‘Dari mana asal kalian?’
Mereka menjawab, ‘Kami
dari Kerajaan Saudi Arabia’.
Wanita tua itu lalu
berkata, ‘Sampaikan salamku kepada Syaikh Bin Baz’.
Mereka berkata, ‘Semoga
Allah merahmatimu, bagaimana Syaikh Bin Baz tahu tentang Anda di tempat
terpencil seperti ini?’
Wanita tua menjawab, ‘Demi Allah, Syaikh Bin Baz mengirimkan
untukku 1000 Riyal setiap bulan, setelah aku mengirimkan kepadanya surat permohonan
bantuan, setelah aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala’.”
dari Koran
Al-Madinah, no. 13182
Salah seorang murid
Syaikh bin Baz rahimahullah pernah bercerita,
“Pada suatu malam,
ketika Syaikh bin Baz rahimahullah sedang shalat tahajjud, tiba-tiba terdengar
suara orang yang melompat ke rumahnya, maka Syaikh pun membangunkan
anak-anaknya untuk melihat apa yang terjadi, dan beliau tetap melanjutkan
shalatnya. Setelah beliau
shalat, barulah anak-anaknya mengabari bahwa telah ditangkap seorang pencuri,
dia adalah seorang pekerja dari Pakistan. Lalu Syaikh minta pencuri itu
dihadirkan ke hadapannya.
Pertama sekali yang
beliau lakukan adalah membangunkan
tukang masak dan memasakkan makanan untuknya, setelah si pencuri makan sampai kenyang, beliau memanggilnya dan
berkata,
‘Kenapa engkau
melakukan ini?’
Pencuri menjawab,
‘Ibuku di Pakistan
saat ini sedang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan biaya 10.000 Riyal,
sedang saya hanya memiliki 5.000 Riyal, maka saya hanya mau mencuri 5.000
Riyal.’
Maka Syaikh
menghubungi salah seorang muridnya yang berasal dari Pakistan untuk mencari
kebenaran akan perkataan si pencuri. Pada hari berikutnya, Syaikh telah
mendapatkan kebenaran atas pengakuan si pencuri. Beliau pun memberikan
kepadanya bantuan sebesar 5.000 Riyal dan menambah lagi 5.000 Riyal dengan
anggapan, kemungkinan dia membutuhkannya, maka total bantuan Syaikh kepadanya
sebesar 10.000 Riyal. Singkat
cerita, pencuri ini kemudian menjadi murid Syaikh dan selalu menyertai beliau
sampai wafatnya.”
Disarikan dari
ceramah, “Maqaathi’ Muatstsiroh; Ibnu Baz rahimahullah Ma’a As-Sariq.”
Abdullah bin Muhammad
Al-Mu’taz menceritakan: Asy-Syaikh Muhammad Hamid, Ketua Paguyuban Ashabul Yaman
di negeri Eretria berkisah,
“Saya datang ke
Riyadh di malam hari yang dingin dalam keadaan tidak punya uang untuk menyewa
hotel. Saya kemudian berpikir untuk datang ke rumah Asy-Syaikh Abdul Aziz bin
Baz. Saat itu waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi. Awalnya saya ragu, namun
akhirnya saya putuskan untuk pergi ke rumah beliau. Saya tiba di rumah beliau
yang sederhana dan bertemu dengan seorang yang tidur di pintu pagar. Setelah
terbangun, ia membukakan pintu untukku. Saya memberi salam padanya dengan pelan
sekali supaya tidak ada orang lain yang mendengarnya karena hari begitu larut.
Beberapa saat
kemudian aku melihat Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz berjalan menuruni tangga
sambil membawa semangkuk makanan. Beliau mengucapkan salam dan memberikan
makanan itu kepada saya. Beliau berkata, ‘Saya mendengar suara anda kemudian
saya ambil makanan ini karena saya berpikir anda belum makan malam ini.
“Demi Allah, saya
tidak bisa tidur malam itu, menangis karena telah mendapat perlakuan yang
demikian baik.”
Untaian Mutiara
Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, hal. 27-28.
Subhanallah, inilah
akhlak para ulama yang sangat dibenci oleh para pelaku syirik dan bid’ah.
Inilah pemerintah yang dituduh ganas dan sadis oleh mereka yang membenci dakwah
tauhid dan sunnah.
Masih banyak lagi kebaikan pemerintah
Saudi dan ulamanya untuk kaum muslimin dunia yang tidak mungkin kami ceritakan
semuanya di sini.
فَإِنَّهَا
لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Karena sesungguhnya bukanlah mata itu
yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj: 46)
YANG PERLU DICERMATI
Pembaca yang budiman, yang perlu dicermati
dari buku Sejarah Berdarah ini, mengapa pada bagian awal buku dimulai dengan
menjelek-jelekkan Salafi, tidak peduli walau harus berdusta?! Jawabannya ada di
akhir buku tersebut, yaitu agar kaum muslimin berpaling dari manhaj (metode
beragama) Salaf, yaitu memahami agama yang mulia ini berdasarkan Al-Qur’an dan
As-Sunnah yang sesuai dengan pemahaman Salaf.
Pada akhir bukunya, saudara Idahram
membuat satu bab khusus untuk menolak manhaj Salaf dengan judul “Kerancuan
Konsep & Manhaj Salafi Wahabi” yang insya
Allah Ta’ala akan kami jawab dengan dalil Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma’ sahabat,
penjelasan ulama dari empat mazhab dan ulama lainnya.
Jadi masalahnya, ada pada fanatisme
terhadap kebid’ahan yang sangat bertentangan dengan jalan Salaf, jalan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat beliau. Penulisnya tidak
rela kalau umat Islam meninggalkan bid’ah dan mengikuti manhaj Salaf. Maka
dijadikanlah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah sebagai kambing
hitamnya, sebab tidak mungkin dia berani memcaci maki Salaf atau memperbanyak
dusta atas nama Salaf dan memfitnah mereka.
Oleh karena itu sebelum jauh kita
melangkah, perlu kami tegaskan, Salafi adalah pengikut Salaf, yaitu Rasulullah
Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat beliau. Bukan
pengikut Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Hanyalah kita
mengikuti Syaikh ketika beliau mengikuti manhaj Salaf. Jika beliau tersalah
dalam satu masalah dan bertentangan dengan manhaj Salaf, maka kita tidak
mengikuti pendapat beliau.
Sehingga, “fakta-fakta” sejarah yang
berisi fitnah dan dusta itu, andaikan benar sekalipun, tidak ada pengaruhnya
sama sekali terhadap Salafi dan kewajiban mengikuti manhaj Salaf. Artinya,
andaikan tuduhan-tuduhan keji yang dialamatkan kepada Syaikhul Islam Muhammad
bin Abdul Wahhab rahimahullah itu benar adanya, sama sekali tidak bisa
dijadikan alasan untuk menjelek-jelekkan Salafi, sebab Salafi telah ada jauh
sebelum berdirinya Kerajaan Saudi Arabia dan Salafi tidak hanya di Saudi saja.
Kalau kemudian ada yang mengaku-ngaku
Salafi lalu ternyata dia melakukan hal-hal yang bertentangan dengan manhaj
Salaf itu sendiri, tentunya tidak bisa kita menyalahkan manhaj yang mulia ini,
sebagaimana kita tidak bisa menyalahkan semua Salafi di dunia ini.
Tetapi alhamdulilllah, tuduhan-tuduhan
kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah hanyalah kedustaan dan
kesalahpahaman belaka, maka patut kalau kami membela seorang ulama yang
terzalimi, meskipun tujuan utama kami dalam buku ini bukanlah sekedar membela
beliau melainkan untuk meluruskan pemahaman yang menyimpang dari manhaj Salaf
dan mengajak umat Islam secara umum, khususnya penulis buku Sejarah Berdarah
dan kelompoknya untuk kembali kepada kebenaran, yaitu kepada manhaj Salaf yang
Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan untuk diikuti.
Footnote:
[1] Kita tidak menutup mata, layaknya
manusia biasa, pemerintah dan ulama Saudi tentunya memiliki kesalahan dan
kekhilafan. Akan tetapi, orang yang berbudi tentu tidak mudah melupakan
kebaikan saudaranya, sedangkan orang yang tidak berbudi, alias tidak tahu balas
budi, sulit bagi mereka mengingat kebaikan orang lain, prasangka buruk mereka
telah menutupi semua kebaikan yang ada pada saudaranya, seperti kata penyair,
وعين الرضا
عن كل عيب كليلة
كما أن عين
السخط تبدي المساويا
“Pandangan simpati menutupi segala cela,
Pandangan benci menampakkan segala cacat.”
[2] Kali ini dia jujur, walau sebenarnya
dia banyak berdusta, sebagaimana yang telah kita buktikan sebelumnya dan akan
datang bukti-bukti kedustaannya yang lain, hadaahullah.
[3] Sengaja kami tidak menyebutkan
nama-nama medianya di sini karena alasan syar’i, yaitu adanya
pelanggaran-pelanggaran syari’at yang ada dalam media-media tersebut, sehingga
kami khawatir ikut ta’awun mengiklankan keberadaan media tersebut. Alasan lain,
dalam masalah ini penyebutan nama media tersebut bukan suatu hal yang darurat,
terlebih berita-berita ini sangat mudah disearch di internet.
Ditulis oleh Al-Ustadz Sofyan Chalid bin
Idham Ruray hafizhahullah dalam buku “Salafi, Antara Tuduhan dan Kenyataan”
penerbit TooBagus cet. kedua. Bantahan terhadap buku “Sejarah Berdarah Sekte
Salafi Wahabi” karya Syaikh Idahram hadahullah.
Terkait, baca
!!!!
Saudi Antek
Amerika? Saudi Kejam Terhadap TKW? Saudi Wahabi? Saudi Antek Yahudi? Apa
Lagi..?In "Belajar Nasehat"
Tahukah Anda, Satu-Satunya Negara Yang Tidak Mengadakan Natalan, Menjual
Minuman Keras,Menyediakan Tempat Pelacuran?
Tahukah anda
satu-satunya negara yang sama sekali tidak ada perayaan natalan? Satu-satunya
negara yang tidak ada tempat penjualan bir apalagi lokalisasi perzinahan?
Satu-satunya negara
yang jika telah dikumandangkan adzan maka toko-toko pun tutup?
Satu-satunya negara yang ditegakkan hukum
had?
Satu-satunya negara yang memvonis hukuman
mati bagi penyihir?
Tentu anda tahu jawabannya…
Masih aja ada orang yang membenci negara
tersebut…, bahkan mencari-cari kesalahan negara tersebut dan menutup mata dari
kebaikan yang begitu banyak pada negara tersebut…, bahkan ada yang mengkafirkan
negara tersebut….
Kesempurnaan hanyalah milik Allah…meskipun
negara tersebut masih banyak kekurangan dan kesalahan akan tetapi ialah negara
satu-satunya yang….yang…yang…. dst
Jika di zaman pemerintahan Utsman dan Ali
bin Abi Tholib radiallahu ‘anhuma saja ada saja orang yang benci dan
memberontak maka bagaimana dengan pemerintahan negera tersebut???!!
APA YANG
MEREKA DENDAMKAN TERHADAP NEGERI SAUDI ?
Banyak sekali orang yang dengki dan dendam
dengan biladul haramain (negeri dua tanah suci) Kerajaan Arab Saudi. Mereka
mencela dan menghujatnya dikarenakan pemerintah yang menjalankan negeri ini
adalah suatu kaum yang mereka sebut dengan nama ”Wahhabi”.
Tentu saja mereka merasa dendam, dengki
dan marah kepada Wahhabi, karena mereka tidak bisa tenang melaksanakan
kesesatan dan kebid’ahannya apabila dakwah wahabiyah ini masih ada.
Untuk menciptakan tanfir (larinya manusia
kepada kebenaran), mereka membuat istilah-istilah bid’ah, menyematkan istilah
Wahhabi kepada siapa saja yang menyerukan tauhid murni, tidak hanya sampai di
sana, mereka fitnah dan buat kedustaan atas negeri ini.
Di lain fihak, atas ulah sebagian oknum
yang terdidik dengan jiwa terorisme dan khowarij, mereka mengaku-ngaku sebagai
pengikut dakwah Syaikhul Islam Muhammad bin ’Abdul Wahhab, namun mereka
melakukan takfir, irhab, tafjir dan tadmir di negara-negara muslim ataupun
negeri kafir. Sehingga akhirnya biladul haramain pun dicap sebagai negerinya
sarang teroris. (Abu Salma)
Syaikh Musa Nashr hafizhahullahu berkata :
Allah telah menjadikan negeri Makkah dan
Madinah sebagai tempat yang aman hingga hari kiamat, semenjak Allah
memerintahkan kepada kekasih-Nya Nabi Ibrahim agar mengumumkan kepada manusia
untuk menunaikan ibadah haji, mereka datang ke Baitul Haram (Ka’bah) dari
segala penjuru negeri ; sebagaimana Allah berfirman.
“Artinya : Dan berserulah kepada manusia
untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan
kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang
jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka” [Al-Haj : 27]
Dan Allah berfirman sembari memberi nikmat
kepada penduduk negeri Haramain.
“Artinya : Dan apakah Kami tidak
meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci) yang aman, yang
didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan)”
[Al-Qashas : 57]
Demikianlah firman-Nya.
“Artinya : Maka hendaklah mereka menyembah
Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka
untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan” [Al-Quraisy :
3-4]
Pelajaran dalan ayat itu diambil dari
keumuman lafadh, (dan) bukan dari kekhususan sebab, walaupun sebagian ayat ini
turun pada kaum musrikin Makkah, hanya saja ayat ini mencakup kepada penduduk
Makkah hingga hari kiamat. Demikianlah Allah berkehendak untuk rumah-Nya agar
senantiasa menjadi tempat dengan kedamaian dan keamanan, agar orang yang
berhaji, berumrah dan orang yang berkunjung datang ke negeri itu dengan tanpa
merasa takut dan gelisah.
Akan tetapi (kaum Khawarij modern) para
da’i dan penyeru peledakan tidak ingin suasana seperti itu terjadi, tetapi yang
mereka inginkan adalah kegoncangan keamanan negeri Al-Haramain. Mereka
melanggar ayat-ayat dan hadits-hadits yang memperingatkan akan larangan
mengganggu kaum muslimin, menakut-nakuti dan membunuh mereka !
Maka bagaimanakah jika hal itu (yaitu
mengganggu, menakut-nakuti dan membunuh kaum muslimin) terjadi di bumi yang
paling suci dan paling mulia di muka bumi ini, yaitu negeri Makkah yang aman
dan daerah sekitarnya ?!
Allah berfirman.
“Artinya : Dan siapa yang bermaksud di
dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya
sebahagian siksa yang pedih” [Al-Haj : 25]
Sesungguhnya hanya sekedar berniat
melakukan kejahatan di Makkah adalah sebuah kejahatan dan dosa yang besar, maka
bagaimanakah dengan mereka yang menumpahkan darah yang haram di negeri Al-Haram
?
Bagaimanakah halnya orang yang meletakkan
dan menaruh senjata dan bahan peledak dalam tumpukan mushaf Al-Qur’an, dan
menyangka bahwasanya hal ini adalah jihad dan pengorbanan ?
Sesungguhnya orang-orang yang dhalim itu,
yang berusaha membuat kerusakan di negeri Al-Haramain (Saudi Arabia) dan negeri
Islam lainnya, pada hakikatnya mereka itu adalah orang-orang yang berkhidmat
(pada) musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Nashara serta seluruh musuh-musuh
Islam, karena musuh-musuh Islam itu bergembira dan menabuh genderang bahkan
menari-nari ketika gangguan menimpa negeri Islam, khususnya negeri Islam, yang
memelihara dan menjaga Makkah dan Madinah, negara yang menyebarkan aqidah
Tauhid di negeri Arab dan selain negeri Arab.
Maka kenapa penyerangan yang keji ini
dilakukan dari dalam dan dari luar, atas negeri Al-Haramain ? Karena Saudi
Arabia adalah benteng terakhir bagi Islam, dan karena dinegeri itu pula
ditegakkan syariat Allah diatas asas Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya, dan
karena di negeri itu disebarkan tauhid disegenap penjuru bumi.
Maka (negeri ini)
harus diperangi serta dilemahkan, dan disibukkan dengan fitnah-fitnah !!
(negeri itu) harus digoncangkan keamanannya, karena kegoncangan kepercayaan
pada negeri itu dan menampakkannya dalam keadaan lemah dari menjaga
tempat-tempat yang suci, benar-benar akan mencegah para jama’ah haji dan
pengunjung serta orang yang berumrah untuk mendatanginya.
Maka lemahlah
perekonomiannya, dan tersibukkan negeri Saudi Arabia dari kewajibannya yang
suci yaitu melayani dua tempat suci (Makkah dan Madinah) melayani Islam dan
kaum muslimin.
Kemudian mereka yang
menuduh negeri itu dengan kedzaliman dan kedustaan, (bahwa negeri Saudi Arabia
) membina teroris, diri merekalah yang bergembira dengan perbuatan orang-orang
bodoh pembunuh dari kalangan kaum Khawarij masa kini, maka lihatlah bagaimana
mereka (orang kafir yang menuduh negeri Saudi Arabia membina teroris dan kaum
Khawarij yang meledakkan Al-Haramain) bertemu dalam satu sasaran dan satu tujuan,
walaupun tanpa sengaja ?!
Dan Maha benar Allah
dimana Dia berfirman.
“Artinya :
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka
setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung
dan penolong bagimu” [Al-Baqarah : 120]
Musuh-musuh Islam di
timur dan barat tidak meridhai kecuali umat ini meninggalkan agamanya
sebagaimana terkelupasnya ular dari kulitnya, baik pemerintah ataupun
rakyatnya, dan (mereka menginginkan) umat Islam menyerupai negeri barat baik
itu akidahnya, peradabannya, kebudayaannya dan akhlaknya.
Dan hal ini (umat
Islam meninggalkan agamanya) “dengan izin Allah- tidak akan terjadi selama pada
kita terdapat Kitabullah dan Sunnah nabiNya, dan selama pada kita terdapat
ulama rabbani yang menyuruh berbuat baik dan melarang dari kemungkaran,
berjihad dengan lisan mereka, jari-jemari mereka dan keterangan mereka, mereka
benamkan setiap fitnah Khawarij dan ahli bid’ah yang sesat, dan mereka
memperingatkan dari persengkokolan musuh-musuh Islam, menasehati para penguasa
kaum muslimin dengan cara yang baik dan cara yang paling lurus, dengan
kelembutan dan hikmah, agar mereka dapat membantu para penguasa melawan syaitan
dan mereka tidak membantu syaitan melawan penguasa kaum muslimin, mereka (para
ulama itu) akan mendo’akan penguasa kaum muslimin dengan kebaikan, dan tidak
mendoakan penguasa dengan kejelekan dan kebinasaan.
Semoga Allah menjaga
negeri Al-Haramain khususnya dan negeri-negeri Islam secara umum dari segala
rencana-rencana jahat yang dilakukan oleh musuh-musuh kita yang nampak atau
dari kalangan kaum muslimin yang bersembunyi dibelakang Islam ““mereka
menyangkanya- dan Allah benci dan berlepas diri dari mereka dan amal perbuatan
mereka, dan Allah-lah meliputi mereka semuanya tiada sesembahan yang berhak
disembah melainkan Dia dan tiada Rabb selain Dia.
[Majalah
Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi No. 08/Th. II/1424H, 21-22. Terjemahan dari
http ://www.m-alnaser.com]
Sistem Monarki Saudi Arabia VS Sistem Demokrasi Ala Indonesia, Mana Lebih
Sukses Mensejahterakan Rakyat?
Sistem Monarki
Kingdom of Saudi Arabia(KSA) memang unik,tidak selalu anak pewaris sang
raja,akan otomatis menjadi raja,bila sang raja meninggal dunia..contoh saja
Raja Fahd periode sebelumnya 1982-2008 yg sudah wafat,ternyata yg
menggantikan adalah sang adik Raja Fahd yaitu Raja Abdullah..daftarnya antara
lain sbb:
Berikut adalah
daftar raja-raja Arab Saudi:
Raja Faisal, putra Raja Abdul Aziz (1964-1975)
Raja Khalid, putra Raja Abdul Aziz (1975-1982)
Raja Abdullah, putra Raja Abdul Aziz (2005-)
Raja-raja Arab Saudi
tidak dipilih berdasarkan keturunan, melainkan berdasarkan kemampuan mereka.
Pengganti Raja Fahd, misalnya, bukanlah anaknya, melainkan saudara Raja Fahd,
Abdullah. Meskipun begitu, hingga kini semua Raja setelah Abdul Aziz masih
berasal dari lingkungan keluarga,semua Raja adalah putra-putranya.
Nyatanya dengan hanya
modal sistem pemerintahan yg simple begini,rakyat Saudi Arabia bisa hidup rukun
dan damai,tak ada pertikaian sesama warga saudi arabia..semua kompak di bawah
pimpinan sang raja..!
Terlepas dari sistem
Monarki yang kadang di anggap sebelah mata..ternyata sistem Monarki
ini,menghemat biaya APBN yg teramat sangat besar,yg jika mengikuti ala
negara-negara Demokrasi sudah pasti tiap tahun saudi Arabia menghemat ratusan
Triliun Rupiah(jika di kurs rupiah) dari di tiadakannya pemilu..ala negara
demokrasi..!
Kelebihan dana
tersebut di alokasikan buat mensubsidi rakyat saudi arabia secara
keseluruhan..!jenis subsidi di saudi arabia begitu banyak dan saya rasa bisa di
nikmati oleh seluruh rakyat saudi arabia..!
Beberapa subsidi yg
di nikmati oleh rakyat saudi arabia..:
Sekolah gratis dari
sd-university
Kesehatanpun sama
gratisnya asal di klinik pemerintah.
Harga-harga makanan
pokok seperti gandung,sayuran,buah,susu dll. murah dan terjangkau.
Listrik dan BBM juga
sangat murah 1liter bensin hanya 0,45 cent/1sr=2300 rupiah..!
Orang-orang cacat
dipelihara oleh negara,dan di santuni setiap bulannnya..!begitupun pengangguran
dapat juga subsidi asal mampu menunjukan bahwa mereka memang tidak punya
pekerjaan!
Tukang azan masjid
dan juga Imam masjid juga dapat gaji..!
Jalan toll
dimana-mana gratis,bahkan parkirpun mau dimanapun tidak masalah dan tetep
gratis.
Tidak ada pajak
pendapatan atau pajak lainnya.
Pinjaman di bank
tidak ada bunganya..!
Yang pasti tidak ada
orang yang makan nasi aking..di saudi arabia..!
Tidak ada premanisme
Mau buka bisnis juga
mudah dan gampang aturannya sudah jelas….sektor swasta macam restaurant,pabrik
dll tidak kena pajak…yg membebani,paling2 izin usaha saja..!
Harga mobil/kendaraan
dan barang elektronik walau import,tapi murah karena pajak yg sangat rendah.
Dll..masih banyak
lagi..!
Jangan berdalih
karena saudi ada punya cadangan minyak dan ada masjidil haram atau
madinah..!karena untuk memelihara masjidil haram dan masjid nabawi juga perlu
biaya yg sangat besar,mulai dari lampu yg ribuan MW sampai keamanan dll.
Bagaimana dengan
Indonesia?
Subsidi masih sebatas
kesehatan dan sekolah gratis sampai smp,bensin juga masih lebih murah saudi
arabia..!padahal apa yg tidak ada di Indonesia?semua kekayaan alam melimpah
ruah,mulai dari air,sinar matahari,oil,gas dan hasil tambang lainnya..!berlimpah
ruah..tapi semua itu tidak menjadikan rakyat indonesia sejahtera..!
Semua itu kenapa?saya
rasa pemilu yg mahal biang kerok dari semua ini..di saudi arabia mungkin juga
ada korupsi,tapi rakyat tidaklah susah-susah amat..macam di indonesia..!
Lalu mau jadi apa
dengan indonesia jika begini terus menerus?ya kita telah terjebak dalam angan2
semu yg dinamakan demokrasi langsung,tapi berbiaya sangat mahal..paling2 kita
mentok setingkat philipine,bangladesh,india,pakistan,mesir dan negara
berkembang lainnya yg menganut sistem demokrasi langsung/pemilu langsung!
Memang kelebihannya
banyak dari sistem demokrasi langsung,tapi biayanya sangat besar dan terbukti
sejak merdeka kita begini-begini saja..tak ada kemajuan yg nyata..!
Mungkin sistem
pemerintahan ala china lebih tepat,tapi sangat sulit untuk memulai
seperti itu..karena UU sudah mengatur sedemikian rupa..!jadilah Indonesia macam
sekarang ini..tapi enak tidak enak ini negaraku..!mau apalagi..?
Semoga ada keajaiban
bagi Indonesia dan kedepan rakyat Indonesia sejahtera ..Amin..!
Apakah Kita Harus Membenci Saudi?
Bagaimanasikapkitayang seharusnya?
SAUDI LAGI…SAUDI LAGI…
Kenapa Saudi atau orang2 Saudi selalu jadi sorotan yg negatif?
- Jika terjadi musibah di negara muslim atau pada kaum muslimin,
maka negara Saudi dan org2nya yg di sorot. Mereka katakan bhw Saudi diam saja,
tidak mau nyumbang, pro amerika, dsb. Kenapa mereka tidak mengatakan seperti
itu kepada diri mrk sendiri atw negara mrk sendiri?
- Jika terjadi kasus penganiayaan TKI di Saudi atau hukuman mati,
maka langsung di ekspos besar2an, melebihi kasus yg terjadi di negara2 lain
atau negaranya sendiri. Padahal jumlah kasus tsb jauh lebih sedikit dibanding
negara2 lainnya.
- Jika berdebat dengan org kafir, pelaku kesyirikan dan pelaku
bid’ah, maka mereka selalu menjurus kepada kejelekan2 di Saudi dan orang2nya.
Apakah Islam dan Sunnah itu hanya ada di Saudi saja?
- Jika pemberian gelar Doktor untuk Raja Saudi dipermasalahkan, yang
beliau sudah berusaha menerapkan hukuman Syar’i di negaranya, serta sudah byk
membantu negara kita dengan memberikan izin untuk pergi haji dan umrah, menjadi
TKI, kuliah, dll. Lantas kenapa pemberian gelar Doktor utk orang2 kafir atau
musuh2 Islam (seperti tokoh2 JIL, dsb) tidak dipermasalahkan?? apakah mereka
tidak sadar kalau negara kita adalah negara yg berpenduduk muslim terbesar di
dunia?
- Jika…jika…jika…dll
Ditambah lagi, mereka berani menantang Saudi???
Mereka berani memutuskan kerjasama dengan Saudi???
Nekadd…
Beliau (kang Zayed Mardzy) juga berkata, “Satu kepribadian umumnya
warga saudi (dan sekitarnya) yang notabene kebanyakan keturanan dari para
sahabat baik kaum Muhajirin dan Anshar adalah TIDAK MAU PUBLIKASI atas
kebaikan2 yg selama ini mereka berikan kepada seluruh penjuru dunia. Dan ini
saya buktikan ketika saya mengantar utusan mereka ke Aceh pas 6 hari pasca
Tsunami. Saya katakan : ‘Ya Syeikh, media masa membicarakan bantuan ke aceh
dari Eropa, dari amerika, dari jepang, asutralia dll, dan tidak ada bantuan
dari sodara muslim di Timur tengah, padahal kita sekarang sedang mewakili
mereka, apa perlu saya publikasikan?’ Mereka cuma menjawab : ‘Kami tidak
membutuhkan publikasi, kami hanya ingin menjalankan kewajiban kami kepada
saudara muslim dibelahan bumi manapun.’ Saya bilang ke mereka : ‘SATU
PERMINTAAN SAYA KEPADA ANTUM, ‘MOHON ANTUM TETAP MEMAKAI BAJU ANTUM YANG INI
SELAMA DI ACEH (maksudnya baju gamis/tsaub)’.”
Ada seseorang berkata, “Jika negara kita memutuskan hubungan
secara diplomatik,apa iya sampai berpengaruh terhadap ibadah seseorang?? Kalo
saudi menghalang2i ibadah haji orang hanya karena negara telah memutuskan
hubungan diplomatiknya, apa ga berdosa tuh..terus letak menegakkan syari’atnya
apa hanya sampai sebatas itu..??”
Maka kami katakan, “Yang lebih berdosa lagi adalah yg berani
memutuskan hubungan dengan Arab Saudi, ibaratnya, siapa yg main api duluan?
Padahal dampak mudharatnya jauh lebih besar yg bermain api lebih dulu. Supaya
ant tidak terkena maksud dari status diatas, maka ant tidak perlu
mempermasalahkan pihak Saudi, karena yang ant permasalahkan adalah akibat dari
suatu sebab. Ahsan untuk awalnya ant mempermasalahkan sebabnya dulu, kemudian
setelah itu ant mempermasalahkan akibatnya. Sangat tidak adil jika seseorang
mempermasalahkan akibatnya, sedangkan yang menjadi sebab tidak dipermasalahkan
(seperti kasus dalam status diatas).
Kalo belum paham, ana kasih contoh:
Seorang anak diusir oleh orangtuanya dengan sebab kedurhakaannya.
Mana yang harus dipermasalahkan pertama kali???
Seseorang yg adil akan mempermasalahkan anaknya lebih dulu, kenapa
ia durhaka kpd orangtuanya?
Adalah hak pemerintah Saudi melarang seseorang atau jamaah untuk
pergi Haji dengan alasan atau sebab tertentu. Seperti halnya pemerintah Saudi
melarang jamaah Ahmadiyah melaksanakan haji ke negaranya. Juga putusnya
hubungan diplomatik akan mempengaruhi segala2nya, seperti visa, pasport, kuota,
dsb. Sedangkan ibadah haji membutuhkan hal2 tersebut.”
Oleh Abu Fahd Negara Tauhid
Coba anda bandingkan
dengan Iran….banyak sinagog……banyak … silahkan jawab secara jujur !!!!!!!
http://koepas.org/index.php/berita/657-iran-saudi-musuh-no-1-bukan-israel
Published on Friday, 31 January 2014 16:28
Mantan duta besar AS untuk Suriah, Ford Huff mengeluarkan pernyataan yang
mengungkapkan bahwa Iran menganggap Arab Saudi sebagai musuh no 1 , hal ini
menjadikannya sebagai salah satu pakar yang mencuri perhatian Washington ,
terutama karena telah bekerja di Suriah dalam waktu dekat , dan bertanggung
jawab atas dokumen-dokumen Suriah di Departemen Luar Negeri Amerika.
Huff yang baru-baru
ini mengadakan sidang dengan para pejabat tinggi Iran , mengungkapkan
" para pejabat Iran sepakat bahwa musuh mereka sebenarnya adalah Saudi
Arabia , di dalam dan di luar Suriah , " menurut laporan surat kabar,
" Ar ra’yu Al ‘aam " dari Kuwait .
Dia menyebutkan bahwa
salah satu pejabat Iran menganggap peran Arab Saudi semakin penting dari hari
ke hari dalam perhitungan Iran . " Dia khawatir tentang konsekuensi dari
perang dan perselisihan sektarian Sunni-Syiah di Suriah , meskipun Amerika
Serikat dan Iran memiliki kepentingan bersama dalam perang sektarian di wilayah
tersebut dan mengalahkan tantangan Arab Saudi untuk kepentingan Amerika Serikat
. "
Huff melanjutkan :
" Iran melihat Basyar sebagai tokoh penting, dan Teheran melihat Basyar
sebagai pilar penting untuk kesuksesan misi mereka, dan jika Basyar berhasil
dilengserkan maka runtuhlah misi yang mereka susun".
Huff mengutip ucapan pejabat Iran “Iran
mempersenjatai Syiah Suriah dan milisi-milisi Syiah lainnya, bukan untuk
mendukung rezim Al Assad, tapi untuk mempertahankan eksistensinya sampai
Hizbullah mengambil alih kekuasaan ketika rezim Al Assad lengser”.
Sementara itu, Dr Muhammad Alu Zulfa ,
seorang profesor sejarah di Universitas Al Malik Saud menytakan, bahwa sejak
revolusi Iran, Iran telah memandang Arab Saudi sebagai musuh pertama dan utama,
sementara permusuhan terhadap Israel adalah sandiwara saja, sedangkan Iran
sebenarnya memusuhi orang-orang Arab pada umumnya , tetapi mereka tahu bahwa
Arab Saudi adalah benteng keamanan Arab (sekaligus markas dari Ahlus Sunnah),
sementara Iran berbicara tentang Israel untuk menipu orang-orang Arab yang naif
.
Dia menyatakan bahwa Iran menjajah tanah
Arab baik di dalam negeri maupun di Irak seperti Israel menjajah tanah Arab di
Palestina, dan sementara itu Rouhani pergi ke Washington dan Davos dan
berbicara dengan bahasa yang lembut , tapi itu tidak akan mengubah
kebijakan Iran . Israel dan Iran memiliki kepentingan yang sama di semenanjung
Arab, bila Israel berambisi mendirikan negara Israel Raya maka Iran berambisi
mengembalikan Imperium Persia Raya yang berhasil diislamkan oleh Umar bin
Khottob Radhiyallahu anhu.
Dan dia menjelaskan bahwa Iran menciptakan
Hizbullah untuk memecah belah bangsa Arab dan melemahkannya , dan bahwa Iran
dan Israel akan segera duduk di meja yang sama dengan Amerika sebagai
mediatornya, untuk memberikan pengaruh negatif kepada orang-orang Arab .(iz/al-Arabiya)
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
Ada Apa Dengan Saudi? Kok Ada
Sebagian ORMAS ISLAM Yang Membencinya ?? Saudi Dimata Liberal,Syiah,kelompok
Al-Qaeda,kaum Tradisional,
Apa yang mereka dendamkan
terhadap negeri saudi ?
Arab Saudi yang Berubah: Umat
yang Bangkit dan Bergairah
Arab Saudi yang Berubah: Umat
yang Bangkit dan Bergairah
Apa Jadinya Jika Saudi Arabia
Dikuasai Oleh Sufi Dan Syiah, Serta Metode (Pemahaman) Nenek Moyang (Tradisi).
Apa Yang Mereka Dendam
Terhadap Negeri Haramain
Bagi Yang Membenci SAUDI,
Bacalah Surat Cinta Ini,.
Arab Saudi,Negeri Tauhid Anti
Teroris
Berterimakasih dan Tirulah
"WAHABI"
[bikin terperangah !] Islam
Kita Bukan "Islam Saudi Arabia"; Tanah Air Mesti Didahulukan daripada
Islam; Amalkan Pancasila Wujud Tegakkan Syariat ??!
Bagaimanakah POTRET NEGERI
WAHABI. Melihat Indahnya Kehidupan Masyarakat di Negeri Wahabi (Negeri yang
menerapkan syariat Islam), tulisan ini menjadi pelajaran bagi antum yang kontra
terhadap dakwah syeich muhammad bin abdil wahhab rahimahullah.
Dr.Patrialis Akbar ( Hakim
MK, Mantan Menkumham ) : Wahhabi Adalah Pengikut Alqur’an Dan Sunnah, Syiah
Telah Keluar Dari Prinsip Islam, Suruh Syiah Bikin Ajaran Sendiri Jangan
Numpang Pada Islam, Mendukung Penuh Bima Arya Larang Kegiatan Syiah Di Bogor.
Ghirah Islamnya Bertolak Belakang Dengan Dr. Anis Baswedan (Mendikbud ) Yang
Membela Dan Berasyik-Masyuk Dengan Syiah.
Dakwah Tauhid Pondasi
Kemuliaan Politik Negara Islam, Kontribusi Wahabi Terhadap Kekuatan Arab Saudi
Kemana Umat Islam Akan Dibawa? Ke Blok Putin
(Komunis) Dan Ini Berarti Dukung Syi’ah Iran Dan Rezim (Pembantai) Suriah, Atau
Pilih Blok Salafi, Yang Berarti Ke Blok Saudi ( Tempat Al-Haramain, Al-Haq) ?
Pecah Belah, Strategi Kuno Tapi Tetap Efektif.
Keadilan Hukum Di Negri
Wahabi (Saudi Arabia)
Mau Melihat Preman?… Jangan
Ke Saudi, Tidak Ada Tukang Palak Di Saudi Arabia, Kenapa?.
Mengapa Syiah Memojokkan
Saudi Arabia?
Mengapa mereka ( syi'ah dan
antek-anteknya ) benci Saudi negeri Wahabi ?
Mata Satu Adalah Simbol
Dajjal? Betulkah? Otak Atik Gathuk !
Mengapa Hizbut Tahrir
Membenci Arab Saudi…?!
MUI, Ormas Islam, Imam Masjid
Istiqlal Ali Musthafa Ya'qub Dukung Serangan Arab Saudi ke Yaman ( Insya Allah
)
Penyerangan Saudi Demi
Membela Kebenaran, Bukan Ambisi Dunia,.. Tapi Demi Menyelamatkan Yaman Dari
Syiah Laknatullah
Membantu Yaman Sama Wajibnya
Dengan Membantu Irak dan Suriah ! [ Bukan Malah Menghujat Mujahidin Irak !,
Jangan Sampai Menjadi Ar-Rajjal Bin Unfuwah ]
Politik pecah belah Syiah ala
Neomajusi (Surat terbuka mahasiswa LIPIA untuk Muslim Indonesia)
Presiden Erdogan-Raja Salman,
Ulil Amri Global. Dua Sejoli Pemimpin Umat Islam Sedunia. Erdogan: Kami Hanya
Takut Kepada Allah. Raja Salman Jadi Orang Terkuat Di Timur Tengah Versi
Majalah Forbes
Perjanjian Faisal Bin Husein
(Putra Syarif Mekkah Husein Bin Ali, Penganut Sufisme, Keluarga Hasyimiyah)
-Weizmann, Pintu Masuk Yahudi Eropa Miliki Tanah Di Palestina. 'Arab Revolt',
Pemberontakan Keluarga Sufi Melawan Turki Utsmani
Pembelaan Atas Negeri Saudi (
Sunni Salafy ) Pendukung Manhaj Salaf Dan Kembali Pada Al Haq
Pejabat Nigeria: Arab Saudi
Sungguh-Sungguh Menjaga Stabilitas Masyarakat Islam. Pasien Yaman: Arab Saudi
Menghilangkan Penderitaan Kami
Praktek Keagamaan di Saudi
Arabia
Raja Salman Bin Abdul Aziz
Dan Komitmennya Terhadap Syariat Islam
Raja Salman bin Abdul Aziz :
Konstitusi Kita adalah Kitab Allah dan Sunah Nabi-Nya. Pujian Para Ulama
Terhadap Pemerintah Arab Saudi
Raja Salman: Kami Tidak Akan
Membiarkan Ada Yang Mengutak-Atik Persatuan Arab Dan Islam
Saudi Arabia Memimpin Umat
Islam Memerangi Syi’ah. Wajib Atas Setiap Muslim Di Seluruh Belahan Dunia Untuk
Bekerjasama Dengan Pemerintah Arab Saudi. Syukur Dan Dukungan Terhadap Kerajaan
Islam Saudi Arabia.
Saudi Arabia Negeri ( Islam )
Percontohan Dalam Penegakan Tauhid Dan Sunnah, Wajib Berta’awun ( Bekerja Sama
) Dengannya. Inilah Aqidah Raja Saudi Arabia. Ada Pilihan Lain ?
Siapa Negara Terjelek ? Arab
Saudi atau.......
Syiah Hidup Aman & Nyaman
di Saudi
Semua Negara Islam ( PBB )
Mengecam Kebarbaran Majusyiah Iran, Indonesia Tidak ? Bagaimana Bisa
Mendamaikan Kedua Negara, Kalau Indonesia terkesan Memihak (Sudah Punya
Kesepakatan Kerjasama Militer Dan Intelijen ) Dengan Majusyiah Iran.
Surat Untuk Pendengki Arab Saudi
Tidak Ada Negara Islam Berani
Menghadapi Kezhaliman Seperti Saudi Arabia. Begundal Liberal, Takfiri, Dan
Shafawi Tidak Bisa Bersatu Kecuali Untuk Membenci Negeri Haramain. Saudi Masuk
Suriah, Perlawanan Mulai Berimbang !
Tanggapan Atas Tulisan
Ismatillah A. Nu'ad "Raja 'Abdullah, AS dan Wahabisme"
Terorisme Di Impor Dari
Saudi ? Bertujuan supaya Umat Islam semakin memusuhi dakwah Salafi.
Wahabi Dan Deradikalisasi.
Siapa Yang Gemar Meneror Dengan Kata-Kata “Banjir Darah, Bakar, Bubarkan,
Turunkan, Tutup” Dan Bahasa Anarkis Lain, Seakan RI Miliknya. Tiru Saudi
Arabia, Tidak Ada Organisasi Masa Jenis Apapun (Berbau Preman), Rakyatnya Aman
Dan Damai.
100 Tahun Perjanjian
Sykes-Picot Yang Pecah Belah Bumi Syam Dan Turki Utsmani