Thursday, September 4, 2014

“Wahabi”, Black propaganda dan aroma “Syiah Rafidhah” –

“Wahabi”, Black propaganda dan aroma “Syiah Rafidhah”

Sebetulnya  mereka yang senang  atas gerakan wahabisasi ini adalah kalangan  orang – orang yang konsis kepada al Quran dan hadis, dimana dan kapanpun. Sebab, gerakan wahabi itu merujuk kepada tuntunan bukan kepada kebid`ahan, anti syirik dan senang tauhid. Mereka yang resah secara realita hanya kalangan ahli bid`ah dan syirik atau syi`ah. Dan sekarang sering kita membaca artikel yang sangat getol menyerang wahabi adalah artikel syi`ah. Lihat artikel sbb:

Oleh: AM Waskito
penulis buku “Bersikap Adil Kepada Wahabi”

Di pojok kawasan Tebet, bermarkas sebuahmedia online, namanya Merdeka.com. Media apa ini ya? Ia media online umum yang memuat aneka macam berita, mulai dari politik, kasus sosial, gossip artis, gaya hidup, olah-raga, otomotif, bisnis, dan lain-lain. Pokoknya sejenis media online umum, tanpa ciri keislaman tertentu. 
Tetapi anehnya, media online yang koordinator liputannya bernama Anwar Khumaini ini sepertinya memiliki kavling khusus untuk membahas isu-isu seputar “Wahabi” dari perspektif orang-orang yang anti “Wahabi”. Banyak artikel yang berbicara tentang isu “Wahabi” dengan nada nyinyir, ketus, stigmatif, dan semacam black propaganda.  

Uniknya, berita-berita instan dari Merdeka.com menjadi rujukan banyak orang untuk memandang isu “Wahabi”. Dalam sebuah perdebatan dengan seorang penganut Syiah, dia merujuk berita dari situs online itu. Di forum FB ada yang memberikan link ke sumber yang sama. Melalui email juga ada yang memberikan link ke situs tersebut. 
Di sini terasa dilematik. Kalau kita anggap besar situsMerdeka.com ini, nanti akan menjadi promo tersendiri. Tetapi kalau didiamkan saja fitnah-fitnah atau black propaganda yang disebarkan, itu juga tidak benar. Mungkin sekali waktu kita perlu mengingatkan kaum Muslimin akan bahaya situs “recehan” semacam ini.  
Salah satu artikel yang dimuat dalam situs itu judulnya: ”Persekongkolan Bedebah Wahabi dan Bani Saud.”Dari model judulnya saja, kita bisa mencium aroma permusuhan layaknya kaum Syiah Rafidhah di balik tulisan ini.
Syiah Rafidhah dunia memang merasa perlu untuk memerangi dakwah Salafiy sebab mereka ini dianggap sebagai musuh paling sengit bagi Syiah Rafidhah. Agenda Syiah Rafidhah untuk menguasai negeri-negeri Muslim akan selalu terhalang, selama masih bercokol “Wahabi” disana
Sayyid M. Saidi, seorang tokoh Syiah Iran, pernah terus-terang menunjukkan kebenciannya kepada “Wahabi”. Dia mengatakan: “Kami menghormati semua mazhab Islam kecuali Wahabi karena mereka menentang dialog ilmiah, logis dan argumentatif. Mereka membunuh Muslim tak berdosa dan merusak masjid-masjid dengan mengatasnamakan Islam. Pesan kami kepada kaum Wahabi adalah jika mereka memiliki dalil untuk membuktikan kebenaran mereka, maka sampaikan kepada orang lain sesuai dengan logika, prinsip-prinsip, dan argumentasi, bukan dengan radikalisme dan pembunuhan massal.” (hidayatullah.com, 23 September 2013). 
Omongan sejenis ini kan tidak ada buktinya kalau dikaitkan dengan tulisan-tulisan stigma yang terus diproduksi oleh kaum Syiah seputar isu “Wahabi dan Saudi”.
Secara teori, mereka seperti pro dialog ilmiah dan argumentatif; tetapi secara kenyataan mereka menghalalkan penghancuran Ahlus Sunnah secara massif di negeri-negeri Muslim, seperti di Iran, Iraq, Suriah, Afghanistan, dan lain-lain
Sayyid Husein Al Mausawi, tokoh ulama Syiah yang bertaubat, mereka bunuh. Dr. Ihsan Ilahi Zhahir asal Pakistan yang sangat anti Syiah, juga mereka bunuh. Banyak ulama/da’i Ahlus Sunnah juga mereka bunuh, pasca Revolusi Khomeini tahun 1979
Kembali ke artikel Merdeka.com di atas. Di sana dijelaskan beberapa poin, antara lain: 
Muhammad bin Abdul Wahhab (sering dinisbatkan pendiri “Wahabi”) oleh gurunya disebut bodoh, arogan, suka melawan; Muhammad bin Abdul Wahhab menjalin aliansi dengan Muhammad bin Saud, aliansinya berlaku sampai sekarang; Kerajaan Saudi menyokong penyebaran dakwah “Wahabi” US$ 2 miliar setiap tahun; dan menyebutkan beberapa pendapat sumir dari sebagian ulama-ulama “Wahabi”. 
Gaya tulisan demikian persis sekali seperti model tulisan Idahram lewat buku-bukunya. Tidak ada niat dialog atau diskusi, selain menyebarkan propaganda hitam belaka.
Nanti ujungnya mempromokan akidah Syiah Rafidhah; supaya umat manusia kembali ke zaman penyembahan manusia kepada manusia lainnya (baca: imam dan ulama Syiah), setelah Allah anugerahkan Tauhid kepadanya. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik
Pendapat-pendapat yang sumir harus dilihat konteksnya secara lengkap, tidak bisa “main crop” begitu saja. Ada kaidah yang berlaku, bahwa pendapat yang mengandung syak (keraguan) harus dipulangkan ke pendapat yang tsabit (teguh).
Kemudian tentang tuduhan bahwa Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah itu bodoh, arogan, keras kepala. Ya, tergantung siapa yang memandang. Seorang ulama biasanya gurunya banyak; bisa puluhan, bisa ratusan. Kalau ada satu guru yang mencela, mungkin guru-guru yang lain memuji. 
Lalu aliansi Muhammad bin Abdul Wahhab dengan Muhammad Al Saud pada tahun 1744 terus berlaku sampai sekarang. Hal ini dipertanyakan, sebab Kerajaan Saudi itu sifatnya jatuh-bangun hingga tiga kali. 
Ketika Saudi Jilid I dilenyapkan, maka semua perjanjian yang berlaku saat itu otomatis berakhir. Begitu juga ketika Saudi Jilid II dilenyapkan, maka perjanjian-perjanjian di dalamnya juga berakhir. 
Sebenarnya, dukungan Kerajaan Saudi kepada dakwah “Wahabi”, hal ini semata karena kesadaran mereka saja (atau pertimbangan politik karena melihat besarnya pendukung dakwah Salafiy di Saudi). Jadi tidak mesti dikaitkan dengan aliansi 1744 tersebut, sebab bukan rahasia lagi bahwa seringkali terdapat perbedaan persepsi antara ulama “Wahabi” dengan kebijakan kerajaan. 
Sedangkan nilai dukungan Kerajaan Saudi hingga US$ 2 miliar (setara Rp. 18 triliun) per tahun; ya itu perlu dijelaskan kalkulasi keuangannya secara rinci, tidak bisa “main teplok” begitu saja. 
Mungkin situs Merdeka.com mau berbagi kepada masyarakat tentang kalkulasi keuangan yang mereka ketahui. Termasuk juga mereka perlu membuat perbandingan kalkulasi keuangan anggaran-anggaran dari Iran untuk membiayai dakwah Syiah Rafidhah di Indonesia. Kalau mau fair, begitu kan?   
Ya akhirnya, black propaganda seputar dakwah “Wahabi” ini perlu kita jawab dengan komitmen “Laa ilaha illallah” yaitu untuk menghidupan peradaban Tauhid dan membersihkan dunia dari segala bentuk paganisme (kemusyrikan); dan“Muhammad Rasulullah” yaitu menghidupkan Sunnah Nabi Saw dan menjauhi ajaran-ajaran bid’ah yang berpotensi merusak Sunnah-nya. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.*
AM Waskito, penulis buku “Bersikap Adil Kepada Wahabi”
(hidayatullah.com)

[Kenapa Aliran Syi'ah Rafidhah Paling Benci Pada Aliran Salafy?]

Syi’ah Rafidhah adalah aliran yang di belakang berdusta, di depan berpura-pura. Betapa tidak, bukankah taqiyyah alias berdusta adalah salah satu asas agama penganutnya?! Karena itu, ulama mereka tanpa bergelar akademik formal pun, sebenarnya sudah bergelar profesor dalam bidang dusta dan pura-pura. Di antara kedustaan: memalsukan hadits, memelintir nash, menambah surat dalam Al-Qur’an dan masih banyak lagi.
Keaslian aqidah Rafidhah adalah borok, dan kesungguhan ritual Rafidhah adalah buruk. Namun, keduanya ditutupi mukena putih kebaikan. Covernya ‘Cinta Ahlul Bait’, atau semacamnya.
Dan Salafy -main jujur-jujuran- adalah aliran satu-satunya (ya, satu-satunya) yang paling konsisten membuka mukena-mukena mereka. Tampaklah keburukan aslinya wajah-wajah mereka.
Individu atau golongan yang tidak berintisab dengan Salaf mungkin tidak terima dengan paragraf sebelum ini. Mereka akan menggugatnya. Silahkan menggugat, tapi buktikan sekarang: ‘Aliran apa sekarang yang paling konsisten membuka borok-borok Syi’ah? Aliran Anda sendiri? Buktikan seberapa banyak dan seberapa konsisten!’ Gugatan mereka terhadap kenyataan ini bukan karena ini bukan kenyataan, melainkan karena:

–> Mereka sudah terlanjur sinis dengan yang disebut Salafy, atau:
–> Mereka tahu golongan mereka sendiri lesu sangat dalam memerangi Syi’ah, atau malah jangan-jangan:
–> Mereka tahu bahwa beberapa tokoh atau awam dari golongan mereka malah main mata dengan Syi’ah.
Nah, karena ‘Salafy’ (atau biasa mereka sebut ‘Wahabi’ saking tidak terimanya) rajin membongkar syubhat atau kekufuran Syi’ah Rafidhah, maka ia menjadi aliran yang paling paling dibenci.
Andai, andai saudara-saudara kita dari Ikhwanul Muslimin -misalnya-, adalah golongan yang paling menonjol dan nomor wahid dalam memerangi Syi’ah, pasti Syi’ah akan menjadikan IM sebagai pusat kebencian. Tetapi, karena itu tidak terjadi alias hanya permisalan saja di status ini, maka tidak terjadi. Dan semoga kita semua dapat bersama-sama bekerja sama belajar bersama mulai dari perkara kecil hingga besarnya agar dapat membentengi diri dan kaum muslimin dari Syi’ah Rafidhah, tidak peduli entah dia ternisbatkan pada Salaf, atau Ikhwan, atau Muhammadiyyah, atau Nahdliyyah, atau Persis, atau apapun itu namanya.
[Ketika Tersingkap, Seketika Mengamuk]
Jika orang jahat tersingkap kejahatannya, setelah berlarut tersembunyikan ia, maka orang jahat tersebut akan mengamuk, atau minimal melawan. Dan orang yang paling dia lawan sungguh-sungguh adalah orang yang paling menyingkap kejahatannya.
Begitu pula dengan Rafidhah, aliran yang bawahnya, atasnya, asasnya dan cabangnya penuh dengan virus-virus bid’ah, khurafat dan kufur. Mereka tidak bisa menyingkap kejahatan Ahlus Sunnah karena pada dasarnya Ahlus Sunnah tak punya kejahatan. Ahlus Sunnah (kita semua -alhamdulillah-) pada dasarnya mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah tanpa menganggap ada kemakshuman terpatri pada siapapun setelah wafatnya Nabi Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
Begitu pula dengan pemuja kubur, atau golongan yang sedari dahulu dekat sekali (atau bahkan sudah terlanjur basah tenggelam dalam) syubhat kebid’ahan bahkan kesyirikan. Ketika diberikan pada mereka bayaan dan penjelasan yang sejelas-jelasnya dari kalam Allah, kalam Rasul, dan juga kalam para ulama pengikut kalam keduanya, dengan pemahaman generasi terbaik atau pengikut murni generasi terbaik, tiba-tiba mereka kesurupan. Yang tadinya tak pernah membaca kitab tebal dan merasa cukup dengan kitab Muqarrar golongannya, tiba-tiba jadi rajin baca kitab-kitab tebal. Bukan mencari kebenaran tujuannya, melainkan mencari-cari bagaimana kebenaran itu bisa sesuai hatinya.
Karena itu, seorang teman, yang mengetahui dengan baik beragam permasalahan antara kedua kutub atau kedua kubu tersebut, berkata, “Kehadiran Salafy ada keberkahan tersendiri. Jadi, teman-teman kami tiba-tiba mulai menelaah kitab-kitab besar. Andai golongan semacam Salafy tidak ada, tetaplah kami seperti ini.”
Sebenarnya penisbatan terhadap Salafy itu bukan hak khusus bagi orang-orang khusus dari golongan khusus; melainkan untuk siapapun dari kaum Muslimin yang sadar dan memang berusaha mengikuti jejak kaum salaf yang diwartakan oleh Nabi kita sebagai sebaik-baik generasi. Siapapun, dari manapun. Jikalau ada seorang yang sudah berusaha menujunya dan berjalan di atas jalur tersebut tergelincir sesekali, maka siapalah kita tak pernah tergelincir.
Dan, untuk mengikuti manhaj Salaf, Anda tidak harus ikut organisasi khusus, mencatat nama, harus berteman dengan orang tertentu dan harus punya logo tertentu. Anda hanya diwajibkan untuk berusaha mengetahui (mengilmui) nya, mengamalkannya, mendakwahkannya. Klaim ‘saya adalah Salafy’ tidaklah wajib dan tidaklah pula terlarang. Yang terlarang adalah klaimnya saja, padahal tiada usaha. Dan apalah arti klaim atau apalah arti dianggap sebagai ‘Salafy’ jika ternyata keseharian kita tak mencerminkannya?!
Namun, jika seseorang ingin menjadi seorang pro-Syi’ah, ia tak harus berikrar pula bahwa ia adalah seorang Syi’ah. Cukuplah menjadi simpatisan. Cukuplah membela Basyar Asad atau membela ulama yang membela Basyar Asad. Cukuplah juga Anda sinis terhadap suatu golongan karena kesinisan mereka terhadap Syi’ah.
Karena, untuk membela Syi’ah Rafidhah, tidak harus menjadi pemeluknya. Jadilah simpatisannya.
Jadi, tidak semua orang yang terkesan membela Syi’ah Rafidhah lantas layak disebut sebagai orang Syi’ah. Karena mungkin saja ia hanya simpatisan yang tidak tahu apa-apa tentang Rafidhah sementara hatinya memang menginginkan tidak ada pertengkaran. Yang semacam ini, kita selalu doakan kebaikan padanya dan semoga Allah berikan ilmu padanya dan pada kita untuk membedakan antara yang haq dan yang bathil. Namun, adakalanya simpatisan Rafidhah itu sebenarnya TAHU kegilaan aliran kufur tersebut, namun disebabkan hiqd (kedengkian) atau intiqaam (dendam) atau memang ghill (kebencian) terhadap aliran Salafy, maka yang seperti inilah yang disukai oleh ulama-ulama Rafidhah, sehingga saya pernah mendengar seorang dari mereka berkata (melalui rekaman yang tak jauh dari ini maknanya):
“Di antara masyarakat Sunni, ada orang yang asalnya bukanlah orang kami (Syi’ah), namun mereka membantu dan membela kami di hadapan orang-orang Sunni. Merekalah sebenar-benar orang Syi’ah!”
(Saya tidak concern Anda tidak terima golongan Anda tidak disebut sebagai golongan yang paling melawan Syi’ah; sebagaimana tidak concern-nya ulama-ulama golongan Anda terhadap serangan Syi’ah pada Ahlus Sunnah. Bisakah kelak kita semua bekerjasama melawan Syi’ah? Harus bisa!)
Ya! Harus bisa!
(nahimunkar.com)

Mempreteli Syi’ah Rafidhah

Decrease Font SizeIncrease Font SizeText SizePrint This Page Send by Email
Kenapa Syi'ah Rafidhah Paling Benci pada Salafy?


Ilustrasi: Kota Qom di Iran mencatat angka tertinggi kedua penderita AIDS.Demikian juga dengan angka pecandu kokain jenis “crack”, tercatat bahwa satu dari tiga orang di kota Qom adalah pecandu opium.
Kota Qom juga tercatat sebagai kota yang paling banyak menggunakan minuman keras oplosan yang mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan kematian atau hilangnya penglihatan, sebagaimana yang pernah terjadi dalam peristiwa peringatan “Iedun Nairuz”./ fairuz-ahmad

Mau main jujur-jujuran atau main bohong-bohongan?
Kalau mau main jujur-jujuran, Syi’ah Rafidhah paling benci pada Salafy, atau yang biasa sebagian orang sebut ‘Wahabi’, atau yang kini malah dituduh sebagai ‘Takfiry’, atau yang sebagian ulama Rafidhah sebut sebagai ‘Bakry’, atau ‘Umary’, atau ‘Nashiby’; yang ketiga sebutan terakhir lebih condong dimutlakkan pada keumuman Ahlus Sunnah (istilah umum, mencakup seluruh aliran non-Ahlusy-Syi’ah).
Dan kalau mau main jujur-jujuran, di antara aliran-aliran yang ada dalam kontemporer Islam, yang sebenarnya paling dekat dengan aliran Syi’ah Rafidhah (entah sengaja atau tidak) adalah aliran Tasawwuf; yakni jenis keumuman Tasawwuf yang bergelimang dengan ritual-ritual baru bahkan keyakinan batil.
Keseragaman Rafidhah dan Tasawwuf ada di beberapa gambaran. Mulai dari suka main macam-macam ke kuburan, berlebihan dalam mengagungkan para imam atau wali, glamour dalam masalah hadits-hadits palsu, berbangga dengan kebid’ahan (yang katanya sebagian bid’ah adalah hasanah), mendahulukan tradisi nenek moyang yang tak valid dalam agama dibandingkan dalil yang valid dalam agama, hingga dari segi perlawanan terhadap apa yang disebut kini aliran ‘Salafy’, atau ‘Wahabi’ (kata mereka), atau sebutan lainnya.

Tentu banyak yang tidak terima Salafy disebut Ahlus Sunnah.
Tentu mereka tidak terima Salafy disebut Salafy, tetapi ‘Wahabi’ instead.
Tidak cukup dengan perendahan itu, maka tambahlah dengan sebutan ‘Takfiry’, ‘Khawarij’, ‘Bakry’, ‘Umary’, ‘Nashiby’ dan seterusnya. Yang penting: Salafy tidak boleh disebut Salafy. Ya sudah, silahkan.


Diterbitkan pada 03 June 2013

PENGAKUAN SYAIKH AL-QORDOWI : ULAMA SAUDI LEBIH PAHAM DARI PADA DIRINYA
(oleh : Syaikh Abdurrahman Dimasyqiyah hafizohulloh)

Syaikh Al-Qordhowi berkata :

مشايخ السعودية كانوا أنضج مني لأنهم عرفوا حقيقة ما يسمى "حزب الله" في حين كنت أدافع عنه إنه حزب الشيطان

"Para ulama Saudi mereka lebih matang dari pada saya, karena mereka mengetahui hakekat kelompok yang disebut Hizbullah, di saat aku membela kelompok tersebut, sesungguhnya kelompok tersebut adalah Hizbus Syaithon" (Al-Qordhowi juga berkata : "Aku beberapa lama menentang para ulama Saudi dan demi Allah aku dulu membela dan mengajak untuk menolong Hasan Nasrullah (penolong Allah), padahal ia adalah penolong syaitan, ia menamakan kelompoknya dengan hizbullah akan tetapi hakekatnya adalah hizbut Thooguut, hizbus Syaitan), mereka adalah pendusta…"  silahkan lihat pernyataan beliau di http://www.youtube.com/watch?v=sWBF9Pd3A04, lihat juga http://m.al-marsd.com/c-72534/, lihat juga http://m.eramuslim.com/berita/dunia-islam/qardhawi-bagaimana-mungkin-100-juta-syiah-di-seluruh-dunia-mengalahkan-muslim-17-miliar.htm)

Syaikh Al-Qordhowi hidup dalam kebingungan dan kebimbangan. Beliau memiliki sikap-sikap yang berubah-rubah dan kontradikitif, terutama yang berkaitan dengan syi'ah.

Terkadang beliau berkata ايران لنا فيها قدوة حسنة "Iran adalah teladan yang baik bagi kita", terkadang beliau berkata, لا تتدخلي يا ايران في شؤون مصر "Wahai Iran janganlah engkau ikut campur urusan Negara Mesir", diwaktu yang lain ia berkata, لا يجوز دعوة السني الي التشيع ولا حتى دعوة الشيعي إلى التسنن "Tidak boleh mendakwahi seorang sunni kepada ajaran syi'ah, dan demikian pula bahkan tidak boleh mendakwahi seorang syi'ah kepada ajaran sunnah".

Lalu ia menunggangi hawa nafsunya –dan dia menyangka bahwa dirinya pantas untuk memimpin kaum muslimin-, bahkan agar ia menjadikan dirinya pemimpin para ulama maka iapun segera mendirikan "Persatuan Ulama Muslimin", ia menjadikan dirinya sebagai pemimpin dan menjadikan wakilnya seorang syi'ah rofidhoh dari Iran yaitu Ayatullah At-Taskhiri. Dan nama wakilnya tersebut sesuai dengan hakikat orangnya (makna At-Taskhiri adalah yang dikuasakan) yaitu ia adalah dikuasakan untuk kepentingan Iran, dimana jika beliau Al-Qordhowi meninggal maka jadilah seorang syi'ah rofidoh dari Iran ini menjadi pemimpin ulama kaum muslimin…??!!

          Akan tetapi pada hari ini beliau Syaikh Al-Qordowi telah mengucapkan pengakuannya yang hakekatnya merupakan pukulan terhadap fatwa-fatwa beliau yang lalu…

Sesungguhnya kami berterima kasih kepada Syaikh Al-Qordhowi atas pengakuannya bahwa para ulama saudi lebih matang daripada beliau, karena para ulama Saudi telah mengetahui hakikat Hizbullah yang sesungguhnya.

Akan tetapi sungguh indah jika beliau Syaikh Al-Qordowi –yang sudah berusia lanjut dan akan berpisah dari dunia yang hina ini- juga mengakui bahwasanya para ulama Saudi lebih matang daripada dirinya tentang hukum haramnya riba, haramnya music, haramnya berjabat tangan dengan wanita (yang bukan mahram), haramnya nikah seorang wanita muslimah dengan lelaki kafir, haramnya mendoakan rahmat bagi orang-orang kafir yang meninggal, haramnya persaudaraan boneka dengan orang-orang kafir, yang semua ini melemahkan aqidah al-walaa' wal baroo' dan mendatangkan kemurkaan Allah, takala beliau menjadikan Fir'aun, Abu Lahab, dan George Bush merupakan saudara-saudara bagi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam..

Sungguh sangat indah jika beliau syaikh Al-Qordhowi juga mengakui kesalahannya yang telah melukai perasaan satu setengah milyar kaum muslimin tatkala beliau siaran langsung di hadapan kamera lalu berdoa kepada Allah agar Allah merahamati Paus (pengusung) salib dan akidah trinitas, dan aqidah Allah punya anak, dan beliau juga berdoa agar Allah menganugerahkan kepada umat Nasrani "Paus yang lebih baik" dalam rangka berkhidmah kepada salib dan trinitas…

Yang sesungguhnya merugi (akibat fatwa-fatwa beliau yang menyimpang-pen) adalah orang-orang awam yang mengikuti fatwa-fatwanya yang menghalalkan perkara-perkara yang haram. Betapa banyak wanita muslimah yang akhirya rido dinikahi oleh lelaki nasrani dengan dalih fatwanya Syaikh Al-Qordhowi…, betapa banyak muslim pemiliki café di Kanafa dan Amerika yang menjual bir karena fatwa beliau… betapa banyak kaum muslimin yang melakukan transaksi riba lalu membeli sebuah rumah atau dua dan tiga rumah dikarenakan fatwa beliau…

Yang semakin membuat jengkel adalah setiap waktu beliau Syaikh Al-Qordhowi senantiasa mencari-cari kesempatan untuk mencela salafiyin dengan perkataannya, terkadang beliau mencela salafiyin yang tidak paham fikih realita (kontemporer), terkadang beliau membanggakan fatwa Syaikh Abdullah bin Judai' yang menghalalkan music (karena Abdullah bin Judai' dahulu salah satu da'i salafiyin) yaitu Abdullah bin Judai' telah bertaubat dari salafiyah sehingga menghalalkan music.

Betapa tersakitinya kaum muslimin dengan perkataan beliau أنا شخصيا أستمع لفيروز وفائدة احمد وأم كلثوم "Saya sendiri mendengarkan nyanyia Fairus, Faidah Ahmad, dan nyanyian Ummu Kaltsum".

Seandainya beliau juga sadar dari kesalahan-kesalahannya yang lain dan mengakui bahwasanya para ulama Saudi lebih matang dari pada beliau tentang fikih mereka tentang hukum-hukum Islam dan dalam mengenal halal dan haram.
Ditulis oleh : Abdurrahman bin Muhammad Dimasyqiyah pada 22 Rojab 1434 H. (Diterjemahkan dan diringkas oleh Firanda Andirja)
www.firanda.com