Tuesday, November 4, 2014

Sekilas tentang Perawi Utama Syi’ah : Jaabir Al-Ju’fiy, Zuraarah, dan Muhammad bin Muslim

Diposkan oleh Abu Al-Jauzaa' : di 23.37 
Label: Syi'ah
Bagi yang belum mengetahui, maka artikel ini akan sedikit menginformasikan tentang ketiga perawi utama Syi’ah dalam kitab-kitab hadits mereka.
1.     Jaabir Al-Ju’fiy
Orang ini adalah diantara orang yang ajaib dalam deretan para perawi Syi’ah.
Jaabir Al-Ju’fiy berkata:
حدثني أبو جعفر عليه السلام بسبعين ألف حديث لم أحدثها أحدا قط ، ولا أحدث بها أحدا أبدا

Telah menceritakan kepadaku Abu Ja’far ‘alaihis-salaam 70.000 (tujuhpuluh ribu) hadits yang belum aku pernah ceritakan kepada seorangpun, dan akupun tidak akan menceritakan hadits itu kepada seorang pun selamanya” [sumber : http://www.mezan.net/mawsouat/baker/jofi.html].
Al-Hurr Al-‘Aamiliy berkata:
 وروي أنه روى سبعين ألف حديث عن الباقر عليه السلام، وروى مائة وأربعين ألف حديث، والظاهر أنه ما روى أحد بطريق المشافهة عن الأئمة عليهم السلام أكثر مما روى جابر
“Dan diriwayatkan bahwasannya ia telah meriwayatkan 70.000 hadits dari Al-Baaqir‘alaihis-salaam, dan ia meriwayatkan total sebanyak 140.000 hadits. Yang nampak, tidak ada seorang pun yang meriwayatkan dengan jalan musyaafahah (tatap muka) dari para imam ‘alaihis-salaam lebih banyak daripada riwayat Jaabir” [Wasaailusy-Syii’ah, 20/151].
Akan tetapi:
حدثني حمدويه و إبراهيم ابنا نصير، قالا حدثنا محمد بن عيسى، عن علي بن الحكم، عن ابن بكير، عن زرارة، قال : سألت أبا عبد الله (عليه السلام) عن أحاديث جابر فقال ما رأيته عند أبي قط إلا مرة واحدة و ما دخل علي قط
Telah menceritakan kepadaku Hamduwaih dan Ibraahiim yang keduanya anak dari Nashiir, mereka berdua berkata : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Iisaa, dari ‘Aliy bin Al-Hakam, dari Ibnu Bukair, dari Zuraarah, ia berkata : Aku bertanya kepada Abu ‘Abdillah tentang hadits-hadits Jaabir. Ia berkata : “Aku tidak pernah melihatnya di sisi ayahku (yaitu Abu Ja’far) sedikitpun kecuali hanya satu kali saja. Ia tidak pernah masuk menemuiku sedikitpun” [Rijaalul-Kasysyiy, 3/191].
Jaabir mengaku banyak meriwayatkan hadits dari Al-Baaqir (Abu Ja’far) dan yang lainnya, namun Ja’far Ash-Shaadiq (Abu ‘Abdillah) mengingkarinya.[1] Ia tidak mengakui keberadaan hadits-hadits Jaabir dari ayahnya, karena ia sangat jarang melihatnya bersama ayahnya.
Siapa yang akan dibenarkan ?. Imam ma’shum atau statement Jaabir ?.
Tentang jumlah riwayat Jaabir, bandingkan dengan Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu yang meriwayatkan hadits tidak lebih dari 2000 buah menurut penelitianmuhaqqiqiin.[2] Orang Syi’ah banyak melihat keanehan pada diri Abu Hurairah yang meriwayatkan lebih banyak hadits dibandingkan shahabat lain, tapi lupa ada yang jauh lebih aneh darinya, yaitu Jaabir Al-Ju’fiy.
2.     Zuraarah bin A’yan.
Nama Zuraarah banyak disebutkan dalam kitab Al-Kaafiy dan yang lainnya. Ia salah seorang perawi utama kaum Syi’ah yang menyampaikan khabar-khabar imam kepada mereka.
Siapakah Zuraarah ?. Menurut informasi, ia berasal dari keturunan budak Romawi.
زرارة بن أعين واسمه عبد ربه، يكنّى أبا الحسن وزرارة لقبله، وكان أعين بن سنسن عبداً رومياً لرجل من بني شيبان تعلّم القرآن ثم أعتقه
“Zuraarah bin A’yan. Nama aslinya adalah ‘Abdu Rabbih, berkunyah Abul-Hasan, sedangkan Zuraarah adalah julukannya. A’yan bin Sinsin (ayah Zuraarah) seorang budak Romawi milik seorang laki-laki dari Bani Syaibaan. Kemudian ia mempelajari Al-Qur’an, lalu tuannya membebaskannya” [Mu’jamu Rijaalil-Hadiits oleh Al-Khuu’iy, juz 8 no. 4671].
Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Jaabir Al-Ju’fiy sebelumnya, ia (Zuraarah) hidup dan dekat dengan Ja’far Ash-Shaadiq Abu ‘Abdillah. Apa komentar Abu ‘Abdillah tentangnya ?
وبهذا الاسناد : عن يونس، عن خطاب بن مسلمة، عن ليث المرادي، قال : سمعت أبا عبد الله (ع) يقول : لا يموت زرارة إلا تائهاً
Dengan sanad ini, dari Yuunus, dari Khaththaab bin Maslamah, dari Laits Al-Muraadiy, ia berkata : Aku mendengar Abu ‘Abdillah (‘alaihis-salaam) berkata : “Zuraarah tidak mati kecuali sebagai orang yang tersesat” [Ikhtiyaar Ma’rifatir-Rijaal oleh Ath-Thuusiy, hal. 170].
Barangkali celaan para imam itu timbul karena tabiat Zuraarah yang suka merendahkan para imam Syi’ah sendiri. Contohnya: Ketika Zuraarah terlibat perdebatan dengan Abu Ja’far, ia menggerutu dalam hati mencela imamnya, Zuraarah berkata:
قُلْتُ فِي نَفْسِي شَيْخٌ لَا عِلْمَ لَهُ بِالْخُصُومَةِ
Aku berkata dalam hati : “Orang tua (syaikh) yang tidak tahu tentang perbantahan/perdebatan....” [Al-Kaafiy, 2/386; kata Al-Majlisiy : hasan seperti shahih].
Maksud ‘syaikh’ di atas adalah sang imam yang ia bantah.
Mungkin pula karena Zuraarah berani berdusta atas nama imamnya, sehingga Al-Baaqir Abu ‘Abdillah mendoakan laknat Allah kepadanya:
 ليس هكذا سألني ولا هكذا قلت، كذب علي واللّه كذب عليّ واللّه، لعن اللّه زرارة، لعن اللّه زرارة، لعن اللّه زرارة
“Bukan begitu ia (Zuraarah) bertanya kepadaku, dan bukan begitu pula jawabanku. Ia telah berdusta atas namaku. Demi Allah, ia telah berdusta atas namaku. Demi Allah, semoga Allah melaknat Zuraarah, semoga Allah melaknat Zuraarah. Semoga Allah melaknat Zuraarah.....” [Ikhtiyaar Ma’rifatir-Rijaal, hal. 168].
Disebutkan juga dalam Bihaarul-Anwaar, 5/45-46.
حدثني حمدوية قال؛ حدثني محمد بن عيسى عن يونس عن مسمع كرد بن ابي سيار قال سمعت ابا عبد الله (ع) يقول: لعن الله بريداً، لعن الله زرارة
Telah menceritakan kepadaku Hamduwaih, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin ‘Iisaa, dari Yuunus, dari Ma’ma’ Kurd bin Abi Sayaar, ia berkata : Aku mendengar Abu ‘Abdillah (‘alaihis-salaam) berkata: “Semoga Allah melaknat Buraid, semoga Allah melaknat Zuraarah” [Ikhtiyaar Ma’rifatir-Rijaal oleh Ath-Thuusiy, hal. 170].
Bagaimana bisa keadaan perawi semacam ini dijadikan sandaran utama riwayat dalam agama ?.
3.     Muhammad bin Muslim.
Muhammad bin Muslim termasuk diantara perawi yang paling populer dalam kitab-kitab hadits Syi’ah. Mirip dengan Jaabir Al-Ju’fiy, ia juga meriwayatkan ribuan hadits dari para imam. Jumlah hadits Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu tidak ada apa-apanya dibandingkan dirinya.
Tapi naas, perawi ini pun kena laknat imam.
حدثني محمد بن مسعود، قال حدثني جبريل بن أحمد، عن محمد بن عيسى، عن يونس، عن عيسى بن سليمان وعدة، عن مفضل بن عمر، قال: سمعت ابا عبد الله عليه السلام يقول: لعن الله محمد بن مسلم كان يقول ان الله لا يعلم الشئ حتى يكون
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Mas’uud, ia berkata : telah menceritakan kepadaku Jibriil bin Ahmad, dari Muhammad bin ‘Iisaa, dari Yuunus, dari ‘Iisaa bin Sulaimaan dan beberapa orang lainnya, dari Mufadldlal bin ‘Umar, ia berkata : Aku mendengar Abu ‘Abdillah ‘alaihis-salaam berkata : “Semoga Allah melaknat Muhammad bin Muslim ! Ia telah berkata sesungguhnya Allah tidak mengetahui sesuatupun hingga ia terjadi” [Ikhtiyaar Ma’rifatir-Rijaal, hal. 394].
Jika telah kena laknat, apakah riwayatnya dapat diterima ?. Apalagi laknat ini dilatarbelakangi karena perkataan bathil Muhammad bin Muslim. Dan ingat,..... imam ma’shum tidak mungkin salah.
Semoga informasi ini ada manfaatnya.
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas permai, ciapus, ciomas, bogor – 04081435/02062014 – 23:40].

[1]      Uslub perkataan Al-Baaqir (Abu ‘Abdillah) adalah uslub pengingkaran.
[2]      Dr. Dliyaaurrahmaan Al-A’dhamiy telah melakukan penelitian ulang terhadap musnad Abu Hurairah yang diambil dari Musnad Al-Imam Ahmad bin Hanbal dan ditambah dengan riwayat dalam al-kutubus-sittah, dengan menyatakan bahwa jumlah hadits Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu berjumlah 1336 buah. Kemudian ia berkata : “Benar bahwa ada sejumlah riwayat lain (yang diriwayatkan Abu Hurairah) di dalam kitab Al-Mustadrak milik Al-Haakim, Sunan Al-Baihaqiy, Sunan Ad-Daaruquthniy, Mushannaf ‘Abdirrazzaq, dan kitab-kitab hadits yang lain. Namun saya berani memastikan bahwa riwayat-riwayat tersebut tidak mencapai jumlah yang disebutkan oleh para ulama. Bahkan menurut dugaan kuat, tidak mencapai 2000 hadits” [Abu Hurairah fii Dlau’i Marwiyyatihi oleh Dr. Dliyaaurrahmaan Al-A’dhamiy, hal. 76].
Berbeda halnya dengan beberapa pernyataan ulama mutaqaddimiin – misalnya Ibnu Hazm – yang menyatakan jumlah hadits Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu sebanyak 5374 buah.Wallaahu a’lam.

[http://abul-jauzaa.blogspot.com/2014/06/sekilas-tentang-perawi-utama-syiah.html]

Back to The Future

Diposkan oleh Abu Al-Jauzaa' : di 07.42 
Label: Syi'ah
Membaca riwayat-riwayat Raafidlah adalah satu ‘keasyikan’ tersendiri bagi saya. Banyak hal luar biasa yang terjadi pada diri imam-imam Syi’ah. Satu di antara banyak hal yang membuat saya ‘kagum’ dengan sangatnya adalah, satu kali imam Syi’ah pernah berperan layaknya Marty McFly dalam film khayalkuffar berjudul Back to The Future yang naskahnya ditulis oleh Robert Zemeckis dan Bob Gale. Apa dan bagaimanakah itu ? Mirzaa An-Nuuriy menggantikan mereka berdua, menuliskan naskah sebagai berikut :

ورأيت في بعض المواضع المعتبرة ما صورته: (روى شيخ الطائفة في كتاب كشف الحق بسنده مرفوعا عن أبي بصير قال: حججت مع أبي عبد الله عليه السلام حتى إذا زار قبر جده صلى الله عليه وآله وسلم بالمدينة وزرنا معه، فقال له رجل من بني يقظان: يا بن رسول الله! إنهم يزعمون أنهم يزورون أبا بكر وعمر في هذه القبة!؟ فقال عليه السلام: مه يا أخا يقظان، إنهم كذبوا فوالله لو نبش قبرهما لوجد في مكانهما سلمان وأبو ذر، فوالله إنهما أحق بهذا الموضع من غيرهما........
“Dan aku melihat dalam beberapa kitab mu’tabar yang menyebutkan teks berikut : Telah diriwayatkan oleh Syaikh Ath-Thaaifah (yaitu Ath-Thuusiy – Abul-Jauzaa’) dalam kitab Kasyful-Haqq dengan sanadnya secara marfuu’ dari Abu Bashiir, ia berkata : Aku pernah melaksanakan haji bersama Abu ‘Abdillah ‘alaihis-salaam, hingga ketika ia berziarah ke kubur kakeknya shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam di Madiinah, kami pun berziarah bersamanya pula. Seorang laki-laki dari Bani Yaqdhaan berkata : “Wahai cucu Rasulullah, sesungguhnya mereka (yaitu Ahlus-Sunnah – Abul-Jauzaa’) mengatakan bahwasannya mereka menziarahi Abu Bakr dan ‘Umar pada kubbah ini[1]”. Abu ‘Abdillah berkata : “Wahai saudara Yaqdhaan ! Sesungguhnya mereka telah berdusta. Demi Allah, seandainya kubur mereka berdua digali, sungguh akan didapatkan pada tempat mereka berdua Salmaan dan Abu Dzarr. Dan demi Allah, Salmaan dan Abu Dzarr lebih berhak pada tempat ini dari selainnya[2]........” [Nafsur-Rahmaan fii Fadlaaili Salmaan hal. 636 oleh Mirzaa Husain An-Nuuriy Ath-Thabarisiy[3]].
Cukup sampai kalimat di atas saja, karena intinya ada pada kalimat yang bercetak tebal.
Tahukah Anda bahwa kubah pada makam Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam itu baru dibangun pada tahun 678 H oleh Sulthaan Qalaawuun Ash-Shaalihiy ?.[4] Jadi, sebelum itu, tidak ada bangunan kubbah di atas kubur Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Riwayat di atas menunjukkan pada kita bahwa imam Syi’ah Abu ‘Abdillah (Ja’far Ash-Shaadiq) ‘alaihis-salaam melakukan haji dan berziarah ke makam Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersama Abu Bashiir setelah era tahun 678 H, sedangkan ia sendiri wafat tahun 148 H.[5]
Back to The Future !!!.
Bagi saya, ini jelas satu kedustaan yang diatasnamakan pada Ahlul-Bait Nabishallallaahu ‘alaihi wa sallam. Tapi saya tidak tahu siapakah yang melakukan kedustaan ?. Abu Bashiir ?. Ath-Thuusiy ? An-Nuuriy ? Ataukah perawi dalam sanad yang tidak disebutkan oleh An-Nuuriy ?. Kalau Anda tahu, tolong kasih tahu ke saya, dan saya akan mengucapkan : Jazaakallaahu khairan.
Wallaahul-musta’aan.
[abul-jauzaa’ – sardonoharjo, ngaglik, sleman, diy; sesaat sebelum berangkat ke kampus].


[1]      Maksudnya, Ahlus-Sunnah ketika menziarahi makam Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, mereka juga menziarahi makam Abu Bakr dan ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa. Hal itu dikarenakan mereka bertiga (Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakr, dan ‘Umar) dimakamkan secara berdampingan.
[2]      Anda dapat lihat dari riwayat ini betapa Syi’ah sangat membenci Abu Bakr dan ‘Umarradliyallaahu ‘anhumaa.
[3]      Bisa dibaca di perpustakaan online Syi’ah di : sini.
[4]      Ini telah masyhur di kalangan ulama. Di antaranya Ash-Shan’aaniy rahimahullah yang berkata :
فإن هذه القبةَ ليس بناؤها منهُ صلى اللهُ عليه وسلم ، ولا من أصحابهِ ، ولا من تابعيهم ، ولا من تابعِ التابعين ، ولا علماء الأمةِ وأئمة ملتهِ ، بل هذه القبةُ المعمولةُ على قبرهِ صلى اللهُ عليه وسلم من أبنيةِ بعضِ ملوكِ مصر المتأخرين ، وهو قلاوون الصالحي المعروف بالملكِ المنصورِ في سنةِ ثمانٍ وسبعين وست مئة
“Karena sesungguhnya kubbah ini tidaklah dibangun oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, para shahabat, taabi’iin, taabi’ut-taabi’iin, atau para ulama dan imam umat Islam. Akan tetapi, kubbah yang dibangun di atas kubur Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam ini termasuk bangunan yang dibuat oleh sebagian raja-raja Mesir muta’akhkhiriin, yaitu Qalaawuun Ash-Shaalihiy yang dikenal dengan nama raja Al-Manshuur, pada tahun 678 H......” [Tahthhiirul-I’tiqaad, hal. 43].
[5]      Ja’far bin Muhammad bin ‘Aliy bin Al-Husain bin ‘Aliy bin Abi Thaalib Al-Haasyimiy, terkenal dengan nama (Ja’far) Ash-Shaadiq; seorang yang shaduuqfaqiih, lagi imam. Termasukthabaqah ke-6, lahir tahun 80 H, dan wafat tahun 148 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 200 no. 958].

[http://abul-jauzaa.blogspot.com/2012/05/back-to-future.html]

Kepercayaan ‘Aliy Zainal-‘Aabidiin terhadap Riwayat Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhumaa

Diposkan oleh Abu Al-Jauzaa' : di 00.27 
Label: Syi'ah
Al-Bukhaariy rahimahullah berkata:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي وَاقِدُ بْنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ مَرْجَانَةَ صَاحِبُ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ، قَالَ: قَالَ لِي  أَبُو  هُرَيْرَةَ  رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَيُّمَا رَجُلٍ أَعْتَقَ امْرَأً مُسْلِمًا اسْتَنْقَذَ اللَّهُ بِكُلِّ عُضْوٍ مِنْهُ عُضْوًا مِنْهُ مِنَ النَّارِ ".
قَالَ سَعِيدُ بْنُ مَرْجَانَةَ: فَانْطَلَقْتُ بِهِ إِلَى عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ، فَعَمَدَ عَلِيُّ بْنُ حُسَيْنٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا إِلَى عَبْدٍ لَهُ قَدْ أَعْطَاهُ بِهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ عَشَرَةَ آلَافِ دِرْهَمٍ أَوْ أَلْفَ دِينَارٍ، فَأَعْتَقَهُ
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yuunus : Telah menceritakan kepada kami ‘Aashim bin Muhammad, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Waaqid bin Muhammad, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Sa’iid bin Marjaanah shahabat ‘Aliy bin Husain, ia berkata : Telah berkata kepadaku Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Setiap orang yang membebaskan seorang (budak) muslim, niscaya Allah akan membebaskan anggota tubuhnya dengan setiap anggota tubuh budak itu dari api neraka”.

Sa’iid bin Marjaanah berkata : “Lalu aku pergi dengan membawa hadits ini menemui 'Aliy bin Husain. Maka ‘Aliy bin Husain radliyallaahu ‘anhumaa segera pergi menemui budaknya yang dulu dia beli dari 'Abdullah bin Ja'far seharga sepuluh ribu dirham atau seribu dinar, lalu ia membebaskannya” [Shahiih Al-Bukhaariy no. 2517].
Dalam riwayat lain, disebutkan ‘Aliy bin Husain berkata:
أَأَنْتَ سَمِعْتَ هَذَا مِنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ؟، فَقَالَ سَعِيدٌ نَعَمْ: فَقَالَ عَلِيُّ بْنُ حُسَيْنٍ لِغُلَامٍ لَهُ أَفْرَهَ غِلْمَانِهِ، ادْعُ لِي مُطَرِّفاً، قَالَ: فَلَمَّا قَامَ بَيْنَ يَدَيْهِ، قَالَ: اذْهَبْ فَأَنْتَ حُرٌّ لِوَجْهِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Apakah engkau benar-benar mendengar hadits ini dari Abu Hurairah ?”. Sa’iid berkata : “Ya”. Lalu ‘Aliy bin Husain berkata kepada budaknya yang cekatan : “Panggilkan Mutharrif”. Sa’iid berkata : “Ketika ia (Mutharrif) berdiri di hadapan ‘Aliy bin Husain, ia berkata : ‘Pergilah, engkau bebas karena aku mengharapkan wajah Allah ‘azza wa jalla” [Diriwayatkan oleh Ahmad 2/420 (15/260-261) no. 9441, Ibnul-Jaaruud dalam Al-Muntaqaa (Al-Ghautsul-Makduud) 3/233-234 no. 968, dan Al-Baihaqiy dalam Syu’abul-Iimaan no. 4030; shahih].
Dapat kita lihat sikap ‘Aliy bin Al-Husain bin ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhumsaat mendengar hadits yang disampaikan oleh Sa’iid bin Marjaanah kepadanya. Saat ia dapat memastikan bahwa Sa'iid benar-benar mendengar hadits tersebut dari Abu Hurairah, ia mempercayainya dan segera beramal dengannya.
Dengan kata lain, Abu Hurairah adalah orang yang terpercaya bagi ‘Aliy bin Husainradliyallaahu ‘anhum dalam menyampaikan hadits dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.[1]
Tapi sayang,….. orang-orang Syi’ah tidak mau mengikuti ‘Aliy bin Al-Husainradliyallaahu ‘anhumaa yang mereka anggap imam dalam hal mempercayai hadits Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu dan menghormatinya. Mereka adalah pengkhianat agama Ahlul-Bait.
Allaahul-musta’aan.
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas permai – 10011436 – 00:30].

[1]      Memang benar, Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu adalah orang yang terpercaya.
‘Abdullah bin ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa berkata:
يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْتَ كُنْتَ أَلْزَمَنَا لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَحْفَظَنَا لِحَدِيثِهِ
“Wahai Abu Hurairah, engkau lebih banyak menetapi Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallamdan lebih hapal hadits beliau daripada kami” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. At-Tirmidziy no. 3801; dan ia berkata : “Hadits hasan”].
Adz-Dzahabiy rahimahullah berkata:
وقد كان أبو هريرة وثيق الحفظ، ما علمنا أنه أخطأ في حديث
“Abu Hurairah adalah orang yang terpercaya dalam hapalannya. Kami tidak pernah mengetahuinya ia salah dalam (meriwayatkan) hadits” [Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 2/621].

[http://abul-jauzaa.blogspot.com/2014/11/kepercayaan-aliy-zainal-aabidiin.html]