Semoga
Allah melindungiku dan anda dari orang yang telah, akan , atau selalu
berpolitik, sebab jika politik telah merasuki hati, pasti akan meresahkannya,
dan jika telah memasuki pikiran, pasti akan melemahkannya. Politiklah pemudar
kemegahan ilmu dan keelokan khidmat kepada Allah. Ia menjalar di dalam
hati, seperti penyakit rabies di dalam tubuh, dan merecoki pikiran seperti
khamar yang memabukkan. Orang yang mereguknya seteguk saja, tidak akan sembuh
selama-lamanya.
Politik
telah membunuh nyawa orang orang suci , Al-Husain cucu Nabi SAW , menyalib
Abdullah Ibnu Zubair, dan menyembelih Sa’id ibn Jubair.
Dan,
politiklah yang membuat sepi halaqah-halaqah ilmu, ta’lim ta’lim pencerah
kesadaran, dan lembaga- lembaga pengetahuan.
Politik
seperti bunglon, setiap hari berganti warna. Seperti Ular, lembut disentuh
namun punya racun yang sangat membunuh, Seperti buah Basil, aromanya wangi
namun rasanya pahit. Batinnya hanya upaya mengejar yang terdepan, dan penyakit
ingin berkuasa, sedang zahirnya atau tampilannya seperti upaya menyelamat
manusia, memperbaiki dunia, dan membahagiakan rakyat.
Orang
yang terjun ke gelanggang politik tanpa bekal takwa dan niat mencari keridhaan
Allah, pasti akan melupakan akhiratnya, menjual agama, melepaskan pahala,
melenyapkan ganjaran, meletihkan jiwa, dan menggadaikan kepalanya.
Politik
tanpa disertai cahaya wahyu, membawa syari’at, dan kepentingan agama ,
tak lain dari hiasan janji-janji palsu dan menipu, bedak kemunafikan, topeng
kebatilan, dan tumpukan kebohongan.
Allah
SWT berfirman … “Kegelapan-kegelapan yang tindih menindih. Apabila ia
mengeluarkan tangannya, ia nyaris tidak dapat melihatnya. “… (QS. An-Nur
[24]:40)
Politik
tanpa Syariat Islam adalah penghalalan darah, perampasan harta, dan perbudakan
manusia. Itulah tiga dosa manusia, politik kelak akan menjadi jerat bagi si
lugu dan perangkap bagi si bodoh.
Orang
yang telah terpesona olehnya, jika anda biarkan, mereka akan semakin dahaga,
dan jika anda halau, mereka akan semakin dahaga juga. Mereka akan mengalirkan darah dengan alasan melindungi agama, merampas harta dengan
dalih melindungi hak-hak asasi manusia, dan memperbudak manusia manusia dengan
semboyan menyatukan suara dan memperbanyak suara.
Orang-orang
shaleh sering memilih untuk menghindari politik saat gerbangnya terbuka lebar
untuk mereka, meskipun dunia sedemikian menggoda, zaman sangat mendukung, harta
begitu menggiurkan, dan umur mereka masih terukur muda . Mereka ditawari
berbagai kenikmatan, kesuksesan cepat . Mereka diminta masuk , tetapi mereka
menghindar, mereka ditawari kenikmatan , tetapi mereka tetap menolak.
Kemudian setelah itu , datanglah generasi yang rela berimpit-impitan di gerbang
politik, mengorbankan apapun meskipun gerbang itu tertutup rapat.
–
Syeikh Aidh Al Qarny-
http://www.eramuslim.com/nasehat-ulama/wahai-politik-tanpa-syariat-engkau-akan-tumpahkan-darah.htm#.VUYlOfmqqko