Sunday, June 7, 2015

Perubahan Dalam Mazhab Syiah

Jika kita perhatikan lebih dalam, ada perubahan-perubahan dalam mazhab syiah. Ada beda antara ajaran syiah yang dulu dan yang sekarang.

Pada perkembangannya, mazhab syiah juga terbagi menjadi banyak sekte. Jika kita hari ini mengenal syiah yang berafiliasi ke iran, yang kita kenal adalah satu sekte saja dari syiah, yaitu syiah 12 imam. Disebut 12 imam karena mereka percaya ada 12 imam yang menjaga ajaran agama. Soal klaim itu benar atau sebaliknya, itu adalah persoalan berbeda. Lalu mana kelompok pecahan syiah lainnya? 




Kita tidak akan membahas sebab punahnya sekte syiah di sini. Yang benar, tidak semua sekte syiah punah. Masih ada sekte syiah yang eksis sampai hari ini. Salah satunya adalah syiah ismailiyah, yang percaya bahwa imam setelah Ja’far As Shadiq adalah Ismail, putranya yang pertama. Sementara syiah 12 imam meyakini bahwa Musa Al Kazhim lah yang menjadi pengganti imam Ja’far. Ismail bin Ja’far meninggal dunia saat ayahnya masih hidup. Artinya, dia meninggal dunia sebelum menjabat imam. Sekte lain lagi adalah Bohra, yang dianut oleh sedikit orang India. Sekte Bohra sendiri terpecah menjadi dua, Sulaimaniyah dan Dawudiyah. Kita tidak akan membahas sekte-sekte secara mendalam.

Ada juga dari sekte di atas yang sudah tidak nampak lagi. Salah satunya adalah mufawwidah, dengan huruf dhad yang urutannya setelah huruf shad. Mungkin agak susah dilafalkan, paling tidak bagi yang kurang familier dengan bahasa arab. Menurut bahasa arab, kata mufawwidhah adalah ism fa’il, menunjukkan pelaku. Asalnya adalah dari kata fawadha, yaitu menyerahkan, memasrahkan sesuatu pada orang lain.

Apa keyakinan sekte mufawwidhah ini? Salah satunya adalah Allah menciptakan Nabi Muhammad dan Ali, lalu menyerahkan pada keduanya segala urusan. Keduanya, Nabi Muhammad dan Ali, yang menciptakan makhluk, memberi rizki bagi makhluk, menghidupkan dan mematikan. Begitu keyakinan mereka. Keyakinan ini jelas tertolak, jelas bertentangan dengan keyakinan dasar Islam. Bertentangan dengan Al Qur’an yang menekankan bahwa Allah lah Sang Maha Kuasa. Imam syiah yang hidup saat itu pun menolaknya. 

Imam Ja’far As Shadiq mencela sekte ini, seperti tertulis dalam Biharul Anwar, jilid 25 hal 343:

Zurarah bercerita pada imam Ja’far: Seseorang dari keturunan Abdullah bin Saba’ meyakini tafwidh.Imam Ja’far bertanya : apa itu tafwidh? Jawabku: Allah menciptakan Muhammad dan Ali, lalu menyerahkan pada mereka berdua. Mereka berdua menciptakan, memberi rizki, mematikan dan menghidupkan. Imam Ja’far berkata : musuh Allah telah berbohong. Jika kamu bertemu dengannya, bacakan padanya ayat ini: Ar Ra’d 16. Aku pergi menemui orang itu, lalu kuceritakan apa yang kudengar dari imam ja’far. Kubacakan ayat itu, seakan-akan saya telah melemparnya dengan batu, atau mengatakan: seolah-olah dia menjadi bisu.

Bagi mereka, yang berkuasa sekarang ini adalah Nabi Muhammad dan Ali bin Abi Thalib. Menurut mereka, yang menciptakan kita, yang memberi rizki kita, bukan lagi Allah, tapi Nabi Muhammad dibantu Ali bin Abi Thalib. Maka imam Ja’far pun marah besar. Begitu juga semestinya kita pun marah juga, dan menolak keras keyakinan seperti ini. 

Dalam kitab Majma’ul Bahrain, salah satu kitab syiah, tercantum sebuah hadits :
Siapa yang meyakini keyakinan mufawwidhah, sungguh dia telah melucuti kekuasaan Allah. Jilid 4 hal 223.

Imam Abul Hasan Ar Ridho ditanya tentang kaum ghulat dan mufawwidhah. Jawabnya:
Kaum Ghulat adalah kafir, dan mufawwidhah adalah musyrik. Siapa yang  duduk bersama mereka, bergaul dengan mereka, makan bersama mereka, minum bersama mereka, berbuat baik pada mereka, menikahkan mereka, menikah dengan wanita mereka, percaya pada mereka, memberi amanat pada mereka, percaya pada ucapan mereka, atau menolong mereka dengan setengah kata, dia telah keluar dari wilayah Allah, wilayah Rasul dan wilayah Ahlulbait. Biharul Anwar jlid 25 hal 273

Imam Ali Ar Ridha begitu keras terhadap sekte ini. Melarang segala bentuk hubungan dengan mereka. Begitulah sikap para imam terhadap orang-orang sesat. Mereka harus dijauhi. Harus dihindari. Jangan percaya pada ucapan mereka, apalagi pada ajaran mereka. Mereka adalah orang-orang terkutuk. Orang bisa keluar dari wilayah Allah, Rasul dan Ahlulbait karena berhubungan dengan mereka. Bagaimana dengan mereka sendiri? Bagaimana dengan nasib mereka di akherat nanti? 

Orang-orang sesat memang harus dijauhi, karena mereka tidak akan tinggal diam. Mereka akan mengajak orang pada kesesatannya. Maka imam Ar Ridha memerintahkan syiahnya untuk memutus hubungan. Agar tidak tercemari oleh kesesatan mereka. 

Ibnu Babawaih Al Qummi, ulama syiah yang dijuluki As Shaduq, menyatakan dalam kitabnya Man La Yahdhuruhul Faqih jilid 1 hal 290:

Inilah adzan yang benar, tidak ada tambahan dan pengurangan. Orang-orang mufawwidhah, semoga mereka dilaknat Allah, membuat riwayat palsu dan menambahkan dalam adzan “ Muhammad wa Aalu Muhammad Khairul Bariyyah” dua kali, dan dalam riwayat lainnya dari mereka, setelah mengucapkan Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah, ada ucapan “ Asyhadu Anna Aliyyan Waliyyullah” dua kali. Ada dari mereka yang meriwayatkan : Asyahadu Anna Aliyyan Amirul Mukminina Haqqan” tidak diragukan lagi, bahwa Ali adalah wali Allah, dan Ali adalah Amirul Mukminin yang sebenarnya, dan Muhammad dan keluarganya SAWA adalah sebaik-baik manusia. Tetapi kata-kata itu tidak ada di adzan yang sebenarnya. Saya menyebutkan hal itu agar kita bisa tahu mereka yang dituduh tafwidh, orang-orang yang menipu, yang ada di pada kelompok kita.

Salah satu ciri mufawwidhah adalah menambahkan kata Asyhadu Anna Aliyyan waliyyullah, dalam adzan. As Shaduq benar-benar mengenal mereka. As Shaduq melaknat mereka. Memang mereka layak dilaknat.

Namun tambahan Asyhadu Anna Aliyyan Waliyyullah malah berkumandang di Iran. Sedangkan kita tahu sendiri bagaimana hukumnya, seperti yang dikatakan imam Ali Ar Ridha. 

Rupanya ajaran mufawwidhah sudah mencemari ajaran syiah hari ini. Ajaran yang dilaknat oleh Imam maksum syiah.