Prof. Dr. KH. Didin
Hafidhuddin menegaskan bahwa syiah adalah kelompok berbahaya yang bertujuan
untuk mengambil alih kekuasaan.
"Syiah itu ajaran yang
tujuannya untuk kekuasaan, syiah itu sekte yang mewariskan sifat hasad dan
dengki, makanya kita tidak bisa bersatu dengan mereka," kata Kyai Didin
saat pengajian di Masjid Al Hijri Bogor, Ahad (18/10).
Ia mencontohkan ajaran syiah
yang digelar setiap tanggal 10 Muharram, dalam mengenang peristiwa karbala itu
sebagai bentuk pewarisan nilai-nilai hasad. "Bahwa mereka adalah kelompok
yang tertekan sehingga dimanapun mereka akan berusaha untuk bangkit,"
ujarnya.
Oleh karena itu, sebagai
salah satu pengurus di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kyai Didin berpendapat
bahwa syiah sangat berbahaya. "Umat Islam tidak boleh diam, berikan
penjelasan kepada masyarakat kalau mereka itu berbahaya karena tujuannya untuk
mengambil kekuasaan," pesannya.
Peristiwa di Timur Tengah
sekarang, seperti di Suriah, Yaman dan lainnya harus menjadi pelajaran.
Di Indonesia juga diupayakan
seperti itu, karenanya pemerintah juga harus berperan. "Jadi jangan
dibiarkan, karena ini sangat membahayakan," pungkas Kyai Didin.
Sumber: suara-islam.com
10 Muharram: Umat Islam Berpuasa, Umat Syiah
Mandi Darah
Inilah beda kaum muslimin dengan sekte syiah dalam memperingati Asyuro 10 Muharram
Surat tanggapan MUI Jabar terkait Syiah dan perayaan Asyuro
Rabu, 21 Oktober 2015 - 10:24 WIB
Ketua PAS Jabar, Hasan Faruqi
ketika dimintai tanggapannya mengatakan, Maklumat MUI Jabar sudah sesuai
harapan dan sangat mengapresiasi umat Islam
Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Jawa Barat (Jabar) akhirnya mengeluarkan maklumat terbaru terkait dengan
kelompok Syiah, khususnya berkaitan dengan perayaan Asyuro.
Dalam suratnya yang bernomor:
643/MUI-JB/X/2015 tertanggal 19 Oktober 2015 tersebut MUI Jabar terkait aliran
Syiah dan perayaan Asyuro.
MUI menilai, Syiah merupakan
ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena
manapun Syiah berada, mereka memiliki cita-cita untuk mendirikan negara versi
mereka.
Meski demikian, untuk
mengizinkan atau melarang perayaan Asyuro itu bukan wewenang MUI, tetapi wewenang
aparat.
“Majelis Ulama Indonesia
(MUI) tidak mempunyai kewenangan untuk mengizinkan atau tidak mengizinkan suatu
kegiatan perayaan Asyuro oleh kelompok Syiah, hal tersebut sepenuhnya merupakan
wewenang aparat keamanan/Kepolisian,” ujar maklumat MUI Jabar.
Seperti diketahui, maklumat
MUI ini dikeluarkan menindaklanjuti aspirasi umat Islam Jabar yang diwakili
elemen ormas Islam yang tergabung dalam Pembela Ahlus Sunah (PAS) agar MUI
Jawa Barat mengeluarkan surat
atau maklumat tentang larangan perayaan Asyuro biasa dilakukan kelompok Syiah
khususnya di Jabar.
Adapun sikap MUI Provinsi
Jawa Barat terhadap aliran Syiah, MUI berpedoman dengan 10 kreteria sesat yang
sudah ditetapkan MUI Pusat.
“Syiah telah menyimpang dari
kemurnian ajaran Islam yang telah diperkuat oleh ‘Sepuluh Kriteria Aliran
Sesat’ yang telah ditetapkan dalam Rakernas MUI tahun 2007 di Jakarta. Pendapat
ini sesuai dengan isi buku “Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di
Indonesia”, demikian bunyi maklumat.
Sementara itu Drs.Rafani Akhyar,MSi
selaku Sekretaris Umum MUI Jabar memberikan sedikit penjelas perihal
dikeluarkannya surat tersebut.
Menurutnya, surat tersebut
bisa dijadikan acuan atau rujukan khususnya kepada Kanwil Kemenag Provinsi
Jabar dan Polda Jabar sekiranya dua instansi tersebut dimintai ijin oleh
kelompok Syiah yang akan menyelenggarakan perayaan Asyuro di wilayah Jawa
Barat.
“Intinya hal ini kami
sampaikan, untuk dijadikan bahan pertimbangan sebagaimana mestinya,”jelasnya.
Di tempat terpisah Ketua PAS
Jabar, Hasan Faruqi ketika dimintai tanggapannya mengatakan, Maklumat MUI Jabar
sudah sesuai harapan dan sangat mengapresiasi umat Islam khususnya di Jawa
Barat.
Selanjutnya pihaknya akan
meneruskan atau menyampaikan surat tersebut ke Polda Jabar dan Kanwil Kemenag
Jabar.
“Karena surat ini pun dibuat
salah satu pertimbangannya adalah permintaan Polda Jabar berupa rekomendasi
dari instansi terkait dalam hal ini adalah MUI dan Kementerian Agama,”jelasnya.
Meski demikian pihaknya tidak
lantas berhenti hanya sampai keluarnya surat tersebut. Melainkan akan terus
memantau perayaan Asyuro sekiranya kelompok Syiah tetap menyelenggarakan.
(hidayatullah.com/syiahindonesia.com)