Jumat 8 Jamadilawal 1436 / 27 Februari 2015
09:10
MENTERI Agama Lukman Hakim
Saefuddin menegaskan Indonesia adalah negeri Ahlussunah wal Jamaah. Sudah
seharusnya kelompok Syiah menyadari kondisi ini untuk tidak melakukan penistaan
terhadap ajaran Islam.
“Saya pikir dunia sangat
mengenal bahwa Indonesia mayoritas umat Islam dan Islam Indonesia adalah
Ahlusunnah wal jamaah,” ujar Lukman usai melakukan audiensi dengan Forum Umat
Islam (FUI) dan ulama di Kantor Kemenag, Jl. Lapangan Banteng Barat, Jakarta
Pusat, Rabu (25/2/2015).
Syiah yang berbeda dengan
Ahlussunah, kata Lukman, harus dapat menghormati paham Ahlussunah yang berlaku
di Indonesia.
“Cercaan kepada sahabat,
istri Rasul, dan semuanya itu akan menimbulkan problem yang luar biasa bagi
umat Islam Indonesia yang sunni ini,” ungkapnya.
Lukman mengaku siap mengikuti
keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) jika keluar fatwa sesat Syiah.
“Tentu (siap). Bagaimanapun
MUI merupakan kumpulan dari ormas-ormas Islam,” imbuh dia. [de/Islampos]
Sumber :
https://www.islampos.com/menteri-agama-cacian-syiah-terhadap-istri-rasulullah-adalah-problem-luar-biasa-166515/
http://www.gensyiah.com/menteri-agama-cacian-syiah-terhadap-istri-rasulullah-adalah-problem-luar-biasa.html
Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin akhirnya
mengeluarkan pernyataan tegas bahwa Nikah Mut’ah (kawin kontrak) Syiah
merupakan aktivitas yang bertentangan dengan ajaran Agama Islam dan melanggar
aturan perundang-undangan pernikahan di negara Republik indonesia.
“Saya pikir hal seperti itu tidak benar
ya. Bagaimana pun juga pemerintah berharap bahwa pernikahan adalah sebuah
peristiwa sakral” ujar Lukman sebagaimana dilansir jpnn, Selasa(3/2/2015).
Menurut Lukman, pernikahan adalah akad
perjanjian antara laki-laki dan perempuan yang membawa konsekuensi kewajiban
hak dan tanggung jawab masing-masing pihak. Jika pernikahan itu tidak diakui
dan tidak dicatat oleh negara, kata dia, negara tidak akan ikut bertanggung
jawab atas dampak yang terjadi.
Lebih lanjut mantan Politisi PPP ini
juga menjelaskan bahwa Nikah Mut’ah sangat bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang ada di Indonesia.
Nikah Mut’ah kembali menjadi bahan
perbincangan netizen karena banyaknya ajakan nikah mut’ah melalui jejaring
internet. Cukup membayar akad nikah Rp 2 juta untuk pernikahan selama 3 jam dan
Rp 10 juta untuk semalam. Dijanjikan juga, pernikahan ini akan dirahasiakan
alias tanpa diketahui istri pertama.[islamedia/mh]
Sumber : islamedia.id – Jumat, 6
November 2015
(nahimunkar.com)
Pasca mencuatnya kasus
penyerbuan Syiah ke kampung Majelis Az-Zikra, pimpinan Ustadz Arifin Ilham, di
Sentul, Kabupaten Bogor, Rabu (11/02/2015), seorang Citizen Reporter
semakin tertarik dengan informasi eksistensi kelompok Syiah di Indonesia.
Momentum datang ketika saya bisa bertemu dengan seorang Ulama dalam sebuah
pengajian belum lama ini (tidak akan saya sebutkan namanya, demi keamanan
beliau).
Menurut Ulama yang cukup punya nama dikalangan aktivis Islam ini, Indonesia
mayoritas Islam Sunni, tapi posisinya di ujung tanduk.
Menurut beliau, dari data Badan Intelijen Negara (BIN) yang diterimanya,
Indonesia akan menjadi Suriah kedua pada tahun 2018-2020. Kelompok Syiah di
Indnesia saat ini sedang menyusun kekuatan untuk melakukan sebuah
"Revolusi" di Indonesia pada 2018.
"Saat ini di Indonesia, kaum Syiah sudah memiliki 10 ribu pemuda yang
terlatih secara militer. Mereka dilatih oleh para Imigran gelap dari Timur
Tengah yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Jumlah Imigran gelap Syiah
sejumlah 6500 orang (yang tercatat), mereka berbadan tegap dengan style
militer. Ada info mereka sengaja didatangkan ke Indonesia atas bantuan
Intelijen AS dan dedengkot Syiah Indonesia". Ungkap beliau.
Katanya, untuk mempersiapkan revolusi mereka, tahun ini ada ulama Syiah asal
Indonesia akan pulang dari Iran (se-level Ayatullah), dibarengi 4000 pelajar
Indonesia bergelar Master yang mendapat beasiswa dari Iran.
"Ini data intelijen yang valid". Tegasnya.
Beliau menambahkan, para Ulama, merasa kecewa dengan Menteri Agama Indonesia
sekarang, karena tidak memberi kata sambutan dalam buku tentang kesesatan
ajaran Syiah yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), namun beliau
(Menteri Agama-Red) malah memberikan kata sambutan dalam buku tandingan yang
dikeluarkan oleh Kelompok penganut Syiah Indonesia.
"Akhirnya, Menteri Agama mengakui kekeliruannya, dan meminta maaf secara
terbuka kepada Ummat Islam karena khilap telah memberikan kata sambutan dalam
buku yang diterbitkan kelompok Syiah Indonesia" Ungkap Ulama yang lama
bermukim di Mesir dan jebolan Universitas Al-Azhar ini.
Beliau menghimbau kaum Muslimin, agar menjaga keluarga dari bahaya ajaran
sesat Syiah.
"Kita jaga anak-anak kita, khususnya para Muslimah Sunni, agar tidak
terpengaruh ajaran Syiah. Jangan remehkan kekuatan Syiah, mereka sudah merebut
Suriah, Irak, Lebanon dan Yaman. Mereka saat ini sedang mencoba kudeta di
Bahrain, Kuwait dan AlJazair" Pungkasnya.
Benarkah Kelompok Syiah akan melakukan makar di Indonesia? Diluar benar
tidaknya, kita harus tetap waspada. Belajar dari pengalaman di Suriah, Irak dan
Yaman, negara-negara tersebut mayoritas beragama Islam Sunni, namun sekarang
pemerintahannya dikuasai oleh Kelompok Syiah. Mungkin saja terjadi di
Indonesia...Ingat rakyat Iran dulu mayoritas beragama Islam Sunni selama
berabad-abad. (kompasiana.com/nisyi/syiahindonesia.com)
Muhammad Ridwan-Citizen Reporter di www.mediawarga.info