Presiden Erdogan-Raja Salman,
Dua Sejoli Pemimpin Umat Islam Sedunia
Dua sejoli pemimpin
umat Islam sedunia; Raja Salman dan Presiden Erdogan.
Keduanya hari Sabtu
(14/11/2015) bertemu di kota Antalya Turki dalam KTT G20 yang akan berlangsung
15-16 November 2015.
Ekspresi senyum
keduanya mengobati kerinduan Umat Islam akan pemimpin yang menaungi dan membela
Umat.
Presiden Erdogan
menyambut dengan mengucapkan:
Marhaban khodim
haramain, tahiyyati lissya'bi as-su'udy...
(Selamat datang
Pelayan Dua Kota Suci, salam hormat untuk rakyat Saudi)
الشكر لكم فخامة الرئيس ولشعب تركيا العزيز، مع تمنياتي أن تحقق "قمة
العشرين" الخير للعالم وكافة شعوبه
(Terimakasih untuk
yang mulia presiden Erdogan dan rakyat Turki, harapan saya pertemuan G-20
berbuah kebaikan untuk masyarakat dunia)
Semoga keduanya diberi kesehatan, kekuatan dalam menjalankan
amanah umat dan dijaga Dzat Penggenggam langit dan bumi. Aamiin.
Duet Maut di KTT G-20, King Salman dan Erdogan Menjadi Harapan Dunia
Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman tiba di kota resor
Antalya pada Kamis malam, memimpin delegasi Arab Saudi di KTT G-20.
Arab News melaporkan (12/11/2015), setibanya di
bandara Antalya, Raja telah diterima oleh Menteri Ekonomi Turki Nihat Zeybekci,
Gubernur Antalya Muammar Turker, Duta Besar Saudi di Turki Dr. Adil Murad
Mirdad, dan pejabat senior lainnya.
Delegasi yang menyertai Raja Salman diantarnya
wakil putra mahkota, Menteri Keuangan Ibrahim Al-Assaf, Menteri Luar Negeri
Adel Al-Jubeir, Menteri Ekonomi dan Perencanaan Adel Al-Fakieh, dan Menteri
Perdagangan dan Industri Tawfiq Al-Rabiah.
Pemimpin dari Kelompok ekonomi utama (G-20)
akan bertemu pada hari Minggu dan Senin di Regnum Carya Hotel Convention Center
di Antalya terutama untuk membahas isu-isu ekonomi global.
KTT juga akan membahas isu-isu utama Timur Tengah
termasuk Konflik Suriah dan Irak, terutama terkait krisis pengungsi.
Arab Saudi dan Turki merupakan pemain utama
kawasan Timur Tengah. Raja Salman dengan dukungan penuh negara-negara Teluk
(GCC) punya kepentingan strategis di Kawasan. Baru-baru ini Raja Salman dalam
KTT Negara Arab-Amerika Selatan (ASPA) mengajak seluruh negara peserta untuk
berperan aktif dalam upaya penyelesaian konflik Palestina.
Sementara Turki punya peran strategis sebagai
anggota NATO yang akhir-akhir in makin menguat pengaruihnya dalam konflik
Timur-Tengah bahkan dunia. Erdogan merupakan sosok yang tegas terhadap Israel,
sering mengunjungi negeri muslim yang terkena konflik seperti etnis Rohingnya
di Myanmara serta negara muslim lainnya. Saat ini, Turki menampung lebih dari 2
juta pengungsi Suriah di negaranya.
KTT Antalya-Turki akan menjadi pertemuan tahunan
kesepuluh kepala pemerintahan G-20 .
Kota barat daya Antalya adalah tujuan yang paling
sering dikunjungi di Turki dan kesepuluh di dunia. Turki secara resmi mengambil
alih kepresidenan G-20 dari Australia pada 1 Desember 2014 silam. Selanjutnya,
China akan memimpin organisasi G-20 pada tahun 2016.
G-20 merupakan forum internasional untuk
pemerintah dan gubernur bank sentral dari 20 negara ekonomi utama. Para anggota
termasuk 19 negara ditambah Uni Eropa.
Didirikan pada tahun 1999 dengan tujuan
mempelajari, mengkaji, dan mempromosikan diskusi tingkat tinggi dari isu-isu
kebijakan yang berkaitan dengan promosi stabilitas keuangan internasional.
Secara kolektif, ekonomi negara G-20
mencapai sekitar 85 persen dari produk bruto dunia, 80 persen perdagangan dunia
dan dua pertiga dari populasi dunia. [MS]
Baru Sembilan Bulan Memimpin Arab
Saudi, Raja Salman Sudah Jadi Orang Terkuat di Timur Tengah
Jumat, 6 Nov 2015 - 14:34
Majalah
bisnis Forbes telah merilis daftar nama-nama orang terkuat di tahun 2015. Dalam
rilis yang dikeluarkannya, Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud menempati posisi
teratas sebagai orang terkuat di wilayah Timur Tengah.
Penunjukan Raja Salman sebagai orang
terkuat di kawasan Timur Tengah bukanlah hal yang mengejutkan. Pasalnya,
meskipun baru diangkat menjadi Raja Arab Saudi sembilan bulan silam, banyak
kebijakan berani yang telah diambil olehnya, demikian seperti dikutip dari alyaum,
Jumat (6/11/2015).
Diantara kebijakan yang diambil oleh Raja
Salman adalah penguatan kerjasama dalam berbagai bidang dengan negara Turki
pimpinan Tayyip Recep Erdogan. Dua figur ini kemudian banyak sekali dibenci
oleh orang-orang liberal dan sekuler.
Selain itu, kebijakan lainnya yang
dianggap berani adalah ketika Raja Salman mengeluarkan keputusan untuk
mendirikan aliansi negara-negara Arab guna memerangi kelompok syiah di
Yaman.
Adapun secara internasional, Raja Salman
menduduki peringkat ke 14 dalam daftar orang terkuat di dunia. Presiden Rusia,
Vladimir Putin menempati posisi pertama mengungguli presiden Amerika Barack
Obama dan Kanselir Jerman Angela Merkel. (arc)
Erdogan:
Kami Hanya Takut Kepada Allah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Jumat (27/11)
menyampaikan pidato heroik di hadapan lautan massa di kota Bayburt,provinsi di timur laut Turki.
Berikut ringkasannya (video ada di bawah):
- Kami tidak akan biarkan siapapun mengganggu atau
merencanakan aksi terorisme di bumi Turki.
- Berulang kali saya tegaskan, Turki hanya takut
kepada Allah yang satu, Turki tidak akan tunduk selain kepadaNya.
- Turki pewaris peradaban yang besar, dan kami
akan mempertahankan warisan tersebut dengan memohon kekuatan dari Allah subahanahu wataala.
- Kami tidak akan biarkan pesawat tempur negara
manapun melanggar kedaulatan Turki, apalagi disaat konflik seperti sekarang.
- Dalam insiden penembakan pesawat Rusia yang
melanggar kedaulatan negara kami, tuan Putin katakan: Anggap saja pesawat kami
tamu di negara anda, kemudian saya jawab: Tidak ada tamu tanpa diundang!
- Kami sangat terganggu dengan pernyataan Putin
yang sangat mengada ada.
- Rusia selama ini berdalih terbang di atas langit
Turkmen untuk gempur ISIS, tapi saya katakan daerah tersebut bukan kekuasaan
ISIS melainkan kekuasaan mujahid Suriah anti Assad, dan ini bukti nyata siapa
musuh Rusia sebenarnya di Suriah.
Putin menuduh saya melakukan islamisasi di
Turki, saya tegaskan bahwa rakyat Turki 99% muslim, dan pernyataan Putin itu
sangat lucu.
- Kami tidak memiliki mental bobrok untuk
melakukan jual beli minyak dengan ISIS.
- Saya harapkan Putin menyiapkan semua bukti atas
tuduhannya kami bekerja sama dengan ISIS dan sampaikan pada pertemuan di Paris
nanti.
- Kami menolak semua tuduhan tanpa bukti Rusia
terhadap Turki.
- Kalau Putin bisa buktikan saya bekerjasama
dengan ISIS, saya langsung mengundurkan diri dari jabatan presiden.
- Turki tidak kenal yang namanya menikam dari
belakang, kami siap menghadapi siapapun dan kami tidak takut siapapun.
- Pihak manapun yang menghalangi bantuan
kemanusiaan untuk saudara kami Turkmen sama artinya mereka bermain api.
- Hubungan Turki dengan Rusia sangat strategis,
dan saya himbau pejabat Rusia untuk melakukan diplomasi yang santun.
- Saya sangat mengharapkan Rusia mau berunding
duduk bersama membicarakan banyak hal demi keberlangsungan hubungan kedua
negara.
- Pejabat Turki bekerja siang dan malam demi
tercapainya tujuan kami untuk bisa mandiri dalam persenjataan.
- Ada hal yang sangat esensial bagi kami sebagai
bangsa Turki, yaitu satu bangsa satu bendera dan satu negara.
- Saya berdoa kepada Allah yang Maha Berkehendak
untuk memberikan semua kebaikan kepada kami rakyat Turki dan umat Islam, dan
juga semoga Allah senantiasa mempersatukan kami demi Turky yang kuat dan maju.
*Sumber: Turki Al-Yaum
[Video Pidato Erdogan]
ARAB SAUDI YANG BERUBAH: UMAT YANG BANGKIT DAN
BERGAIRAH
13 November 2015
Oleh: Ahmad Al Mutawakil
Melihat liputan
Al Jazeera tentang konferensi para pemimpin Negara-negara Teluk memberikan
nuansa yang sama sekali baru, dimana kesan negara-negara teluk yang lamban,
malas, pengecut dan kuno berubah 180 derajat. Semuanya dipicu oleh perubahan
karakter dan arah kebijakan raja Arab Saudi yang baru yaitu raja Salman bin
Abdul Aziz. Dalam 100 hari pertama dalam memerintah, raja ini menghasilkan
banyak keputusan-keputusan berani yang membolak balik tatanan yang selama
dianggap umat sebagai tatanan yang salah.
Raja Salman yang kini menjadi pemimpin terpopuler di Arab
dan dunia Islam – mendampingi popularitas pemimpin Turki Erdogan – membentuk
dua poros kebijakan yang memaksa membentuk peta jalan baru dalam dinamika
politik dan sosial di Timur Tengah.
Poros Pertama
Adalah politik dalam negeri, raja Salman memecat semua
pejabat pejabat tinggi Negara yang menduduki posisi posisi srategis yang
dinilai terlalu berpandangan liberal. Pejabat pejabat semacam inilah yang
menjadi otak dibelakang kudeta kudeta terhadap pemerintahan Arab yang
demokratis seperti di Mesir dan Libya, oleh para pejabat tingg iyang dipecat
raja Salman itu menganggap Mesir dan Libya terlalu Islami dan mengancam
eksistensi system kerajaan. Posisi ini dimulai dari posisi putra mahkota,
lembaga tinggi Negara, kementrian hingga level pemerintahan terbawah.
Dalam konteks yang sama, raja Salman berani menannggung
resiko terhadap kursi kekuasaannya sendiri dengan mengantarkan generasi ketiga
yaitu generasi cucu pendiri kerajaan untuk mendominasi stuktur kekuasaan di
kerajaan Saudi. Seluruh putra mahkota dan mayoritas posisi posisi tertinggi dan
strategis diestafetkan kepada generasi muda yang usianya berkisar antara 30
hingga 50 tahun. Raja Salman sudah berani memberikan posisi posisi kementerian
strategis kepada rakyat biasa yang biasanya secara tradisi diisi oleh para
pangeran seperti posisi Menlu. Baru kemarin, raja Salman memecat menteri
kesehatan dan komandan garda kerajaan karena ketahuan bersikap kasar terhadap
rakyatnya.
Dalam kebijakan ekonomi, raja Salman membuat keputusn heboh
dan bersejarah dimana pada awal hari kekuasaannya menyisihkan ratusan milyar
dolar untuk memperbaharui fasilitas fasilitas kesehatan, air, kebersihan rakyat
yang sebenarnya sudah berada di atas standar. Raja Salman menaikkan penghasilan
para pegawai menjadi 100 persen hingga dijuluki oleh rakyat Saudi sebagai raja
penghapus hutang.
Jika disimpulkan, kebijakan poros pertama raja Salman
didalam negeri Saudi adalah menciptakan transformasi Saudi kearah baru dinamika
yang lebih cepat disegala aspek kehidupan Negara. Raja Salman tidak puas dengan
julukan Saudi yang super kaya yang sekedar menikmati kemewahan, raja Salman
menginginkan wujud Saudi yang ama sekali baru yang lebih beradab, modern, kuat
menguatkan haluan Islam disegala bidang dan mengangkat harkat rakyatnya.
Poros Kedua
Adalah politik luar negeri raja Salman yang berubah drastis
baik secara pendekatan, koalisi dan orientasi. Dalam pemerintahan mendiang raja
Abdullah, Saudi cenderung reaktif terhadap perubahan sosial politik di Timur
Tengah, Saudi menjauhi poros Turki dan Qatar yang pro perubahan dan pro pan
Islam, Saudi mencap kekuatan Islamis terbesar di timur tengah Ikhwanul muslimin
sebagai teroris, Saudi mendukung penuh secara politik dan ekonomi terhadap
rezim opresif militer di Mesir, Saudi memusuhi HAMAS sebagai organisasi “semi
teroris”. Saudi terkesan lemah dan membiarkan Iran menyebarkan pengaruhnya baik
secara politis maupun ideologis/Syiah. Dalam hubungannya dengan barat, selama
masa pemerintahan mendiang raja Abdullah Saudi melihat terorisme dari kacamata
barat sepenuhnya, mirip seperti BNPT di Indonesia.
Sejak naik tahta, raja Salman merubah semua hal diatas sejak
hari pertama kekuasaannya. Perubahan itu dibumbui oleh insiden insiden yang
membetot perhatian pers, seperti sikap raja Salman yang hangat terhadap
pemimpin Turki Erdogan saat pemakaman raja Abdullah, sikap ini sangat berbeda
ditunjukkan kepada pemimpin Mesir yang sepertinya saya lihat di TV di
perlakukan seperti pengemis jalanan. Dan sikap tegas raja Salman yang
meninggalkan Obama untuk menunaikan solat fardhu saat adzan Asar mengumandang.
Banyak yang sinis terhadap insiden-insiden yang dianggap
minor dan kecil ini, ternyata belakangan banyak yang menyadari bahwa insiden
insiden ini merepresentasikan pandangan dan orientasi politik luar negeri raja
Salman yang membolak balikkan fakta dan tatanan yang selama ini melekat di muka
kerajaan Saudi sebagai sesepuh kaya yang cenderung menjaga dan mengurus diri
sendiri.
Yah, Saudi berubah, Saudi berubah menjadi muda,enerjik,kharismatik
dan berani. Secara mengejutkan, raja Salman ditengah malam meluncurkan operasi
militer “Badai Penghancur” yang bertumpu kepada kekuatan udara. Operasi militer
ini begitu fenomenal bukan semata karena kekuatan fisik militer, namun karena
bersifat sangat monumental. Baru kali ini Negara Negara Arab mampu bersatu
dibawah pimpinan Saudi tanpa pengaruh barat dalam menginisiasi sebuah operasi
militer, Amerika baru ikut terlibat menjelang operasi ini berakhir. Setelah 1
dekade lebih baru kali ini tercipta polarisasi yang luas dikalangan muslim
global yang menyatu dan mendukung sebuah operasi militer. Sasaran utama dari
operasi militer ini adalah upaya menghentikan pemaksaan penyebaran faham Syiah
di negara-negara Arab. Paham Syiah adalah paham yang selalu menghantui
eksistensi Islam selama ribuan tahun, secara politis, paham syiah adalah upaya
pengembalian kejayaan imperium Persia yang runtuh oleh khalifah Islam kedua
Umar bin Khattab, hal ini sangat mendalam bagi orang Arab dan Islam secara umum.
Dalam arah persekutuan geopolitik, Saudi di era mendiang
raja Abdullah sempat beberapa kali mendekat ke rezim Iran demi membentuk
kekuatan untuk mengalah lawan lawan politiknya dikawasan timur tengah. Saudi di
era mendiang raja Abdulloh kerap berseteru secara politik dengan Turki dan
Qatar, bahkan dalam suatu insiden diplomatic, Saudi di Era mendiang raja
Abdullah sempat menggalang aksi penarikan duta besar Negara-negara teluk di
Qatar. Kini di era raja Salman hal ini berubah 180 derajat, hubungan Saudi
dengan Turki dan Qatar seakan akan terasa sudah dekat sekian lama. Saat operasi
“badai penghancur” Negara yang pertama di kunjungi oleh putra mahkota Saudi
adalah Turki, oleh Erdogan, Turki menyatakan menjamin kedaulatan Saudi Arabia
jika Iran mencoba coba menyentuh kedauatan Saudi Arabia. Stasiun televisi
berita nomor satu didunia yaitu Al Jazeera milik Qatar kini selalu mendukung
apa yang menjadi maneuver geopolitik Saudi sebagai satu kesatuan umat.
Adapun ke Mesir, Saudi pada masa mendiang raja Abdullah,
setiap kunjungan pemimpin kudeta Jenderal Abdul Fattah Al Sisi, jenderal yang
tangannya berlumuran darah rakyatnya sendiri ini selalu mengecup jidat mendiang
raja Abdullah setiap berkunjung ke Saudi. Ada lagi insiden yang menarik, saat
mendiang raja Abdullah berkunjung ke Mesir, diktator Al Sisi melanggar protokol
kenegaraannya sendiri dengan mendatangi mendiang raja Abdullah ke pesawatnya.
Saat raja Abdullah meninggal, sepertinya sang diktator Mesir ini sudah
mengetahui persis siapa sebenarnya raja Salman, sang diktatorpun berubah sikap,
diktator yang rajin mengecup jidat raja Abdullah ini memilih emoh mengawal
pemakaman sang raja…
Raja Salman menegaskan, bahwa dia tidak mau menjadikan lebih
banyak harta Saudi yang terpakai untuk menjadi alat penindas militer terhadap
rakyatnya sendiri. Dalam beberapa kesempatan, pembantu pembantu raja Salman
kerap menyatakan apa yang terjadi di Mesir adalah “tragedi yang tidak
seharusnya terjadi”. Sikap ini memancing emosi media media Mesir yang pro
kudeta, setiap hari yang menu utamanya adalah menghina Ikhwanul Muslimin kini
sudah berganti menu menjadi menghina Saudi dan keluarga kerajaannya.
Sikap yang membuat lega banyak kalangan muslim adalah politk
Saudi terhadap Palestina. Selama satu decade lebih, Saudi diera mendiang raja
Abdullah konsisten melemahkan salahsatu basis perjuangan rakyat Palestina
terbesar yaitu HAMAS, bekerjasama dengan dictator Mesir di era Mubarak, Saudi
selalu menghimpit ruang gerak HAMAS di timur tengah.
Di era raja Salman, Saudi menegaskan akan menjaga jarak yang
sama dengan faksi apapun di Palestina. Saudi sudah meninggalkan kebiasaan
mengkriminalkan HAMAS sebagai biang kerok kekacauan politk timur tengah.
Bahkan, untuk pertama kalinya televisi pemerintah Saudi menayangkan khutbah
Jumat pemimpin HAMAS Ismail Haniyyah secara langsung, hal ini sempat memancing
kemarahan pemimpin kudeta Mesir Al Sisi yang sangat membenci HAMAS dan kerap
melancarkan fitnah bahwa HAMAS berambisi menguasai tanah Sinai yang menjadi
salahsatu provinsi di Mesir.
Dampak positif dari perubahan geopolitik Saudi ini adalah,
meningkatnya semangat dan moral perjuangan rakyat Suriah dalam menghentikan
kekejaman rezim Syiah alawiyah Al Asad. Hari ini, praktis seluruh kota kota
strategis di Suriah sudah dikuasai oleh pejuang rakyat Suriah. Salahsatu analis
geopolitk dari lembaga CSIS Amerika (bukan Indonesia) menegaskan bahwa rezim
syiah Suriah sedikit lagi akan tumbang.
Sumber :
http://www.fimadani.com/arab-saudi-yang-berubah-umat-yang-bangkit-dan-bergairah/
Ambisi Erdogan Jadikan Turki Ekonomi Terkuat No.1
Oleh Hafidin Achmad Luthfie
Turki adalah kekuatan ekonomi terbesar ketiga di Uni Eropa setelah Jerman dan Inggris. Tahun 2023 Turki bertekad menggeser posisi Jerman. Bila berhasil menggantikan posisi Jerman maka Turki menempati urutan nomor tiga kekuatan ekonomi dunia setelah China dan Amerika.
Erdoghan dan AKP telah berhasil mentranformasikan Turki menjadi negara maju, modern, dan makmur. Sebuah prestasi dan keberhasilan (injaazaat) yang tidak bisa dilakukan kaum sekular dan kiri selama setengah abad mereka menguasai Turki.
Tentu saja negara dengan kekuatan ekonomi sebesar Turki akan mampu membangun kekuatan militer yang besar dan memberikandeterrent effect.
Posisi militer Turki di tingkat dunia sekarang cukup terhormat dan berwibawa. Turki menempati urutan keenam dunia. Di dalam NATO militer Turki adalah terbesar kedua setelah Amerika. Angkatan Laut Turki di kawasan laut tengah juga termasuk terbesar dan sejajar dengan Perancis. Tahun 2023 (tepat seabad runtuhnya Khilafah Utsmaniyah) Turki bertekad menjadi kekuatan militer khilafah class yang sejajar dengan Amerika, Rusia, dan China.
Industri militer dan pertahanan Turki sekarang bekerja keras untuk bisa memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan. Dan tahun 2023 dijadikan sebagai tonggak pencapaian. Genap satu abad di tahun keruntuhan Khilafah Ottoman, Turki dengan kekuatan ekonomi dan militer khilafah class akan memproklamirkan kembali Khilafah Islamiyyah. Saat itu rakyat Turki bukan lagi delapan puluh juta tetapi satu setengah miliar umat manusia.
Memang Rusia sekarang adalah kekuatan militer ketiga dunia setelah Amerika dan China. Meskipun Turki menempati peringkat enam militer dunia tak berarti Rusia yang punya peringkat tiga militer dunia bisa mengalahkannya dengan mudah. Di medan perang segalanya bisa terjadi. Kekuatan militer yang lebih lemah bisa mengalahkan kekuatan militer yang lebih besar. Karena kemenangan tidak ditentukan oleh kehebatan senjata saja. Tetapi oleh banyak faktor. Dan sejarah sudah banyak memberikan bukti.
Rusia sudah mengirimkan sejumlah arsenalnya ke Syria. Dan ribuan pasukannya juga didatangkan kesana. Turki pun tak tinggal diam. Sejumlah arsenal militernya sudah digerakkan menuju utara yang berbatasan dengan Syria. Kita lihat saja apakah akan terjadi perang besar di Syria antara Turki dan Rusia? Wallaahu A'lam. Yang jelas dengan Turki masuk langsung di medan perang Syria maka akan memberi keuntungan besar bagi Juyusy Islamiyyah yang sudah lebih dulu melakukan jihad dan qital di sana.
Dahulu kaum Seljuk (salajiqah) dan kaum Ottoman (Utsmaniyyah) membangun kekuasaan dan imperium dengan lebih dahulu menguasai Syam kemudian ke Iraq dan Mesir. Apakah kaum Erdoghaniyyah juga akan melakukan hal yang sama? Wallaahu A'lam.
Semoga di penghujung satu abad sejak runtuhnya Khilafah Islamiyyah Allah swt membangkitkan dari kalangan umat Nabi Muhammad saw orang yang akan memperbaharui bangunan politik umat Islam dalam tingkat dunia.
Orang-orang Suriah adalah Muhajirin dan Kami adalah Ansharnya
"Orang-orang
Suriah adalah kaum muhajirin, dan kami adalah Ansharnya. Setiap keluarga Turki
yang menampung keluarga Suriah di rumahnya, maka keluarga tersebut dibebaskan
dari tagihan listrik, air dan gas.."
Begitulah Erdogan memperlakukan pengungsi Suriah di Turki. Saat ini jumlahnya
sudah mencapai 1 juta 200 ribu pengungsi. Erdogan mengajak rakyatnya bersabar
menanggung beban bersama. "Apa yang menimpa mereka, mungkin saja bisa
menimpa kita", ujar Erdogan.
Walaupun negara dan pemerintahannya terus digoyang dan digoncang oleh
berbagai kekuatan yang anti Islam, luar dan dalam, namun Erdogan tetap
memikirkan umat Islam di berbagai belahan dunia, mulai dari Palestina, Mesir,
Suriah, Irak, kawasan Afrika, pengungsi Rohingya, dan termasuk juga
menyempatkan diri ke Indonesia. [MS/Irsyad Syafar]
Ini Pemimpin Dunia yang Tetap Mencium Kaki Ibunya, Kita Gimana ?
Di negeri
ini, ada hikayat Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu lantaran durhaka
kepada orang tuanya, ibu. Merantau sebagai sosok miskin papa, berupaya keras
mengubah takdir, hingga menikah dengan wanita kaya dan usahanya berhasil
menjadi kaya. Malangnya, memiliki harta dunia justru membuat dirinya miskin
nurani. Tak akui ibunya, hingga terkutuk menjadi batu.
Sudah
menjadi sunnatullah, berbakti kepada kedua orang tua adalah kunci kesuksesan
hidup di dunia dan kebahagiaan abadi di surga-Nya. Hal ini pula yang menjadi
inspirasi amat berharga bagi banyak tokoh di dunia.
Satu di
antaranya adalah sosok sederhana yang kini menjadi salah satu pemimpin terbaik
di zaman ini. Pemimpin negeri kaum Muslimin yang berani menyampaikan kritik
kepada pemimpin Yahudi karena ulahnya membunuhi anak-anak dan orang tak berdosa
di bumi Gaza, Palestina.
Mulanya,
beliau adalah seorang tukang adzan di sebuah masjid di ibu kota negaranya,
Istanbul Turki. Bagi sebagian kita, barangkali tukang adzan bukanlah predikat
yang membanggakan. Padahal, amat banyak pahala yang disediakan oleh Allah
Ta’ala bagi sosok yang mengingatkan kaum Muslimin bahwa waktu shalat telah
tiba.
Sosok ini
juga sempat bercita-cita menjadi pemain sepak bola profesional pada salah satu
klub ternama di negerinya. Karenanya, dalam sebuah pertandingan persahabatan
yang tersebar di banyak media sosial, beliau terlihat piawai dalam mengolah si
kulit bundar. Bahkan, sosok dengan senyum inspiratif ini mencetak tiga gol
cantik nan spektakuler dalam laga tersebut untuk membawa timnya menuju
kemenangan.
Ketika
beliau mengunjungi Madinah dan bertemu dengan nenek-nenek asal negerinya,
beliau tak sungkan untuk menyalami si wanita layaknya hormatnya kepada ibunya.
Tulus. Tak ada sedikit pun kesan dibuat-buat apalagi pencitraan yang memuakkan.
Rupanya,
beliau memang sangat hormat kepada orang tuanya. Dan, salah satu kejadian di
hari raya Idul Fithri menjadi bukti betapa beliau adalah sosok yang berusaha
mengamalkan ajaran al-Qur’an dan Sunnah terkait birrul walidain.
Sebagaimana
biasa, beliau mengunjungi orang tuanya. Seketika setelah sampai, sosok yang
terdepan dalam membantu pengungsi Suriah ini langsung mencium kaki ibunya.
Hening. Syahdu. Penuh hormat.
Dalam
jenak, sang ibu berkata, “Nak, kamu itu sudah jadi Presiden. Tak perlu lagi
mencium kaki ibumu.”
Lalu,
sosok yang dua kali menjabat Perdana Menteri Turki dan kini menjadi orang nomor
satu di negeri itu berkata dengan amat lembut, “Bu, sejak kapan seorang
Presiden tidak boleh masuk surga?”
Semoga
Allah Ta’ala melindungi Anda hingga akhir hayat, Recep Tayyip Erdogan. [Pirman/Kabarumat]
Presiden
Erdogan dan Raja Salman
KUWAIT
(fokusislam) – Wakil pimpinan parlemen Kuwait,
Mubarak Fahad Al-Duwaileh menyambut gembira kemenangan partai yang dipimpin
oleh Tayyip Recep Erdogan. Al-Duwaileh kemudian menyerukan saudara-saudara Arab
agar segera mengintensifkan kerjasama dengan membentuk aliansi bersama
pemerintah Turki.
Menurutnya, Erdogan adalah
sosok yang tepat untuk diajak bekerja sama dalam menghadapi bahaya yang
ditimbulkan oleh negara Iran.
“Kita melihat sejarahnya,
gaya hidupnya, akidah dan agamanya. Semua hal itu mengatur kehidupannya,” kata
Al-Duwaileh yang dikutip dari islammemo, Selasa (3/11/2015).
Al-Duwaileh juga
menegaskan pentingnya membentuk aliansi Islam di kawasan Teluk.
“Iran tidak akan bisa
digoyahkan kalau tidak ada kerjasama dan aliansi antara negara-negara teluk.
Sebaliknya, kalau tidak ada kerjasama, bahaya yang menimpa kawasan ini tidak
akan berhenti,” lanjutnya lagi.
Al-Duwaileh kemudian
mencontohkan krisis yang terjadi di kawasan seperti Yaman, Suriah dan Irak.
Data dan fakta memang menunjukkan bahwa Iran menjadi salah satu aktor penting
dalam krisis di negara-negara tersebut.
Redaktur : Aziz Rachman
Penulis Admin
Sumber: fokusislam.com/ Rabu,
4 Nov 2015 08:46
Raja Salman Jadi Orang Terkuat di Timur Tengah Versi Majalah
Forbes
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz Al-Saud dinobatkan
sebagai orang terkuat di wilayah Timur Tengah versi majalah bisnis Forbes. Itu
artinya, peran dan pengaruh yang dimiliki pimpinan Arab Saudi ini dianggap
besar dan menentukan.
Dalam pengumumannya, majalah bisnis Forbes
mengumumkan daftar nama-nama orang terkuat di dunia tahun 2015. Presiden Rusia,
Vladimir Putin menempati posisi pertama mengungguli presiden Amerika Barack
Obama dan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Sementara itu, Raja Salman menempati posisi 14
dalam ranking manusia terkuat di dunia, demikian seperti dikutip dari alyaum,
Jumat (6/11/2015).
Raja Salman sendiri baru diangkat menjadi pimpinan
Arab Saudi kurang lebih sembilan bulan silam. Raja Salman memimpin Kerajaan
Arab Saudi dan menggantikan Raja Abdullah yang meninggal akhir Januari 2015
lalu.
Meskipun baru semilan bulan, Salman bin Abdullah
telah mengeluarkan beberapa kebijakan berani. Diantaranya adalah penguatan
kerjasama dalam berbagai bidang dengan negara Turki pimpinan Tayyip Recep
Erdogan. Dua figure ini kemudian banyak sekali divenci oleh orang-orang liberal
dan sekuler.
Selain itu, kebijakan lainnya yang dianggap berani adalah ketika Raja Salman mengeluarkan keputusan untuk mendirikan Aliansi
negara-negara Arab guna memerangi kelompok syiah di Yaman.
Redaktur : Aziz Rachman
Fokusislam.Com