Wednesday, March 25, 2015

Imam An-Nawawi, Sang Penulis Kitab Hadits Arbain


Mengenal Imam An NawawiAbuThalhah.wordpress.com – Beliau adalah Yahya bin Syaraf bin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy, Abu Zakaria. Beliau dilahirkan pada bulan Muharram tahun 631 H di Nawa, sebuah kampung di daerah Dimasyq (Damascus) yang sekarang merupakan ibukota Suriah. Beliau dididik oleh ayah beliau yang terkenal dengan kesalehan dan ketakwaan. Beliau mulai belajar di katatib (tempat belajar baca tulis untuk anak-anak) dan hafal Al-Quran sebelum menginjak usia baligh.
Ketika berumur sepuluh tahun, Syaikh Yasin bin Yusuf Az-Zarkasyi melihatnya dipaksa bermain oleh teman-teman sebayanya, namun ia menghindar, menolak dan menangis karena paksaan tersebut. Syaikh ini berkata bahwa anak ini diharapkan akan menjadi orang paling pintar dan paling zuhud pada masanya dan bisa memberikan manfaat yang besar kepadaumat Islam. Perhatian ayah dan guru beliaupun menjadi semakin besar.
An-Nawawi tinggal di Nawa hingga berusia 18 tahun. Kemudian pada tahun 649 H ia memulai rihlah thalabul ilmi-nya ke Dimasyq dengan menghadiri halaqah-halaqah ilmiah yang diadakan oleh para ulama kota tersebut. Ia tinggal di madrasah Ar-rawahiyyah di dekat Al-Jami’ Al-Umawiy. Jadilah thalabul ilmi sebagai kesibukannya yang utama. Disebutkan bahwa ia menghadiri dua belas halaqah dalam sehari. Ia rajin sekali dan menghafal banyak hal. Ia pun mengungguli teman-temannya yang lain. Ia berkata: “Dan aku menulis segala yang berhubungan dengannya, baik penjelasan kalimat yang sulit maupun pemberian harakat pada kata-kata. Dan Allah telah memberikan barakah dalam waktuku.” [Syadzaratudz Dzahab 5/355].
Diantara syaikh beliau: Abul Baqa’ An-Nablusiy, Abdul Aziz bin Muhammad Al-Ausiy, Abu Ishaq Al-Muradiy, Abul Faraj Ibnu Qudamah Al-Maqdisiy, Ishaq bin Ahmad Al-Maghribiy dan Ibnul Firkah. Dan diantara murid beliau: Ibnul ‘Aththar Asy-Syafi’iy, Abul Hajjaj Al-Mizziy, Ibnun Naqib Asy-Syafi’iy, Abul ‘Abbas Al-Isybiliy dan Ibnu ‘Abdil Hadi.
Pada tahun 651 H ia menunaikan ibadah haji bersama ayahnya, kemudian ia pergi ke Madinah dan menetap disana selama satu setengah bulan lalu kembali ke Dimasyq. Pada tahun 665 H ia mengajar di Darul Hadits Al-Asyrafiyyah (Dimasyq) dan menolak untuk mengambil gaji.
Beliau digelari Muhyiddin (yang menghidupkan agama) dan membenci gelar ini karena tawadhu’ beliau. Disamping itu, agama islam adalah agama yang hidup dan kokoh, tidak memerlukan orang yang menghidupkannya sehingga menjadi hujjah atas orang-orang yang meremehkannya atau meninggalkannya. Diriwayatkan bahwa beliau berkata: “Aku tidak akan memaafkan orang yang menggelariku Muhyiddin.”
Imam An-Nawawi adalah seorang yang zuhud, wara’ dan bertaqwa. Beliau sederhana, qana’ah dan berwibawa. Beliau menggunakan banyak waktu beliau dalam ketaatan. Sering tidak tidur malam untuk ibadah atau menulis. Beliau juga menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, termasuk kepada para penguasa, dengan cara yang telah digariskan Islam. Beliau menulis surat berisi nasehat untuk pemerintah dengan bahasa yang halus sekali. Suatu ketika beliau dipanggil oleh raja Azh-Zhahir Bebris untuk menandatangani sebuah fatwa. Datanglah beliau yang bertubuh kurus dan berpakaian sangat sederhana. Raja pun meremehkannya dan berkata: “Tandatanganilah fatwa ini!!” Beliau membacanya dan menolak untuk membubuhkan tanda tangan. Raja marah dan berkata: “Kenapa !?” Beliau menjawab: “Karena berisi kedhaliman yang nyata.” Raja semakin marah dan berkata: “Pecat ia dari semua jabatannya!” Para pembantu raja berkata: “Ia tidak punya jabatan sama sekali.” Raja ingin membunuhnya tapi Allah menghalanginya. Raja ditanya: “Kenapa tidak engkau bunuh dia padahal sudah bersikap demikian kepada Tuan?” Raj apun menjawab: “Demi Allah, aku sangat segan padanya.”
Imam Nawawi meninggalkan banyak sekali karya ilmiah yang terkenal. Jumlahnya sekitar empat puluh kitab, diantaranya:
  1. Dalam bidang hadits: Arba’in, Riyadhush ShalihinAl-Minhaj (Syarah Shahih Muslim), At-Taqrib wat Taysir fi Ma’rifat Sunan Al-Basyirin Nadzir.
  2. Dalam bidang fiqih: Minhajuth ThalibinRaudhatuth ThalibinAl-Majmu’.
  3. Dalam bidang bahasa: Tahdzibul Asma’ wal Lughat.
  4. Dalam bidang akhlak: At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’anBustanul ArifinAl-Adzkar.
Kitab-kitab ini dikenal secara luas termasuk oleh orang awam dan memberikan manfaat yang besar sekali untuk umat. Ini semua tidak lain karena taufik dari Allah Ta’ala, kemudian keikhlasan dan kesungguhan beliau dalam berjuang.
Secara umum beliau termasuk salafi dan berpegang teguh pada manhaj ahlul hadits, tidak terjerumus dalam filsafat dan berusaha meneladani generasi awal umat dan menulis bantahan untuk ahlul bid’ah yang menyelisihi mereka. Namun beliau tidak ma’shum (terlepas dari kesalahan) dan jatuh dalam kesalahan yang banyak terjadi pada uluma-ulama di zaman beliau yaitu kesalahan dalam masalah sifat-sifat Allah Subhanah. Beliau kadang men-ta’wil dan kadang-kadang tafwidh. Orang yang memperhatikan kitab-kitab beliau akan mendapatkan bahwa beliau bukanlah muhaqqiq dalam bab ini, tidak seperti dalam cabang ilmu yang lain. Dalam bab ini beliau banyak mendasarkan pendapat beliau pada nukilan-nukilan dari para ulama tanpa mengomentarinya.
Adapun memvonis Imam Nawawi sebagai Asy’ari, itu tidak benar karena beliau banyak menyelisihi mereka (orang-orang Asy’ari) dalam masalah-masalah aqidah yang lain seperti ziyadatul iman dan khalqu af’alil ‘ibad. Karya-karya beliau tetap dianjurkan untuk dibaca dan dipelajari, dengan berhati-hati terhadap kesalahan-kesalahan yang ada. Tidak boleh bersikap seperti kaum Haddadiyyun yang membakar kitab-kitab karya beliau karena adanya beberapa kesalahan di dalamnya.
Komite Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa kerajaan Saudi ditanya tentang aqidah beliau dan menjawab: “Lahu aghlaath fish shifat” (Beliau memiliki beberapa kesalahan dalam bab sifat-sifat Allah).
Imam Nawawi meninggal pada 24 Rajab 676 H -rahimahullah wa ghafara lahu-.
Catatan: Lihat biografi beliau di Tadzkiratul Huffazh 4/1470, Thabaqat Asy-Syafi’iyyah Al-Kubra 8/395, dan Syadzaratudz Dzahab 5/354
Disusun Oleh: Ustadz Anas Burhanuddin, Lc.
Artikel www.muslim.or.id

Ulama "Su" ini Gemar Menghina Allah`azza wa jalla [ Dagangannya " Wahhabi"/Al-Wahhab ] Sekarang Menghina Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam [ Menghujat "Jenggot/Lihyah" ] ..! KH. Hasyim Muzadi: Inilah Bedanya Wali Songo, Waliyullah dan Wali Jenggot

Hasyim Muzadi setiap menyampaikan ceramah dimanapun/kapanpun, kegemarannya mengkambing hitamkan Wahhabi ( mungkin dia peternak kambing hitam ). Tidak puas kalau tidak "muntahin" Wahhabi. Kalau dia seorang " Ulama ", coba dia baca baik-baik kitab-kitab yang membahas Wahhabi, atau dia ajak dialog Uatadz-ustadz yang dia tuduh Wahhabi. Tirulah Prof DR KH Ali Mustafa Yakub MA, yang mengkaji/mendalami kitab-kitab terkait dengan " Salafi Wahhabi" dengan jujur karena Allah. Tehadap Syi'ah dia menunjukan simpati/keberpihakannya dan memuji setinggi langit "kafir syi'ah Irak yang membantai Ahlussunnah/Sunni Irak !!" Juga kebencian yang sudah di ubun-ubun terhadap Penguasa Saudi/Ulamanya dan menjadi dirigen paduan suara "Anti Wahhabi".Sekarang Hasyim Muzadi Menghina  Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan muntahan "jenggot/Lihyah"!!!
Kalau Hasyim Muzadi punya niat baik dan Percaya Iman Kepada Hari Akhir, bacalah artikel dibawah ini terkait " Ittiba kepada Nabi dengan Jenggot/Lihyah". Kalau mampu, bantahlah secara tertulis dan berdalil, nanti kami tampilkan di situs ini ( juga soal "Wahhabi"). Masyarakat akan menilai, kapasitas Hasyim Muzadi sebagai ulama. Dari pada Menghujat/memaki-maki terus dan mendatangkan adzab, lebih baik beliau Tabayyun kepada ahlinya. silahkan klik :


Juga baca artikel-artikel di http://lamurkha.blogspot.com/
terkait Wahhabi, Syiah, Ahlussunah wal jama'ah. bantahlah dengan cara yang baik, Ilmiyyah dan berdalil.
kami siap menerima tulisan tersebut. afwan

KH. Hasyim Muzadi: Inilah Bedanya Wali Songo, Waliyullah dan Wali Jenggot

25 Maret 2015 jam 14:19

JAKARTA (gemaislam) – Mantan Ketua Umum PBNU KH. Hasyim Muzadi mengatakan, kelompok ISIS tumbuh berawal dari pemahaman takfir atau mudah mengkafirkan orang lain.
“ISIS ini awalnya dari manhaj takfiriyah, yaitu mengkafirkan orang diluar keyakinannya,” kata Kyai Hasyim di acara ILC TV One Selasa (24/3/2015) malam.
Entah dengan maskud apa, Kyai Hasyim tiba-tiba melontarkan pernyataan yang mengejutkan tentang wali, sampai menyebutkan perbedaan antara Wali Songo dengan Wali Jenggot. ( out of control )
“Inilah bedanya antara Wali Songo, Waliyullah dan Wali Jenggot,” ujar Kyai Hasyim.
Kalau Wali Songo, lanjut Kyai Hasyim, mereka berhasil mengislamkan orang Indonesia hingga 90 persen dengan tanpa melakukan peperangan.
“Wali Songo mengislamkan orang Indonesia pelan-pelan, tak ada perang atas nama agama, itu bisa 90 persen masuk Islam,” terang Kyai Hasyim.
Kalau sekarang, kata Khyai Hasyim, orang yang sudah Islam malah dikafirkan. Sehingga dia sendiri yang masuk surga. 
“Koq ndak takut ya masuk surga sendirian?,” sindir Kyai Hasyim yang diiringi gelak tawa peserta yang hadir.
Kyai Hasyim menambahkan, orang-orang yang mudah mengkafirkan ini berawal dari ideologi hingga akhirnya ke ranah hukum formal.
“Awalnya takfiriyah ideology, kemudian bergeser ke takfiriyah hukumiyah, yaitu hukum formal. Sedikit-sedikit kafir, mauludan kafir,” terang Kyai Hasyim.
Masih dengan bahasa sindiran, Kyai Hasyim mengatakan, dirinya tidak percaya kepada negara yang menganggap kafir perayaan maulid nabi (Saudi –red) karena negara negara tersebut melakukan peringatan kerajaan.  Fitnah yang keji/tanpa bukti/dalil )
“Tapi saya tidak percaya mauludan dikafirkan, karena negara negara itu setiap tahunnya memperingati kerajannya. Apa bedanya memperingati kerajaan dengan Rasulullah?. Kan lebih agung Rasulullah. Saya setiap tahun dapat undangannya dari kedutaan,” tegas Kyai Hasyim. [mana bukti ada pihak yang mengkafirkan orang yang merayakan mauludan ? ini fitnah yang hanya dengan Makar Allah`azza wa jalla orang tersebut akan dihinakan !! ]
Berawal dari pembahasan ISIS, kemudian melebar ke pengkafiran serampangan hingga tuduhan vonis kafir bagi orang yang merayakan maulid nabi. Seolah ingin mengatakan bahwa yang tidak merayakan maulid nabi adalah pengikut ISIS.

Alhamdullilah, Subhanallah...Serangan Saudi di Yaman ( hancurkan kafir Syi'ah ) Atas Perintah Raja Salman ( semoga Allah memuliakannya )

RIYADH - serangan militer Arab Saudi di Sanaa, Yaman, atas perintah Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz.Hal itu diungkap sejumlah sumber di pemerintahan Saudi seperti dilaporkan Al Arabiya, Kamis (26/3/2015).
Menurut laporan media Timur Tengah itu, Raja Salman telah memberikan perintahnya pada siang hari. Beberapa jam kemudian, pesawat-pesawat jet tempur Air Force One beraksi menggempur basis kelompok pemberontak Houthi di Sanaa, Yaman.
”Air Force One melakukan beberapa serangan udara terhadap basis kelompok Houthi di Yaman, menghancurkan sebagian besar kawasan pangkalan udara yang digunakan oleh milisi di Sanaa itu dan sebagian besar pertahanan udara mereka,” tulis media Timur Tengah itu mengutip sumber di pemerintahan Saudi. (Baca: Perang Dimulai, Saudi dan 9 Negara Teluk Bombardir Yaman)

Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat (AS), Adel al-Jubeir, kepada wartawan membenarkan bahwa pihak Kerajaan Arab Saudi telah melancarkan operasi militer berupak serangan udara di Yaman untuk melawan militan Houthi.
Kelompok Houthi sendiri dilaporkan sudah mendekati wilayah Aden, di mana Presiden Yaman, Mansour Hadi bersembunyi setelah Istana Presiden di Sanaa diserbu kelompok Houthi pada pekan lalu. (Baca juga: Agresi Militer Saudi Buat Perang di Yaman Melebar
Menurut Jubeir, selain Saudi, sembilan negara Teluk lainnya ikut melakukan agresi di Yaman untuk menyelamatkan pemerintahan Yaman yang sah di bawah kepemimpinan Presiden Hadi. ”Kami akan melakukan apa pun untuk melindungi pemerintah yang sah dari kejatuhan Yaman,” katanya.
Menteri Pertahanan Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman telah memperingatkan Ahmed Ali Abdullah Saleh, putra mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, terkait potensi perang di Aden.
Menteri Luar Negeri Yaman, Riad Yassine, mengatakan, bahwa operasi militer akan berlanjut sampai Houthi bersedia duduk dalam pembicaraan damai. Sementara itu, demonstrasi dilaporkan pecah di Hadramout dan Aden setelah Saudi meluncurkan agresi militer terhadap basis-basis kelompok Houthi.

Sejumlah komandan militer Houthi yang dilaporkan tewas dalam agresi militer Saudi di Yaman antara lain, Abdel Khalik Al-Houthi, Yousef al-Madani dan Youssel al-Fishi. Sedangkan Ketua Komite Revolusioner untuk Houthi, Mohammed Ali al-Houthi, terluka.

Presiden Yaman: Syiah Hutsi Paksakan Ajarannya Dengan Kekuatan Senjata

Aden. Presiden Yaman, Abd Rabbuh Manusr Hadi, Senin (23/3/2015) kemarin, mengatakan bahwa Syiah Hutsi memaksakan ajaran Syiah Imam Dua Belasnya dengan kekuatan senjata. Dalam melakukannya, Hutsi berkoordinasi dengan Iran.
Dalam pertemuannya dengan kepala-kepala suku Sunni di istana kepresiden di kota Aden, Hadi mengatakan bahwa ada koordinasi antara Syiah Hutsi dan Iran untuk memaksakan ajaran Syiah di Yaman. Dari awal, Hutsi sudah berkomitmen kepada Iran untuk menggagalkan dialog nasional yang berusaha mempersatukan Yaman pasca jatuhnya Presiden Ali Abdullah Saleh.
Lebih lanjut, Presiden Hadi mengatakan, “25 juta rakyat Yaman tidak akan menerima cara-cara yang dilakukan Syiah Hutsi. Apalagi mereka selalu meneriakkan slogan-slogan kematian untuk pihak-pihak yang menentangnya.”
Sebelumnya, Presiden Hadi telah melayangkan surat kepada para anggota Dewan Keamanan PBB. Dalam surat tersebut, Presiden Hadi menyatakan bahwa kalau dibiarkan, tindakan-tindakan Syiah Hutsi tidak hanya mengancam keamanan Yaman, tapi juga stabilitas keamanan Teluk dan internasional. (msa/dakwatuna/almoslim).

Ancaman Kafir Syi'ah [semoga Allah memusnahkannya]



Pembesar Hutsiyin : Kalau Arab Saudi Macam-Macam dengan Kami, Tamatlah Riwayat Mereka

SANAA (gemaislam) – Kelompok pemberontak Hutsiyin yang kini menguasai ibukota Yaman, mengeluarkan pernyataan bernada ancaman kepada pemerintahan Arab Saudi. Salah seorang anggota Dewan Politik kelompok ini, Muhammad Al-Bukhaity menyampaikan pernyataan ini sebagai peringatan agar Arab Saudi tak ikut campur dalam permasalaan dalam negeri Yaman.
Ancaman Al-Bukhaity ini datang tak lama setelah Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Saud Al-Faishal angkat bicara tentang kisruh keamanan di Yaman. Menurut Pangeran Saud, jika kondisi di Yaman tidak segera membaik, maka negara-negara kawasan Teluk akan segera melakukan “tindakan yang diperlukan”.
“Jika Arab Saudi ataupun negara lainnya turun memerangi kami, kami akan menghadapi mereka dengan gagah berani,” ujar Al-Bukhaity kepada stasiun televisi Al-Jazeera, Senin malam (23/3/2015).
Dengan nada sombong, Al-Bukhaity bahkan menyebutkan kalau sampai hal itu terjadi, maka riwayat keluarga Al-Saud di Jazirah Arab akan segera berakhir.
Saya katakan kepada Arab Saudi. Intervensi mereka dalam bentuk apapun akan menjadi tanggungan mereka sendiri. Saya tekankan, intervensi apapun akan menjadi akhir dari rezim Al-Saud di Semenanjung Arab,” tambah Al-Bukhaity.
Sebelumnya, Menlu Arab Saudi mengajak negara-negara kawasan untuk segera menyelesaikan kisruh di Yaman. Salah satu upayanya adalah dengan meminta kelompok Hutsiyin agar menarik seluruh pasukannya yang kini menguasai beberapa lembaga pemerintah di Yaman.