Al Nimr adalah Tokoh SYIAH yang Gemar Menebar
KEBENCIAN
Pemerintah Arab Saudi, Sabtu (2/1/2016), mengumumkan telah
mengeksekusi mati 47 orang terpidana teroris. Salah satu terpidana yang
dieksekusi adalah tokoh Syiah, Syaikh Nimr Baqr Al-Nimr.
Siapakah
Syaikh Al-Nimr ini sehingga dieksekusi mati pemerintah Saudi?
Syaikh Nimr Baqr Al-Nimr adalah salah seorang tokoh
besar kelompok Syiah di Arab Saudi. Syaikh Al-Nimr terkenal dengan kritikannya
yang keras dan pedas terhadap pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Beliau dilahirkan
tahun 1959 di Qatif, yang terletak di Provinsi Timur, Arab Saudi.
Setelah menyelesaikan pendidikan SLTA, Syaikh
Al-Nimr meninggalkan Saudi untuk belajar di Teheran, Iran. Lalu balik lagi ke
Saudi dan mempropagandakan Syiah.
Al Nimr adalah ulama SYIAH yang gemar menebar
kebencian dan fitnah.
Jangan termakan propaganda pengikut Syiah yang
seolah ngomong sopan, damai, dll. Kebencian mereka terhadap para sahabat Nabi
sangat luar biasa.
Syaikh Nimr Baqr Al-Nimr yang dieksekusi mati Saudi
sudah lama dikenal menebar kebencian terhadap para sahabat Nabi, menuduhnya
kafir, dan mengatakan sebagai penghuni neraka jahanam.
Salah satu buktinya adalah rekaman video ceramah Al
Nimr berikut ini:
Poin-poin yang
diomongin Al Nimr:
- Abu Bakar
dan Umar telah merampas hak menjadi khalifah dari Ali bin Abi Thalib
- Juga khalifah setelah umar yaitu Utsman merampas
hak menjadi khalifah dari Ali. Begitu juga Muawiyah
- Bagaimana bisa Abu Thalib paman Nabi (yang kafir)
di neraka, sedangkan Abu Bakar, Umar, Abu Sufyan dan Muawiyah masuk surga?
Apakah kalian tidak memiliki akal? (ini ciri khas propaganda Syiah Rafidhoh
yang mengkafirkan Abu Bakar, Umar, dll, dan disamakan dengan Abu Thalib)
- Al Nimr melakukan propaganda agar menerapkan wilayatul faqih (hukum Syiah) di Saudi, di Irak, dan
di seluruh dunia.
- Al Nimr mencaci maki amir Nayef dan pemerintah
Arab Saudi dan mengatakannya ahli jahannam.
Kejahatan Tokoh Syiah Nimr
Al- Nimr sehingga Dieksekusi di Arab Saudi
Kerajaan Arab Saudi hari
Sabtu (2/1/2015) mengumumkan telah mengeksekusi 47 narapidana terorisme,
termasuk anggota-anggota Al-Qaida dan seorang tokoh Syiah ternama pemimpin aksi
protes menentang pemerintah.
Dilansir Arab News Senin (4/1/2015), tokoh Syiah di Arab
Saudi, Nimr Al-Nimr, dinyatakan bersalah melakukan delapan tindak kejahatan dan
semasa hidupnya banyak menyampaikan pidato-pidato keras berisi penentangan
terhadap pemerintah. Pidatonya yang dipenuhi pesan kebencian sejak 2002
menggiring pada kematian dan terlukanya sejumlah aparat kepolisian.
Pidato-pidato Al-Nimr
berada di balik aksi protes brutal warga Syiah pada tahun 2011 di Qatif, yang
membawa kemanfaatan bagi negara Syiah Iran.
Sejak tahun 2002 Al-Nimr
rutin menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Imam Hussain di Al-Awamiyah.
Pidatonya dari hari ke hari semakin bernuansa politik. Dia menuding para
pejabat pemerintah dan pasukan keamanan melakukan penistaan terhadap agama
(Islam) dan mengajak agar rakyat Saudi bangkit melawan pemerintah.
Pada Maret 2009, Al-Nimr
mengkritik pemerintah Saudi dan menyerukan pemisahan diri daerah-daerah
berpenduduk mayoritas Syiah untuk membentuk sebuah negara Syiah bersatu. Ketika
Bahrain dilanda gelombang unjuk rasa warga Syiah, Al-Nimr mendesak penarikan
paksa pasukan negara-negara Teluk dari Bahrain, mengkritik pemerintah Bahrain,
dan menuntut pembebasan orang-orang Syiah yang disebutnya sebagai tahanan
politik.
Pada Oktober 2011, Al-Nimr
menuding media dan pejabat-pejabat Saudi menutup-nutupi “penindasan tirani” pasukan
pemerintah, yang disebutnya sebagai pasukan pembuat kekacauan. Selain itu,
tokoh Syiah di Arab Saudi itu juga menghina para pemimpin dan pejabat yang
telah ditunjuk pemerintah, serta menolak keputusan penunjukan oleh pemerintah
tersebut.
Al-Nimr menuntut agar
dibentuk sebuah front oposisi relijius internal guna menangkal aksi-aksi
hasutan terhadap Syiah. Dia juga mengajak warga masyarakat bangkit melakukan
perlawanan dan ketidakpatuhan publik, serta menuding Kerajaan Arab Saudi
membunuhi orang-orang Syiah tak berdosa.
Al-Nimr pernah ditahan
beberapa kali, terakhir dia ditangkap pada 8 Juli 2012, setelah kakinya terluka
dalam aksi bakutembak dengan aparat kepolisian. Dia dibawa ke rumah sakit oleh
petugas ketika itu.
Pada 15 Oktober 2014,
Al-Nimr divonis hukuman mati oleh Pengadilan Kejahatan Khusus atas
keterlibatannya dalam aksi-aksi teroris yang menarget aparat keamanan, sehingga
menewaskan sejumlah aparat serta melukai petugas dan puluhan warga sipil.
Al-Nimr dianggap sebagai
penyulut kerusuhan, pembangkangan dan pemberontakan paling berbahaya di wilayah
timur Kerajaan Saudi, tempat mayoritas warga Syiah bermukim.
Nimr Baqr Al-Nimr
dilahirkan pada tahun 1959 di kota Al-Amawiyah di Provinsi Qatif. Dia menuntut
ilmu di daerah kelahirannya. Al-Nimr pernah melakukan perjalanan ke Iran, dan
mengikuti program pendidikan Hawza selama sekitar 10 tahun di sana, kemudian
pergi ke Suriah yang merupakan negara sekutu Iran.
Istri tokoh Syiah itu
meninggal dunia pada tahun 2012 setelah berjuang melawan penyakit kanker yang
dideritanya. Istri Al-Nimr itu dibawa berobat ke Amerika Serikat dengan biaya
ditanggung oleh pemerintah Arab Saudi.*
Rep: Ama Farah
Editor: Dija
Siapakah Sebenarnya Syaikh
Al-Nimr, Tokoh Syiah yang Dieksekusi Mati Saudi?
Pemerintah Arab Saudi, Sabtu (2/1/2016), menyatakan telah
mengeksekusi mati 47 orang terpidana teroris. Salah satu terpidana yang
dieksekusi adalah tokoh Syiah, Syaikh Nimr Baqr Al-Nimr.
Siapakah
Syaikh Al-Nimr ini sehingga dieksekusi mati pemerintah Saudi?
Syaikh Nimr Baqr Al-Nimr adalah salah seorang tokoh
besar kelompok Syiah di Arab Saudi. Syaikh Al-Nimr terkenal dengan kritikannya
yang keras dan pedas terhadap pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Beliau dilahirkan
tahun 1959 di Qatif, yang terletak di Provinsi Timur, Arab Saudi, dalam
keluarga yang penuh dengan tokoh agama dan penceramah terkenal.
Setelah menyelesaikan pendidikan SLTA, Syaikh
Al-Nimr meninggalkan Saudi untuk belajar di Teheran, Iran. Kemudian melanjutkan
pendidikannya di Damaskus, Suriah.
Selesai belajar Hawza, Syaikh Al-Nimr mulai menjadi
pendidik. Diawali dengan mengajar di Damaskus, lalu menjadi pimpinan Hawza
Al-Qaim di Teheran selama beberapa tahun. Setelah itu, Syaikh Al-Nimr pulang ke
Arab Saudi.
Di Saudi, Syaikh Al-Nimr dikenal sering mengeluarkan
kritikan oposisi terhadap pemerintah. Kritikannya kepada keluarga raja
diketahui sangat keras. Bahkan sempat mengancam akan memimpin gerakan pemisahan
diri Qatif dan Al-Ahsa dari Arab Saudi untuk membentuk negara Syiah dengan
Bahrain.
Beberapa kali Syaikh Al-Nimr ditangkap dan ditahan. Misalnya
pada tahun 2006 dan 2008. Pada tahun 2012, pemerintah menyatakan telah
menangkap Syaikh Al-Nimr setelah sempat terjadi baku tembak dan hendak
melarikan diri.
Saat itu,
juru bicara keamanan Saudi mengatakan bahwa Syaikh Al-Nimr bersama pengikutnya
menyerang pihak keamanan Saudi, dan berusaha melarikan diri. Setelah
penangkapannya, sering terjadi aksi penyerangan dilakukan para pengikutnya di
daerah Qatif.
Syaikh Al-Nimr sering mengritik pemerintah Saudi
tidak mau mengangkat kalangan Syiah menjadi pegawai pemerintah dan militer.
Kalangan Syiah sangat kesulitan mendapatkan pekerjaan di perusahaan-perusahaan
pemerintah. Para pelajar sulit mendapatkan kesempatan belajar di perguruan
tinggi.
Kritikan ini disanggah pemerintah. Bahkan pemerintah
menyebutkan bahwa tiga anak Syaikh Al-Nimr mendapatkan beasiswa pemerintah
untuk belajar di Amerika. Istrinya juga bekerja di kantor imigrasi di Saudi
bagian timur, kemudian dipindahkan ke Dammam.
Syaikh Al-Nimr harus menghadapi tuduhan membuat
keonaran dan upaya memberontak pemerintah. Pada tanggal 15 Oktober 2014,
pengadilan Saudi menjatuhkan vonis mati kepadanya. Dan Sabtu kemarin, vonis itu
dieksekusi. (Sumber: dakwatuna)
***
PELAJARAN
BERHARGA BUAT KEUTUHAN NKRI DARI ANCAMAN DISINTEGRASI.
JANGAN
SAMPAI TERJADI DI INDONESIA.
NKRI HARGA
MATI!