Erdogan Minta PBB Hapus
Keanggotaan Tetap Dewan Keamanan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak
Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa menghapus sistem keanggotaan tetap di
Dewan keamanan PBB, terlebih dengan tidak adanya satupun negara Muslim yang
menjadi anggota di dalamnya.
“Saya ajak
Anda berpikir dengan benar. Ada 5 anggota permanen di Dewan Keamanan PBB dan 10
anggota tidak tetap. Akan tetapi kesemuanya tidak ada satupun perwakilan dari
negara di Benua Afrika dan Amerika Latin,” ujar Erdogan dalam pernyataan pers
pada hari Senin (21/03).
Erdogan
melanjutkan, “Dari sudut pandang agama, tidak ada anggota tetap DK PBB yang
mewakili negara-negara Muslim maupun perwakilan dari umat Budha.”
Menurut
Erdogan, sudah saatnya PBB mereformasi Dewan Keamanan dengan memperluas
keanggotaannya menjadi 20 negara sehingga dapat mewakili semua negara di dunia,
dan mengubah sistem permanen menjadi anggota non-permanen DK PBB.
Memiliki
tugas bertanggung jawab untuk perdamaian dan keamanan internasional di bawah
Bab VII Piagam PBB, Dewan Keamanan PBB merupakan salah satu organ PBB yang
paling penting di bawah Bab VII Piagam PBB.
Lima anggota
tetap Dewan yang mempunyai hak veto adalah Rusia, China, Prancis, Inggris, dan
Amerika Serikat. Kelima negara dipilih karena kemenangan yang dicapai dalam
Perang Dunia II.
Sedangkan 10
anggota tidak tetap ditetapkan dalam amandemen Piagam PBB tahun 1965.
(Rassd/Ram)
Erdogan: Dunia Lebih Besar dari Lima Negara Penguasa
Dewan Keamanan PBB
Ankara. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengkritik negara-negara besar yang menguasai dan mengendalikan dewan keamanan PBB. Beliau juga mengecam negara-negara Barat yang enggan memberikan solusi dalam krisis Suriah.
Hal itu disampaikannya dalam sebuah acara penganugerahan penghargaan kepada para budayawan dan seniman di istana kepresidenan, Ankara, Rabu (3/11/2014) kemarin sore. Dalam kesempatan itu, Erdogan juga mengatakan, “Apakah kalian mengira mereka menghiraukan matinya 300-400 ribu rakyat Suriah? Apakah mereka memberikan apresiasi kepada Turki yang menyambut dan menampung 600 ribu rakyat Suriah di wilayahnya?”
Menurut Erdogan, negara-negara Barat memang memuji sikap tanggap Turki dalam membantu para pengungsi. Tapi mereka sama sekali tidak memberikan bantuan nyata. “Tidak usahlah banyak berbicara yang tidak bisa membuat para pengungsi kenyang. Bicaralah tentang bantuan yang harusnya kalian berikan kepada Turki agar tidak sendirian menanggung beban banyaknya para pengungsi Suriah. mereka sama sekali tidak mau membicarakannya.”
Erdogan menekankan, “Dunia ini lebih besar daripada lima negara yang menguasai dewan keamanan PBB. Tatanan dunia yang tidak adil saat ini membuka pintu lebar bagi terus berlangsungnya kezhaliman.” (msa/dakwatuna/rassd)
Erdogan: Hadiah
Nobel dan Dewan Keamanan PBB tak Pernah Objektif
ANKARA --
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengkritik pemberian hadiah Nobel dan
posisi Dewan Keamanan PBB. "Jangan berharap obyektif di dunia dimana
lembaga-lembaga internasional memutuskan sesuai dengan ideologi mereka
sendiri," ucap dia dalam sebuah pidato di Ankara, seperti dilansirWorldbulletin,
Kamis (4/12).
Erdogan mempertanyakan penilaian obyektif Nobel.
"Apakah Nobel diberikan secara obyektif. Tidak. Apakah DK PBB mengeluarkan
kebijakan secara obyektif, tidak. Tidak pernah," kata dia.
"PBB, yang didirikan selepas Perang Dunia II
memiliki singkatan dari mewakili seluruh dunia. Takdir Seluruh dunia tidak bisa
di tangan lima negara saja."
Erdogan juga menyayangkan dunia Barat yang tidak
mengakui sumbangsih Turki terhadap peradaban dunia. "Faktanya kami tidak
pernah mendapatkan apresiasi di Barat. Turki telah memberikan kontribusi seni
yang sangat penting, seperti musik, kaligrafi, seni marmer dan lainnya,"
ucap dia.
"Negara kami dibesarkan banyak intelektual
selama berabad-abad. Mereka coba melumpuhkan bahasa kita, semangat dan
peradaban kita di masa lalu, tapi mereka tidak akan bisa menguras benih
intelektual kami," kata dia.
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/14/12/04/ng0trf-erdogan-hadiah-nobel-dan-dewan-keamanan-pbb-tak-pernah-objektif
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/14/12/04/ng0trf-erdogan-hadiah-nobel-dan-dewan-keamanan-pbb-tak-pernah-objektif
Erdogan kritik dk pbb yang tidak miliki anggota tetap mewakili
islam
Presiden Turki, Recep
Tayyip Erdogan mengkritik Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB)
karena lima negara anggota tetap Dewan Keamanan, tak satupoun yang mewakili
negara Islam.
Erdogan
kembali membuat pernyataan yang tegas menyuarakan kepentingan
Islamsedunia itu, pada upacara penyerahan President”s Grand
Awards di ibukota Turki, Ankara. Press tv melaporkan dan dikutipMi’raj Islamic News Agency
(MINA), Sabtu.
Pemimpin
Turki mengkritik Dewan Keamanan PBB, yang lima anggota tetapnya, China,
Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat, hanya diwakili beberapa negara
dari “Eropa, Asia, dan Amerika.”
“Tidak ada
satu pun negara Muslim di antara lima negara anggota tetap Dewan
Keamanan, padahal mereka mempunyai kekuasaan besar, terutama sekali hak
veto, apa saja yang tak disetujui salah satu negara tersebut, otomatis
ditolak PBB, meski sebagian besar anggota PBB mendukung. Inilah antara
lain kesulitan yang dialami Palestina berjuang di PBB,” kata Erdogan yang di
dalam negeri sebelumnya selama sepuluh tahun menjadi Perdana Menteri,
mengembalikan Turki kepada “wajah” Islam, sesuai program partainya yang
berbasis Islam.
“Seluruh
dunia melihat apa yang keluar dari mulut lima negara tersebut. Jika salah satu
dari mereka mengatakan ‘tidak’, maka masalah ini ditutup. Bisa ada penindasan
seperti itu. Tidak ada keadilan, hanya penindasan, sementara dunia menunggu
keadilan, “katanya.
Pemimpin
Turki itu telah lama menjadi kritikus tetap terhadap keputusan-keputusan PBB
yang dianggap merugikan Islam.
DK PBB
terdiri dari lima anggota tetap, kemudian ada 10 anggota tidak tetap, yang
dipilih untuk masa dua tahun oleh Majelis Umum, masing-masing mewakili
kawasan-kawasan di belahan bumi ini. Anggota-anggota tidak tetap ini, tidaklah
mempunyai hak veto. Indonesia sudah beberapa kali menjadi anggota tidak tetap
Dewan Keamanan PBB ini.
Para
anggota tetap memiliki kekuatan untuk memblokir adopsi dari setiap rancangan
resolusi Dewan substantif, terlepas dari jumlah dukungan negara-negara
anggota PBB, berapapun juga banyaknya. (T/P011/P2)