Indahnya Ukhuwah Antara DR.
Muhammad Arifin Badri dan KH. Muhammad Idrus Ramli
Kunjungan
Ke Gus Idrus Ramli.
Alhamdulillah; pada hari ini 2 Dzul
Hijjah 1436 Hijriyah saya Muhammad Arifin Badri; bersama Ustadz Muhammad Yasir
Lc dan juga Usta Nur Kholis Kurdian Lc. M.Th.i berkesempatan untuk
bersilaturrahmi ke kediaman Gus Idrus Ramli.
Alhamdulillah
dengan mudah kami menemukan kediaman beliau berkat pertolongan Allah Taala lalu
petunjuk arah yang beliau berikan. Tiba di kediaman beliau di kecamatan Kencong
Jember, pada sekitar pukul 15.30.
Kami
langsung disambut oleh tuan rumah yaitu Gus Idrus Ramli yang segera mempersilahkan
kami masuk dan duduk di rumah beliau.
Tanpa
menunggu perkenalan atau lainnya; masyaAllah Gus Idrus segera menyuguhi kami
dan salah satunya adalah hidangan favorit saya; secangkir kopi tubruk yang
begitu berkesan dari lidah hingga ke lubuk hati.
Bukan
sekedar minuman dan camilan; walaupun bukan jam makan; kami juga disuguhi makan
nasi; berlaukkan lele; gule; dan sate; lengkap sudah.
Setelah
beramah tamah dan memperkenalkan diri; kami membicarakan kondisi ummat yang
akhir akhir ini sering diberitakan kurang harmonis dan seakan tidak bisa
dipertemukan dalam nuansa ukhuwah.
Padahal
realitanya tidaklah demikian, dari pertemuan kami dengan beliau yang
berlangsung sekitar 1 jam 30 menit, kami dapat mencatatkan beberapa hal
positif:
1.Selama ini Gus Idrus Ramli belum pernah berinisiatif untuk beredebat dengan
seorangpun dari teman teman salafy atau yang sering disebut dengan wahaby. Yang
terjadi beliau hanya memenuhi undangan pihak lain untuk menyampaikan ceramah
atau diskusi/debat.
Pernyataan
ini patut dicermati bersama; sebenarnya masalah yang terjadi adalah masalah
lokal daerah tertentu yang kemudian melibatkan pihak luar.
Sebagai
buktinya perdebatan serupa tidak terjadi di jember walaupun di jember ada STDI
IMAM SYAFII dan ada pula pondok As Salafy binaan ust Luqman Baabduh.
Menurut
beliau; apa untungnya perdebatan bila hanya untuk unjuk kekuatan atau memancing
keributan masyarakat?
Yang
lebih unik; walaupun perdebatan dengan salafy hanya dua kali namun demikian;
perdebatan ini banyak diberitakan di media; terutama medsos.
Adapun
perdebatan beliau dengan kelompok syi’ah yang begitu sering; jarang dimuat dan
dibicarakan media termasuk medsos. Beliau sangat keheranan dengan hal ini; ada
apa? Mungkinkah ada pihak pihak yang sengaja MENGADU DOMBA?
2.Beliau sepakat betapa pentingnya kita menjaga kesatuan dan ukhuwah sesama ummat
Islam.
3.Beliau juga sependapat bahwa perbedaan pendapat adalah satu hal yang wajar dan
tidak mungkin bisa dihindari karena telah terjadi sejak dahulu kala.
Namun
demikian beliau menekankan pentingnya kedewasaan sikap dan sikap toleransi
alias saling menghormati pihak lain dalam menjalankan pilihan dan keyakinannya.
4.Menghormati pendapat bukan berarti menutup rapat ruang untuk bermuzakarah
(diskusi ilmiyah) antara para ahli ilmu, guna meningkatkan keilmuan dan bukan
dalam rangka unjuk kekuatan dihadapan publik.
5.Kami
memaparkan bahwa di kampus kami STDI IMAM SYAFII; kami mempelajari ilmu fiqih
muqqaranah /perbandingan. Karena itu rujukan fiqih yang diajarkan di kampus
adalah kitab Bidayatul Mujtahid karya Imam Ibnu Rusyud Al Hafizh, dan untuk
ilmu ushul fiqih kami menggunakan kitab Raudhatu An Nazhir karya Imam Ibnu
Qudamah yang merupakan ringkasan dari kitab Al Mustashfa karya Imam Ghozali As
Syafii. Dan untuk ilmu tafsir; maka kami menggunakan Tafsir Ibnu Katsir as
syafii.
6.Kami
juga menyampaikan bahwa kunjungan semacam ini insyaAllah bukan hanya sekali
saja namun kami akan berusaha melanjutkannya sehingga terwujud hubungan yang
harmonis. Sebagaimana beliau juga mengutarakan minatnya untuk berkunjung ke
kampus STDI IMAM SYAFII.
7.Adapun perbedaan yang ada antara praktek keagamaan yang ada di masyarakat
dengan yang diamalkan dan diajarkan di STDI IMAM SYAFII adalah satu hal yang
sudah dimaklumi bersama. Tidak ada manfaatnya bila kita menyibukkan diri dengan
perbedaan perbedan itu dan melupakan sekian banyak persamaan yang ada. Kami
sepakat untuk bercermin dengan apa yang terjadi dahulu pada Imam Syafii yang
berguru kepada Imam Muhammad bin Hasan Al Hanafi sebagaimana beliau juga berguru
kepada Imam Malik dan di saat yang sama beliau juga menjadi gurunya Imam Ahmad.
Padahal antara mereka terjadi perbedaan yang cukup banyak, namun perbedaan
perbedaan tersebut dapat dikelola dengan bijak sehingga suasana kondusif.
8.Kami
juga berkomitmen untuk tidak saling mengusik dan menyinggung kegiatan pihak
lain; demi terciptanya ukhuwah di tengah tengah ummat islam secara umum dan
muslimin di Jember secara khusus.
Semoga
kunjungan ini dapat menjadi sarana terciptanya persatuan dan kejayaan ummat Islam.
Amiin
Ya Rabbal Alamin
Akses
lebih cepat dan mudah. Install aplikasi Android Tabayyun News, klikdisini
TabayyunNews.Com didukung oleh Usee Moslem, “The Moslem Channel Of Usee TV”, kunjungi www.useemoslem.com
Titik Temu Wahabi-NU
Ada yang Mengadu Domba NU dan “Wahabi” Agar Umat Tak
Bersatu
“Titik Temu NU
- Wahhabi “ , Bahasan “ Isu-isu Pokok” Secara Ilmiyyah Tanpa Hujatan, Untuk
Mendamaikan Sesama Ahlus Sunnah [ Bagian I ]
Waspada, Politik Adu Domba Sesama Ahlussunnah
Meningkat, Sedangkan Syiah Bersiap-Siap!
Untuk Para Provokator/Hasader/Herder Syi’ah dan Ulama2
“SU’/Namimah” yang ingin membenturkan NU dengan Salafi “Wahhabi”, perhatikan
tulisan dibawah ini !!
Resensi Buku Terbaru Prof.DR.Ali Mustafa Ya’qub اتفاق في الأصول الوهابية ونهضة العلماء