Friday, April 8, 2016

KH Hasyim Muzadi Baru Sadar ( Selama Ini Hobinya Menghujat Wahabi ) Syi’ah Merupakan Ancaman Terhadap NKRI, Gemar Menghujat Sahabat Dan Istri Nabi !



Anggota Dewan Pertimbangan Presiden mewaspadai bahaya Syiah di Indonesia

Rabu, 27 Jumadil Akhir 1437 H / 6 April 2016 08:05
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH Hasyim Muzadi menyatakan potensi konflik Sunni-Syiah di sejumlah daerah di Jawa Timur, yakni Bangil, Bondowoso, Puger, dan Madura, perlu diwaspadai.
“Konflik Sunni-Syiah di dunia telah terbukti menjadi awal terobek-robeknya kaum Muslimin bahkan penyebab terobek-robeknya sebuah negara. Juga hal ini, di Indonesia pasti merupakan ancaman terhadap NKRI,” kata Kiai Hasyim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (5/4/2016), lansir Antara.
“Kita tentu bisa ikut merasakan sakit hati kaum Sunni ketika kaum Syiah menghujat Sayyidina Abu Bakar Assiddiq, Sayyidina Umar bin Khottob, Sayyidina Usman bin Affan, Sayyidah Aisyah, dan Sayyidah Hafsoh, bahkan sampai mengkafirkan beliau-beliau yang sangat dihormati di kalangan Sunni. Tapi kaum Sunni harus menahan diri dan selalu bergandengan dengan aparat negara,” tambah mantan Ketua Umum PBNU ini.
Dia menjelaskan bahwa sebenarnya ada kelompok Syiah yang tidak menghujat para Sahabat Nabi, misalnya Kelomlpok Jafariyah dan Zaidiyah, namun jumlahnya sangat kecil bahkan lebih suka hanya digunakan sebagai promosi.
“Ketegangan sosial yang diakibatkan oleh hujatan ini apabila bersinggungan dengan politik kekuasaan akan terjadi kristalisasi kekuatan antarkeduanya kemudian tahap selanjutnya akan terjadi konflik terbuka,” kataSekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS) ini.
Lebih lanjut Kiai Hasyim mengatakan bahwa proses menuju konflik terbuka ini dimanfaatkan oleh banyak kaum islamophobia (musuh Islam dunia) yang diam-diam memperparah arena konflik untuk melakukan devide et impera (pemecahbelahan) serta mempersiapkan intervensi pemikiran/militer asing baik blok timur maupun barat atas dalih keamanan dunia.
“Inilah yang terjadi di Suriah pada saat sekarang ini. Kalau sudah sampai tahap ini, sudah tidak lagi kelihatan Sunni-Syiahnya, yang ada hanya penderitaan dan kehancuran kaum Muslimin dan negara Islam,” katanya.
Kenyataan pahit inilah yang mendorong berbagai negara Sunni melarang pengembangan Syiah melalui undang-undang seperti Sudan, Malaysia, Brunei, apalagi Arab Saudi yang memang musuh bebuyutan Syiah, kata Kiai Hasyim.
“Sedangkan di Indonesia semua berdasarkan HAM, tidak peduli apakah HAM tersebut menuju persatuan atau cerai berai, bahkan kehancuran Indonesia,” kata dia.
Akibatnya, Polri pun akan kehabisan langkah kalau menghadapi konflik sosial ideologis seperti ini karena tidak adanya payung hukum yang melindungi polisi sendiri.
Khusus terkait potensi konflik di Jawa Timur, menurut Kiai Hasyim tidak menutup kemungkinan dalam hitungan waktu bisa saja terus menjalar ke Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Jakarta, dan Sumatera Utara, kalau tidak ada formula utuh kenegaraan dan sosial masyarakat untuk penyelesaiannya.
“Seharusnya PBNU segera turun ke Jatim menyelesaikan masalah sangat rawan ini karena menyangkut keselamatan warga Nahdliyin, umat Islam, dan negara,” kata Kiai pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam Malang dan Depok itu.
(azmuttaqin/arrahmah.com)
http://www.arrahmah.com/news/2016/04/06/anggota-dewan-pertimbangan-presiden-mewaspadai-bahaya-syiah.html


Kegelisahan KH Hasyim Muzadi Terhadap Syiah di Indonesia

April 7, 2016
Dalam  sebuah pernyataan yang dilansir kantor berita Antara, KH. Hasyim Muzadi (5/4/2016) menyebut bahwa Syiah merupakan ancaman terhadap NKRI, sehingga perlu diwaspadai. Dia menilai potensi konflik Sunni-Syiah di Indonesia sangat besar, khususnya di daerah Jawa Timur, yakni Bangil, Bondowoso, Puger, dan Madura. Mantan Ketua Umum PBNU itu menyatakan bahwa konflik Sunni-Syiah di dunia telah terbukti menjadi awal terobek-robeknya kaum muslimin bahkan penyebab terobek-robeknya sebuah negara.
Bahkan kian hari perkembangannya semakin mengkhawatirkan. Berbagai acara dan even mereka lakukan dengan terang-terangan. Anggota Dewan Pertimbangan presiden itu menyatakan bahwa kita tentu bisa ikut merasakan sakit hati kaum Sunni ketika kaum Syiah menghujat Sayyidina Abu Bakar Assiddiq, Sayyidina Umar bin Khaththab, Sayyidina Utsman bin Affan, Sayyidah Aisyah, dan Sayyidah Hafshah, bahkan sampai mengkafirkan beliau-beliau yang sangat dihormati di kalangan Sunni.
Tapi kaum Sunni harus menahan diri dan selalu bergandengan dengan aparat negara. Kiai Hasyim mengatakan bahwa proses menuju konflik terbuka ini dimanfaatkan oleh banyak kaum islamophobia (musuh Islam dunia) yang diam-diam memperparah arena konflik untuk melakukan devide et impera(pemecahbelahan) serta mempersiapkan intervensi pemikiran/militer asing baik blok Timur maupun Barat atas dalih keamanan dunia. (Fokusislam.com.6/4/2016)
Apa yang diungkapkan kiai asal Malang tentang perkembangan Syiah itu bukan saja   menarik dalam konteks dampak yang ditimbulkannya, tetapi juga konteks titik wilayah yang dituju. Dalam konteks dampak, ideologi Syiah sudah terbukti memporak-porandakan sebuah negara, seperti di kawasan Timur Tengah, sementara titik wilayah yang dituju adalah Jawa Timur. Sebagaimana diketahui, Jawa Timur adalah satu-satu propinsi yang mengeluarkan pelarangan secara resmi aliran Syiah. Lewat Peraturan Gubernur (Pergub) tahun 2012, Syiah dinyatakan sebagai aliran sesat, dan hal itu dikawal terus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur.
Apa yang dikatakan kiai Hasyim untuk mewaspadai perkembangan Syiah cukup beralasan. Perkembangan Syiah di Bangil, Bondowoso, Puger, dan Madura memang berpotensi besar akan merembet ke wilayah lain, seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Jakarta, dan Sumatera Utara. Hal ini sangat beralasan karena Jawa Timur merupakan baro meter sosial, politik, dan keagamaan di Indonesia. Dengan membiarkan dan acuh tak acuh terhadap perkembangan Syiah di Jawa Timur, sama saja membiarkan terjadinya konflik yang akan mengancam NKRI ini.
Dalam perspektif global, ideologi Syiah telah merobek-robek dan memecah belah kawasan Timur Tengah seperti Yaman, Libanon, dan Suriah. Sementara negara Sudan, Bahrain dan beberapa negara sekutu Saudi sudah mengantisipasi sejak awal dengan mengusir duta besar dan memutus hubungan dengan negara induk Syiah, yakni Iran. Hal ini semata-mata untuk mengeliminir perkembangan Syiah. Perkembangan dan dinamika Syiah di Yaman, Libanon, dan Suriah masih bisa kita lihat situasinya yang mencekam dan membuat negara itu terancam jatuh ke tangan penganut Syiah. Pernyataan kiai Hasyim ini merupakan early warning (peringatan dini) tentang bahaya Syiah bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia yang mayoritas muslim Sunni.
Ajaran yang dibawa Syiah memang sangat besar potensi konfliknya di Indonesia. Betapa tidak, kalangan Sunni sangat menghormati dan memuliakan sahabat besar Nabi, seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khaththab, dan Utsman bin Affan. Tetapi oleh kelompok Syiah, tiga sahabat agung ini dihinakan dan dikafirkan. Begitu pula dua istri Nabi (Aisyah, dan Hafshah) dikatakan sebagai perempuan hina dan pelacur. Tentu saja, apa yang diyakini Syiah terhadap orang-orang mulia ini sangat mengganggu dan menghina kelompok Sunni. Jika hal ini dikesampingkan, maka potensi konflik Syiah-Sunni sulit dihindarkan.
Apabila konflik Sunni-Syiah tidak segera diantisipasi dan dicegah, maka akan memberi peluang kepada kaum Islamophobia (musuh Islam dunia) untuk mengeruhkan suasana. Kaum Islamphobia ini bukan hanya memanfaatkan situasi buruk ini, tetapi juga akan untuk mengambil untung dengan jalan politik devide et impera (pemecahbelahan). Ketika situasi bangsa yang terpecah belah, dan dengan dalih keamanan dunia, maka mereka akan melakukan intervensi  militer.  Kondisi ini (intervensi militer) sudah terjadi di Yaman, ketika pemimpin Houtsi yang berideologi Syiah hampir saja menguasai dan menggulingkan pemerintahan sah Yaman.
Begitu pula yang terjadi di Suriah, ketika presiden Bashar Assad yang berideologi Syiah mengundang Rusia, China dan sekutunya untuk memerangi sekelompok orang yang diklaim sebagai pemberontak. Kondisi terbelahnya Sunni-Syiah itu memberi peluang kepada negara asing untuk mengirim pasukan militernya guna memasuki arena dengan memihak salah satu di antara keduanya, tentu dengan motif dan tujuan menciptakan perdamaian dunia.
Apa yang disampaikan kiai Hasyim Muzadi merupakan peringatan sekaligus  himbauan kepada ormas Islam untuk waspada dan tidak mudah untuk ditunggangi kepentingan Syiah. Syiah secara terbuka sudah menyatakan untuk mengajak bersatu kepada umat Islam Indonesia untuk memerangi Wahabi. Wahabi dijadikan sebagai pintu masuk untuk mengobrak-abrik kehidupan beragama Indonesia. Bagi Syiah, menciptakan Wahabi sebagai musuh bersama (common enemy) merupakan cara yang mudah dan efektif untuk menciptakan dan memporak-porandakan Indonesia sebagaimana yang terjadi di kawasan Timur Tengah.
Surabaya, 6 April 2016
Oleh : Dr. Slamet Muliono
*Penulis adalah dosen di UIN Sunan Ampel dan STAI Ali Bin Abi Thalib Surabaya

Syiah masih Islam(Jangan mengatakan Syiah itu sesat)
KH Hasyim Muzadi: Syiah Bagian dari Islam
Ternyata KH.Hasyim Muzadi Yang Kirim Warga NU Ke Iran
dituding Said Agil soal Iran, ini jawaban KH Hasyim Muzadi
Hasyim Muzadi: Syiah Lebih Islam daripada Ahmadiyah
Dari Sekian Banyak Aliran Sesat, Syiah Paling Berbahaya
Syi’ah memusuhi Islam dan lebih buruk tipuannya dibanding Ahmadiyah
KH Hasyim Muzadi: Wahabi Takfiri Kelompok Pemecah Belah Umat Islam
Pindahkan Makam Nabi, Saudi Disumpahi Bakal Hancur (Hasyim Muzadi) 
Wahabi Ingin Makam Nabi Dibongkar, Hasyim Muzadi: Arab Saudi akan Hancur
K.H. Hasyim Muzadi : wahabi manhaj takfiri pemecah belah umat islam - YouTube
Singapura Perlakukan Syi'ah dan Ahmadiyah Bukan Bagian dari Islam ( sama dengan Malaysia dan Brunei ).Kapan di Indonesia ?
Kesaksian KH. Hasyim Muzadi: Aksi Bela Islam 212 Dihadiri Kalangan Malaikat
Hasyim Muzadi “Kita menanamkan Pancasila ke seluruh dunia, karena inti Islam ada di Pancasila,” Hah ?! Berbicara Tentang Allah ( Agama ) Tanpa Ilmu" Lebih Besar Dosanya Dari Dosa Syirik. Rakyat Rusak karena Ulamanya Menyimpang
(aswaja).
"Keteladanan Antara Wali Songo Vs Wali Dollar" [untuk ulama "su/penghujat wali jenggot !" ]
Lucu...” Ulama Su'per Aswaja Pendengki Wahabi” Saling Tuding Kerjasama Dengan Majusyi’ah Iran. Said Aqil Siraj Salahkan Hasyim Muzadi, Hasyim Muzadi Salahkan Gus Dur..?! Beda Dengan Kejujuran Ulama ASWJ Malaysia/Brunei.
Perhatikan ! Para Penghina Allah Azza wa Jallah ( Al Wahhab/Wahabi) dan Penghujat Saudi, Dihinakan dan Diberantakan !
Siapakah Ulama As-Su’ Di Indonesia, Yang Gemar Memfitnah Dan Mencela Umat Islam Diluar Golongannya, Sering Bikin Resah Umat Islam, Berasyik Masyuk Dengan Non Muslim Dan Merasa Super Mayoritas ? Seperti Ini Moderat ?
Ulama "Su" ini Gemar Menghina Allah`azza wa jalla [ Dagangannya " Wahhabi"/Al-Wahhab ] Sekarang Menghina Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam [ Menghujat "Jenggot/Lihyah" ] ..! KH. Hasyim Muzadi: Inilah Bedanya Wali Songo, Waliyullah dan Wali Jenggot
Untuk Para Provokator/Hasader/Herder Syi’ah dan Ulama2 “SU’/Namimah” yang ingin membenturkan NU dengan Salafi “Wahhabi”, perhatikan tulisan dibawah ini !!
Untuk "Ulama ?" Penghina " Wali Jenggot" Baca Artikel ini : Perbedaan antara wali-wali Allah dan wali-wali syaithon
kafir syiah lebih berbahaya dari yahudi dan nasrani
Mengapa Syiah Menggunakan Istilah Takfiri-Wahabi? Kelompok Takfiri sebenarnya Syiah, Kelompok Radikal Jika Merujuk Definisi BNPT
Mengapa Syiah Menggunakan Istilah Takfiri-Wahabi?
KH Hasyim Muzadi Baru Sadar ( Selama Ini Hobinya Menghujat Wahabi ) Syi’ah Merupakan Ancaman Terhadap NKRI, Gemar Menghujat Sahabat Dan Istri Nabi 
Astaghfirullah, Idrus Ramli Sebut KH Hasyim Muzadi Tidak Paham Agama


Syi’ah memusuhi Islam dan lebih buruk tipuannya dibanding Ahmadiyah
Pakar Sebut Syiah Lebih Berbahaya dari Ahmadiyah
‘Syiah Lebih Licik Dari Ahmadiyah’
Awas! Syiah Lebih Bahaya dari Ahmadiyah