Ahad,
1 Mei 2016 23:20
Oleh: Budi Marta Saudin
Pemerintah Arab Saudi memulangkan satu jamaah haji Indonesia
yang menjadi korban tragedi Mina pada tahun lalu. HJ. Culan binti Kasim (55
tahun) dipulangkan ke Indonesia menggunakan pesawat khusus yang disediakan
pemerintah Arab Saudi. Sebelumnya Culan dirawat di Rumah Sakit Saudi selama
tujuh bulan.
Wanita
asal Sumatera Barat ini mendapat perlakuan istimewa, pulang dengan pesawat
khusus, yang menyediakan alat-alat bagi orang sakit. Culan menderita stroke,
yang tidak mungkin naik pesawat umum, karena butuh ventilator.
Tak
tanggung-tanggung, pemerintah Arab Saudi merogoh kocek senilai dua milyar
rupiah untuk mengantar kepulangan Culan. Pemerintah Indonesia sangat bersyukur
dan berterima kasih karena warganya telah diperlakukan sangat istimewa oleh
pemerintah Saudi. Upaya pemulangan Culan adalah atas perintah langsung Raja
Salman bin Abdul Aziz Al Saud.
Sebenarnya,
kebaikan Saudi terhadap Indonesia bukan kali ini saja. Mengingat Indonesia dan
Arab Saudi adalah dua negara yang sudah bersahabat sejak lama, bahkan sebelum
Indonesia merdeka. Dahulu, para tokoh dan ulama Nusantara kebanyakan alumni Madrasah
Haramain. Seperti dua sosok tokoh Islam Indonesia yang fenomenal yaitu
KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan.
Kerja Sama Dakwah dan Pendidikan
Arab
Saudi punya andil besar terhadap kemajuan Islam di Indonesia. Di daerah
pedalaman, Arab Saudi banyak membangun markas-markas dakwah atau Islamic
center. Seperti di Ende, Mentawai dan Papua. Saudi tidak bergerak sendiri
tetapi menggandeng Kementrian Agama.
Seperti
baru-baru ini di Raja Ampat, Papua. Pemerintah Arab Saudi melalui Atase
Agamanya membangun Islamic Center yang luas sebagai pusat pengajaran dan
penyebaran Islam di Papua.
Menteri
Agama Lukman Hakim Saifuddin menyambut baik dan bergembira terhadap upaya Saudi
tersebut.
Dalam
pertemuannya dengan Direktur Atase Agama Arab Saudi, Ibrahim An Nughaimisyi,
Menag meminta kepadanya agar Saudi juga bisa membantu merampungkan proses
pembangunan rumah sakit di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar
yang pembangunannya baru 60 persen.
Menag
mengatakan, fakultas kedokteran yang baru dibuka di UIN Alauddin
membutuhkan tempat praktik berupa rumah sakit. Nantinya, rumah sakit itu juga
diperuntukan bagi masyarakat Indonesia Timur sehingga kemanfaatannya akan
sangat luar biasa.
Selain
membangun pusat dakwah, Saudi juga mengutus para da’i ke pelosok, yang
kebanyakan adalah alumni sana. Juga, setiap Ramadhan tiba, bekerja sama dengan
Kementrian Agama, Atase Kedubes Saudi menyebar da’i selama sebulan penuh. Para
da’i ini bertugas menjadi imam sholat rawatib, sholat tarawih, penceramah,
membagi-bagikan mushaf Al-Qur’an dan buka puasa gratis kepada muslimin
pedalaman.
Dalam
upaya memotivasi umat Islam Indonesia untuk mencintai Al-Qur’an dan Hadits,
Atase Agama Kedubes Saudi juga mengadakan lomba hafalan Al-Qur’an dan Hadits,
yang saat ini sudah masuk tahun ketujuh. Perhelatan dengan nama Musabaqah
Hifzil Qur’an dan Hadits (MHQH) Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Al Saud ini
bekerja sama dengan Kementrian Agama dengan hadiah yang di sediakan oleh
pemerintah Saudi berupa total uang senilai ratusan juta rupiah dan ibadah haji.
Atase
Agama Kedubes Saudi juga menjadi banyak wasilah berdirinya ribuan masjid di
seluruh pelosok tanah air. Yang dengannya syiar Islam tersebar dan banyak orang-orang
tertarik dan akhirnya masuk Islam.
Dalam
bidang pendidikan, pemerintah Saudi memberikan kuota yang besar kepada warga
Indonesia, setiap tahunnya ada 150 mahasiswa yang diterima kuliah di
Universitas Islam Madinah, belum termasuk di perguruan tinggi lainnya. Semua
mahasiswa di Saudi mendapatkan fasilitas beasiswa berupa bebas biaya
pendidikan, asrama, makan, uang saku perbulan, kesempatan ibadah haji dan umrah
serta tiket pulang pergi ke tanah air setiap tahun.
Untuk
di dalam negeri Indonesia, sejak tahun 1980, Saudi telah membuka cabang
kampusnya, Universitas Muhammad bin Saud yang berpusat di Riyadh, di Jakarta
dengan nama Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA). Saudi mendatangkan
para pengajar yang pakar bahasa Arab dan ilmu syariah dari sana. Saat ini ada
lebih dari dua ribu mahasiswa yang menuntut ilmu di kampus ini, semuanya bebas
biaya pendidikan, kesempatan menempati asrama dan mendapatkan uang saku
perbulan.
Langkah
dan usaha Saudi selama ini tak lepas dari kerja sama dan hubungan yang baik
dengan pemerintah Indonesia. Hal ini harus terus dipupuk dan dipelihara,
apalagi selama ini Indonesia sebagai pihak yang banyak diuntungkan.
Sebagai
penutup, penulis mengutip ucapan Prof. DR. Nasaruddin Umar, “Arab Saudi adalah
kampung halaman kedua bagi masyarakat Indonesia. Betapa tidak, disanalah
terdapat dua kota suci yaitu Mekkah dan Madinah. Indonesia sebagai negara
dengan penduduk muslim terbesar di dunia tak mungkin bisa lepas dari Arab
Saudi,” kata Imam besar masjid Istiqlal ini beberapa waktu silam.
Mantap...Indonesia
Melakukan Kerja Sama Baik Dengan Arab Saudi
Untuk Perdagangan Islami
International Islamic Trade Finance Corporation
(ITFC), badan otonomi dalam Bank Pembangunan Islam (IDB) bekerja sama dengan
Otoritas Pengembangan Ekspor Saudi (Saudi Exports) serta Kamar Dagang dan
Industri (Kadin) Indonesia menggelar pertemuan guna memperkuat perdagangan
Islami.
Pertemuan "Business to
Business" (B2B) antara Indonesia dan Arab Saudi itu digelar saat Sidang
Tahunan ke-41 IDB di Jakarta, Senin yang dirancang untuk memberikan akses lebih
baik dalam kerja sama perdagangan bagi kedua negara, di samping mempromosikan
model pembiayaan perdagangan Islami.
"Pertemuan
ini merupakan sebuah tonggak dibangunnya kerja sama bisnis baru antara para
pengusaha dari dua negara anggota yang terhormat, Indonesia dan Arab
Saudi," kata Ketua Harian ITFC, Eng Hani Salem Sonbol dalam siaran pers
yang diterima di Jakarta, Senin.
Di antara
sasaran strategis dari IDB Group, kata dia, adalah memperkuat kerja sama dan
integrasi di antara negara-negara anggota, memastikan kesinambungan hubungan
antarnegara anggota, dan memfasilitasi pertukaran perdagangan di antara
negara-negara anggota.
Menurutnya,
ITFC akan terus menyampaikan program-program B2B bagi para pengusaha dari
negara-negara anggota untuk membuka jalan bagi kerja sama bisnis yang
menguntungkan.
"Tidak
hanya meningkatkan pertukaran perdagangan di antara negara-negara anggota
tetapi juga menciptakan kerja sama bisnis baru dalam perdagangan dengan
negara-negara lain di dunia," ujarnya.
Direktur
Jenderal Perkembangan Bisnis Saudi Exports, Bassam Bin Hamed Al Aujan
menambahkan pihaknya sangat bahagia dan sangat menantikan kerja sama dengan
ITFC karena begitu besarnya potensi di dalam pembiayaan perdagangan Islami
antara Arab Saudi dan Indonesia.
"Masih
begitu banyak hal yang bisa digali dan hal ini tentunya memotivasi kami untuk
menciptakan kerja sama awal ini sebagai langkah maju bagi produk-produk Arab
Saudi agar semakin mendapatkan tempat di pasar Indonesia," kata Bassam.
Pertemuan
B2B ini merupakan kerja sama awal antara ITFC dan Saudi Exports yang dihadiri
oleh 150 peserta, mulai dari pejabat pemerintah, pengusaha, pakar, investor,
pedagang, dan para petinggi perusahaan maupun individu di mana semakin
menekankan pentingnya pembangunan ekonomi Indonesia di samping perdagangan
antara Indonesia dan Arab Saudi.