Meski Negeri Haramain (Makkah dan
Madinah) saat ini terletak dalam wilayah Kerajaan Saudi Arabiah, hal ini tak
menjadi penghalang banyak orang terus mencaci dan menjelek-jelekkan negeri kaya
minyak ini. Berbagai tuduhan disematkan, mulai dari isu TKI, negeri wahabi,
antek Zionist dan Amerika, tidak punya andil dalam membantu perjuangan
Palestina, hingga isu penyandang dana ISIS. Tak sedikit yang termakan isu
negatif tentang negeri Haramain ini, apalagi media-media mainstream turut
menyebarkannya. Karena yang terus diberitakan adalah kekurangan-kekurangan
Saudi—meskipun kebanyakannya adalah fitnah—maka seolah-oleh Haramaian tak punya
lagi kehormatan dan keutamaan.
Berbeda jauh dengan Iran, Republik Syiah
yang dulunya adalah Persia, negeri Majusi penyembah api sebelum
diluluhlantakkan oleh pasukan kaum muslimin atas perintah Amirul Mukminin Umar
bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Iran terus diberitakan sebagai satu-satunya
negara “Islam” yang berani melawan hegemoni Amerika. Iran anti Israel, banyak
mendukung perjuangan Palestina, dan pujian-pujian lainnya yang tak lebih hanya
sandiwara dunia politik semata. Pada akhirnya, banyak yang bangga dengan Iran,
dan malu dengan Saudi Arabia.
Di antara Keutamaan Negeri Haramain:
1. Berkah doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam,
Makkah adalah kota yang aman sentosa dan rezki Allah melimpah untuk para
penduduknya.
Allah Ta’ala mengabadikan doa Nabi
Ibrahim untuk tanah Makkah dalam al-Qur’an, “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim
berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan
berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara
mereka kepada Allah dan Hari Kemudian.” (QS. al-Baqarah: 126).
2. Berkah doa Ibrahim, orang-orang
beriman cinta penduduk Makkah dan cinta kepada kotanya.
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya Aku telah
menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman
di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian
itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37).
3. Allah Ta’ala telah menetapkan Makkah
sebagai kota suci, yakni sejak penciptaan langit dan bumi. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman (artinya), “Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan
negeri ini (Makkah) yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala
sesuatu.” (QS. an-Naml: 91).
Nabi ﷺ bersabda
pada hari penaklukan kota Makkah, “Sesungguhnya kota ini, Allah telah
memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah kota suci dengan
dasar kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat “. (HR. Bukhari dan
Muslim).
4. Kota yang Paling Dicintai oleh
Rasulullah ﷺ
Tahukah Anda kota yang paling dicintai
oleh Rasulullah ﷺ? Itulah Kota Makkah. Sekiranya
Rasulullah ﷺ tidak terusir dari kota itu, niscaya
beliau tidak akan meninggalkannya. Ini tercermin dari sabda Rasulullah ﷺ, “Demi Allah! Engkau adalah sebaik-baik
bumi, dan bumi Allah yang paling dicintai-Nya. Seandainya aku tidak terusir
darimu, aku tidak akan keluar (meninggalkanmu).” (HR. Tirmidzi, shahih).
5. Tanah Haram tidak akan dimasuki
Dajjal.
Dajjal akan muncul dari Ashbahan dan akan
menelusuri muka bumi. Tidak ada satu negeri pun melainkan Dajjal akan mampir di
tempat tersebut. Yang dikecualikan di sini adalah Makkah dan Madinah karena
malaikat akan menjaga dua kota tersebut. Dajjal tidak akan memasuki kedunya
hingga akhir zaman. Dalam hadits Fathimah binti Qoisradhiyallahu
‘anhadisebutkan bahwa Dajjal mengatakan, “Aku akan keluar dan menelusuri muka
bumi. Tidaklah aku membiarkan suatu daerah kecuali pasti aku singgahi dalam
masa empat puluh malam selain Makkah dan Thoybah (Madinah Nabawiyyah). Kedua
kota tersebut diharamkan bagiku. Tatkala aku ingin memasuki salah satu dari dua
kota tersebut, malaikat menemuiku dan menghadangku dengan pedangnya yang
mengkilap. Dan di setiap jalan bukit ada malaikat yang menjaganya.” (HR. Muslim).
6. Madinah Kota Suci
Madinah oleh Rasulullah ﷺ dijadikan sebagai kota suci. Di sinilah
Islam tumbuh, berkembang, dan menyebar luas, sehingga semesta yang pada waktu
itu tertutup oleh kegelapan jahiliyah menjadi terang benderang oleh cahaya
Islam. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Ibrahim
menjadikan Makkah tanah suci dan aku menjadikan Madinah tanah suci di antara
tepinya. Tidak boleh ditebang kayu berdurinya dan tidak boleh diburu binatang
buruannya.” (HR. Al-Bukhari).
7. Jaminan Syafaat bagi Orang yang
Menanggung Kesusahan di Madinah dan Meninggal di Dalamnya
Ini merupakan sebuah kehormatan bagi
penduduk Madinah atau yang menziarahinya apabila meninggal di dalamnya.
Rasullah ﷺ menganjurkan umatnya agar menutup usia
di kota tersebut. Beliau bersabda, “Siapa yang mampu menutup usia di Madinah,
maka hendaklah dia meninggal di sana, karena aku memberi syafaat pada orang
yang meninggal di sana.” (HR. Tirmizi dan Ahmad).
8. Tempat Kembalinya Keimanan
Madinah adalah ibukota pertama umat Islam
dan darinya tersebar Islam ke seluruh penjuru alam. Dan setiap muslim menyimpan
rasa rindu untuk menziarahinya dan karena kecintaannya kepada Rasulullah ﷺ. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya keimanan akan
kembali ke Madinah seperti kembalinya seekor ular ke dalam lubangnya.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Inilah di antara keutamaan negeri
Haramain. Kiblat kaum muslimin. Negeri yang dicintai dan dirindukan oleh setiap
orang yang menyatakan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika seorang
khalilullah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam telah mendoakan keamanan atas negeri
ini, maka selayaknyalah sebagai seorang muslim untuk terus mendoakan dan
menjadi pembelanya.
PERSIA MENURUT AL-QUR’AN DAN HADITS
Meski hanya diisyaratkan penyebutannya
oleh Allah dalam Surah ar-Rum ayat 1-4, hal ini cukup menjelaskan bagi kita
bagaimana kedudukan Persia di mata kaum muslimin pada masa Rasulullah ﷺ.
“Alif laam Miim. Telah dikalahkan bangsa
Romawi di negeri yang terdekat, dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang
dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka
menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang
yang beriman.”
Bangsa Romawi adalah satu bangsa yang
beragama Nasrani yang mempunyai Kitab Suci sedang bangsa Persia (sekarang Iran)
adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). Kedua bangsa itu
saling perang memerangi. Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Romawi oleh
bangsa Persia, maka kaum musyrik Makkah menyambutnya dengan gembira karena
berpihak kepada orang musyrikin Persia, sedangkan kaum muslimin berduka cita
karenanya. Kemudian turunlah ayat ini menerangkan bahwa bangsa Romawi sesudah
kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. Hal itu
benar-benar terjadi. Beberapa tahun sesudah itu menanglah bangsa Romawi dan
kalahlah bangsa Persia.
Tentu tak bisa membandingkan keutamaan
Negeri Haramain dengan Persia. Haramain (Makkah dan Madinah) disebutkan
keutamaannya dalam nash-nash sementara Persia justru disebutkan keburukannya.
Dari Sini Dajjal akan Muncul
Jika Makkah dan Madinah tidak akan mampu
ditembus oleh Dajjal, sebaliknya Dajjal akan muncul dari Persia. Hal ini
ditegaskan oleh hadits-hadits Rasulullah ﷺ di
antaranya,
“Dajjal keluar dari daerah timur, namanya
Khurasan.” (HR. Timidzi, shahih).
Khurasan adalah satu wilayah yang luas di
sebelah timur Jazirah Arab. Saat ini, yang termasuk wilayah Khurasan adalah
Nishapur (Iran), Herat (Afganistan), Merv (Turkmenistan), dan berbagai negeri
di selatan sungai Jihun (sungai Amu Darya). (Mu’jam al-Buldan, 2:350).
Rasulullah ﷺ bersabda, “Dajjal akan keluar dari
daerah Yahudiyah Asbahan. Dia bersama 70 ribu orang Yahudi.” (HR. Ahmad).
Asbahan sering juga disebut Asfahan,
termasuk wilayah Iran, 340 km di selatan Teheran. Bukhtanshar menyerang Baitul
Maqdis dan menjadikan penduduknya sebagai tawanan, bersama orang Yahudi,
kemudian mereka ditempatkan di Asfahan. Akhirnya wilayah tersebut dinamakan
kampung Yahudiyah. Ibu kota Asfahan saat ini adalah Yahudiyah (Mu’jam
al-Buldan, 1:208).
Ibnu Katsir mengatakan, “Pertama mulai
munculnya Dajjal di Asbahan, tepatnya di dataran bebatuan, yang dinamakan kampung
Yahudiyah. Dajjal dibela oleh 10 ribu orang Yahudi dari penduduk Ashbahan.”
(An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim, Hal. 59).
Jika Anda perhatikan peta negara Iran,
Khurasan dan Asfahan berhimpit di bagian timur laut wilayah Iran. Kita tidak
tahu pasti awal kali Dajjal muncul di titik yang mana. Yang jelas, di dua
daerah, pertama kali Dajjal muncul dan mendapatkan banyak pengikut.
Meski katanya anti Israel, namun umat
Yahudi hidup tentram dan nyaman di Iran. Menurut situs Iran Jewish, situsnya
komunitas Yahudi Iran, saat ini ada sekitar 25.000 hingga 30.000 Yahudi di
Iran, terbanyak di ibukota Teheran, yakni berjumlah 15.000 orang.
Sebagian lainnya tinggal di Shiraz,
Isfahan, Kermanshah, Yazd, Kerman, Rafsanjan, Borujerd, Sanandaj dan Oromieh
Di negara ini ada sedikitnya 100 sinagog,
sekitar 26 di antaranya ada di Teheran. Mereka bebas beribadah di dalamnya.
Selain sinagog, umat Yahudi di Iran juga boleh mendirikan sekolah, pusat
budaya, perkumpulan pelajar dan mahasiswa, perpustakaan, dan balairung perkumpulan.
Mereka juga kerap menerbitkan buletin secara berkala.
Meskipun lagaknya melawan Zionis, tapi
Iran menjadi tempat yang aman bagi Yahudi. Bahkan Presiden Iran periode lalu,
Ahmadi Nejad yang banyak dielu-elukan oleh masyarakat muslim adalah keturunan
Yahudi.
Dari sinilah Anda bisa mendapatkan
jawaban, mengapa Dajjal muncul di Iran. Dari sini pula, Anda tahu kepada
siapakah Anda mestinya berpihak. Di pihak negeri yang jadi kiblat kaum muslimin
atau negeri yang dari sanalah munculnya Dajjal.
Sumber: Buletin al-Fikrah edisi ke-10
Tahun XVI, tanggal 13 Jumadal Akhirah 1436 H/3 April 2015 M