Senin
(30/5), kantor PBNU Pusat di Jakarta menerima kunjungan dua ulama Iran yaitu
Hojjatul Islam Dr. Hasan Zamani, Ketua Hubjungan Luar Negeri Hauzah Ilmiah Qom,
Iran dan Habib Abdul Ba’its, Khatib dan Imam Besar Masjid Jami’ Bandar Abbas,
Provinsi Hurmuzgan, Iran serta Waliyyullah Muhammadi, Dubes Republik Islam Iran
untuk Indonesia.
Mirisnya, rombongan tamu diterima langsung Ketua Umum dan Ketua PBNU, Prof. Dr.
KH Said Agil Siraj dan Dr. H. Hanif Saha Ghafur, Sekjen PBNU, HA. Helmy Faisal
Zaini dan H. Lutfi. A. Tamini, Sekjen Lembaga Kerjasama Ormas Islam.
Dalam
kunjungan itu, Said Agil menjelaskan bahwa Islam Indonesia adalah Islam yang
penuh dengan toleransi dan lapang dada. Dia juga menyebutkan tentang beberapa
karya ulama Iran yang karyanya dipakai sebagai buku rujukan dalam
pesantren-pesantren Syafiiyah di Indonesia.
“Seperti kitab Ihya Ulumuddin yang ditulis oleh Al Imam Al Ghazali,” kata Said
Agil.
Umat mau dibawa kemana oleh PBNU?
Menyikapi kedekatan hubungan para penganut Syiah dengan Kyai Said Aqil,
pastilah ada pertanyaan besar dalam hal ini. Kemana arah PBNU membawa umat
islam?
Sebagaimana diketahui bahwa polemik Sunni-Syiah adalah problem masa lalu yang
tetap aktual hingga akhir zaman, keduanya tidak akan mungkin bersatu
sebagaimana minyak dan air. Bersatunya Syiah atau Sunni dengan para pengkut
agama lain jauh lebih mudah dibanding menyatukan kedua aliran yang memiliki
Tuhan dan Nabi yang sama ini.
Di Iran, terutama di Teheran dengan mudah kita temui tempat-tempat ibadat agama
lain selain Islam, seperti gereja milik umat Kristen dan Sinagoge sebagai
tempat beribadah orang Yahudi, namun tak satu pun masjid milik pengikut Sunni
yang bisa diguna pakai melakukan salat Jumat, sebagaimana di Mesir dan Malaysia
yang tidak membolehkan kepada para penganut Syiah mendirikan masjid sendiri.
Di Indonesia juga demikian, jauh-jauh hari, demi menghindari adanya konflik
antara kedua aliran di atas, maka Departeman Agama RI sebagai lembaga keagamaan
resmi negara sudah mengeluarkan edaran terkait kesesatan Syiah yang jika
dibiarkan tumbuh dan berkembang di negara ini akan melahirkan konflik.
(nisyi/syiahindonesia.com)
http://www.syiahindonesia.com/2016/07/said-aqil-terima-baik-kunjungan-ulama.html
http://www.syiahindonesia.com/2016/07/said-aqil-terima-baik-kunjungan-ulama.html
Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Tolak
Campur Tangan Asing Dalam Konflik di Suriah ( terkesan bela al
kadzabBashar assad )
Pembantaian yang terjadi di Suriah mendapat perhatian
khusus dari Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI). LPOI menentang Amerika
Serikat yang bersikeras melancarkan aksi militer ke Suriah.
"LPOI menolak campur tangan asing dalam
permasalahan di Suriah, apalagi rencana Amerika yang akan melancarkan aksi
militer ke Suriah," Kata Ketua Umum LPOI KH. Said Aqil Siroj dalam
Konfrensi Pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2013).
LPOI menekankan dalam aksi militer yang akan
dilancarkan Amerika Serikat, Presiden Barack Obama harus menganalisis seribu
kali. Serta meminta kepada seluruh kelompok yang bertikai di Suriah agar dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada tanpa kekerasan.
"Presiden obama harus menganalisis seribu kali
dalam rencananya melakukan aksi militer di Suriah, jangan sampai permasalahan
di suriah terjadi seperti di irak yang tak kunjung selesai," ujar Said.
Konflik yang terjadi di Suriah mangakibatkan jatuhnya
banyak korban. LPOI berharap Pemerintah Indonesia sesegera mungkin mengevakuasi
warga Negara Indonesia yang masih berada di Suriah.
"Kita LPOI juga meminta kepada pemerintah
Indonesia, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri serta Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi untuk sesegera mungkin mengevakuasi sekitar 3 ribu WNI yang
masih berada di Suriah," tuturnya.
Dalam acara yang diadakan di Gedung PBNU tersebut,
dihadiri Ketua Umum NU Said Aqil Siroj dan Sekretaris Umum Lutfi A. Tamimi.
Serta perwakilan beberapa Ormas yang tergabung dalam LPOI dari Syarikat Islam
Indonesia Mufti dan Alif Ibrahim, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Amin
Lubis, Al-Wasliyah Aris Banaji, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI)
Wahyudi Patra, dan Mathlaul Anwar Fadli Karim.
Aqil Siradj: "AS Harus Menganalisis
Seribu Kali untuk Serang Suriah"
Dugaan penggunaan senjata kimi di Suriah yang dituduhkan
kepada pemerintah Basar al-Assad dan dijadikan dalih AS untuk menyerang negara
itu mendapat perhatian khusus dari Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI).
Dalam pernyataan hari ini, Rabu, 04/09/13, LPOI menentang Amerika Serikat yang
bertindak seperti koboi untuk melancarkan aksi militer ke Suriah.
http://islamtimes.org/id/doc/news/298547/aqil-siradj-as-harus-menganalisis-seribu-kali-untuk-serang-suriah
http://islamtimes.org/id/doc/news/298547/aqil-siradj-as-harus-menganalisis-seribu-kali-untuk-serang-suriah