Muhammad bin Ahmad Abu Al-Fatah
Asy-Syarastani Asy-Syafai’i (474-548 H), selanjutnya disebut Syarastani sempena
mengambil nama tempat kelahirannya. Tokoh yang sedang penulis bahas adalah
pakar ragam ilmu, namun para sejarawan sepakat bahwa spesifikasi keilmuan
Syarastani ada pada Ilmu Perbandingan Agama yang merupakan bagian dari Ilmu
Kalam (theology). Diriwayatkan bahwa semenjak kecil Syarastani sudah ‘gila
ilmu’ dan gemar melakukan penelitian, sebuah kegiatan yang lazimnya dilakukan
oleh para mahasiswa dewasa ini. Modal utama Syarastani adalah ketekunan dan
kecerdasan. Ketika memaparkan hasil penelitiannya, ia sangat moderat, tidak
emosional, dan argumen-ergumennya selalu disertai dengan hujah-hujah yang kuat,
hal itu menunjukkan bahwa dirinya memang menguasai masalah yang ia teliti.