Allah Tidak Menjadikan Dua Hati Dalam Diri Seorang ( Apabila hati seorang dipenuhi oleh keyakinan dan rasa cinta terhadap perkara yang bathil, maka tidak ada lagi ruang didalamnya untuk menempatkan keyakinan dan rasa cinta terhadap perkara yang haq ( Fawaidul Fawaid, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah ).
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Ada sebuah “obat stress” yang cukup manjur untuk dicoba. Ini sudah saya alami dan rasakan. Alhamdulillah, dampaknya sangat baik.
Obat stress ini mudah dilakukan. Tidak mengeluarkan biaya, malah hemat energi lagi. Tetapi kita butuhketeguhan hatiuntuk melakukannya. Pada awal-awal memulai “terapi” ini hati kita merasa berat, berat sekali. Karena kita sudah terbiasa mengonsumsi “racun” yang sebenarnya merugikan diri. Nah, untuk menjalankan terapi ini, syaratnya mudah saja: “Mau sabar dan tahan godaan pada awal-awalnya.” Itu saja.
Obat stress ini mudah dilakukan. Tidak mengeluarkan biaya, malah hemat energi lagi. Tetapi kita butuhketeguhan hatiuntuk melakukannya. Pada awal-awal memulai “terapi” ini hati kita merasa berat, berat sekali. Karena kita sudah terbiasa mengonsumsi “racun” yang sebenarnya merugikan diri. Nah, untuk menjalankan terapi ini, syaratnya mudah saja: “Mau sabar dan tahan godaan pada awal-awalnya.” Itu saja.
Saya yakin, terapi ini sangat manjur dan efektif. Tetapi karena menyangkut perilaku addictive(kecanduan) kita, maka harus ada keberanian dan kebulatan tekad untuk melawan kebiasaan sehari-hari. Ya, bagaimanapun untuk memulai sesuatu yang baik, tidak ada yang gratis. Harus ada pengorbanan kan…
Mungkin Anda bertanya-tanya, obat stress itu seperti apa? Bagaimana caranya? Apa yang harus dikonsumsi atau dilakukan sebagai sebuah terapi? Apakah cara ini berbiaya mahal? Apakah ada versi gratisnya, seperti umumnya pelayanan yang disukai bangsa Indonesia?
Obatnya sangat sederhana, bahkan mungkin sangat mencengangkan. Anda hanya diminta: “Mulai Berhenti Nonton Berita di TV atau Membaca Berita di Koran.” Hanya itu saja!
Mulailah kebiasaan baru, berhenti nonton berita TV, berhenti membaca koran, atau berhenti membaca berita di media-media online sekuler. Hanya itu yang diminta! Cara demikian sangat sederhana, tetapi butuh keberanian dan keteguhan hati untuk memulai.
Saya semula sangat berat untuk berhenti nonton berita di TV, atau membaca berita di koran. Berat sekali. Setiap melihat monitor TV, ingin rasanya tangan memencet tombol channel ke saluran-saluran berita.
Selama bertahun-tahun, saya -jujur saja- ketagihan nonton berita di TV. Dan untuk menghentikan kebiasaan itu, amat sangat sulit. Berat, berat sekali. Tetapi ternyata, perjuangan ini hanya membutuhkan waktu beberapa hari saja. Kalau kita konsisten tidak nonton berita TV selama 2 minggu nonstop, insya Allah kita akan bisa mengabaikan berita-berita itu.
Dampak yang sangat nyata saya rasakan, ternyata otak kita lebih bersih, pikiran kita lebih jernih, emosi kita lebih terjaga. Bahkan kita bisa fokus dengan tugas sehari-hari. Berita-berita TV itu datang menggempur kita dengan aneka serangan yang berdaya rusak terhadap akal, perasaan, dan emosi. Ketika berita-berita itu dihentikan, alhamdulillah beban-beban stress serasa berkurang jauh.
Saya sangat menyarankan Anda semua untuk mencoba cara ini. Cobalah mulai kebiasaan baru yang insya Allah lebih bermanfaat.
Kita tahu, TV-TV selama ini umumnya dibangun di atas kepentingan non Islam, bahkan anti Islam. Nah, semua itu menjadi sumber keresahan jiwa yang sangat berat. Otak kita serasa dikendalikan oleh “Big Hand” yang tidak terlihat. Tahu-tahu, kehidupan di sekitar kita penuh dengan masalah-masalah.
Lalu, bagaimana dengan soal update berita?
PERTAMA, untuk update berita, kita bisa melihat media-media Islam, seperti media online, majalah, tabloid, atau buletin Islam. Media-media itu cukup memadai untuk mengobati kehausan seputar berita-berita aktual. Insya Allah, para pengeloa media Islam sudah berpikir 1000 kali untuk memuat hal-hal yang positif dan menghindari berita negatif.
KEDUA, bagi tokoh ulama, jurnalis Muslim, politisi Muslim, atau para dai yang sangat membutuhkan update berita, dan mereka concern di bidang itu; ya silakan saja. Itu sudah hak mereka. Tetapi bagi kaum Muslimin yang tidak ada urusan dengan perkara-perkara itu, sudahlah lupakan saja berita TV, koran, situs-situs sekuler. Lupakan saja, Bung!
KETIGA, sebagai ganti dari kebiasaan makan berita media-media sekuler, mulailah kesibukan baru mengkaji kandungan Al Qur’an dan As Sunnah. Jangan takut tidak mendapat update berita. Tetapi mulai tanamkan dalam diri, rasa takut jika tidak meng-update kandungan Al Qur’an dan Hadits Nabi Saw. Sejatinya, Anda tidak rugi kalau tidak update berita, tetapi akan sangat rugi kalau melupakan Kitabullah dan As Sunnah.
Demikian “obat stress” praktis yang bisa disampaikan. Mulailah, dan rasakan sensasinya! Insya Allah hidupmu akan segera berubah! Lupakan semua provokasi media-media sekuler itu. Lupakan saja! Anggap otak mereka kering dari ide-ide Qur’ani dan Sunnah Nabi, maka kalau kita luput dari berita-berita yang mereka sajikan, kita tak akan rugi.
Sekedar catatan, beberapa saat lalu ketika memindahkan channel ke saluran TV non berita, tak sengaja saya masuk ke channel berita untuk beberapa detik. Sekilas tampak disana, ada seorang pejabat polisi memamerkan senjata-senjata yang katanya disita dari teroris.
Melihat tayangan itu, saya hanya tertawa saja. “Wis, sak karepmu lah. Kamu mau jungkir balik pun silakan. Aku sudah komitmen, goodbye berita-berita TV. Semua itu hanya sampah yang memusingkan kepala. Lupakan berita, opini, dan perdebatan di TV, mulailah membangun kehidupan baru!”
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.
[Abinya Syakir].
Zuhud terhadap perkara yang
tidak bermanfaat, yang hukumnya bisa mendekati keharaman [ tingkat ke
samarannya/syubhatnya kuat ]. Hal tersebut juga merupakan Zuhud terhadap segala
sesuatu selain Allah dan segala yang menyibukan Anda dari-Nya. Media Cetak ( Koran
dll ) dan Media Elektronik ( Televisi,Video dan sejenisnya ) banyak Mudharat,
merusak Jiwa/Fikiran serta menghambat/mengganggu kesibukan Anda kepada Allah`azza
wa jalla. Media-media tersebut banyak menampilkan pornografi, kebebasan ala
barat dan bertujuan merusak aqidah umat islam ! Mereka bekerja dengan rujukan
grand design/blue print " Penghancuran Aqidah/ Tauhid Umat Islam"
yang disuply tuan baratnya. Badai penghancuran Pikiran Bawah Umat Islam semakin
dasyat dan merusak waktu " Maghrib/Isya " umat Islam.
Kesibukan tersebut tidak mendatangkan pahala dan menolong anda di Akherat. Hal tersebut bukan Ilmu yang bermanfaat buka artikel :
Kesibukan tersebut tidak mendatangkan pahala dan menolong anda di Akherat. Hal tersebut bukan Ilmu yang bermanfaat buka artikel :
http://lamurkha.blogspot.com/2015/03/perlukah-mengetahui-perkembangan-berita.html
terkait zuhud, bisa baca buku :
Tazkiyatun Nafs, DR. Anas Ahmad Karzon
Fawaidul Fawaid, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
Ketika Televisi Menjadi Orang Tua Ketiga
terkait zuhud, bisa baca buku :
Tazkiyatun Nafs, DR. Anas Ahmad Karzon
Fawaidul Fawaid, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
Ketika Televisi Menjadi Orang Tua Ketiga
Ada dua fakta televisi yang tidak
diperdebatkan lagi. Pertama, televisi merupakan faktor perusak dan penghancur
di sebagian besar program acaranya. Kedua, televisi merupakan faktor pembangun
di beberapa program, namun ini sangat minim. Itulah opini para ibu di beberapa
negara yang menjawab angket pendukung penulisan buku ini. Saya menemukan 85%
para ibu berpendapat bahwa televisi merupakan faktor negatif yang memengaruhi
pendidikan anak. Mereka mengatakan bahwa televisi sangat berbahaya, bahayanya
melebihi menfaatnya, perusak perilaku anak, dan penyebab munculnya problematika
anak. Sementara itu, para ibu yang lainnya berpendapat bahwa televisi merupakan
suatu kebutuhan, namun penggunaannya harus dengan beberapa persyaratan
tertentu. Disini, kita membahas bahaya televisi karena kita sedang membahas
televisi sebagai pengaruh negatif dalam pendidikan anak.
Bahaya Televisi terhadap
Anak
Selama menelaah buku-buku yang berbicara
seputar pengrah televisi terhadap anak, saya menemukan banyak penelitian yang
menjelaskan bahaya televisi yang diklasifikasikan dalam beberapa bagian,
diantaranya: bahaya dari sisi keberagaman anak, bahaya dari sisi perilaku anak,
bahaya dari sisi kesehatan, dan bahaya dari sisi kemasyarakatan. Berikut ini
beberapa bahaya yang paling tampak.
1) Televisi dan
Agama
·
Tidak sedikit program televisi yang
menyuguhkan acara anak yang merupakan hasil impor dari negara-negara Barat,
yang dapat merusak fitrah keimanan anak kepada Allahsubhanahu wa ta’ala. Terlebih lagi, ada program acara anak yang menceritakan adanya
tuhan dengan nama tertentu, seperti bernama “Tuhan” Zella (Godzila) sang
penyelamat manusia dari kejahatan. Ada cerita tentang peperangan di luar
angkasa; menggambarkan adanya musuh manusia di planet lain yang dapat
menghancurkan bumi. Acara tersebut menggambarkan alam semesta dan kehidupan
seakan-akan sebuah dongeng, jauh dari gambaran islami tentang alam semesta,
kehidupan, dan manusia. Kebanyakan program acara tersebut menceritakan tentang
alam semesta yang besar tanpa ada kendali dari kekuasaan Allah subhanahu wa
ta’ala.
Acara ini justru menceritakan bahwa alam semesta ini
dikendalikan oleh dua kekuatan: kekuatan jahat dan kekuatan bagi yang saling
berebut kekuasaan, padahal sebenarnya hanya Allah subhanahu wa ta’ala yang kuasa mengatur dan mengendalikan segala sesuatu di alam
semesta ini. Contoh (buruk yang bertentangan dengan prinsip keimanan ini
adalah) film yang menggambarkan akal di sentral alam semesta ini dan akal
itulah sumber peraturan alam semesta ini[1].
·
Bila kita perhatikan program acara tersebut,
kita dapat menemukan bahwa sebagian besar acara anak itu tidak sesuai dengan
ajaran agama kita.
Contohnya, acara anak “Hai Simsim, bukalah!” Acara ini merupakan
terjemahan dari film Amerika. Meskipun program acara ini lebih sedikit efek
negatifnya bagi anak, tetapi memiliki beberapa unsur negatif. Akibat pengaruh
negatif program acara anak ini, salah seorang anak yang menonton acara tersebut
bersujud kepada boneka agar mengabulkan semua permintaannya![2]
2) Televisi dan
Perilaku Anak
·
Secara umum, televisi dapat membuat anak
–dengan menyempatkan diri untuk menontonnya- berkepribadian negatif,
menyebabkan anak menjadi bodoh, kurang peduli, kurang peka, dan dapat
menyebabkan anak melakukan tindak anarkis, jauh dari sifat kasih sayang[3].
·
Anak menjadi korban iklan perdagangan yang acapkali mengandung
norma-norma negatif bagi para pemirsanya, seperti sifat tamak, mubadzir, saling membanggakan diri, tidak peduli suka menguasai,
bertindak anarkis, dan berusaha untuk menarik perhatian lawan jenis. Banyak
iklan yang menayangkan orang telanjang, padahal iklan seperti ini mendapatkan
kritik di negara-negara Barat sendiri![4] Terlebih lagi iklan-iklan seperti itu menarik
simpati anak untuk membeli produk yang terkadang berbahaya bagi kesehatan anak![5]
·
Penayangan informasi internasional maupun
nasional tentang para artis dan atlet sebagai bintang dan pahlawan, hal ini
dapat mendorong anak untuk mengagumi dan mengidolakan mereka dan tidak
mengetahui para bintang dan pahlawan sebenarnya, orang-orang yang terkemuka
dalam sejarah, ilmu pengetahuan, dan perjuangan, khususnya di negerinya
sendiri, juga dalam sejarah Islam.[6]
·
Para dokter ahli menilai bahwa televisi
merupakan sumber bahaya bagi perilaku anak yang memiliki kecenderungan seksual.[7] Televisi juga berperan sebagai pembangkit diri
naluri seksual pada anak.[8]
·
Televisi dapat mencetuskan sifat anarkis
(kekerasan) pada jiwa anak atau menambah kenakalan anak. Ada penelitian yang
menjelaskan bahwa 70% orang tua mencela tindakan anarkis anak yang disebabkan
oleh cerita-cerita dan tayangan kriminal secara brutal di televisi atau
disiarkan di radio.[9] Tayangan tentang tindakan kriminal dan brutal
tersebut mendorong anak yang tidak memiliki kecenderungan bersikap anarkis
untuk mencoba dan menirunya, juga dapat menambah kenakalan pada anak yang
memiliki kecenderungan sikap anarkis.[10] Anak yang sering menonton acara televisi yang
mengandung unsur tindakan anarkis, kecenderngannya untuk bertingkah nakal
menjadi lebih tinggi daripada anak yang tidak menontonnya.[11]
3) Televisi dan
Bahaya Kesehatan Anak
·
Duduk dalam waktu lama di depan televisi dapat
menyebabkan bahaya di punggung, sama seperti bahayanya membawa barang berat.
·
Berlebihan dalam mengisi muatan informasi pada
susunan saraf anak dengan kondisi cahaya yang menyilaukan akan menyebabkan anak
mengidap penyakit yang dikenal dengan sebutan epilepsi televisi. Penyakit itu akan menjadi bertambah parah bila anak masih
sangat kecil![12]
·
Televisi dapat mempersempit waktu anak untuk
bermain, khususnya permainan yang melatih kemampuan daya kreativitas, dan
mempersingkat waktu tidur anak.[13] Juga berdampak negatif bagi indera pendengaran
dan penglihatan anak.[14]
·
Menurut kesehatan, anak kecil di bawah usia
dua tahun sangat berbahay menonton televisi.
4) Bahaya
Televisi terhadap Daya Berpikir Anak
Sebagian besar acara televisi untuk
anak-termasuk acara program pendidikan-tidak mampu mengembangkan potensi
kecerdasan anak karena mayoritas acara tersebut menyuguhkan jawabab/solusi
praktis. Hal ini melemahkan potensi anak untuk berpikir.[15]
5) Televisi dan
Keluarga
Televisi dapat menjauhkan hubungan di antara
individu keluarga. Sebagian keluarga ada yang tidak berkumpul bersama kecuali
ketika menonton sinetron dan film. Kebersamaan seperti ini tidak mengandung
unsur interaksi antarindividunya, juga membuat anak tidak leluasa dalam berbuat
dan bersikap dengan kedua oran tua tercinta.
Prinsip-prinsip yang
Ditawarkan untuk Menjauhkan Anak dari Bahaya Televisi
·
Jauhkan mengizinkan anak menonton televisi
lebih dari satu jam per hari. Adapun anak yan masih menyusui ASI (anak di bawah
usia dua tahun), dokter menyarankan agar ketika menyusui, ibu tidak
memposisikan anak berhadapan dengan televisi karena pertumbuhan fungsi otak
anak masih belum sempurna.[16]
·
Jadikanlah apa yang ditonton anak sebagai
kesempatan bagi orang tua untuk menajarkannya; perbuatan mana yang benar dan
yang salah.[17]
·
Berikanlah kepada anak kegiatan sosial di
dalam atau di luar rumah dan berikanlah hiburan pengganti.
·
Penting sekali bagi orang tua untuk memberikan
contoh kepada anak supaya tidak menonton program acara televisi yang tidak
bermanfaat dan bertentangan dengan agama.
·
Janganlah menggunakan televisi sebagai alat
untuk menenangkan anak, atau untuk memberikan ganjaran atau hukuman. Menurut
persaksian para ibu-yang turut menjawab angket yang disebarkan- ada di antara
mereka yang menjadika tontonan televisi sebagai cara untuk memberikan ganjaran
atau hukuman bagi anak!
·
Tanamkanlah pada diri anak untuk menghargai
waktu melalui ucapan dan praktik agar anak tidak menghabiskan waktu di depan
televisi.
·
Pastikanlah anak meminta izin terlebih dahulu
sebelum menghidupkan televisi, tentunya setelah orang tua membatasi program
acara televisi apa saja yang boleh ditonton anak dan menentukan waktu untuk
menonton; selama tidak lebih dari satu jam. Yang terpenting lagi, biasakanlah
anak menonton televisi sambil duduk.
·
Berikanlah hadiah per minggu bagi anggota
keluarga yang paling jarang menonton televisi dalam seminggu.
·
Hendaknya memperhatikan syarat-syarat
kesehatan dalam menonton televisi, seperti minimal jarak antara televisi dan
penonton sejauh enam kaki (l.k. dua meter), layar TV sejajar dengan pandangan
mata atau di bawahnya, dan ruang tempat menonton haru terang untuk
menetralisasi cahaya yang memancar dari layar televisi.
Ditulis ulang dari Ensiklopedi Pendidikan Anak
Muslim karya Hidayatullah binti Ahmad, penerbit Fikr.
Penyadur: Muhammad Nur Ichwan
Artikel www.muslim.or.id
[1] Al Ijhazu ‘ala at-Tilfaz hlm. 132-133.
[2] Al-Isykaliyah al-Muashirah fi Tarbiyat
ath-Thifl al-Muslim, hlm. 25, dengan beberapa penyeusaian.
[3] A-I’lam al-Idzaiy wa at-Tilifizyuniy hlm.
245-246.
[4] Abna-una wa Lughat Kut-Syi wal al Kat-yib hlm.
54-55.
[5] At-Tilifizyunu Baina al-Hadam wa al-Banana-I
hlm. 77.
[6] Ahammiyah alI’lam fi al-Islam, majalah Nadwa
ath-Thalib hlm. 10; ath-Thifl al-Muslim Baina Manafi’ at-Tilifizyun wa
Madharrihi hlm.146 dan seterusnya; Nazharah Islamiyah li al-Insani wa
al-Mujtama’I Khila al-Qarni Rabi’i ‘Asyara hlm. 33.
[7] At-Tilifizyun Hal Yutiru al-Athfal, intenet,
islam online.
[8] Al-Ijhazi alaa at-Tilfaz hlm. 121.
[9] Al-I’lam wa ar-Risalat at-Tarbiyah hlm. 83-84
[10] At-Tilifizyunu Baina al-Hadam wa al-Banana-I
hlm. 91 dengan penyesuaian.
[11] ath-Thifl al-Muslim Baina Manafi’
at-Tilifizyun wa Madharrihi hlm. 125; Tanmiyah al-Maharati al-Ijabiyah hlm. 63.
[12] Athfaluna wa at- Tilifizyun hlm. 10.
[13] Hal Yashbahu at-Tilfaz Badilan li Hikayah
al-Jaddah hlm. 34; At-Tilifizyunu Baina al-Hadam wa al-Banana-I hlm. 104; Dalil
al-Walidain ila Tansyiati ath-Thifl hlm. 229.
[14] A-I’lam al-Idzaiy wa at-Tilifizyuniy hlm. 343;
al-Abts al-Mubasyir hlm. 65.
[15] At-Tilifizyun Jalisun Sayyi-un li al-Athfal,
internet; islam online.
[16] At-Tilifizyunu Baina al-Hadam wa al-Banana-I
hlm. 195-196
[17] At-Tilifizyunu wa Bina adh-Dhamir, internet,
islam online. Ar-Ru’yah al-Islamiyah li ‘Ilam ath-Thifl hlm. 107.
KEJAHATAN GLOBAL ZIONIS DI DALAM RUMAH ANDA
Propaganda-propaganda Zionis Yahudi/Kufar yang
menyerang Muslimin melalui media televisi dengan tujuan:
1.Menyia-nyiakan waktu, umur dan kehidupan.
2.Melalaikan tugas dan kewajiban.
3.Memutuskan tali silaturhmi.
4.Menyebarkan keraguan dan menghilangkan
kepercayaan di antara umat manusia.
5.Mengganggu keharmonisan hubungan keluarga.
6.Alat transformasi kejahatan dan kebejatan
moral.
7.Mengajarkan ihtilath kepada masyarakat.
8.Mengajarkan sikap, pola dan gaya hidup yang
tercela.
9.Membiasakan para pemirsa mendengar musik dan
lagu.
10.Membiasakan para pemirsa tidak ber-ghoddul
bashor (menahan pandangan).
11.Membiasakan umat menyaksikan kemungkaran
tanpa berusaha untuk mengingkarinya.
12.Mempengaruhi dan menurunkan prestasi belajar
para murid dan mahasiswa generasi muda.
13.Tasywih (memperburuk citra) terhadap sejarah
Islam.
14.Menciptakan tsaqafah ( pemikiran &
budaya tidak benar kepada anak.
15.Menyebarluaskan kerusakan di antara
orang-orang yang beriman.
16.Penyebab timbulnya berbagai masalah kejiwaan
dan seksual.
17.Mengganggu kesehatan dan menimbulkan
kerugian materi
18.embuat sibuk sehingga melalaikan urusan yang
lebih penting.
19.Memusatkan perhatian masyarakat hanya untuk
urusan olahraga.
20.Mengangkat dan meninggikan kedudukan, peran
dan derajat orang-orang fasik yang digambarkan telah berhasil mencapai puncak
kenikmatan hidup.
21.Menyebarluaskan dan mengesahkan berbagai
istilah bathil.
23.Mengarahkan dan memusatkan perhatian
masyarakat kepada berbagai hal remeh dan tidak berguna.
24.Menunjukkan dan memusatkan perhatian
masyarakat kepada pentingnya peranan dan keikutsertaan kaum wanita dalam
berbagai bidang kegiatan di luar rumah.
25.Mempromosikan dan memamerkan kebesaran
kebudayaan barat.
26.Menanamkan pola pikir perpecahan pada
generasi muda Islam dengan menunjukkan bahwa ada perbedaan yang mendasar di
antara umat Islam.
27.Mengajarkan sifat munafik kepada manusia.
28.Mendorong kegiatan olah raga secara
intilath.
29/Menghancurkan dinding pemisah antara umat
Islam dengan Yahudi.
30.Memperburuk citra umat Islam.
31.Menanamkan rasa takut umat Islam terhadap
musuh Islam.
32.Menanamkan rasa simpati dan mengusir curiga
umat Islam terhadap tentara salib di Eropa dan Amerika.
Televisi menjadi satu-satunya sumber dan pusat
inforrmasi bagi umat manusi dalam mendapatkan tsaqafah dan fikrahnya. Sumber:
Televisi Mamfaat dan Mudharat, karya: Dr. Awadl Manshur
Diposkan oleh UKM Forum Ukhuwah dan Study Islam di Sabtu, Maret 03, 2012 Lokasi: SD Utan Kayu, Jalan Kramat Asem, Jakarta Capital Region 13130, Indonesia
Discard/Delete Forever Media-media
dibawah ini dari Pikiran Anda !!
Bukan media Islam/Syar'i
Tujuannya merusak Aqidah dan Pola hidup umat Islam
Grand Designnya membuat umat islam menjauhi agamanya dan Mengubah Demografi Indonesia
akhirnya Kelompok tertentu akan mendominasi Geo Politik dan Geo Sosial Indonesia !!!
Tujuannya merusak Aqidah dan Pola hidup umat Islam
Grand Designnya membuat umat islam menjauhi agamanya dan Mengubah Demografi Indonesia
akhirnya Kelompok tertentu akan mendominasi Geo Politik dan Geo Sosial Indonesia !!!