Tuesday, June 16, 2015

Syiah Di Balik Pembantaian Yang Terjadi Di Suriah?

TAK ada yang lebih diuntungkan daripada kaum Syiah dengan adanya gejolak reformasi Timur Tengah. Termasuk di Suriah. Suriah, sebuah negara di selatan Asia barat dan terletak di pesisir timur Mediterania, berbatasan dengan Turki di utara, dengan Irak di timur, dengan Lebanon dan laut Mediterania di Barat, dan dengan Yordania dan Palestina pendudukan di selatan, dengan letak geografis yang sangat strategis seperti itu, tidak heran jika negara ini menjadi jembatan penghubung antara Asia dan Eropa.
Sekitar 74 persen populasi Suriah beragama Muslim Ahlussunnah, 13 persen lainnya Alawi dan Syiah Imamiyah atau Ismailiyah. 10 persen warga Suriah beragama Kristen, dan tiga persen sisanya adalah warga etnis Druze.

Krisis berdarah di Suriah sejak tujuh bulan lalu dengan campur tangan tidak langsung Amerika Serikat, rezim Zionis Israel, dan Perancis di satu sisi, dan disisi lain diprovokasi oleh sejumlah negara regional termasuk Arab Saudi, Yordania, Turki, dan kelompok-kelompok pro-Barat di Lebanon. Krisis dimulai di sebuah kota di Daraa yang mayoritas Sunni, dan sama seperti fenomena politik-keamanan dan sosial lainnya, krisis itu berubah arah menyusul reaksi dari para pemain di dalam dan luar negeri.
Selama bertahun-tahun dan sepuluh tahun yang lalu, Iran beroperasi dan bekerja di Suriah untuk menyebarkan Syiah yaitu membangun husainiyyat (Syiah) dan membuka pusat-pusat Syiah. Mereka tidak membeli orang-orang dengan uang dan memfasilitasi dengan rumah-rumah, akomodasi dan mobil agar orang-orang (Suriah) itu menjadi Syiah. Namun semua dengan cinta.
Pemerintah Suriah memberikan layanan kepada Iran dan membantu mereka merencanakan untuk menyebarkan Syiah di Suriah, sebuah negara Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Ada ribuan rakyat Iran, terdapat di Damaskus, Aleppo, dan Latakia; mereka membujuk orang untuk terlibat dalam doktrin Syiah. Kemudian, Iran telah mengirim (ke Suriah) tentara Iran di Teheran, senjata dan ahli-ahli militer yang melibatkan diri dalam pembunuhan kaum Ahlus Sunnah wal Jama’ah di Dir’a, Homs dan Lattakia, Hama, dan Hibr as-Shafur, Idleb, Aleppo, Der Zor dan kota-kota lainnya di Suriah.
Di kota Hamma (Homes) mayat-mayat perempuan dan anak berserakan. Kota Hamma yang menjadi pusat gerakan dihancurkan dari darat dan udara. Segala senjata digunakan oleh rezim Syiah Alawiyyin. Syiah Alawiyyin merupakan kelompok Syiah “ghulat” (ekstrim), yang sekarang berkuasa di Suriah.
Sebuah laporan bagaimana pasukan Bashar al-Assad menculik anak-anak aktivis, dan kemudian menembak kepalanya dan mayatnya dibuang di jalan-jalan. Sebuah laporan dari berbagai wartawan dan lembaga hak-hak asasi manusia, yang mengunjungi Suriah, menuturkan kisah-kisah yang  sangat mengerikan.
Bahkan ada anak-anak, bukan hanya ditembak kepalanya, tetapi tubuhnya disayat-sayat dengat pisau. Seorang anak yang sebelumnya diculik, kemudian dipotong-potong, dimasukan ke dalam plastik, kemudian dibuang didepan rumahnya. Semuanya itu merupakan teror yang dijalankan militer rezim Bashar al-Assad.
Ratusan perempuan yang tewas, yang sebelumnya diperkosa oleh pasukan yang setia kepada Bashar al-Assad. Mayatnya dibuang dipinggir-pinggir jalan. Aksi kekejaman dan kejahatan rezim Bashar al-Assad, masih terus berlanjut, dan tidak lagi mengindahkan seruan dunia internasional.
Bashar al-Assad merupakan bentuk lain dari ayahnya Hafez al-Assad yang sudah melakukan kejahatan yang tak terperikan terhadap rakyat Hamma, di tahun l982, yang menghancurkan wilayah itu dengan melakukan serangan udara dan darat. Lebih dari 100 ribu penduduk kota Hamma tewas, dan kota Hamma rata dengan tanah. Peristiwa yang terjadi di tahun l982 itu, kini diulangi lagi oleh anaknya, Bashar al-Assad.
Diatas kekejaman  yang sekarang terjadi ini, lebih getir lagi, masuknya milisi Hesbullah dari Lebanon, Brigade Al-Mahdi dari Irak, dan pasukan Garda Republik dari Iran. Semua bahu membahu dengan pasukan rezim Bashar al-Assad, menghadapi kekuatan oposisi di Suriah, yang menginginkan  diakhirinya pemerintahan Bashar al-Assad.
Masuknya kekuatan Hesbullah, Brigade Al-Mahdi, dan Garda Republik dari Iran, mengindikasikan, usaha-usaha mempertahankan rezim Bashar al-Assad, sebagai langkah yang sangat strategis, bertujuan mempertahankan hegemoni rezim Alawiyyin di Suriah, yang menjadi mitra kekuatan militer dan politik bagi rezim Syiah di kawasan Timur Tengah. [sa/islampos/syiahali/nahimunkar/time/berbagai sumber]