Tatkala saya tengah 'iseng' melihat Syi'ah
yang begitu membenci Imam Al-Bukhari rahimahullah dengan mata dengki dan otak
bodoh mereka pada webnya (syiahali.wordpress.com),
saya mendapatkan penulis di blog tersebut turut pula menyatakan bahwa kitab
mereka yang paling nomor satu yakni Al-Kafi yang ditulis oleh ulama besar
mereka yaitu Al-Kulaini tidaklah semuanya shahih dan barangsiapa yang
mendakwakannya (semua riwayat padanya shahih) maka ia kafir dan murtad.
syiahali.wordpress.com berkata
(screenshot --> klik <--)
:
Barang siapa yang mendakwahkan (seluruh)
riwayat al-Kâfî demikian (sahih) maka dia adalah kafir dan murtad.
Sungguh menggelikan, betapa dungunya si
penulis yang ternyata miskin terhadap pernyataan para ulamanya sendiri mengenai
keshahihan Al-Kafi. Bila tidak ingin dikatakan demikian, maka sesungguhnya si
penulis dungu tersebut telah berlaku kurang ajar, sok pintar; merasa lebih
'alim (berilmu) daripada ulamanya sendiri, yang dengan kesemuanya itu maka
berarti ia mengkafirkan banyak dari para ulama besar Syi'ah sebagaimana yang
akan saya paparkan.
Dan inilah yang menjadi tema pembahasan kali
ini, adapun omongan ngawur si penulis terhadap Imam Al-Bukhari, sesungguhnya syubhatnya
tersebut sudah sangat basi dan kadaluarsa, sudah banyak para asatidz yang
membantah. Imam Al-Bukhari sangat jauh lebih berilmu daripada si penulis dungu
tersebut, tidak perlu saya banyak berbicara mengenai keilmuan beliau yang telah
masyhur di Dunia Islam. Jangankan kepada Imam Al-Bukhari, ulama si penulis
dungu tersebut saja dikafirkan olehnya dan dia merasa lebih pintar daripadanya,
lalu bagaimana halnya dengan ulama dari musuhnya yakni Imam Al-Bukhari
rahimahullah.
Banyak dari para ulama besar Syi'ah yang
menyatakan keshahihan Al-Kafi. Dan diantara para ulama besar Syi'ah yang telah
dikafirkan oleh si penulis dungu tersebut adalah Al-Kulaini penulis dari
Al-Kafi. Dunia Syi'ah memberinya gelar Tsiqatul Islam. Bukan Syi'ah bila tidak
mengetahui Al-Kulaini. Tak perlu saya menjelaskan lagi kedudukannya yang telah
masyhur dan amat agung di mata para ulama Syi'ah. Al-Kulaini sendiri lah yang
telah menyatakan keshahihan riwayat-riwayat yang ada pada Al-Kafi dengan
mengatakan pada muqaddimah kitabnya sbb :
وقلت: إنك تحب أن يكون عندك كتاب كاف يجمع [فيه]
من جميع فنون علم الدين، ما يكتفي به المتعلم، ويرجع إليه المسترشد، ويأخذ منه من يريد
علم الدين والعمل به بالآثار الصحيحة عن الصادقين (عليهم السلام) والسنن القائمة التي
عليها العمل، وبها يؤدي فرض الله عزوجل وسنة نبيه (صلى الله عليه وآله)، وقلت: لو كان
ذلك رجوت أن يكون ذلك سببا يتدارك الله [تعالى] بمعونته وتوفيقه إخواننا وأهل ملتنا
ويقبل بهم إلى مراشدهم
Aku berkata: “Sesungguhnya engkau ingin mempunyai sebuah
kitab yang lengkap yang terhimpun di dalamnya semua bidang ilmu agama (Islam)
yang memadai bagi seseorang pelajar, yang menjadi rujukan bagi pencari hidayah
dan dapat mengambil darinya bagi orang yang menginginkan ilmu agama serta
beramal dengannya melalui riwayat-riwayat yang shahih dari orang-orang yang
benar (Ash-Shadiqin) 'Alaihim As-Salam (imam-imam Ahlul Bait) dan (mengandungi)
sunnah yang diyakini yang dapat diamalkan serta (dengan atsar-atsar ini) dapat
dilaksanakan segala kefardhuan yang ditetapkan oleh Allah ‘Azza Wa Jalla dan
Sunnah Nabi-Nya Shallallaahu 'Alaihi Wa Aalihi. Dan aku katakan: “Jika
demikian, aku harapkan ia (kitab) ini menjadi sebab untuk Allah memberikan
pertolongan dan taufiq-Nya kepada saudara-saudara kita dan penganut ajaran kita
serta memberikan petunjuk kepada mereka”. [Muqaddimah
Al-Ushul Min Al-Kafi 1/8]
Lihatlah, begitu amat jelas pernyataan dari Al-Kulaini yang terang-terangan
mengatakan bahwa Al-Kafi dengan riwayat-riwayatnya adalah shahih. Para pemeluk
agama Syi'ah sangat sakit hati dengan kenyataan ini yang timbul dari mulut
ulama besar mereka sendiri, maka mereka pun berusaha memelintirnya dengan
mengatakan sbb :
Al-Kulaini tidak menyatakan bahwa seluruh
riwayat yang diambilnya shahih, dia berkata : Hadapkanlah riwayat-riwayat itu
kepada Kitabullah, apa yang sesuai ambillah dan yang menyalahi Kitabullah
tinggalkanlah [Al-Kafi 1/8]
Ini jelas-jelas adalah pemotongan dan
kecurangan ilmiyyah demi hawa nafsu dan sangat bersifat asumsi belaka.
Jelas-jelas bahwa kelengkapan perkataan Al-Kulaini tersebut sebelumnya adalah :
فاعلم
يا أخي أرشدك الله أنه لا يسع أحدا تمييز شئ مما اختلف الرواية فيه عن العلماء عليهم
السلام برأيه، إلا على ما أطلقه العالم بقوله عليه السلام: " اعرضوها على كتاب
الله فما وافى كتاب الله عزوجل فخذوه، وما خالف كتاب الله فردوه
Ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya tidaklah
dibenarkan seseorang menggunakan pandangannya sendiri untuk membedakan
riwayat-riwayat yang berselisih yang datang dari para ulama 'alaihim as-salam
kecuali didasarkan atas apa yang disabdakan Al-'Alim 'alahissalam. ‘Hadapkan
riwayat-riwayat itu kepada Kitabullah, apa yang sesuai ambillah dan yang
menyalahi Kitabullah tinggalkan’
Jadi jelas bahwa nukilan sebenarnya
menunjukkan bahwa Al-Kulaini TIDAK MENYURUH kitabnya dinilai dengan Al-Quran,
dan Al-Kulaini TIDAK MEMBOLEHKAN bagi seseorang menggunakan pandangan sendiri
untuk membedakan riwayat-riwayat yang ada. Ini menunjukkan Al-Kulaini sendiri
telah menilai kitab tersebut sesuai dengan Al-Qur'an.
Maka apa yang dilontarkan oleh para pemeluk agama Syi'ah di atas yang memotong
perkataan Al-Kulaini untuk memberikan kesan bahwa Al-Kulaini tidak menyatakan
keshahihan Al-Kafi dan Al-Kulaini menyuruh untuk mengecek riwayat-riwayat yang
ada adalah sama sekali tidak terbukti bahwa Al-Kulaini mengatakan demikian. Itu
semua hanya asumsi para pemeluk agama Syi'ah untuk mengaburkan kenyataan karena
sakit hati. Dan sebagai bukti tambahan adalah pernyataan para ulama Syi'ah yang
mengatakan bahwa Al-Kulaini memang benar meyakini keseluruhan riwayat pada
Al-Kafi adalah shahih, sbb :
Ayatullah Abu Thalib Al-Tajlil Al-Tibrizi
juga mengesahkan pengakuan al-Kulaini dalam mukaddimah kitabnya Mu`jam
al-Mahasin wa al-Masawi. Dia menulis tentang Al-Kulaini dan kitab Al-Kafi
sebagaimana berikut:
وقد صرح في مقدمته بصحة أحاديثه حيث قال وقلت تحب أن يكون عندك
كتاب يأخذ منه من يريد علم الدين والعمل به بالآثار الصحيحة عن الصادقين عليهم السلام
. . . . إلى أن قال وقد يسر الله وله الحمد تأليف ما سألت وأرجو أن يكون بحيث توخيت
Sesungguhnya dia (Al-Kulaini) telah menjelaskan dalam
muqaddimah kitabnya tentang keshahihan hadits-haditsnya (Al-Kafi) tatkala ia
berkata: “Aku berkata: Sesungguhnya engkau ingin mempunyai sebuah kitab yang
lengkap yang terhimpun di dalamnya semua bidang ilmu agama (Islam) yang memadai
bagi seseorang pelajar, yang menjadi rujukan bagi pencari hidayah dan dapat
mengambil darinya bagi orang yang menginginkan ilmu agama serta beramal
dengannya melalui riwayat-riwayat yang shahih dari orang-orang yang benar
(Ash-Shadiqin) 'Alaihim As-Salam (imam-imam Ahlul Bait)… sehingga katanya:
“Segala pujian bagi Allah, sesungguhnya Dia telah memudahkan penulisan
sepertimana yang anda minta dan aku harapkan ia sesuai dengan apa yang anda
maksudkan”.[Mu`jam al-Mahasin wa al-Masami, Abu Thalib
At-Tibrizi, hal 17, Qum]
Ayatullah Muhammad Mahdi Al-Aşifi menulis dalam Tarikh Fiqh Ahl al-Bayt:
وقد جمع رحمه الله في موسوعته هذه ما صح لديه من أحاديث الأئمة
الهداة عليهم السلام
"Sesungguhnya dia (al-Kulaini) (semoga Allah
merahmatinya) telah mengumpulkan di dalam kitabnya hadith Imam-Imam (yang
menjadi petunjuk) a.s yang sahih di sisinya." [Riyad
Al-Masail fi Bayan Ahkam al-Shar` wa al-Dala’il, oleh al-Sayyid ‘Ali
al-Ţabaţaba’i (1231H), Juz 1 hal. 31 Qum] – Tarikh Fiqh Ahl al-Bayt termasuk
dalam muqaddimah]
Lalu Al-Huur al-‘Amili, Ahli Hadits Syi’ah yang mashyur, dia sangat menyakini
keshahihan semua riwayat yang terdapat di dalam kitab Al-Kafi, dia membuktikan
perdiriannya berdasarkan kepada kenyataan al-Kulaini tersebut dengan
berkata:
وهو صريح أيضا في الشهادة بصحة أحاديث كتابه لوجوه منها قوله
بالآثار الصحيحة ومعلوم أنه لم يذكر فيه قاعدة يميز بها الصحيح عن غيره لو كان فيه
غير صحيح ولا كان اصطلاح المتأخرين موجودا في زمانه قطعا كما يأتي فعلم أن كل ما فيه
صحيح باصطلاح القدماء بمعنى الثابت عن المعصوم بالقرائن القطعية أو التواتر
Ia juga adalah kenyataan yang jelas dalam mengesahkan
keshahihan hadits-hadits yang terdapat di dalam kitabnya (Al-Kafi) kerana
beberapa faktor. Diantara perkataannya (Al-Kulaini di dalam mukaddimah
al-Kafi): “Dengan riwayat-riwayat yang sahih”. Dan satu perkara yang sudah
dimaklumi bahwa dia (Al-Kulaini) tidak menyebutkan kaedah (yang dapat
digunakan) untuk membedakan riwayat-riwayat yang shahih dan tidak shahih
bilamana terdapat riwayat-riwayat yang tidak shahih di dalamnya dan tidak ada
juga istilah ulama mutaakhirin pada zamannya sebagaimana yang akan dijelaskan.
Maka kerana itu diyakinilah bahwa setiap riwayat yang terdapat di
dalamnya adalah shahih mengikut istilah mutaqaddimin dengan maknanya yang
tsabit daripada al-Ma’sum (imam-imam Syi’ah) berdasarkan bukti-bukti yang
qath’iy atau tawatur.[Khatimah Tafsil Wasa’il al-Syiah ila
Tahsil Masaa’il Asy-Syari`ah, al-Hurr al-`Amili (1104H), Juz 30, hal 196 Qum]
Dengan logis, Al-Hurr Al-Amili kembali menjelaskan selaras dengan maksud
Al-Kulaini menulis Al-Kafi dengan mengatakan :
ومنها : ما ذكره ، من أنه صنف الكتاب لإزالة حيرة السائل . ومعلوم
أنه لو لفّق كتابه من الصحيح وغيره ، وما ثبت من الأخبار وما لم يثبت ، لزاد السائل
حيرة وإشكالا . فعلم أن أحاديثه ـ كلها ـ ثابتة
"Dan di antaranya (bukti keshahihan kitab al-Kafi)
ialah apa yang disebutkan olehnya (Al-Kulaini) bahwa ia mengarang kitab
tersebut untuk menghilangkan kebingungan orang yang bertanya. Dan sudah
dimaklumi jika dia menghimpunkan kitabnya dengan riwayat yang shahih dan tidak
sahih serta khabar yang tsabit dan tidak tsabit tentu akan menambahkan kepada
orang yang bertanya kebingungan dan kemusykilan. Maka karena itu diyakini
bahawa semua haditsnya adalah tsabit (terbukti keshahihannya)."
Begitu pula bantahan yang amat logis oleh Abul Hasan Al-'Amili dalam membela
Al-Kulaini kepada mereka yang mengingkari keshahihan Al-Kafi. [Baca di : http://jaser-leonheart.blogspot.com/2012/11/bantahan-abul-hasan-al-amili-kepada-al.html]
Apakah mereka ini tidak mengetahui bahwa Al-Kulaini juga mengatakan dengan
perkataan yang dipotong oleh para recehan Syi'ah di atas sebelumnya? Tentu
mereka tahu, namun mereka tidak berasumsi sebagaimana recehan-recehan Syi'ah
bahwa Al-Kulaini tidak menyatakan keshahihan Al-Kafi dengan perkataan
Al-Kulaini yang dipotong tersebut, justru sebaliknya bahwa para ulama Syi'ah di
atas benar-benar mengatakan bahwa Al-Kulaini meyakini keshahihan seluruh
riwayat pada Al-Kafi.
Dan sungguh masih banyak pernyataan para ulama Syi'ah yang meyakini seperti di
atas, dan berikut beberapa pernyataan dari mereka mengenai keagungan kitab
Al-Kafi dan keshahihan riwayat yang ada padanya.
Ayatullah As-Sayyid Husain Bahr Al-`Ulum (1422H) dalam muqaddimah Talkhis
Ash-Shafi of Abu Ja`far Ath-Ţhusi berkata :
إن الإجتهاد لدى الشيعة مرتكز على الكتب الأربعة الكافي للكليني
ومن لا يحضره الفقيه للصدوق والتهذيب والاستبصار للطوسي وهي من الأصول المسلمة كالصحاح
الستة لدى العامة
"Sesungguhnya ijtihad (ulama) di sisi Syi’ah
bergantung kepada kitab yang empat: Al-Kafi oleh Al-Kulaini, Man la Yahdhuruhu
al-Faqih oleh Ash-Shaduq, At-Tahzhib dan Al-Istibsar oleh Ath-Thusi. Ini adalah
(kitab) usul yang diterima seperti mana Shihah Sittah (kitab-kitab shahih yang
enam) di sisi kebanyakan (golongan sunnah)." [Talkhis
al-Shafi (Muqaddimah), As-Sayyid Husayn Bahr Al-`Ulum (1422), hal 29 Najaf]
Al-Kulaini sendiri hidup pada masa Al Ghaibah As Sughra, yaitu masa di mana
masih ada empat orang wakil yang boleh berhubungan langsung dengan Imam Mahdi.
Maka Kulaini dapat “berkonsultasi” dengan imam Mahdi melalui para wakilnya dan
Imam Mahdi pun merekomendasikan keotentikan riwayat-riwayat pada Al-Kafi
sebagaimana al-shia.org berkata :
Karya al-Kulaini yang paling terkenal adalah
kitab al-Kâfî. Imam Mahdi as—seperti pernah diriwayatkan—pernah berkata, “Kitab
al-Kâfî adalah cukup bagi para pengikut kami.”
Lihatlah, Imam Mahdi versi mereka sendiri
merekomendasikan keshahihan Al-Kafi hingga mengatakan bahwa Al-Kafi cukup untuk
pegangan Syi'ah. Lalu mengapa para recehan Syi'ah merasa lebih ma'shum daripada
Imam mereka sendiri dengan mengatakan bahwa pada Al-Kafi banyak riwayat yang
tidak shahih?
Adapun ulama syiah lainnya yang mengkritik
Al-Kafi sudah tidak mungkin lagi berkonsultasi dengan imam Mahdi karena mereka
hidup pada era Ghaibah Kubra, yaitu masa di mana tidak ada lagi wakil yang
empat bagi imam Mahdi. Sebagai perbandingan kita sebutkan di sini bahwa Al
Hilli hidup pada abad ke 7 Hijriyah, juga Zainuddin Al Amili yang wafat tahun
965 Hijriyah, Apalagi Al Majlisi, Al Mamaqani dan ulama yang hidup hari ini.
Lalu mengapa mereka merasa lebih mengetahui Al-Kafi daripada penulisnya yakni
Al-Kulaini yang kitabnya telah direkomendasikan langsung oleh Imam Mahdi (Versi
Syi'ah) ?
Hal senada sebagaimana dikatakan oleh Syaikh
Muhammad Shadiq As Shadr :
ويحكى
أن الكافي عُرض على المهدي فقال:"هذا كافٍ لشيعتنا
"Dan dikisahkan bahwa kitab Al Kafi ditunjukkan pada
Imam Mahdi lalu beliau menyatakan: "kitab ini cukup bagi Syi’ah
kami." [Asy-Syi'ah
hal. 122]
dia juga berkata :
أن الشيعة وإن كانت مجمعة على اعتبار الكتب الأربعة وقائلة بصحة
كل ما فيها من روايات غير أنها لا تطلق عليها اسم الصحاح كما فعل ذلك إخوانهم أهل السنة
"Sesungguhnya walaupun Syi’ah telah sepakat tentang
keautoritian keempat-empat kitab tersebut dan kesahihan semua riwayat di
dalamnya, hanya saja ia tidak dinamakan dengan nama ‘Ash-Shihah’ sebagaimana
yang dilakukan oleh kalangan Ahlus Sunnah." [Asy-Syi'ah
hal. 127]
Al Hurr Al Amili mengatakan:
الفائدة السادسة في صحة المعتمدة في تأليف هذا الكتاب
وتوافرها وصحة نسبتها وثبوت أحاديثها عن الأئمة عليهم السلام
"Faidah ke-enam mengenai keshahihan penulisan kitab
ini (Al-Kafi) dan kitab ini benar-benar ditulis oleh Al-Kulaini, juga
riwayat-riwayat yang ada di dalamnya adalah benar berasal dari para imam
'alaihimussalam." [Lihat
di Khatimatul Wasa’il hal 61]
Dedengkot Agho Barzak mengatakan :
هو أجل الكتب الأربعة الأصول المعتمدة عليها، لم
يكتب مثله في المنقول من آل الرسول
"Al-Kafi adalah kitab yang terbaik dari empat kitab
yang dijadikan pegangan bagi mazhab syi’ah. Tidak pernah ada kitab riwayat dari
keluarga Rasul (Shallallahu 'Alaihi Wa Aalihi Wasallam) yang menyamai Al
Kafi." [Ad-Dzari’ah
ila Tashanifi Asy-Syi’ah juz 17 hal 245]
Dedengkot 'Abbas Al Qummi menyatakan:
وهو أجل الكتب الإسلامية ، وأعظم المصنفات الإمامية ، والذي
لم يعمل للإمامية مثله ، قال محمد أمين الاسترابادي في محكى فوائده : سمعنا عن مشائخنا
وعلمانا أنه لم يصنف في الإسلام كتاب يوازيه أو يدانيه
"Al-Kafi adalah kitab yang terbaik dalam Islam,
kitab syi’ah yang terbaik yang tidak pernah ada lagi kitab syi’ah yang seperti
itu. Muhammad Amin Al-Istrabadi menyatakan: kami mendengar dari para guru dan
ulama kami bahwa tidak ada kitab dalam Islam yang menyamai atau mendekati
Al-Kafi." [Al
Kuna wal Alqab juz 3 hal 98]
Dedengkot Al-Faidh Al-Kasyani mengatakan:
والكافي أشرفها وأعظمها وأوثقها وأتمها وأجمعها
"Al-Kafi adalah yang paling mulia, paling hebat,
paling shahih, paling sempurna dan paling lengkap." [Muqaddimah
Kitab Al Kafi hal. 9]
Ali Akbar Al-Ghifari, pentahqiq kitab Al-Kafi menyatakan:
إتفقت الإمامية على صحة ما في الكافي
"Syi'ah Imamiyyah sepakat bahwa seluruh isi kitab
Al-Kafi adalah shahih."
Dedengkot An-Nuri Ath-Thabrasi mengatakan:
الكافي بين الكتب الأربعة كالشمس بين النجوم وإذا
تأمل المنصف استغنى عن ملاحظة حال آحاد رجال السند المودعة فيه وتورثه الوثوق ويحصل
له الاطمئنان بصدورها وثبوتها وصحتها
"Posisi Al-Kafi di antara empat kitab adalah
bagaikan matahari dibandingkan dengan bintang-bintang yang ada di langit, jika
orang yang bersifat objektif menelaah kitab Al-Kafi, maka dia tidak perlu lagi
meneliti kesahihan perawi yang ada dalam kitab itu, dan akan segera percaya
bahwa isi kitab itu adalah tsabit dan shahih." [Mustadrak
Al Wasa’il juz 3 hal. 532]
'Abdul Husain dalam kitabnya Al-Muraja'at (Edisi Indonesia : Dialog Sunnah
Syi'ah] mengatakan
وأحسن ما جمع منها الكتب الأربعة التي هي مرجع الإمامية في أصولهم
وفروعهم من الصدر الأول إلى هذا الزمان، وهي: الكافي، والتهذيب، والاستبصار، ومن لا
يحضره الفقيه (1015)، وهي متواترة ومضامينها مقطوع بصحتها، والكافي أقدمها وأعظمها
وأحسنها وأتقنها
"Yang terbaik diantaranya ialah empat
buah kitab yang menjadi buku-buku pegangan kaum
Imamiyyah dalam ushul dan furu', semenjak
generasi-generasi pertama sampai dengan masa kita sekarang ini, yaitu Al-Kafi,
At-Tahdzib, Al-Istibshar, dan Man Laa Yahdhuruhul Faqih. Kitab ini telah sampai
kepada kita dengan cara yang mutawatir, sedangkan isi yang dikandungnya adalah
SHAHIH dan bisa dipertanggung-jawabkan tanpa keraguan sedikit pun. Diantara
ke-empatnya, maka kitab Al-Kafi adalah yang paling terdahulu, paling besar,
paling baik, dan paling rapi." [Lihat
: http://jaser-leonheart.blogspot.com/2012/09/buku-dialog-sunnah-syiah-dan-keshahihan_29.html]
Dan masih banyak lagi sebagaimana dedengkot Abu al-Qasim al-Khu’i mengatakan:
وقد
ذكر غير واحد من الاعلام أن روايات الكافي كلها صحيحة ولا مجال لرمي شئ منها بضعف سندها
وسمعت شيخنا الأستاذ الشيخ محمد حسين النائيني قدس سره في مجلس بحثه يقول إن المناقشة
في إسناد روايات الكافي حرفة العاجز
Bukan satu orang saja dari kalangan alim ulama yang
menyebutkan bahwa semua riwayat dalam al-Kafi adalah shahih dan tidak ada ruang
untuk membuang mana-mana riwayat padanya dengan alasan sanad yang dha’if. Aku
mendengar dari guru kami Al-Ustadz Asy-Syaikh Muhammad Husain An-Na’ini berkata
di dalam satu majlis: “Pembahasan berkenaan dengan sanad-sanad riwayat dalam
al-Kafi adalah pekerjaan yang sia-sia”. [Mu`jam Rijal
Al-Hadits wa Tafsil Tabaqat Al-Ruwat, Abu Al-Qasim Al-Khu’i (1412H), Juz 1,
hal. 81, Qum. Lihat : http://jaser-leonheart.blogspot.com/2013/03/dedengkot-al-khui-dan-syaikhnya-naini.html]
Demikianlah diantara daftar para ulama besar Syi'ah yang
meyakini keshahihan Al-Kafi. Dan sebagaimana penulisnya yakni Al Kulaini yang
mengatakan bahwa kitab Al-Kafi yang ditulisnya adalah sahih dan kitabnya itu
menjadi pedoman bagi Syi’ah, dan diriwayatkan oleh orang-orang jujur. Sudah
pasti Al Kulaini benar-benar tahu apa yang ditulisnya.
Dan semua ulama Syi'ah di atas itulah yang
di-KAFIR-kan dan dikatakan MURTAD oleh si penulis dungu syiahali.wordpress.com
yang sudah merasa lebih pintar daripada Al-Kulaini, Al-Hurr Al-Amili, Al-Faydh
Al-Kasyani, 'Abbas Al-Qummiy, An-Nuri Ath-Thabrasi, Al-Khui, dan
dedengkot-dedengkot lainnya. Semua ulama tersebut adalah KAFIR di mata si
penulis dungu itu. Maka tak heran bila web tololnya itu seringkali dijadikan
oleh orang-orang dungu facebooker Syi'ah level facebook.
Ataukah si penulis dungu tersebut sedang
bertaqiyyah? Masa bodo dengan taqiyyah sekalipun iya, maka bertaqiyyahlah
dengan lebih sopan sedikit kepada ulamamu sendiri wahai himar. Sungguh
menggelikan, membela aqidahnya dan menutupi kebusukan ajarannya dengan men-cap
ulamanya sebagai orang-orang yang najis, yang terkutuk, setara dengan kuffar
lainnya karena KAFIR.
Wallaahul Musta'aan.
-----oOo-----
Jaser
Leonheart