Friday, November 27, 2015

Indonesia Negeri Sunni, Perlu UU Pelarangan Ajaran Syiah. Tiga Misi Syiah Yang Sangat Berbahaya. Mencaci Maki Sahabat & Istri Nabi, Syiah Harus Dikenakan Pasal Hate Speech.

Ketum FPI: Indonesia Negeri Sunni, Perlu UU Pelarangan Ajaran Syiah

Selasa, 24/11/2015 08:35:54
Sebagaimana Malaysia dan Brunei Darussalam, Indonesia perlu membuat aturan yang melarang penyebaran ajaran Syiah. Demikian ditegaskan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) KH. Shabri Lubis saat mengisi Tabligh Akbar Politik Islam di Masjid At Taufiq Bogor, Ahad (22/11/2015).
Kata Kyai Shabri, hal tersebut sudah diusulkannya kepada Menteri Agama. "Saya mengusulkan agar segera saja membuat RUU Anti Misionaris Mazhab, supaya clear," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa Indonesia adalah negeri ahlussunah wal jamaah (sunni) yang tidak boleh di-Syiah-kan, itulah maksud dari aturan tersebut. 

"Ciri-ciri sunni itu cinta sahabat Nabi, cinta istri-istri Nabi, sangat cinta dengan Alquran, sangat cinta dengan hadits-hadits Nabi, tidak mungkin kita bisa menerima ajaran-ajaran yang melawan itu semua," ungkap Kyai Shabri.

Pimpinan Ponpes An Nur Bogor itu mengatakan, aturan diperlukan untuk menghindari konflik. Pemerintah harus belajar dari kasus kerusuhan Sampang dan penyerangan bukit Az Zikra oleh kelompok Syiah. "Di negeri-negeri lain juga seperti itu, di Irak ribut Syiah, di Suriah ribut Syiah, di Yaman ribut Syiah, nah kita khawatir Indonesia mau dijadikan seperti itu," katanya.

Oleh sebab itu, seharusnya pemerintah melakukan antisipasi sejak awal, "Mumpung belum terjadi konflik yang besar, kalau nanti sudah ribut nyetopnya lebih susah," ucapnya.

Menurutnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri sudah memberikan warning dengan bukunya yang berjudul "Mengenai & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia" 

Ia menegaskan kembali, sesuai rekomendasi Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) 2015 di Yogyakarta beberapa waktu lalu, bahwa Indonesia adalah negeri berketuhanan dengan umat Islamnya yang ahlussunah wal jamaah.
red: adhila

Dewan Pakar ANNAS: Ini Tiga Misi Syiah yang Sangat Berbahaya

Dewan Pakar Aliansi Nasional Anti-Syiah (ANNAS) Pusat, Rizal Fadhilah menilai Syiah bukan hanya sekte yang sesat dan menyesatkan melainkan juga berbahaya.
Rizal mengungkapkan bahwa Syiah setidaknya memiliki tiga misi terselubung yang menjadi ancaman umat Islam dunia.


"Ada tiga misi utama, pertama membunuh dan menghabisi orang orang Arab. Mereka meyakini bahwa Allah menyelamatkan Kisra dari api neraka dan api neraka diharamkan untuk mereka. Kemudian mereka juga menghormati Abu Lu’luah," jelas Rizal saat pengukuhan pengurus ANNAS Bogor di IPB Convention Center belum lama ini. 

Misi kedua, menghancurkan Masjidil Haram. Inilah yang menurut Rizal menjadi hal sensitif bagi umat Islam. Syiah juga menurut Rizal berniat memindahkan kiblat ke Karbala. 

"Menghancurkan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dan menggeserkan kiblat ke Karbala karena dia menganggap Karbala suci dan lebih suci dari Mekah," ungkap Rizal. 

Rizal melanjutkan penjelasan misi ketiga Syiah. "Ketiga, menegakan hukum keluarga Daud seperti yang tercantum dalam kitab al Kulaini al Kafi. Jadi itu Hadits mereka, mereka akan berhukum dengan hukum Daud dan Sulaiman bukan dengan hukum Allah dan Rasul-Nya. Inilah misi Yahudi. Ini berbahaya untuk kita, misinya itu." *[Sendia/Syaf/voa-islam.id]


Telah Mencaci Maki Sahabat & Istri Nabi, Syiah Harus Dikenakan Pasal Hate Speech

Aparat kepolisian seharusnya bersikap tegas terhadap kelompok Syiah yang kerap melakukan ujaran kebencian. Ajaran kelompok Syiah yang selalu mencaci maki para sahabat dan istri Nabi Muhammad Saw itu bisa ditindak dengan adanya aturan SE Kapolri tentang hate speech yang belum lama ini dikeluarkan.



"Dalam Syiah memaki sahabat dan istri Nabi itu nilainya tinggi, karena itu mereka bawaannya selalu melaknat. Baru sahadatnya saja sudah mencaci maki," ujar Ketua Dewan Pakar Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Pusat, Rizal fadilah saat acara pengukuhan pengurus ANNAS Bogor Raya di gedung ICC Botani Square, Bogor, Ahad (22/11/2015).


Karena itu, kata Rizal, SE Kapolri tentang ujaran kebencian harusnya yang kena itu kelompok Syiah.

Rizal menjelaskan, Syiah itu bukan sekedar sekte, mereka adalah mazhab politik yang membahayakan negara. Pemerintah harus segera ambil sikap tegas sebelum konflik terjadi. "Konflik pasti akan terjadi, tidak mungkin prilaku melaknat para sahabat dan istri Nabi itu dibiarkan oleh umat Islam, jadi kalau ini terus berlangsung pasti akan mengundang konflik," katanya.

Untuk mengantisipasi gerakan Syiah, Rizal memberikan langkah-langkah yang harus dilakukan. "Pertama, buku MUI tentang mewaspadai Syiah harus terus di sosialisasikan. Kedua, aparat intelejen harus lebih jeli lagi terhadap gerakan Syiah. Ketiga, kerjasama pemerintah dengan Iran sebagai negara Syiah harus dibatasi, karena peran Iran sangat besar dalam upaya gerakan syiah di Indonesia. Kalau bisa usir Dubes Iran, karena itu sumber penyakitnya," jelasnya.

Kemudian, lanjut Rizal, lawan gerakan Syiah dengan kekuatan politik. Sunni di Indonesia harus bersatu melawan syiah. "Yang terakhir, Syiah ini kelompok yang menodai agama, kasus Tajul Muluk menjadi bukti. Kita harus selalu pantau para tokoh Syiah jika ketahuan mereka sedang menodai ajaran Islam, kita seret ke ranah hukum. UU Nomor 1 PNPS 1965 bisa menjadi payung hukumnya," pungkas Rizal. 

Sumber : Syiahindonesia