ANKARA – Media Amerika dan Eropa memberitakan
hasil pemilihan parlemen Turki, sebagai kemenangan AKP (Partai Keadilan dan
Pembangunan). AKP meraih kemenangan dengan sangat meyakinkan, di maana AKP
mendapat 49,41 persen, sesudah gagal mendapatkan suara mayoritas dalalm pemilu
Juni lalu, Minggu, 1/11/2015.
Washington Post, menulis bahwa "AKP
sangat mungkin membentuk pemerintahan sendiri, tanpa harus koalisi dengan
partai lainnya”, tulisnya. Media Amerika itu menggambarkan pemilu di Turki,
sebagai "kudeta politik” terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan, tambah
Washington Post..
Bloomberg mengatakan AKP "kembali
berkuasa dan menguasai parlemen”, dan AKP sudah berkuasa selama 13 tahun. AKP
mengalami perubahan yang sangat luar biasa, sebelumnya AKP hanya diikuiti oleh
4 juta , dan menjadi lebih 23 juta sejak Juni, Bloomberg mengatakan memperoleh
lebih banyak dukungan seperti yang diharapkan oleh para pemimpin AKP, dan AKP
mengukir kembali kemenangannya seperti pemilu 2011, dan mendapatkan suara 49,8
persen.
The Associated Press melaporkan bahwa
pendukung AKP sudah melambaikan bendera dengan sangat meriah di Ankara dan
Istanbul markas AKP. Sebuah penilitian yang sangat mengatakan, bahwa keberanian
Erdogan dan AKP memilih menyelenggarakan pemililan dini, sesudah gagal
membentuk pemerintahan koalisi dengan partai-partai sekuler, gagal merupana
“judi”, tapi menunjukan rakyat Turki memilih AkP. Kemenangan itu, benar-benar
kemenangan politik dengan perhitungan yang sangat matang.
Sementara itu, Wall Street Journal menulis bahwa
AKP "berkuasa kembali, dan mendapatkan kembali kursi yang hilang, sesudah
pemilu hari Minggu, dan mendapatkan dukungan yang besar dari rakyat”, tulisnya.
"Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Erdogan dan pesan kampanyenya kemenangan AKP, satu-satunya cara mengatasi
masalah keamanan Turki, bergaung di selluruh Turki, dan para pemilih yang telah
meninggalkan AKP, pada pemilu bulan Juni, kembali memilih AKP " tulis
koran itu.
Menurut New York Times, pemilihan Turki,
"kembali para pemilih yang memilih kembali AKP sangat menakjubkan".
New York Time, menambahkan: "Kemenangan, pada saat yang sama, tampaknya
memembenar strategi pemilihan Presiden Erdogan, dan dia berhasil mengubah
kalangan nasionalis dan menghadapi kelompok garis keras militan Kurdi di
tenggara, di mana perang melawan kelompok Kurdi (PKK), kembali terbuka.
Kalangan nasionalis akhirnya menjatuhkan pilihan kepada AKP, karena melihat
hanya AKP yang dapat menjaga stabilitas Turki, tulis New York Time.
Di Jerman, penyiaran publik ARD mengatakan
kemenangan AKP yang sangat mengejutkan, karena menurunnya dukungan terhadap
partai-partai kecil. Koran harian Bild yang populer membuat judul "Erdogan
berhasil mencapai kemenangan" di situsnya, mengatakan bahwa kelemahan
partai oposisi memainkan peran penting kemenangan AKP.
Kantor berita Perancis AFP mengatakan AKP
telah berhasil "melawan segala rintangan", dan kembali mendapatkan
mayoritas mutlak, sesudah kehilangan dukungan lima bulan yang lalu. "Turki:
Kemenangan Erdogan" adalah judul di harian Le Point. BBC mengutip Perdana
Menteri Ahmet Davutoglu mengatakan, "kemenangan bagi demokrasi dan rakyat
kita". Koran Guardian membuat berita berjudul "AKP kembali berkuasa
dengan mayoritas mutlak".
NOS TV di Belanda melaporkan AKP telah
membayar kembali kerugian yang dialaminya pada Juni, sementara surat kabar
Volkskrant mengatakan bahwa AKP memenangkan hampir setengah (50 persen) dari 99
persen suara yang sudah dihitung.
Situs De Telegraaf mengatakan partai AKP
memenangkan mayoritas mutlak dengan 316 kursi parlemen. Menurut surat kabar
Vima Untuk Yunani, pemilu kali memperliihatkan Erdogan kembali mendominasi
politik Turki.
"AKP telah pulih dengan mendapat dukungan
mayoritas mutlak dalam pemilu kali ini, mengakhiri pandangan negatif hasil
pemilu lima bulan lalu”. Surat kabar Spanyol El Mundo melaporkan, sementara
situs ABC TV memuat judul utama: "Erdogan mendapat mayoritas mutlak dan
Kurdi tetap di parlemen". Le Repubblica di Italia melaporkan partai
memenangkan "mayoritas" dan menyoroti suara pemilih yang tinggi.
"Kemenangan Partai Erdogan" adalah
judul di Swiss Tribune de Geneve. Surat kabar itu menjelaskan kemenangan AKP
sebagai "balas dendam yang brilian" , sesudah mengalami kekalahan l
bulan Juni. Harian Blick mencatat kemenangan AKP membuka jalan bagi perubahan
konstitusi untuk memperkuat kekuasaan presiden, tulisnya.
Saluran TV Bosnia Hayat melaporkan
"kemenangan besar" AKP di situsnya, sementara paling laris harian
Dnevni Avaz mengatakan partai AKP bisa memerintah sendiri berkat mayoritas
suara di parlemen.
Radio Montenegro dan TV milik negara
menyatakan: "Partai Erdogan berdiri sendiri dalam kekuasaan".
Berbagai media di Rusia, Asia Tengah dan Kaukasus juga dijelaskan pemilu Turki
sebagai kemenangan AKP. Media Rusia meliput secara luas hasil pemilu Turki yang
dimenangkan oleh AKP.
Vedomosti, harian bisnis berbahasa yang Rusia,
melaporkan bahwa AKP memperoleh cukup kursi di parlemen untuk membentuk
pemerintahan satu partai. Davutoglu dapat membentuk konstitusi baru yang akan
memperkuat sistem presidensiil.
Situs berita di Moskow, Rusia yaitu Gazeta.ru
mengutip Erdogan mengatakan bahwa semua orang harus menghormati hasil pemilu.
Harian Moskow, Moskovskij Komsomolets, menulis bahwa AKP telah memperoleh
kembali statusnya [mayoritas di parlemen] yang hilang pada pemilihan 7 Juni
lalu.
Koran berbahasa Rusia, Kommersant menulis
bahwa hasil pemilu akan memiliki dampak positif pada hubungan Rusia-Turki. Di
Azerbaijan, koran harian Yeni Musavat menggambarkan 1 November sebagai pemilu
yang "kritis", dan menambahkan bahwa AKP berhasil meraih hampir 50
persen suara.
Di Kirgistan, kantor berita resmi KABAR
menulis bahwa tujuan utama AKP, setelah kemenangan pemilu, adalah untuk
membentuk konstitusi baru serta menemukan solusi bagi lebih dua juta pengungsi
Suriah, yang sekarang berada di Turki. Di Ukraina, Kiev, harian Den menulis:
"Partai yang memerintah memenangkan pemilu di Turki".
Kantor berita nasional Ukraina, Ukrinform
menulis "Pemerintahan Partai AkP merayakan kemenangan". Sementara
kantor berita Kiev, UNIAN menulis: "Perdana Menteri Turki, menyatakan
kemenangan AKP di pemilihan parlemen", tulisnya.
Hampir semua media internasional di berbagai
negara memberikan komentar tentang kemenangan AKP dalam pemilu Turki, 1
Nopember lalu, dan mendapatkan dukungan hampir 50 persen. Selain, media seperti
CNN, Aljazeera, BBC, dan Euro News, membuat ulasan dan berita tentang pemilu di
Turki. Kemenangan AKP dalam pemilu parlemen dan mendapatkan suara mayotas
tunggal (49,41) persen, pasti berdampak bagi perkembangan stabilitas
Turki, dan keamanan kawasan Regional.
Barangkali yang tidak memberitakan apapun
tentang pemilu Turki hanya media di Indonesia. Karena, mereka pendukung Jokowi.
Media tidak ingin memberikan kemenangan AKP yang berbasis Islam, kawatir akan
merugikan “bos” nya yaitu Mega, Jokowi dan PDIP. Bahkan ketika Presiden Turki
Erdogan datang ke Jakarta, juga 'garing', tak ada pemberitaan. Begitulah
media-media partisan dan "antek'. (mashadi/wb/voa-islam.com)