Thursday, March 19, 2015
Kaum Syi’ah Sebenarnya Bingung Dengan Ajaran Mereka
Video ini bukti bahwa kaum syi’ah sebenarnya merasa kebingungan dengan ajaran yang mereka anut.
Pemerintah Dinilai Berlebihan, ISIS Di Timur Tengah Nampak, Komunis Dalam Negeri Tak Kelihatan [ Juga Syi'ah, Terjajahnya/Penguasaan Ekonomi Pribumi yang Sangat Kecil, Kejahatan Masif Narkoba, Pornografi dll. red lamurkha ]
20
Maret 2015 - 09:41 WIB
Menurut Harits Indonesia
bukan target ISIS, justru kapitalisme, liberalisme dan komunisme jauh lebih
berbahaya
Direktur Pemerhati
Kontra-Terorisme (CIIA), Harits Abu Ulya mengatakan secara aktual Daulah
Islamiyah Iraq wa Syam (Daisy/ISIS/ISIL) bukan menargetkan Indonesia, tetapi
eksistensinya ada di Timur Tengah.
“Isu ISIS sudah tidak
proporsional di kelola oleh mediamainstream, begitu juga pemerintah yang
terlalu berlebihan menyikapinya,” kata Harits dalam rilisnya padahidayatullah.com,
Jum’at (20/03/2015).
Menurut Harits orang punya
pemikiran yang identik dengan ISIS tidak bisa disebut sebagai tindakan pidana.
Dan propaganda yang diarahkan kepada ISIS selama ini, lanjutnya, lebih terkesan
upaya kriminalisasi terhadap Islam dan kebangkitan kekuatan politik umat Islam.
“ISIS sudah dianggap ancaman
dan common enemy yang serius, padahal hakikatnya itu baru sebatas
asumsi,” kata Harits.
Harits menuturkan phobia terhadap
Islam dikembangkan secara massif dengan batu loncatan adanya kelompok ISIS atau
label kelompok radikal maupun fundamentalis kepada komponen umat Islam yang
menyerukan penerapan syariat secara total dalam aspek kehidupan sosial
politiknya.
“Bicara soal ancaman atau
bahaya, Indonesia sudah dalam kubangan bahaya aktual,” tegas Harits.
Menurut Harits Indonesia
dalam cengkraman kapitalisme dan liberalisme dalam berbagai aspeknya. Ditambah
lagi dengan kebangkitan paham komunisme yang sudah mulai menyeruak.
“Ini ancaman aktual dan bukan
asumsi lagi. Ibarat pepatah ‘kuman disebrang lautan tampak, gajah dipelupuk
mata tidak tampak’,” kata Harits.
Harits mengungkapkan
penyebabnya adalah penguasa dan pengelola negeri Indonesia yang kacamatanya
kapitalis-sekuler Liberal. Jadi, lanjutnya, isu terkait dengan Islam dan
simbolnya akan selalu diarahkan menjadi obyek kriminalisasi secara sistemik dan
target utamanya adalah mereduksi bangkitnya kekuatan politik umat Islam dan
demi taguhnya demokrasi absurd di Indonesia yang pro Barat-Kapitalis.
“Masyarakat harus melek
politik agar tidak larut dengan propaganda yang kontraproduktif terhadap
Islam,” pungkas Harits.*
http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2015/03/20/67015/pemerintah-dinilai-berlebihan-isis-di-timur-tengah-nampak-komunis-dalam-negeri-tak-kelihatan.html#.VQvRjI6sUXc
Mantan Direktur CIA : Syiah Iran Adalah Ancaman
bagi Irak , dan Bukan Daulah Islam ( ISIS )
Mantan Direktur CIA Jenderal David Petraeus,
yang pernah memimpin pasukan AS di Irak selama tahun 2007-2008 , telah
mengatakan bahwa Iran dan milisi Syiah adalah ancaman strategis bagi
Irak, dan bukan Daulah Islam.
“Saya berpendapat bahwa ancaman utama bagi
stabilitas jangka panjang Irak dan keseimbangan regional yang lebih luas
bukanlah Daulah Islam; Tetapi milisi Syiah, yang banyak
didukung oleh Iran, “Petraeus mengatakan kepada Washington Post selama
kunjungannya ke Irak utara.
Dia mengatakan sementara ini milisi Syiah
membantu menghentikan serangan Daulah Islam terhadap Baghdad, ketahuilah
milisi Syiah -lah yang bertanggung jawab atas “kekejaman” terhadap warga sipil
Sunni dan kemudian nantinya milisi Syiah itu akan muncul menjadi kekuatan
dominan di Irak di luar kendali pemerintah.
“Milisi (Syiah) ini kembali ke jalan-jalan Irak
merespon fatwa pemimpin Syiah Ayatollah Sistani , mereka ini yang mencegah
Daulah Islam melanjutkan serangan ofensif ke Baghdad. , “kata Petraeus.
“Jangka panjang, milisi Syiah yang didukung
Iran bisa muncul sebagai kekuatan terkemuka di negeri ini, dan akan berada di
luar kendali pemerintah , dan hanya menurut ke Teheran,” tambahnya.
Petraeus mengatakan pengaruh Iran sangat
meningkat di Irak, melalui Komandan Pengawal Revolusi Qassem Suleimani, hal itu
menggarisbawahi “kenyataan” dukungan Iran di Irak.
Menjawab pertanyaan tentang komandan Iran
Qassem Suleimani, yang dikabarkan membantu membangun milisi Syiah, Petraeus
mengatakan: “Ya, ‘Haji Qassem,’ teman lama kami. Saya memiliki beberapa
pengalaman ketika saya melihat foto-foto dirinya, tapi kebanyakan dari mereka
berfikir tidak cocok untuk publikasi di surat kabar seperti milik
Anda.”
“Apa yang akan saya katakan adalah bahwa dia
memang sangat mampu dan individu yang cerdas , dan musuh yang layak. Dia telah
memainkan tangannya dengan baik. Tapi ini adalah permainan lama, jadi mari kita
lihat bagaimana peristiwa itu terjadi.”
“Hal ini tentu menarik untuk melihat bagaimana
terlihatnya Suleimani dalam beberapa bulan terakhir – cukup perubahan mencolok
bagi seorang pria yang dahulunya hanyalah berada dibalik peristiwa,” tambah
Petraeus.
AS yang secara luas ingin membersihkan
al-Qaeda dari daerah Irak sejak tahun 2006, mengatakan bahwa meskipun
bantuan Iran dalam melawan Daulah Islam , bantuan Teheran “akhirnya menjadi
bagian dari masalah, bukan solusi.
“Semakin Iran terlihat mendominasi wilayah
tersebut, semakin akan mengobarkan radikalisme Sunni dan munculnya
dukungan atas kelompok jihad seperti Daulah Islam. Sementara AS
dan Iran mungkin memiliki kepentingan dalam kekalahan Daulah Islam ,
tetapi kepentingan AS umumnya berbeda. , “tambahnya.
Dia mengatakan: “kekuasaan Iran di Timur Tengah
menjadi masalah ganda. Hal ini terutama bermasalah karena Iran sangat memusuhi
kami dan teman-teman kita. Tetapi juga berbahaya karena semakin dirasakan,
semakin memicu potensi reaksi yang juga berbahaya bagi kepentingan kita .
Munculnya reaksi radikalisme Sunni dan, jika kita tidak hati-hati, mereka menuju
prospek nuklir juga “
Petraeus menambahkan bahwa pada musim semi
tahun 2008, Suleimani menjelaskan kepadanya bahwa ia yang bertanggung jawab
atas kebijakan Iran mengenai Irak, Suriah, Lebanon, Gaza dan Afghanistan.
“Di tengah pertempuran , saya menerima kabar
dari seorang pejabat yang sangat senior di Irak bahwa Qassem Suleimani telah
memberi pesan untuk saya. Ketika saya bertemu dengan perwira senior Irak itu,
ia menyampaikan pesan: “. Jenderal Petraeus, Anda harus menyadari bahwa aku,
Qassem Suleimani, mengontrol kebijakan Iran untuk Irak, Suriah, Lebanon, Gaza,
dan Afghanistan ‘Intinya jelas: Dia dimiliki kebijakan dan wilayah , dan saya
harus berurusan dengan dia. “
Patreaus, mantan penasihat AS di Irak ini
mengatakan kepada Al Arabiya News bulan lalu , bahwa pemerintahan Obama memang
sengaja menutup mata terhadap pelanggaran milisi Syiah di Irak – tapi sekarang
dengan bukti baru dari organisasi hak asasi manusia dan dengan kesaksian
Petraeus, “Obama sekarang harus menjelaskan tentang kebijakannya. “
David Mack, mantan duta besar AS dan sarjana di
Institut Timur Tengah yang berbasis di Washington , mengatakan bahwa
pemerintahan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi – sangat selaras secara
politik dan ideologis dengan Iran.(Arby/Dz)
Mantan Panglima TNI: Waspada, ISIS Hanya
Pengalihan Isu!
KIBLAT.NET, Jakarta – Mantan Panglima TNI
(purn) Djoko Santoso menanggapi sinis terkait kekhawatiran dengan adanya ISIS
di Indonesia. Ia juga meminta masyarakat agar waspadai kalau hal
tersebut merupakan pengalihan isu belaka.
“Apa ada orang Irak di sini. Ini kan bukan
tanahnya orang Irak, itu satu pengalihan perhatian dari masalah yang dihadapi
bangsa ini,” kata Djoko seperti dilansir dari Okezone, Selasa
(12/8/2014).
Ia pun tak meragukan kalau ISIS itu hanya
sekadar pengalihan isu dari berbagai persoalan yang sedang terjadi di negeri
ini, di mana kebetulan tengah sibuk dengan urusan pemilihan presiden dan wakil
presiden serta pemberantasan korupsi.
“Itu bagian dari bentuk pengalihan, tapi kita
juga harus tetap waspada gitu ya. Bukan kita mengabaikan, tapi juga mewaspadai
itu pengalihan isu juga,” tegasnya.
Seluruh Negara-Negara Arab dan Teluk Akan Jatuh ke Syi'ah?
Selama bertahun-tahun, seorang tokoh terkemuka di sebuah negara Teluk telah mengajukan berbagai saran dan analisa kepada para pemimpin Dunia Arab, khususnya para pemimpin Teluk untuk menyelamatkan Irak dan Yaman agar tidak jatuh ke tangan Iran.
Tapi, hari ini, kita melihat Suriah, Lebanon, Irak, Bahrain, dan Yaman yang menjadi ‘jantung’ ( heartland) Arab sudah di bawah kekuasaan dan kendali Iran. Ini tidak berlebihan. Banyak bukti faktual yang mendukung kesimpulan itu. Seorang tokoh terkemuka Iran telah benar-benar mengakui klaim itu. Namun, ambisi mereka tidak berhenti di situ, dan akan terus menggulung seluruh kekuasaan di dunia Arab.
Awal bulan ini, mantan kepala intelijen Iran dan penasihat saat ini ke Presiden Rouhani yang menangani Urusan Etnis Minoritas dan Agama, Ali Younesi, mengatakan dalam forum diskusi publik: "Semua negara Timur Tengah sudah dalam genggaman Iran ...", cetusnya.
Puluhan tahun yang lalu, situasi yang ada seperti sekarang ini, mungkin hanya sebagai angan-angan yang menggelikan, dan ada sedikit ditertawakan. Tapi, sekarang Syi’ah Houthi yang didukung Iran telah berhasil mengambil alih sebagian besar Yaman. Tehran tidak hanya secara terbuka melakukan jembatan ‘udara’ menerbangkan senjata dalam skala sangat besar, dan bahkan Houthi telah memiliki pesawat jet bom tempur yang sudah digunakan menggebom Aden.
Rezim Syi’ah di Teheran telah berjanji memasok minyak satu tahun ke ‘proxy’ Yaman, yaitu Houthi, dan membantu membangun pembangkit listrik. Yaman sekarang merupakan ancaman langsung terhadap keamanan dan stabilitas di negara Arab Saudi.,
Sementara itu, pasukan Garda Revolusi Iran - bersama-sama dengan pejuang Hizbullah yang berjuang mempertahankan rezim Syi’ah Suriah Bashar al-Assad memerangi kelompok oposisi – oposisi yang sudah berantakan, dan sudah mulai meninggalkan Suriah menuju lading baru yaitu ke Irak menghadapi ISIS.
Tehran terus meluaskan ekspansi idelogisnya (Syi’ah) ke seluruh kawasan Timur Tengah, dan dengan dukungan pasukan ‘Garda Revolusi’, dan tidak akan pernah berhenti sampai seluruh Timur Tengah dan Dunia Arab menancapkan bendera ‘Syi’ah’, di bawah bendera Republik Islam Iran yang berwarna merah, putih dan hijau. Sungguh ini sangat ironi. Mirip kembali seperti di zaman awal Islam.
Jenderal Qassem Sulaeman yang menjadi Komandan Garda Revolusi Iran berada di garis depan negara Irak, besama Angkatan Darat Irak, milisi Syiah Irak, dan mendadpatkan dukungan dari Koalisi yang dipimpin AS terus melakukan perang membebaskan provinsi yang mayoritas Sunni yaitu Anbar dari ISIS. Dengan dramatisasi tentang ‘teroris’ ISIS, kekuatan Syi’ah mendapatkan dukungan internasional. Inilah bencana bagi dunia Islam.
Salah satu pemimpin paramiliter Irak, Hadi Al-Amari, di antara mereka yang berjuang untuk memembebaskan wilayah Tikrit yang menjadi kampong halaman Saddam Husien, mengatakan kepada CNN,dia menyatakan bangga kepada dunia bahwa "kita memiliki penasihat Iran". Jangan membayangkan para 'penasihat' Iran - atau pasukan Iran - akan segera meninggalkan Irak, sesudah dapat mengalahkan ISIS. Mereka akan terus bercokol dan menguasai negara Irak. Irak akan menjadi bagian dari rezim Syi’ah di Iran.
Ayatullah Ali Younesi mengatakan: “Saat ini Irak tidak hanya benteng peradaban kita, juga identitas kita, budaya dan modal, dan sekarang ini seperti di masa lalu ... Geografi Iran dan Irak tidak dapat dibagi. "
Ali Larijani, Penasihat Keamanan Nasional Iran,mengakui pasukan Iran akan bersama-sama membebaskan tanah yang hilang, yaitu Irak. Mereka akan berjuang dengan segala kekuatan yang mereka miliki mencaplok Irak.
Dengan jatuhnya Irak ke tangan Syi’ah Iran. Maka, membentang kekuasaan Syi’ah membentang mulai dari Lebanon, Suriah, Irak, Iran, Banrain, dan Yaman. Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab, hanya menunggu hari jatuh ke tangan Syi’ah. Wallahu’alam.
Senator AS Sebut Perang Di Timur Tengah Adalah Invasi Islam Terhadap Eropa
Seorang Senator AS dari Partai Republik mengingatkan bahwa jatuhnya ibukota Damaskus ditangan organisasi Negara Islam dapat menjadi ancaman langsung bagi negara-negara Eropa.
Dalam pernyataannya dengan saluran Rusia Today hari Kamis (19/03) kemarin, Richard Black mengatakan, “Beberapa bulan setelah jatuhnya ibukota Damaskus ditangan Negara Islam, mereka akan segera merebut Lebanon dan Yordania sebelum akhirnya mengancam Eropa.”
Richard Black menambahkan, “Ini adalah invasi Islam terhadap Eropa yang sangat berbahaya dan mengancam dunia.” (Rassd/Ram)
Berikut cuplikan video tersebut:
http://www.eramuslim.com/berita/senator-as-sebut-perang-di-timur-tengah-adalah-invasi-islam-terhadap-eropa.htm#.VQvNk46sUXc
Mantan Direktur CIA David
Petraeus : Perang Sunni-Syi'ah Mengancam Seluruh Timur Tengah
Mantan Direktur CIA Jenderal David Petraeus,
yang pernah memimpin pasukan AS dalam perang Irak, tahun 2007-2008,
mengatakan bahwa Iran dan milisi Syiah menimbulkan masalah mendasar dan
"paling pokok”, dan ancaman strategis bagi stabilitas Irak, dan bukan ISIS,
tegasnya.
"Saya berpendapat bahwa ancaman utama bagi
stabilitas jangka panjang Irak dan keseimbangan regional yang lebih luas bukan
ISIS. Tapi, milisi Syiah yang didukung oleh Iran”, tegas Petraeus
kepada Washington Post, selama dia kunjungannya ke Irak utara, Jum'at,
20/3/2015.
Dia mengatakan sementara ini milisi Syiah
membantu menghentikan serangan ISIS 'terhadap Baghdad, dan mereka bertanggung
jawab atas "kekejaman dan pembantian" terhadap warga sipil Sunni, dan
kemudian muncul menjadi kekuatan dominan di Irak, tambah Petraeus.
"Milisi ini keluar ke jalan-jalan Irak ,
saat menanggapi fatwa oleh pemimpin Syiah Ayatollah Sistani, pada saat
bahaya dan ancaman ISIS. Mereka mencegah ISIS melanjutkan ofensif ke Baghdad.
Meskipun demikian, mereka dalam beberapa kasus telah melakukan pembersihkan
tidak hanya kelompok ISIS, tetapi juga warga Sunni. Mereka melakukan
kekejaman tanpa batas terhadap kaum Sunni, "kata Petraeus.
"Jangka panjang, milisi Syiah yang
didukung Iran bisa muncul sebagai kekuatan terkemuka di Irak, salah satu
kekuatan yang berada di luar kendali pemerintah Irak, dan sebaliknya
milisi Syi’ah di Irak langsung dibawah kendali oleh Teheran," tambahnya.
Petraeus mengatakan pengaruh Iran yang
meningkat di Irak, dan bertujuan ingin mencaplok negara itu, dan sebagai
indikasi Iran mengirim Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC) Jenderal
Qassem Suleimani dalam perang melawan ISIS. Petraeus menggarisbawahi
"kenyataan yang sangat penting. Rezim Iran saat ini tidak menjadi sekutu
kami di Timur Tengah”, ungkapnya.
Secara luas AS dalam perang Irak bertujuan
ingin membersihkan al-Qaeda dari daerah Sunni Irak pada tahun 2006, dan
Petraeus mengatakan bahwa bantuan Iran dalam melawan ISIS, Teheran
"akhirnya menjadi bagian dari masalah, bukan solusi”, tegasnya.
"Semakin Iran terlihat untuk mendominasi
wilayah Irak, semakin akan mengobarkan radikalisme Sunni, dan menjadi bahan
bakar munculnya kelompok-kelompok seperti ISIS. Sementara AS dan Iran mungkin
memiliki kepentingan yang sama ingin mengalahkan ISIS, namun kepentingan
antara AS dengan Iran berbeda, yaitu ingin menguasai dan mencaplok Irak.
Petraeus mengatakan: “Kekuasaan Iran di Timur
Tengah akan menimbulkan konflik dan perang baru di seluruh Timur Tengah dan
dunia Arab. Hal ini terutama timbul masalah baru, yaitu ketika Iran
memerangi sekutu-sekutu kita. Tetapi juga berbahaya karena, semakin dirasakan,
semakin memicu reaksi yang juga berbahaya bagi kepentingan kita . Lahirnya
radikalisme Sunni, dan jika kita tidak hati-hati, prospek proliferasi
(pengurangan program) nuklir juga terancam.
Petraeaus menambahkan bahwa pada musim semi
tahun 2008, Jenderal Qassem Suleimani menjelaskan kepadanya bahwa dia
bertanggung jawab atas kebijakan Iran mengenai Irak, Suriah, Lebanon, dan
Afghanistan.
"Di tengah pertarungan yang sangat sengit
, saya menerima kabar dari seorang pejabat yang sangat senior Irak bahwa
Jenderal Qassem Sulaimani telah memberinya pesan untuk saya.
Ketika saya bertemu dengan pejabat senior Irak
, ia menyampaikan pesan: “Jenderal Petraeus, Anda harus menyadari bahwa saya
(Jenderal Qassem Suleimani), mengontrol kebijakan Iran untuk Irak, Suriah,
Lebanon, dan Afghanistan.
Intinya sangata jelas. Jenderal Sulaimani
memiliki kebijakan terhadap wilayah Irak, dan saya harus berurusan dengan dia.
Ketika bicara Irak saya bertanya apa yang saya ingin sampaikan kembali, saya
menyuruhnya untuk memberitahu Suleimani bahwa dia bisa 'pound pasir'”, ujar
Petraeus.
Petraeus telah menyinggung Jenderal Qassem
Sulaimani yang memimpin kelompok-kelompok milisi Syiah, dia bertanggung
jawab atas “pembunuhan besar-besaran warga Sunni dan melukai puluhan ribu
tentara koalisi Amerika dan pasukan Irak, sehingga akan wajar baginya untuk
mengucapkan hal-hal paling serius kepada Jenderal Qassem Sulaimaniya,
ungkap Petraeus kepada Washington Post.
Mantan penasihat AS di Irak Khedery mengatakan
kepada Al Arabiya News bulan lalu, di mana sebelumnya, pemerintahan Obama
memang sengaja menutup mata terhadap kejahatan dan kekejian milisi Syiah di
Irak . Tapi sekarang dengan bukti baru dari organisasi hak asasi manusia dan
dengan kesaksian Petraeus, "Obama sekarang harus menjelaskan apa
kebijakannya yang harus di bangun dari bukti baru yang terungkap,
"kata Khedery Jumat, 20/3/2015.
David Mack, mantan duta besar AS dan thin-thank
di Institut Timur Tengah yang berbasis di Washington mengatakan bahwa
pemerintahan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi - adalah bagian baik secara
politik dan ideologis dengan Iran. Al-Abadi bagian dari rezim Syi’ah Iran, dan
mendapatkan dukungan dari milisi Syiah – dan dengan mengontrol
milisi-milisi Syi’ah dan pasukan regular Irak, dipastikan akana menjadi ancaman
perang di seluruh kawasan Timur Tengah dan Arab.
Perang baru di seluruh kawasan Timur Tengah dan
Dunia Arab, perang antara Sunni – Syi’ah, karena Syi’ah yang dikendalikan oleh
Teheran terus melakukan ekspansi territorial ke Timur Tengah dan Dunia Arab,
dan mengubah ideology (aqidah) penduduk kawasan dari Sunni ke Syi’ah dengan
senjata. Syi’ah tidak segan-segan menumpahkan darah dengan senjata. Seperti
yang terjadi di Lebanon, Suirah, Irak, dan Yaman. Wallahu’alam.
Sebutan Salafi-Wahabi, Propaganda Syiah Benturkan Kaum Muslimin
20 maret 2015
MUI Provinsi Jawa Barat
diminta untuk berperan aktif menanggapi fenomena propaganda Syiah hari ini yang
menyatakan siapa pun yang tidak setuju dengan Syiah adalah bagian dari
kelompok salafi, wahabi dan yang lainnya.
“Ketika mereka sudah membentur-benturkan aqidah
Ahlussunnah wal jamaah itu seolah kita yang sedang berantem. Padahal, aslinya
baik kita, salafi, NU, Persis, semuanya aqidahnya sama bersumber dari Quran dan
Sunnah. Tapi Syiah yang sebetulnya tidak bisa disamakan. Karena sumbernya bukan
dari Quran dan Sunnah,” beber Koordinator Pembela Ahlu Sunnah (PAS), Ustadz
Roinul Balad di hadapan sejumlah pengurus MUI Provinsi Jawa Barat pada Kamis,
(19/03).
Menurut Ustadz Roin, di sejumlah daerah di Jawa
Barat, propaganda Syiah ini kerap ditelan mentah-mentah oleh masyarakat awam.
Oleh sebab itu, MUI diharapkan dapat berperan aktif untuk mengatasinya.
“Kami meminta kepada MUI untuk berperan aktif
menjelaskan itu karena di daerah-daerah sudah terjadi seperti di Tasik dan di
Cianjur. Kami insyaAllah akan selalu berusaha memberikan informasi yang
kongkrit di lapangan,” tambahnya.
Ustadz Roin mencontohkan adanya kejadian
di suatu masjid yang akhirnya disegel karena dianggap wahabi. Padahal bahasa
itu dilontarkan oleh orang-orang yang suka mengaji kepada gembong Syiah,
Jalaludin Rahmat.
“Termasuk di Ciamis tadi malam kami mendapat
satu berita di daerah Pamarican yang speakernya diturunkan karena dianggap
wahabi,” lanjutnya.
Ternyata, informasi yang menyebut bahwa masjid
itu wahabi berasal dari seorang perempuan yang suka mengaji di lembaga
pendidikan milik Syiah, Muthahari.
“Anaknya disekolahkan di SMP Muthahari,
sehingga datang ke sana ibunya menyatakan, ‘oh itu masjid wahabi, masjid
wahabi’. Kemudian, warga sekitar di kalangan nahdliyyin mengatakan “kalo
gitu turunkan miknya, turunkan miknya,” terangnya.
Melihat situasi semacam itu, PAS Jawa Barat
menghimbau agar MUI segera mengambil tindakan sebelum menjadi besar di
daerah-daerah.
“Kami siap bersinergi dengan MUI, karena Syiah
bermain di situ dan membenturkan kaum muslimin,” pungkasnya.
Gabungan Ormas Islam Dukung MUI Jabar Bentengi
Aqidah Umat dari Bahaya Syiah
Sejumlah elemen ormas dan
pergerakan Islam yang tergabung dalam Pembela Ahlu Sunnah (PAS), pada Kamis
siang ini, (19/03) menyambangi Kantor MUI Provinsi Jawa Barat di Jalan RE
Martadinata No 105, Bandung.
Menurut Ustadz Roinul Balad, Koordinator
Pembela Ahlu Sunnah (PAS) Jawa Barat, silaturahim ini juga bertujuan untuk
saling bertukar informasi terkait perkembangan Syiah di Jawa Barat.
“Alhamdulillah, kita hari ini bisa bertemu dan
diterima oleh MUI Provinsi Jawa Barat dalam rangka silaturahim untuk lebih
mempererat silaturahmi kita dan bisa saling bertukar informasi yang
berhubungan dengan harakah/pergerakan keagamaan di Jawa Barat, khususnya
masalah Syiah,” jelas Ustadz Roin kepada para pimpinan MUI Provinsi Jawa Barat.
Rombongan PAS diterima oleh sejumlah pimpinan
MUI seperti Ketua MUI Jabar, KH Ayat Dimyati, Sekretaris Umum MUI Jabar, Drs
H.M. Rafani Achyar, dan pengurus lainnya.
Kedatangan sejumlah perwakilan ormas Islam itu
selain dalam rangka silaturahim juga apresiasi terhadap MUI yang telah
menerbitkan buku panduan “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di
Indonesia”.
“Kami sangat berbahagia umat Islam di Jawa
Barat ini dan berterimakasih kepada MUI yang sudah menerbitkan buku panduan
“Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia”, karena Jawa Barat
sarangnya Syiah,” ujar Ustadz Roin.
Beliau menambahkan, jika berkenaan dengan
hal-hal yang menodai ajaran Islam, banyak orang sepakat mengatakan Jawa Barat
menjadi sarangnya. “Bicara Ahmadiyah Jawa Barat, bicara aliran sesat yang
mengaku nabi Jawa Barat. Di dalam event-event pertemuan lintas harakah skala
nasional pun kalau bicara aliran sesat pasti melihat ke Jawa Barat, tandasnya.
Pembela Ahlus Sunnah (PAS) Jawa Barat ini
merupakan gerakan lokal yang terdiri dari 39 ormas Islam dan elemen
pergerakan. Diantaranya ada dari Muhammadiyah, LPUI, Syarikat Islam, FPI,
Laskar FPI, KORNI, Wahdah, KODAS, Pemuda Masjid Istiqomah, Pemuda Persis, dan
forum-forum pengajian dan majelis taklim Bandung Raya.
“Kami semua mendukung penuh buku yang
diterbitkan MUI dalam rangka mengawal aqidah umat Islam khususnya di Jawa
Barat,” pungkas Ustadz Roin.
Hidayatullah: Karena Istiqomah dalam
Kekafirannya, Syiah Lawan Kaum Muslimin
Ketua Yayasan Pondok
Pesantren Hidayatullah (YPPH) Balikpapan Ustadz Zainuddin Musaddad menyikapi
fenomena adanya gelombang imigran Syiah ke Kota Balikpapan sebagai sesuatu
yang alamiah. Pasalnya, Syiah memang melakukan ekspansi ideologis dan perlawanan
kepada kaum Muslimin karena dia istiqomah dengan ‘kekafirannya’.
“Karena keistiqomahannya itu, dengan sendirinya
dia harus melakukan perlawanan. Justru kalau dia tidak melakukan perlawanan,
palsu dia. Keistiqomahannya dia memusuhi Muslim Sunni ya seperti itu,” ujar
beliau di Ponpes Hidayatullah, Gunung Tembak Balikpapan, Sabtu, (13/12).
Oleh karena itu, Hidayatullah, sebagai sebuah
lembaga yang turut fokus dalam menghadapi syiah harus meningkatkan apa yang
menjadi kewajibannya. Yaitu, memproteksi umat dari aliran-aliran yang sesat.
“Kedua, buktikan bahwa apa yang kita lakukan
itu cahaya Allah ta’ala (kebenaran), sehingga selain dari pada itu bathil
(gelap). Tegaknya syariat Allah itu identik dengan cahaya Allah. Mari kita
bertarung di lapangan (di tengah masyarakat), karena dia (syiah) pakai asumsi.
Kita harus pakai kenyataan. Itu intinya,” tambahnya.
Selanjutnya, Ustadz Zainuddin juga menegaskan
bahwa langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk menanggulangi penyebaran
ideologi syiah adalah dengan cara memperkuat dakwah. Menurut beliau, karena
dakwah ini sudah menjadiframe Hidayatullah sejak dulu maka tinggal
memperkuat saja.
“Dakwah itu bukan hanya karena ada syiah baru
digerakkan. Ini hanya sebuah pemicu bahwa kita harus bergerak lebih aktif lagi,
lebih progresif lagi, kalau perlu lebih revolusioner lagi. Dalam artian bahwa
umat harus diperkenalkan dengan aqidah sesungguhnya, kepada ibadah yang
sesahih-sahihnya,” katanya.
Terakhir, beliau juga mengingatkan agar para
da’i jangan hanya bermain di titik aman. Dalam dakwah yang disampaikan kepada
umat jangan cuma materi terkait silaturahmi atau akhlaq saja. Tetapi harus
masuk pada substansi materi dakwah yaitu aqidah Islamiyah.
“Ini bukan tidak penting, cuma tidak mendasar.
Kita kembali pada substansi materi dakwah. Kita kan biasanya mencari amannya
saja, amanlah masalah akhlak, aman di masalah sosial justru tidak pernah masuk
yang sesungguhnya. Tetapi ketika masuk ke ranah aqidah, terproteksi semua,
karena substansi aqidah itu yang benar cuma satu, sampaikan, dan yang lain itu
bathil,” tuturnya.
Menurut beliau, untuk menghadang bahaya
pemikiran syiah titik berangkatnya haru dimulai dari aqidah, karena Rasulullah
SAW hebat itu bukan karena akhlaqnya semata. tapi juga karena aqidahnya.
“Andaikan hanya karena akhlaq, Rasulullah SAW
sudah diterima jadi punggawa, jadi pimpinan. Di usia 25 tahun, Rasulullah sudah
diterima kalau alasannya hanya dengan akhlaq. Begitu rasul sudah masuk ke
wilayah aqidah dan tidak ada selain daripada itu yang benar, mereka mengatakan
ternyata Muhammad yang baik itu ternyata jelek. Muhammad yang baik itu ternyata
merusak,” tukas beliau.
Meski tanpa mengurangi ada tantangan eksternal,
tapi menurut beliau, tantangannya ada pada internal umat Islam. Agar para
dai-dai harus berani menyampaikan aqidah yang benar itu hanya satu.
Lailahaillallah..Muhammadun Rasulullah, pungkasnya.
Cara Syiah Menipu Kaum Muslimin
Habib Zein Al-Kaff Beberkan Cara Syiah Menipu
Kaum Muslimin
Syiah merupakan
aliran sesat dan menyesatkan. Keberadaan Syiah menjadi bahaya yang harus
selalu diwaspadai umat Islam di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Habib Ahmad
Zein Al-Kaff, Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur dan Majelis
Tinggi NU Jawa Timur dalam acara kajian ilmiah bertajuk ‘Mengapa Syiah Bukan
Islam?’ di Gedung Al-Irsyad, Surakarta, pada Ahad, 2 Februari 2014.
Menurut Habib Zein, Syiah yang berkembang di
dunia ini ada tiga.Pertama, Syiah Zaidiyah yang banyak didapati di Yaman
Utara, hanya saja Syi’ah Zaidiyah ini tidak berkembang. Bahkan, banyak kelompok
Zaidiyah yang akhirnya memberikan loyalitasnya kepada Iran. Hal ini tidak lepas
dari gelontoran dana besar dari Negara Persia ini.
Kedua, Syiah Ismailiyah yang berkembang di
India dan Pakistan. Sekte Ismailiyah kemudian menelurkan sekte sesat lainnya, seperti
Syiah Nushairiyah dan Druze.
Ketiga, Syiah Imamiyah atau Ja’fariyah,
mereka biasa mengatasnamakan diri mereka dengan sebutan ‘Madzhab Ahlul Bait’.
Ajaran Syiah ini berpusat di Iran. Setelah revolusi 1979, mereka melakukan
ekspansi ajarannya ke negeri-negeri kaum muslimin termasuk Indonesia.
Ketua Yayasan Al-Bayyinat ini menyatakan bahwa
Syiah menjadi ajaran yang sangat kuat dan berbahaya karena mereka didukung
negara Iran.
“Iran menggelontorkan dana secara
besar-besaran, ada yang dihubungi langsung atau ada juga yang diundang ke Iran
kemudian ditunjukkan keberhasilan mereka.” ujar Habib Zein, seperti dilansir
dari an-najah.net pada Senin.
Sementara, ajaran Syiah juga berkembang di
Indonesia. Penganut Syiah di Indonesia adalah Syiah Imamiyah yang mengatakan
bahwa mereka memiliki 12 imam.
“Syiah yang ada di Indonesia adalah Syiah
Imamiyah atau Ja’fariyah yang biasa mengatasnamakan madzhab ahlul bait,”
katanya.
Tipuan Syiah
Habib Zein menegaskan banyak tokoh Islam yang
ditipu oleh Syiah. Syiah menawarkan pendekatan dan ukhuwah antara Sunni dan
Syi’ah. Namun di sisi lain, mereka menyembunyikan informasi ulama-ulama
Ahlussunnah di Iran dibunuh, dipenjara dan masjid ahlussunnah dirobohkan.
Padahal, sinagog dan gereja banyak didapati di Iran.
“Di Teheran itu banyak sinagog dan gereja,
tetapi masjid Ahlussunnah dirobohkan,” tegasnya.
Habib juga menjelaskan jika Iran gencar
memberikan beasiswa kepada kaum muslimin. Sayangnya, banyak orang yang
mengambil beasiswa tersebut tanpa melihat latar belakang siapa sponsor
beasiswanya. Sehingga, banyak alumni Iran ketika kembali ke Indonesia menjadi
murtad dari ajaran Islam dan menyebarkan ajaran Syiah.
Selanjutnya, tipuan lain yang sering digemakan
oleh Syiah adalah seruan kepada ahlussunnah untuk menjaga Ukhuwah Islamiyah.
Cara ini digunakan oleh kelompok Syiah ketika dalam kondisi minoritas. Namun,
hal itu tidak berlaku jika Syiah berkuasa atau penganutnya mayoritas, seperti
yang terjadi di Iran, Suriah dan Irak. Di wilayah tersebut, kaum muslimin
diintimidasi, didzalimi bahkan dibunuh.
“Ukhuwah Islamiyah itu bagus bisa dilakukan
jika sesama Islam seperti NU dengan Muhammadiyah, pengikut Madzhab Syafi’i dengan Madzhab Hanafi karena perbedaan mereka di dalam furu’ (hal-hal
cabang) bukan ushul (pokok ajaran). Berbeda dengan Syiah. Antara
Ahlussunnah dengan Syiah tidak bisa bersatu karena mereka itu berbeda dalam ushul.
Kalau Muhammadiyah, NU, Al-Irsyad itu masih satu rumah, berbeda dengan Syiah”
tegasnya.
Ia menambahkan, Syiah juga menggunakan
tokoh-tokoh yang telah dicuci otaknya untuk mengajak dengan menggunakan metode taqrib(pendekatan
Sunni dan Syiah, red). “Taqrib ini mereka pakai tatkala mereka minoritas. Hal
(taqrib) ini tidak terjadi di Iran,” tambahnya. [sdqfajar]
Habib Zein Al-Kaff: Habib yang Jadi Syiah,
Pengkhianat Rasulullah
Di Indonesia, para
cucunda keturunan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu, kerap dijuluki
Habib. Gelar ini begitu disakralkan oleh sebagian kalangan umat Islam. Namun,
para Habib yang mengikuti ajaran Syiah sejatinya adalah para pengkhianat Ahlul
Bait.
Hal itu disampaikan oleh Ust. Habib Ahmad Zein
Alkaff, Pengurus Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) Jawa Timur dan Majelis Tinggi
NU Jawa Timur, dalam Kajian Ilmiah ‘Mengapa Syiah Bukan Islam?’ di Gedung
Al-Irsyad, Surakarta, Ahad, 2 Februari 2014.
Habib Zein menegaskan bahwa menggeneralisir
semua Habib itu Syiah merupakan sebuah kesalahan. Karena di dalam lingkungan
para habaib, ahlubait (cucunda keluarga Nabi, red) yang menjadi Syi’ah
tidak digolongkan sebagai Habib. Bahkan, menurut literatur sejarah, para
pendahulu mereka dari kalangan habaib berhijrah dari Bashrah -negeri yang
subur- menuju Hadramaut -negeri yang tandus- dalam rangka menyelamatkan anak
keturunannya dari fitnah Syiah yang berkembang di Bashrah.
“Kalau ada Habib yang menjadi Syiah, maka telah
berkhianat kepada datuknya (Rasulullah Saw). Kalau ada Habib tidak berjalan
diatas jalan Habib dia bukan Habib, tetapi mereka mantan Habib,” tegasnya
seperti dikutip Kiblat.net dari an-najah.net pada Senin.
Ketua Yayasan Al-Bayyinat memaparkan bahwa
Syiah telah melakukan kedustaan. Syiah mengklaim mencintai ahlulbait padahal
dalam tindakannya sama sekali tidak mencerminkan kecintaan terhadap
Ahlulbait.
Mengapa Syiah bukan Islam?
Untuk mengetahui kesesatan Syiah, tokoh MUI
Jawa Timur ini menganjurkan pada aktifis Islam untuk merujuk kepada kitab-kitab
induk mereka. Sebagaimana kalau kita ingin mengkaji ahlussunnah maka harus
memakai kitab-kitab ahlussunnah, demikian pula kalau kita ingin mengkaji
kristenisasi, komunimisme maka juga harus menggunakan kitab-kitab mereka.
Habib Zain menjelaskan bahwa Syiah bukan Islam
karena aqkidah mereka bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Pertama, karena
rukun iman Syiah berbeda dengan rukun Islam. Rukun iman Syiah ada 5, sementara
rukun Iman umat Islam ada 6. “Konsekuensi dari keimanan ini maka saling
mengkafirkan, Syiah mengkafirkan ahlussunnah dan ahlussunnah mengkafirkan
Syiah,” ungkapnya.
Kedua, perbedaan dalam rukun Islam. Kalau
rukun Islamnya orang Syiah itu shalat, shaum, zakat, haji dan wilayah.
Sedangkan rukun Islamnya ahlussunnah itu syahadatain, shalat, puasa, zakat, dan
haji. Sama konsekuensinya saling mengkafirkan.
Ketiga, menurut ajaran Syiah, Al-Qur’an
yang dibaca kaum muslimin sudah mengalami muharraf (penyelewengan,
red), bisa ditambah dan dikurangi. Padahal Allah secara tegas telah mengatakan,
“Sesungguhnya Kami yang telah menurunkan Al-Qur’an dan Kami pula yang
menjaganya.” Kitab-kitab Syiah mengatakan bahwa Al-Qur’an telah berubah baik
ditambah maupun dikurangi. Bahkan, menurut Syiah, Al-Qur’an yang asli berjumlah
17.000 ayat, tiga kali lipat dari Al-Qur’an yang ada saat ini.
Keempat, mereka mengklaim imam-imam mereka
lebih mulia daripada Rasulullah SAW. Menurut Syiah, Imam mereka mempunyai
kedudukan yang lebih tinggi di atas Rasulullah Saw. “Seseorang yang mengaku
lebih afdhol dari para Rasul, telah keluar dari Islam, inilah akidah
Islam,” tegas Habib Zein.
Kelima, mereka mencaci para sahabat.
Bahkan, mereka mengkafirkan para sahabat kecuali yang empat orang saja.
“Padahal Allah telah menegaskan dalam Al-Qur’an, bahwa Allah ridha kepada
mereka dan mereka pun ridha Allah sebagai Rabb mereka,” ujarnya.
Ulama NU kelahiran tahun 1941 ini mengingatkan
agar umat Islam mewaspadai perkembangan Syiah di Indonesia. Karena jika tidak
diwaspadai maka apa yang terjadi di Irak, Iran, Yaman, Bahrain akan juga bisa
terjadi di bumi nusantara ini.
Untuk mengingatkan bahaya Syi’ah, beliau
mengutip Hadits dari Rasulullah SAW: “Apabila timbul fitnah atau bid’ah, dimana
sahabat-sahabatku dicaci maki, maka setiap orang yang berilmu diperintahkan
untuk menyampaikan ilmunya. Dan barang siapa tidak melaksanakan perintah
tersebut, maka dia akan mendapat laknat dari Allah dan dari Malaikat serta dari
seluruh manusia. Semua amal kebajikannya, baik yang berupa amalan wajib maupun
amalan sunnah tidak akan diterima Allah”.
Umat Islam akan dituntut pembelaannya manakala
Rasulullah SAW, para sahabatnya, beserta istri-istrinya dicacimaki oleh
siapapun, termasuk Syi’ah.
“Kalau seandainya kita tidak marah ketika
istri-istri Rasulullah SAW, mertua Rasulullah SAW, menantu Rasulullah dan juga
para sahabatnya dicacimaki dan dikafirkan maka diragukan kecintaannya kepada
Rasulullah Saw. Jangan mengaku cinta, jika tidak ada buktinya,” pungkasnya.
[sdqfajar]
Anung Al-Hamat: Seluruh Umat Islam Tolak
Kesesatan Perayaan Asyura Kaum Syiah
Ketua Forum Study
Sekte-Sekte Islam (FS3I) Ustadz Anung Al-Hamat menilai pernyataan bahwa umat
Islam yang menolak keberadaan Syiah hanya dari kalangan yang dicap Wahabi
merupakan kekeliruan dalam melihat fakta, karena penolakan terhadap ajaran
Syiah adalah sikap semua kalangan Ahlus Sunnah wal jamaah.
“Penolakan kesesatan perayaan Asyura yang
diadakan kalangan Syiah dilakukan oleh semua umat Islam. Jadi, tidak tepat jika
hanya Wahabi yang dianggap menolak Asyura,” katanya kepada Kiblat.net di
Jakarta, pada Sabtu (1/11), saat menyikapi ulah pengikut Syiah di jejaring
media sosial yang menuduh Wahabi sebagai pihak yang menentang Syiah.
Menurutnya, hal ini bisa dibuktikan dengan
penolakan ulama Madura dan Jawa Timur terhadap ajaran Syiah. Sementara, Ulama
Madura dan Jawa Timur dikenal bukanlah kalangan Wahabi.
“Bukti lainnya bahwa Syiah ditolak umat Islam
adalah MUI Sampang Madura dan Jatim fatwa sesat berkaitan dengan Syiah,” tegas
Anung.
Seperti diketahui, puluhan aktivis Islam
menggelar aksi simpatik di masjid Baiturrahman Simpang Lima, Semarang usai
shalat Jumat, (31/10). Para aktivis yang menamakan dirinya Gerakan Islam Bela
Ahlul Bait dan Sahabat (GIBAS) ini membagi-bagikan CD dan buletin kesesatan
sekte Syiah.
Mereka juga menolak perayaan Asyura kaum Syiah
di Semarang yang rencananya akan digelar pada Senin, 3 November 2014 di
Kompleks PRPP (Jateng Fair) di Jalan Anjasmoro, Tawang Mas Semarang.
GIBAS juga memberikan pernyataan sikap terkait
perayaan Asyura, mereka menolak jika kelompok Syiah diberikan izin untuk
mengadakan acara yang berpotensi memecah belah persatuan umat Islam itu.
Sementara itu, sebuah akun facebook bernama
Saleh Aljufri nampak memosting sebuah foto seseorang yang sedang merobek-robek
selebaran artikel anti Syiah yang dibagikan oleh GIBAS. Dalam postingan
tersebut, akun al Jufri menuliskan kalimat ‘Wahabi Tolol’
Indonesia Perlu Terapkan Hukuman Berat Bagi Penghina/Penghujat Sahabat dan Istri Nabi, Baik Lisan Maupun tulisan [ Jangan Sampai di ""hasan syahatah"kan]
Lihat nasib tragis si penghina sahabat nabi, Hasan Syahatah dan di Pakistan :
PWNU Jatim: Indonesia Bumi Ahlusunnah Wal
Jamaah, Siap Berkorban Jika Sahabat dan Istri Nabi Dihina Syiah
Pengurus Syuriah
PWNU Jatim menegaskan bahwa meskipun umat Islam Indonesia terbagi dalam
berbagai organisasi, namun mereka adalah keluarga besar Ahlussunnah Wal Jamaah.
Sementara, Ahlussunnah Wal Jamaah siap
mengorbankan apa saja yang dimiliki untuk membela pemimpin Islam, sahabat dan
istri Nabi jika mereka dihina, seperti yang dilakukan oleh Syiah.
“Indonesia ini adalah bumi Ahlussunnah Wal
Jamaah,” kata KH Habib Achmad Zein Al Kaff, di hadapan perwakilan Komisi VIII
DPR RI pada Rabu (03/02).
Ulama yang juga Anggota Komisi Ukhuwah
Islamiyah MUI Jawa Timur ini menyatakan bahwa memang umat Islam di Indonesia
terbagi dalam berbagi organisasi. Sejumlah organisasi seperti Nahdlatul Ulama
(NU), Muhammadiyah, Al-Irsyad, Rabithah Alawiyah, Dewan Dakwah Islamiyah,
Majelis Mujahidin, FPI dan Persis, menjadi wadah mereka.
“Namun mereka adalah keluarga besar Ahlussunnah
Wal Jamaah,” tegasnya.
Di hadapan anggota DPR tersebut Habib Zein juga
menerangkan fakta bahwa para mantan pelajar asal Iran dan santri yang belajar
di Pondok Pesantren Syiah, telah berani menghina orang-orang yang dimuliakan
umat Islam. Mereka menyebut para sahabat telah murtad dan menuduh istri-istri
Nabi dengan tuduhan keji.
“Inilah yang mengakibatkan terjadinya hal-hal
yang tidak kita inginkan,” imbuhnya.
“Sikap kami Ahlussunnah Waljamaah tegas, kami
siap berkorban apa saja baik harta benda maupun jiwa raga kami demi membela
mereka,” pungkasnya.
Awas! Jangan Berani Lecehkan Sahabat dan
Keluarga Nabi di Negara ini
KIBLAT.NET, Khortum – Pemerintah Sudan kembali
membuat gebrakan baru untuk menghadang aliran sesat. Baru-baru ini, negara
Afrika Utara itu mengesahkan Undang-undang yang mengkriminalisasikan para
pencela sahabat dan istri Nabi Muhammad SAW. [ kapan kita menirunya ?? ]
Dilansir dari portal akhbarak.net, Senin
(26/01), Majelis Nasional Sudan meloloskan undang-undang pelecehan sahabat,
istri dan keluarga Nabi Muhammad. Peraturan baru itu mengancam hukuman 5 tahun
penjara hingga hukuman mati bagi penghina sahabat Nabi.
Menurut kantor berita resmi Sudan, Sauna,
Komite Legislasi, Hukum dan HAM Sudah telah mengajukan proposal kepada Dewan
untuk membuat amandemen KUHP tahun 1991. Amandemen itu berisi kriminalisasi
seluruh pelaku penghinaan dan pelecehan terhadap para sahabat, istri dan
keluarga Nabi.
Dalam Amandemen itu, pelaku penghinaan diancam
hukuman lima tahun penjara. Jika kembali melakukan, pelaku diancam hukuman
mati.
Berdasarkan laporan Sauna, dalam KUHP tahun
1991 itu salah satu pasalnya menyebutkan bahwa penghina agama dianggap murtad.
Akan tetapi, pasal itu bersifat umum. Sehingga, pasal itu dirinci dan
disempurnakan dengan mengkriminalkan pelaku penghina sahabat Nabi.
Pemerintah Sudan beberapa waktu terakhir berusaha menghilangkan pengaruh Iran di negaranya. Sebelumnya, Pemerintah Sudan
menutup seluruh pusat kebudayaan Iran yang ada di ibukota dan cabang-cabang di
kota lain. [ kita malah sebaliknya !! ]
Iran dengan paham Syiah-nya dianggap
membahayakan keutuhan negara dan mengancam sosial serta ideologi bagi negara yang
sebagian besar penduduknya adalah Ahlussunnah. Selain itu, nasihat para ulama
juga mendorong pemerintah memproteksi diri dari paham Syiah.
Hina Istri dan Sahabat Nabi, Pengikut Syiah di
Kuwait Divonis 10 Tahun Penjara
KIBLAT.NET, Kuwait – Pengadilan banding
Kuwait beberapa hari lalu menjatuhkan vonis sepuluh tahun penjara terhadap
seorang warga Syiah yang menghina nabi Muhammad, Istri dan sahabatnya. Ia
melakukan perbuatan kejih tersebut melalui tulisan statusnya di situs jejaring
sosial Twitter.
“Pengadilan banding Kuwait pada hari Senin (28
Oktober) menjatuhkan hukuman sepuluh tahun penjara terhadap pemilik akun
Twitter Syiah karena menghina nabi Muhammad, Istri dan para sahabatnya melalui
Twittnya” lansir situs almokthsr.com, Selasa, 29 Oktober 2013.
Menurut teks hukum, Hamad Naqi (23 tahun,
pelaku penghinaan Nabi) dihukum pada bulan Maret 2012 karena melakukan
penghinaan terhadap agama dan mempublikasikan twiitt yang meyerang Saudi dan
Bahrain.
Pengadilan tingkat pertama Kuwait telah
memutuskan hukuman penjara 10 tahun terhadap Naqi pada bulan Juni tahun
kemaren. Ia memiliki kesempatan untuk mengajukan banding ke Pengadilan Kasasi,
akan tetapi pengadilan kasasi menolaknya dan menguatkan keputusan sebelumnya.
Naqi dihukum karena menghina Nabi Muhammad,
Istrinya Aisyah dan sejumlah sahabat beliau, sebagaimana disebutkan AFP.
Menurut BAP (Berita Acara Pemeriksaan), Naqi
melakukan perbuatan tersebut melalui akun Twitternya pada bulan Maret 2012
lalu. Saat persidangan di pengadilan tingkat pertama, Naqi mengelak tuduhan itu
dan mengatakan bahwa akunnya telah dibajak. Akan tetapi, pengadilan menolak
pembelaan Naqi dan menjatuhkan hukuman 10 tahun kepadanya. [hunef]
Hina Sahabat Nabi, Kuwait Usir Dai Syiah Dari
Negaranya
KIBLAT.NET, Kuwait City – Pemerintah Kuwait
baru-baru ini mengusir seorang khatib Syiah dari negaranya karena menghina dan
mencemarkan Sahabat Nabi radhiyallahu anhum. Kuwait menilai, khatib tersebut
telah menciptakan rasisme di salah satu negara Teluk tersebut.
“Kementerian telah mengambil keputusan untuk
mengusir da’i Syiah Hussain Faheed dari Kuwait pada Kamis ini (7 Nopember)
karena telah mencemarkan para sahabat Rasulullah saw” kata Kementerian Dalam
Negeri Kuwait dalam sebuah pernyataannya, Kamis kemaren.
Kementerian menjelaskan pengusiran terhadap
Faheen dilakukan karena ia melakukan penghinaan dan pencemaran terhadap para
Sahabat Nabi saw ketika menyampaikan ceramah agama di berbagai tempat di
Kuwait. Cerahamah-ceramah yang berisi penghinaan terhadap Sahabat tersebut
kemudian disebarkan melalui berbagai media dan sarana komunikasi media sosial.
“Oleh sebab itu, Kementerian memutuskan untuk
mengusir Faheed dari Kuwait” tegas pernyataan Kementeri Dalam Negeri Kuwait
sebagaimana dilansir almoslim.net, Kamis.
Kementerian melanjutkan, langkah tersebut
diambil untuk mencegah pintu fitnah dan menjaga persatuan warga Kuwait.
Kebaradaan orang-orang seperti itu, tambahnya, akan berdampak negatif pada
keamanan publik. “Kementerian segera mengambil langkah tersebut pada Kamis pagi
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan” tambah Kementerian.
Hussain Faheed adalah seorang khatib di salah
satu masjid Syiah di kota Ahsa, Kuwait. Dalam setiap khutbahnya, ia sering
melontarkan pernyataan-pernyataan yang menghina dan mencemarkan para Sahabat
nabi radiyallahu anhum.
Ceramah-ceramah Faheed yang tersebar luas di
internet menimbulkan badai kemarahan warga Kuwait yang mayoritas Ahlu Sunnah
wal Jama’ah. Mereka mendesak pemerintah untuk segera mengusir da’I Syiah
tersebut dari negara mereka.
Kuwait yang merupakan salah satu anggota negara
Teluk bersikap tegas terhadap sekte Syiah di negaranya. Kuwait menilai Syiah
sebagai ancaman yang dapat membahayakan keutuhan negara.
Beberapa waktu lalu, Kuwait bersama anggota
negara teluk memutuskan mengusir lembaga-lembaga dan para partisan Syiah
Hizbullah Lebanon dari negaranya. Langkah tersebut ditempuh sebagai bentuk
perlawanan terhadap organisasi dukungan Iran tersebut, setelah mengumumkan
melibatkan diri dalam pertempuran di Suriah membantu Bashar Al Asad. [hunef]
Sahabat Nabi SAW dalam Pandangan Ahlussunnah,
Syiah, Khawarij dan Mu’tazilah
KIBLAT.NET, Jakarta – Kaum muslimin ahlussunnah
wal jama’ah memiliki karakteristik yang istimewa dalam memandang para sahabat
Nabi SAW. Mereka mengambil sifat tawasuth (pertengahan), tidak memandang remeh,
tidak pula bersikap ekstrim. Seperti yang terjadi pada aliran sesat seperti
syi’ah, khawarij atau mu’tazilah.
Kelompok syiah contohnya, mereka memiliki
pandangan tersendiri terhadap para sahabat Nabi SAW yang mulia. Kelompok syiah
mengajarkan pada penganutnya untuk mengkultuskan Ali bin Abi Thalib ra,
Fathimah beserta keturunannya secara berlebihan.
“Mereka juga menganggap Ali, istrinya Fathimah
dan keturunannya memiliki sifat maksum, (suci dari dosa, red), mengetahui hal
yang ghaib, bahkan di antara kelompok syiah juga ada yang mengklaim Ali bin Abi
Thalib sebagai Tuhan,” ujar Ustadz Anung Al-Hamat dalam Kajian Aqidah di
Bekasi, Rabu, (23/07).
Direktur Forum Studi Sekte-sekte Islam (FS3I)
ini juga menerangkan bahwa kelompok syiah menjatuhkan vonis kafir, murtad dan
munafik kepada sebagian sahabat. Bahkan, salah satu sekte syiah yang berbasis
utama di Suriah, yaitu Syiah Nusairiyah sangat mengagungkan Ibnu Muljam, sang
pembunuh Ali bin Abi Thalib ra. Sebab, menurut Syiah Nusairiyah, Ali bin Abi
Thalib baru akan menjadi Tuhan jika beliau telah wafat. Ibnu Muljam yang
menjadi penyebab terbunuhnya Ali lantas turut diagungkan oleh kelompok sesat
menyesatkan ini.
Adapun kelompok khawarij, mereka mengkafirkan
sebagian sahabat seperti Ali, Mu’awiyah, Amr bin Ash. Karena, ketiga sahabat
itu oleh kelompok khawarij dianggap sebagai biang bencana dan perpecahan kaum
muslimin.
Hal ini berbeda dengan ahlussunnah wal jama’ah
yang mencintai semua sahabat Nabi SAW. Ahlussunnah berpandangan bahwa para
sahabat memiliki keutamaan, sebab mereka adalah penerus risalah Nabi Muhammad
SAW. Di antara mereka ada yang memiliki keutamaan berupa dijamin masuk ke dalam
surga. Ahlussunnah juga menahan diri dari pembicaraan buruk terhadap para
sahabat.
“Para sahabat merupakan manusia-manusia
terbaik, mereka merupakan para mujtahid, dan diantara mereka yang paling utama
ialah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali radhiyallahu ‘anhum,” ujar kandidat doktor
bidang pendidikan Islam ini.
Ahlussunnah wal jamaah juga mencintai keluarga
Nabi SAW. Sebab bagi mereka ada dua hak, yaitu: ikatan Islam dan ikatan
kekeluargaan dengan Nabi SAW.
Lain lagi dengan kelompok mu’tazilah, mereka
mengkritisi sifat ‘adil’ para sahabat Rasulullah SAW. Mu’tazilah beranggapan
bahwa seluruh sahabat yang terlibat fitnah maka riwayatnya tertolak.
Menurut Ustadz Anung, penolakan ini akan
berimplikasi pada sedikitnya riwayat yang diterima oleh kalangan mu’tazilah.
“Tidak ada maksud lain penolakan itu, kecuali
untuk menolak syari’at Allah SWT,” pungkasnya.
Silsilah Ulama Ahlus Sunnah
Rasulullah Sholallohu'alaihi wasallam bersabda
“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” [HR.Tirmidzi, Ahmad, Ad-Darimi, Abu Dawud. Dishahihkan oleh Al-Albani]
Rasulullah Sholallohu'alaihi wasallam bersabda
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.” [HR. Al-Bukhari no. 100 dan Muslim no. 2673]
Sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang banyak meriwayatkan Hadist :
- Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu (5374 Hadits)
- Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu (2630 Hadits)
- Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu (2286 Hadits)
- Umu’l Mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha (2210 Hadits)
- Abdullah Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu (1660 Hadits)
- Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhu (1540 Hadits)
- Abu Sa’id Al Khudry radhiallahu ‘anhu (1170 Hadits)
Sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang banyak berfatwa :
- Abdullah Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu
- Umar bin Khaththab radhiallahu ‘anhu
- Umu’l Mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha
- Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu
- Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu
- Zaid bin Tsabit radhiallahu ‘anhu
- Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu
Tabi’in (Generasi setelah Sahabat) :
- Ka`ab bin Mati` ............................. (wafat 32 H) (652 M)
- Alqamah ........................................ (wafat 62 H) (681 M)
- Masyruq bin al Ajda'....................... (wafat 63 H) (682 M)
- Muhammad Ibnul Hanafiyyah...... (wafat 80 H) (700 M)
- Muh. bin al Hanafiyah bin Ali Abi Thalib..(wafat 81 H) (701 M)
- Sa’id bin Musayyab…………..…....... (wafat 90 H) (709 M)
- Urwah bin Zubair…………..……....... (wafat 94 H) (713 M)
- Ali bin Husain Zainal Abidin…....... (wafat 93 H) (712 M)
- Sa’id bin Jubair ...............................(wafat 95 H) (715 M)
- Ibrahim an-Nakha’iy ...................... (wafat 96 H) (716 M)
- Zaid bin Wahab ............................. (wafat 96 H) (714 M)
- Abdullah bin Muhairaz/Ibnu Janadah...(wafat 99 H) (718 M)
- Umar bin Abdul Aziz…………..... (wafat 101 H) (720 M)
- Atha' bin Yasar .............................. (wafat 103 H) (722 M)
- Amir bin Syarahil ............................ (wafat 103 H) (722 M)
- Asy Sya’by .................................... (wafat 104 H) (722 M)
- Abu Qilabah ................................. (wafat 104 H) (722 M)
- Mujahid ibn Jabr............................(wafat 104 H) (722 M)
- Ikrimah .......................................... (wafat 105 H) (724 M)
- Ubaidillah bin Abdullah bin Umar... (wafat 106 H) (725 M)
- Salim bin Abdullah bin Umar .......... (wafat 106 H) (725 M)
- Thawus bin Kaisan al Yamani ........... (wafat 106 H) (725 M)
- Qasim bin Muh. bin abu bakar Ash Shiddiq (wafat 106 H) (725 M)
- Sulaiman bin Yasar al Madani ......... (wafat 107 H) (726 M)
- Al Hasan Al Bashri………..…....… (wafat 110 H) (729 M)
- Muh. bin Sirrin………................ (wafat 110 H) (729 M)
- Raja` bin Haiwah ......................... (wafat 112 H) (731 M)
- Thalhah bin Musharaf..................... (wafat 112 H) (731 M)
- Atha' bin Rabah ................................ (wafat 114 H) (732 M)
- Abu Ja`far Al-Baqir ....................... (wafat 114 H) (733 M)
- Abu Bakar bin Amr bin Hazm........... (wafat 117 H) (735 M)
- Maimun bin Mahran ........................ (wafat 117 H) (736 M)
- Ibnu Abi Malikah .......................... (wafat 117 H) (736 M)
- Ubadah bin Nusay al Kindi ............... (wafat 118 H) (737 M)
- Nafi’ bin Hurmuz .............................. (wafat 117 H) (735 M)
- Qotadah As Sudusy …………............ (wafat 118 H) (736 M)
- Muh bin Syihab Az Zuhri……............ (wafat 125 H) (743 M)
- Amr bin Dinar ................................ (wafat 126 H) (744 M)
- Abdul Karim bin Malik al Harrani..... (wafat 127 H) (745 M)
- Abu Mashar Abdul A`la ad Damsyiqi...(wafat 128 H) (746 M)
- Yahya bin Abi Katsir al Yamani......... (wafat 129 H) (747 M)
- Ayyub as-Sakhtiyani ....................... .(wafat 131 H) (748 M)
- Muh. bin Al-Munkadir ..................... (wafat 131 H) (748 M)
- Abdullah bin Thawus Al-Yamani ...... (wafat 132 H) (750 M)
- Umar bin Dzar Al-Murhabi ..............(wafat 135 H) (752 M)
- Zaid bin Aslam Al Madani ............... (wafat 136 H) (754 M)
- Rabi`ah Ar Ra-i.............................. (wafat 136 H) (754 M)
- Sulaiman At-Taimy ........................ .(wafat 143 H) (760 M)
- Ja`far bin Muhammad Ash-Shadiq .....(wafat 143 H) (768 M)
- Abdullah bin Syaudzab Al Khurrasani..(wafat 144 H) (762 M)
- Al A’masy ..................................... (wafat 148 H) (766 M)
- Az Zubaidi .................................... (wafat 148 H) (766 M)
- Ibnu ‘Aun ...................................... (wafat 150 H) (768 M)
- Ibnu Juraij....................................... (wafat 150 H) (768 M)
- Abu Hanifah An Nu’man ►….... (wafat 150 H) (767 M)...Hanafi
- Abdurrahman bin Yazid bin Jabir......(wafat 153 H) (770 M)
- Ma'mar bin Rosyid ......................... (wafat 154 H) (770 M)
- Syu’bah ibnu A-Hajjaj ......................(wafat 160 H) (777 M)
- Abdul Aziz bin Salman Al Majisyun ...(wafat 164 H) (781 M)
- Sa`id bin Abdul Aziz At Tanwikhi...... (wafat 167 H) (784 M)
- Hammad bin Salamah........................ (wafat 167 H) (784 M)
Tabi’ut tabi’in (Generasi setelah Tabi’in), tokoh-tokoh mereka adalah :
- Muh. bin Muslim Ath Thaifi........... (wafat 177 H) (794 M)
- Malik bin Annas ►……….….... (wafat 179 H) (796 M)...Maliki
- Nafi` bin Umar al Jamhi al Makki... (wafat 179 H) (796 M)
- Sallaam bin Sulaim al Kufi ........... (wafat 179 H) (796 M)
- Hammad bin Zaid......................... (wafat 179 H) (796 M)
- Al-Qadhi Abu Yusuf ................... (wafat 182 H) (798 M)
- Abu Ishaq al Fazari ..................... (wafat 185 H) (802 M)
- Fudhail bin 'Iyadh ................. (wafat 187 H) (803 M)
- Al Auza’i………...…………..………. (wafat 198 H) (814 M)
- Sufyan Ats Tsauri…………….. (wafat 161 H) (778 M)
- Asy Syaibani ............................ (wafat 189 H) (804 M)
- Yahya bin Salim Ath Thaifi......... (wafat 195 H) (811 M)
- Sufyan bin Uyainah…………… (wafat 198 H) (814 M)
- Ismail bin Ulayyah……………… (wafat 198 H) (814 M)
- Abdurrahman bin Mahdi ............. (wafat 198 H) (814 M)
- Al Laits bin Sa’ad…………...…… (wafat 175 H) (792 M)
Generasi setelah Tabi’ut tabi’in , diantaranya :
- Abdullah ibnu Al Mubarak….. (wafat 181 H) (798 M)
- Waqi’ bin Jarrah……….….....……… (wafat 197 H) (813 M)
- Abdurrahman bin Mahdi……….... (wafat 198 H) (814 M)
- Yahya bin Said Al Qaththan……... (wafat 198 H) (814 M)
- Ath Thoyalisi ................................ (wafat 204 H) (820 M)
- Muh. bin Idris Asy Syafi’i ►… (wafat 204 H) (820 M)...Syafi’i
- Yazid bin Harun al Wasithi .............(wafat 206 H) (822 M)
- 'Abdurrazaq bin Hammam .......... (wafat 211 H) (827 M)
- Abdul Mulk bin Abdul Aziz ...........(wafat 212 H) (828 M)
- Sa'ad bin Rasyid .......................... (wafat 213 H) (828 M)
- Addullah bin Yazid al Maqri al Makki.(wafat 213 H) (829 M)
- Abdullah bin Zubair al Humaidi al Makki .(wafat 219 H) (835 M)
- Al Humaidi .................................. (wafat 219 H) (835 M)
- Affan bin Muslim…………....…….. (wafat 219 H) (834 M), dan lain-lain.
Kemudian mereka yang menjalani manhaj mereka, diantaranya :
- Abu ‘Ubaid Al-Qasim bin Sallam......... (wafat 220H) (835 M)
- Isma`il bin Abi Uwais al Madini ......... (wafat 226 H) (841 M)
- Ahmad bin Yunus ............................. (wafat 227 H) (841 M)
- Sa'd bin Mani' al Hasyimi ....................(wafat 230 H) (845 M)
- Yahya bin Ma’in…………….......…..…... (wafat 233 H) (848 M)
- Ali Ibnul Madini……………….......….... (wafat 234 H) (849 M)
- Ibnu Abi Syaibah ……………...........… (wafat 235 H) (850 M)
- Ibnu Qutaibah ................................ (wafat 236 H) (850 M)
- Ishaq bin Rahawaih .......................... (wafat 238 H) (852 M)
- Muh. bin Sulaiman al Mashishi.......... (wafat 240 H) (855 M)
- Ahmad bin Hambal ►……......…. (wafat 241 H) (856 M)... Hambali
Kemudian murid-murid mereka seperti :
- Muh.bin Aslam Ath-Thusi ........... (wafat 242 H) (856 M)
- A d Darimy…………………......……. (wafat 255 H) (869 M)
- Al Bukhari ۩………………...…… (wafat 256 H) (870 M)
- Ahmad bin Sinaan Al-Qaththaan ...(wafat 258 H) (871 M)
- Muslim ۩................................ (wafat 261 H) (875 M)
- Al-Muzanniy ............................... (wafat 264 H) (878 M)
- Abu Zur’ah………………...…....… (wafat 264 H) (878 M)
- Abu Dawud ۩……………...... (wafat 275 H) (889 M)
- Abu Hatim Ar Razy….…….... (wafat 277 H) (890 M)
- At Tirmidzi ۩…………..………… (wafat 279 H) (892 M)
- Abu Bakar bin Ani Khaitsamah.... (wafat 279 H) (892 M)
- Ibrahim al Harbi....................... (wafat 285 H) (899 M)
- Abu Bakr 'Amr bin Abi 'Ashim ... (wafat 287 H) (900 M)
- Ats Tsa'labi ................................ (wafat 291 H) (903 M)
- Al Bazzar.................................... (wafat 292 H) (905 M)
- Abu Mush`ab bin Abi Bakar Az-Zuhri ..(wafat 292 H) (905 M)
- Al-Marwazi ................................. (wafat 294 H) (907 M)
- Al Qasim as Sarqisthi.............. (wafat 302 H) (915 M)
- An Nasa’i ۩………………….....… (wafat 303 H) (915 M)
- Ibnu Hibban Al Busty………...... (wafat 304 H) (917 M)
- Abu Nashr bin Sallam Al-Faaqih .. (wafat 305 H) (917 M)
- Ibnul Jarud .............................. (wafat 307 H) (920 M)
- Abu Ya'la al Mushili .....................(wafat 307 H) (920 M)
- Ar Ruyani ...................................(wafat 307 H) (920 M), dan lain-lain
Orang-orang generasi berikutnya yg berjalan pada manhaj mereka :
- Ibnu Jarir At Thabari………....... (wafat 310 H) (922 M)
- Ibnul Khuzaimah…………........… (wafat 311 H) (923 M)
- Al-Khallal ....................................... (wafat 311 H) (923 M)
- As Siraj Abul Abbas ....................... (wafat 313 H) (926 M)
- 'Abu Awanah ............................... (wafat 316 H) (929 M)
- Ibnu Abi Dawud .......................... (wafat 316 H) (929 M)
- Al Asfarayini .................................. (wafat 316 H) (928 M)
- Abu Bisyr Ad Daulaby .................... (wafat 320 H) (932 M)
- Ath Thahawy........................ (wafat 321 H) (933 M)
- Al 'Uqaili .................................... (wafat 322 H) (934 M)
- Abu Ja'far al Buthuri ar Razzaz..........(wafat 329 H) (941 M)
- Muhammad Ibnu Sa’ad .................... (wafat 330 H) (941 M)
- Abul Hasan al Asy 'ary.......... (wafat 330 H) (941 M)
- Al Barbahary ........................... (wafat 329 H) (940 M)
- Ibnu Majah ۩……………..…...... (wafat 333 H) (944 M)
- Ibrahim bin Syaiban ..................... (wafat 337 H) (948 M)
- At Thabarany………….…............. (wafat 360 H) (970 M)
- Al Ajurry ..................................... (wafat 360 H) (970 M)
- Ibnul Hamman Al-Hanafi ................ (wafat 361 H) (971 M)
Bid'ah Maulid Nabi pertama diadakan di Mesir (oleh
Mu'iz Lidinillah dari Daulah Fatimiyah, 362 H)
- As-Sajastani..................................... (wafat 363 H) (973 M)
- I bnu As Sunni……………....…........... (wafat 364 H) (974 M)
- Ibnu 'Adi..................................... (wafat 365 H) (976 M)
- Abus Syaikh Ibni Hayyan............... (wafat 369 H) (980 M)
- Abu ‘Abdillah Muhammad bin Khafif ..(wafat 371 H) (981 M)
- Ad Daruquthni……………...…….... (wafat 385 H) (995 M)
- Abu Hafs Ibn Syahin ......................... (wafat 385 H) (995 M)
- Ibnu Baththah al Ukbari ............ (wafat 387 H) (997 M)
- Al Khaththabi................................. (wafat 388 H) (998 M)
- Ibnu Khuwaiz Mindad al-Maliki ........ (wafat 390 H) (999 M)
Tahun 1000 M
- Al Mukhallash ............................... (wafat 393 H) (1003 M)
- Ibnu Mandah ............................. (wafat 395 H) (1005 M)
- Ibnu Abu Zamanain ........................ (wafat 399 H) (1009 M)
- Al-Baqillani .................................... (wafat 403 H) (1012 M)
- Al Hakim………………......…....……… (wafat 405 H) (1014 M)
- Tamam ar Razi ............................... (wafat 414 H) (1024 M)
- Al Laalika-iy .............................. (wafat 418 H) (1027 M)
- Ar Raghib al Ashfahany ............ (wafat 425 H) (1033 M)
- As Sahmi al Jurjani....................... (wafat 427 H) (1036 M)
- Al-Baghdadi ................................ (wafat 429 H) (1037 M)
- Abu Nu'aim ................................. (wafat 430 H) (1039 M)
- Abu Bisyran................................. (wafat 430 H) (1039 M)
- Utsman bin sa'id............................ (wafat 444 H) (1053 M)
- Ash Shabuni .................................. (wafat 449 H) (1057 M)
- Al Qudaa-i .................................... (wafat 454 H) (1062 M)
- Abu Muhammad bin Hazm…........ (wafat 456 H) (1064 M)
- Abul Fadhl al-Maqri’...................... (wafat 454 H) (1062 M)
- Al Baihaqy…………...….......…………. (wafat 458 H) (1066 M)
- Abul Qasim As-Sialari .................. (wafat 460 H) (1067 M)
- Ibnul Abdil Barr………….....……… (wafat 463 H) (1071 M)
- Al Khatib Al Baghdady………......... (wafat 463 H) (1071 M)
- Al Baji.......................................... (wafat 477 H)(1085 M)
- Al Harawi .................................... (wafat 481 H) (1089 M)
- Abul Muzhaffar as-Sam’ani ........... (wafat 489 H) (1096 M)
- Abu Hamid Al Ghazali ............... (wafat 505 H) (1111 M)
- Ad Dailamy ................................. (wafat 509 H) (1115 M)
- Al Baghawi ................................. (wafat 516 H) (1122 M)
- Ath Thurtusi ............................... (wafat 530 H) (1136 M)
- Abul Hasan al-Kurajiy asy-Syafi’i .... (wafat 532 H) (1137 M)
- Ibnul Arabi (bukan Ibnu Arabi sang sufi). (wafat 543 H) (1149 M)
- Al Qadhi 'Iyadh ........................ (wafat 544 H) (1150 M)
- Asy Syahrasytany ....................... (wafat 548 H) (1153 M)
- Abdul Qadir Jailani…………....... (wafat 561 H) (1166 M)
- Ibnu ‘Asakir………………..........…... (wafat 571 H) (1176 M)
- 'Abdul Haq al Isybili....................... (wafat 581 H) (1186 M)
- Al-Haazimi ................................... (wafat 584 H) (1189 M)
- Salahudin al-Ayyubi ...................... (wafat 589H) (1194 M)
- Ali bin Abi Bakar Al-Marghinani.... (wafat 593 H) (1196 M)
- Ibnul Jauzi ..................................... (wafat 597 H) (1201 M)
- 'Abdul Ghani al Maqdisy................. (wafat 600 H) (1204 M)
- Ibnu Al Atsir………………................. (wafat 606 H) (1210 M)
- Abu Hafsh al Mu-addib..................... (wafat 607 H) (1211 M)
- Ibnul Qudamah……....……...…..……. (wafat 620 H) (1223 M)
- Asy Sayzhuri .................................. (wafat 642 H) (1244 M)
- Adh Dhiya' al Maqdisy...................... (wafat 643 H) (1246 M)
- Ash Shaghani.................................. (wafat 650H) (1252 M)
- Al Mundziri……………...….......…… (wafat 656 H) (1258 M)
- Al Izz bin Abdussalam ................ (wafat 660 H) (1261 M)
- Abu Syammah Asy Syafi'i ............ (wafat 665 H) (1266 M)
- Al Qurthuby............................... (wafat 671 H) (1273 M)
- An Nawawy…………..…….....….... (wafat 676 H) (1277 M)
- Abi Hamzah Al-Azdi Al-Andalusi .... (wafat 695 H) (1295 M)
- Ibnu Daqiq Al-led ……...……..…..… (wafat 702 H) (1303 M)
- Ibnul Manzhur .............................. (wafat 711 H) (1312 M)
- Syamsyuddin Ubaidillah Ad Dimasyqi..(wafat 727 H) (1326 M)
- Ibnu Taimiyyah………………...... (wafat 728 H) (1327 M)
- Ibn Sayyid ..................................... (wafat 734 H) (1333 M)
- Al Khatib at Tibrizy...................... (wafat 737 H) (1336 M)
- Al-Mizzi……………...………..…………. (wafat 742 H) (1342 M)
- Ibnu As Shalah………...…..…..…..… (wafat 743 H) (1342 M)
- Ibnu Abdul Hadi ........................... (wafat 744 H) (1343 M)
- Adz Dzahaby…………...........…… (wafat 748 H) (1347 M)
- Ibnul Qoyyim Al Jauziah…….... (wafat 751 H) (1350 M)
- As Subki……………..…........………... (wafat 756 H) (1355 M)
- Az Zaila'i.................................... (wafat 762 H) (1361 M)
- Syamsuddin Ibnu Muflih .............. (wafat 763 H) (1361 M)
- Ibnu Katsir………………....…..……. (wafat 774 H) (1372 M)
- Asy Syatiby ............................... (wafat 790 H) (1388 M)
- At-Taftazani ................................ (wafat 791 H) (1361 M)
- Ibnu Abil ‘Izz .............................. (wafat 792 H) (1389 M)
- Ibnu Rajab Al Hambali ……….. (wafat 795 H) (1393 M)
- Ibnul Mulaqqan ......................... (wafat 804 H) (1402 M)
- Al-Balqini .................................. (wafat 805 H) (1403 M)
- Al Iraqi…………….........………… (wafat 806 H) (1404 M)
- Al Haitsamy........................ (wafat 807 H) (1404 M)
- Zainuddin Al-Maraghi.................. (wafat 810 H) (1407 M)
- Fairuz Abadi .............................. (wafat 817 H) (1415 M)
- Badruddin al-’Aini ....................... (wafat 841 H) (1437 M)
- Ibnu Hajar Al ‘Asqalany............ (wafat 852 H) (1448 M)
- Badruddin Al Kinani ......................(wafat 861 H) (1457 M)
- Jalaluddin Mahalli (Tfsr Jalalain I)..(wafat 864 H/1455 M)
- Ibnul Hammam .......................... (wafat 869 H) (1465 M)
- Sakhawi ...................................... (wafat 902 H) (1497 M)
- Ibnu 'Abdil Hadi .......................... (wafat 909 H) (1504 M)
- Jalaluddin As Suyuthi (Tfsr Jalalain II).(wafat 911 H) (1505 M)
- As-Samhudi .................................. (wafat 911 H) (1505 M)
- Abul Hasan 'Araaq al-Kinani .......... (wafat 963 H) (1555 M)
- Al-Hijawi....................................... (wafat 967 H) (1559 M)
- Ibnu Janim al Mishri....................... (wafat 970 H) (1563 M)
- Asy Sya'rani ................................. (wafat 973 H) (1566 M)
- Al Haitami..................................... (wafat 973 H) (1566 M)
- Ali bin Hisamuddin Al-Hindi ........... (wafat 975 H) (1567 M)
- Ali Muttaqi .................................. (wafat 975 H) (1568 M)
- Asy-Syarbini ................................ (wafat 977 H) (1569 M)
- Nuruddin Al-Harawi ..................... (wafat 1014 H) (1605 M)
- 'Ali al Qari..................................... (wafat 1014 H) (1606 M)
- Al Munawi...................................... (wafat 1031 H) (1622 M)
- Mar'i Al-Karami Al-Muqaddasi ........ (wafat 1033 H) (1623 M)
- Muh. Ibnu Sulaiman ....................... (wafat 1094 H) (1682 M)
- Muh. Hayat As-Sindi ...................... (wafat 1163 H) (1749 M)
- Ad Dahlawi..................................... (wafat 1176 H) (1763 M)
- Ash Shan’ani………....…...………… (wafat 1182 H) (1768 M)
- As-Safariniy .................................... (wafat 1188 H) (1774 M)
- Ahmad Ad-Darudir ........................ (wafat 1201 H) (1786 M)
- Ibnu Abidin ..................................... (wafat 1203 H) (1789 M)
- Az-Zubaidi ................................... (wafat 1205 H) (1791 M)
- Muh. bin Abdul Wahhab…..….. (wafat 1206 H) (1791 M)
- Al Filani ........................................ (wafat 1218 H) (1804 M)
- Az Zarqani.................................... (wafat 1220 H) (1806 M)
- Ad-Dasuqi .................................... (wafat 1230 H) (1814 M)
- As Syaukany………....…...……… (wafat 1250 H) (1834 M)
- Abdu Al Hayyi Al Laknawi…....… (wafat 1304 H) (1887 M)
- Muh. Shiddiq Hasan Khan............ (wafat 1307 H) (1890 M)
Abad 20 (Thn 1900)
- Muh. Jamaluddin Al Qasimi ad Dimasyqi ...(wafat 1332 H) (1913 M)
- Abdullah bin Ja’far Al Kattany................ (wafat 1345 H) (1927 M)
- Syamsul Haq Al-Azhim ............................. (wafat 1349 H) (1930 M)
- Anwar Syah al-Kasymiri al-Hindi ............ (wafat 1352 H) (1933 M)
- Badrudin Al-Hasani ................................. (wafat 1354 H) (1935 M)
- Muh. Rasyid Ridha ………...…................ (wafat 1354 H) (1935 M)
- Abdurrahman bin Nashir As Sa’di..... (wafat 1367 H) (1947 M)
- Ahmad Syakir......................................... (wafat 1377 H) (1957 M)
- Al-Mu'allimi Al-Yamani ............................ (wafat 1386 H) (1966 M)
- Muh. bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh .......... (wafat 1389 H) (1969 M)
- Muh. Amin Asy-Syinqithi .................. (wafat 1393 H) (1973 M)
- Abdullah Muh. Ibnu Humayd ................. (wafat 1402 H) (1981 M)
- Ihsan Ilahi Zhahir ................................... (wafat 1407 H) (1986 M)
- Hamud At-Tuwaijiri ............................... (wafat 1413 H) (1992 M)
- Muhammad Dhiya`i................................. (wafat 1415 H) (1994 M)
- Badi'uddin As-Sindi ................................ (wafat 1416 H) (1995 M)
- Muhammad Al-Jami .............................. (wafat 1416 H) (1995 M)
- Hammad Al-Anshari ............................. (wafat 1418 H) (1997 M)
- Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz………(wafat 1420 H) (1999 M)
- Muh. Nashiruddin Al Albani ………..… (wafat 1420 H) (1999 M)
- Muh. bin Shaleh Al Utsaimin………..… (wafat 1421 H) (2001 M)
Abad 21 (Thn 2000)
- Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i….............…... (wafat 2001 M)
- Abdul Qadir al-Arnauut ............................. (wafat 2004 M)
- Abdus Salam bin Barjas Aali Abdil Karim .... (wafat 2004 M)
- Al-Mubarakfuri ......................................... (wafat 2006 M)
- Ahmad bin Yahya An-Najmi......................... (wafat 2008 M)
- Bakar Abu Zaid ...................................... (wafat 2009 M)
- Abdullah bin ‘Abdirrahman al Jibrin..... (wafat 2009 M)
- Abdullah Al Ghudayyan ................................ (wafat 2010 M)
- Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu................. (wafat 2010 M)
- Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafidhahullah
- Abdul Muhsin Al-Abbad hafidhahullah
- Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafidhahullah
- Salim ‘Ied Al Hilaly hafidhahullah
- Ali Hasan Al Halabi hafidhahullah
- Yahya al Hajury hafidhahullah
- Masyhur Hasan Salman hafidhahullah
- Nashir bin Abdul Karim Al-'Aql hafidhahullah
- Abu Ishaq al-Huwainiy hafidhahullah
- Muh. bin Musa Alu Nashr hafidhahullah
- Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaily hafidhahullah
- Muh. bin Abdirrahman Al-Khumais hafidhahullah
- Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr hafidhahullah
________________________________________
Data updated : Selasa, 22 Maret 2011, jam 22:00
Catatan :
Artikel ini adalah hasil dari pencarian dan pengumpulan data yang cukup lama.
Data dalam artikel ini masih akan terus di update.
Mohon di koreksi jika ada :
Catatan :
Artikel ini adalah hasil dari pencarian dan pengumpulan data yang cukup lama.
Data dalam artikel ini masih akan terus di update.
Mohon di koreksi jika ada :
- Kesalahan data, baik berupa tahun wafat maupun nama,
- Nama-nama yang seharusnya tidak dicantumkan, namun ternyata tercantumkan
- Juga jika ada usulan penambahan nama.
Tafadhdhol..
Sumber tulisan dan Update terbaru: Klik di sini
Rujukan :
- Maraji' "Mulia dengan Manhaj Salaf", Yazid bin Abdul Qadir Jawa, Pustaka At Taqwa
- Maraji "Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah", Yazid bin Abdul Qadir Jawa, Pustaka Imam Syafi'i
- Maraji' "Sifat Shalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam", Syaikh Albany, Pustaka Ibnu Katsir
- "60 Biografi Ulama Salaf", Syaikh Ahmad Farid, Pustaka Al Kautsar
- "Mukhtashar Ilmu Musthalahul Hadits", Drs. Fatchur Rahman, PT. Al Ma'arif.
- "Pengantar Ilmu Musthalahul Hadits", Abdul Hakim bin Amir Abdat, Darul Qalam.
- Al Bida' Al Hauliyyah, "Ritual Bid'ah dalam setahun", Abdullah bin Abdul Aziz At Tuwaijiry, Darul Falah.