Rusia panik dengan kegagalan perundingan wina, sebab
akan masuk kubangan yang pasti akan menghancurkan dirinya. Maju kena ( dihujat
dunia atas kekejiannya/ ekonominya hancur ) mundur kena ( sebagai pecundang, terhina
dan memalukan, si iblis bashar dalam hitungan hari akan tumbang ).
Rusia Sesalkan Penangguhan Perundingan Damai Suriah
( Ketakutan
)
Jumat 25 Rabiulakhir 1437 / 5
Februari 2016 05:40
RUSIA menyesalkan penangguhan perundingan damai Suriah
dan mengungkapkan harapan bahwa perundingan bisa segera dilanjutkan, lapor AFP.
Juru bicara
Presiden Vladimir Putin Dmitry Peskov Kamis kemarin (4/2/2016) mengatakan
Kremlin berharap bahwa perundingan bisa segera menjadi jelas kapan dan
bagaimana pembicaraan akan dilanjutkan.
“Satu yang
dapat mengekspresikan penyesalan dalam hal ini namun tidak ada yang diharapkan
bahwa semuanya akan mudah dan berjalan cepat,” ujarnya.
“Tentu saja
kami ingin langkah maju tanpa adanya kesulitan dan kami berharap bahwa jedah
akan diikuti oleh putaran pembicaraan yang benar-benar bisa diharapkan,” tambah
Peskov.
Sebelumnya
utusan khusus PBB Staffan de Mistura Rabu lalu mengumumkan penangguhan
pembicaraan damai untuk mengakhiri perang Suriah.[fq/islampos]
Perang Suriah: Rusia Dikabarkan Akan Lakukan Gencatan Senjata
Mulai 1 Maret Mendatang
Kamis, 2 Jumadil Awwal 1437 H / 11 Februari 2016 22:37
Rusia
dilaporkan akan melakukan gencatan senjata pada 1 Maret mendatang di Suriah
menjelang pertemuan penting di Jerman yang akan membahas segera dihentikannya
perang di negara yang telah dilanda konflik sejak Maret 2011 itu.
Pada Rabu (10/2) kantor berita Reuters mengutip keterangan pejabat Barat yang
tak bersedia disebutkan namanya. Dia mengatakan Rusia mengusulkan sebuah
gencatan senjata di Suriah mulai 1 Maret mendatang.
Wartawan Aljazeera, Gabriel
Elizondo, yang berada di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New
York, melaporkan bahwa Duta Besar Rusia untuk PBB tidak bersedia dimintai
konfirmasi soal usul gencatan senjata tersebut.
“Tidak ada kesepakatan yang dicapai. Duta Besar Rusia untuk PBB
berbicara masalah umum tentang gencatan senjata di Suriah sebagai bagian dari
negosiasi. Ketika kami tanya lebih rinci, dia tidak bersedia menjelaskan lebih
banyak,” lapor Elizondo.
Pihak-pihak yang akan mengadakan pertemuan di Munich, Jerman,
pada Kamis, 11 Februari 2016, ini di antaranya Rusia, Amerika Serikat, Arab
Saudi dan Iran. “Mereka bertemu di Jerman dalam rangka menghidupkan kembali
rencana perdamaian di Suriah,” tulis Aljazeera, Kamis (11/2).
Duta Besar Inggris untuk PBB, Mattew Rycoft, berharap Rusia akan
hadir dalam pertemuan Munich, Kamis ini, dengan membawa gagasan konkret
mengenai gencatan senjata di Suriah dan akses bantuan kemanusiaan. Sedikitnya
50 ribu warga Suriah telah mengungsi untuk menghindari pertempuran sengit di
Aleppo, Komite Internasional Palang Merah (IRC) melaporkan. (EZ/salam-online)
Sumber: Aljazeera
http://www.salam-online.com/2016/02/perang-suriah-rusia-dikabarkan-akan-lakukan-gencatan-senjata-1-maret-mendatang.html
Putin Telepon Obama saat Saudi Siapkan Aksi di Suriah
Senin, 15 Februari 2016 − 08:56 WIB
WASHINGTON - Presiden
Rusia; Vladimir Putin; berbicara dengan Presiden
Amerika Serikat (AS),
Barack Obama melalui telepon untuk membahas krisis Suriah yang semakin
genting. Mereka berbicara di saat Arab Saudi bersiap untuk melakukan aksi
militer di Suriah untuk memerangi ISIS.
“Dalam percakapan telepon, Putin mengatakan bahwa
penting untuk menciptakan (operasi) terpadu
anti-terorisme dan menolak
standar ganda,” demikian pernyataan layanan
pers Kremlin.
”Secara khusus, Presiden Rusia
mencatat kebutuhan untuk mengatur kontak dekat antara Kementerian Pertahanan
Rusia dan Departemen Pertahanan AS, yang memungkinkan untuk memerangi ISIS dan
organisasi teroris lainnya dalam mode yang lebih efektif danterencana secara lebih
baik,” lanjut pernyataan itu.
Kedua presiden itu merespons positif pertemuanInternational Syria Support Group (ISSG) di Munich pekan
lalu. Pertemuan itu menyetujui diakhirnya permusuhan
di Suriah dan memulai proses politik nyata.
Gedung Putih juga membenarkan percakapan telepon
Putin dan Obama. Namun, menurut Gedung Putih, seperti dikutip Reuters, Senin (15/2/2016), dalam percakapan telepon itu,
Obama mendesak Rusia untuk berhenti mengebom pasukan oposisi Suriah.
Pembicaraan Obama dan Putin itu hampir bersamaan
dengan pengumuman dari Arab Saudi soal pengerahan pesawat-pesawat jet tempur
Saudi ke pangkalan udara Turki untuk memerangi kelompok Negara Islam Irak dan
Suriah (ISIS) di Suriah.
”Kerajaan (Arab) Saudi
sekarang memiliki kehadiran di pangkalan udara Incirlik di Turki,” kata juru
bicara militer Saudi, Brigadir
Jenderal Ahmed Al-Assiri.
”Pesawat-pesawat tempur Saudi
yang hadir dengan kru mereka untuk mengintensifkan operasi udara bersama dengan
misi yang diluncurkan
dari pangkalan di Arab Saudi,” lanjut Jenderal Assiri,
tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Saudi sendiri
merupakan anggota koalisi internasional anti-ISIS yang dipimpin AS.
http://international.sindonews.com/read/1085313/42/putin-telepon-obama-saat-saudi-siapkan-aksi-di-suriah-1455501394
http://international.sindonews.com/read/1085313/42/putin-telepon-obama-saat-saudi-siapkan-aksi-di-suriah-1455501394
Menlu Rusia Tuduh Negara Lain Siapkan Serangan ke Suriah
Sabtu 4 Jamadilawal 1437 / 13 Februari 2016 20:30
MENLU
Rusia, Sergei Lavrov dilaporkan telah mengumumkan bahwa beberapa negara mungkin
akan menerapkan solusi militer untuk selesaikan konflik di Suriah. Hal ini
disimpulkan Lavrov dalam wawancaranya dengan koran Moskovsky Komsomolets, Jumat
(12/2/2016). Menurutnya, beberapa negara tengah bersiap untuk mengirim
pasukannya ke Suriah.
Namun, Lavrov menuduh kesiapan beberapa
negara untuk mengirim pasukan didasari oleh rasa tidak suka secara pribadi sang
kepala negara yang bersangkutan terhadap Presiden Bashar al-Assad, RBTHmelaporkan.
“Kami mendengar kabar bahwa mereka
berencana mengirim pasukan darat,” kata Lavrov menjawab pertanyaan mengenai
kemungkinan skenario perang di Suriah dengan partisipasi negara-negara asing.
Lebih lanjut, Lavrov mengatakan bahwa
selama pertemuan Kelompok Internasional Pendukung Suriah, Rusia, AS, dan
negara-negara Eropa secara aktif menawarkan untuk memasukkan krisis Suriah ke
dalam resolusi Dewan Keamanan PBB dan berbagai dokumen lainnya karena dianggap
tidak memiliki solusi militer.
“Namun demikian, beberapa sekutu AS
menolak ide tersebut,” kata Lavrov menambahkan. [sm/islampos]
Iran mengatakan ingin “bekerja sama” dengan Arab Saudi
di Suriah
February 13, 2016
Iran
dan Arab Saudi harus mengatasi ketegangan hubungan dan bekerja untuk
stabilitas di Suriah dan Timur Tengah, Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad
Zarif mengatakan pada hari Jumat.
Pernyataan ini diutarakan dalam
pembicaraan damai atas Suriah untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan.
Menteri
luar negeri Iran secara mengejutkan menyebut Riyadh sebagai “Saudara Saudi
kami.”
Mohammed Javad Zarif mengatakan ia ingin
berhenti bermusuhan dan memiliki pesan sederhana: “Kami perlu bekerja
sama”
“Iran dan Arab Saudi tidak bisa
mengecualikan satu sama lain di kawasan ini,” katanya.
“Kami siap untuk bekerja sama dengan Arab
Saudi … saya percaya Iran dan Arab Saudi dapat berbagi kepentingan di Suriah,”
katanya pada Konferensi Perdamaian Munich.
Dua negara produsen minyak ini saling
bertentangan dalam perang di Suriah dan terlibat konflik yang semakin
memanas.
Hubungan antara Iran dan Saudi memburuk
setelah pihak berwenang Saudi mengeksekusi tokoh terkemuka Syiah Nimr
al-Nimr pada bulan Januari. Eksekusi menyebabkan kemarahan di Iran dan
diikuti oleh serangan terhadap kedutaan Saudi di Teheran, menyebabkan Arab
Saudi memutuskan semua hubungan dengan negara Iran.
Zarif mengatakan ia terinspirasi dari
kesepakatan nuklir yang bersejarah antara Iran dengan kekuatan dunia Juli lalu.
Dia mengatakan bahwa kesepakatan dan pencabutan sanksi menunjukkan bagaimana
masalah yang mendalam dapat diselesaikan melalui diplomasi.
“Kami memiliki kesempatan yang sama,
tantangan-tantangan bersama, ancaman yang sama,” kata Zarif, menambahkan bahwa
sudah waktunya untuk “melupakan masa lalu dan memiliki narasi baru, paradigma
baru untuk masa depan.”
Konferensi Perdamaian Munich berlangsung
selama enam jam, di mana kekuatan regional bersama-sama dengan kekuatan dunia
membahas solusi untuk perang Suriah.
Mereka sepakat untuk “penghentian
permusuhan” yang berlaku dalam waktu seminggu.
Tidak ada konsensus tentang masa depan
pemimpin rezim Suriah Bashar al-Assad, dimana Iran dan Rusia mendukung Assad
dengan bantuan militer.
Turki dan Arab Saudi, bersama dengan AS
dan sekutu Barat, semua sepakat pada pelengseran Assad untuk membawa
solusi mengakhiri perang selama lima tahun di Suriah.
Namun, Rusia dan Iran terus mendukung
rezim Assad dengan bantuan militer.
Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir
berbicara di Munich sebelum Zarif dan tidak menyinggung tentang kerjasama
dengan Iran dalam sambutannya.
Dia mengatakan kepada para menteri Uni
Eropa dan diplomat bahwa pemimpin Rezim Suriah akan dilengserkan . “Itu
tujuan kami dan kami akan mencapainya,” katanya.
TRTWorld
Rezim Syiah Suriah Takut Dengan Kedatangan Pasukan
Darat Saudi dan Turki Untuk Melawan ISIS
February 7, 2016
Menteri Luar Negeri rezim Suriah, Walid al-Muallem,
memperingatkan setiap intervensi asing ke Suriah, setelah muncul laporan bahwa
Arab Saudi dan Turki berencana menerjunkan pasukan darat ke Suriah untuk
mengalahkan ISIS dalam koalisi internasional.
“Intervensi darat (asing) di wilayah
Suriah tanpa izin pemerintah adalah agresi yang harus dilawan”, kata Muallem
pada konferensi pers di ibukota Damaskus, Sabtu (6/2), seperti dilansir Press
TV Iran.
Berdalih kedaulatan, pejabat senior rezim Suriah
ini mengancam bahwa para “agresor” asing akan dipulangkan dalam peti mati.
“Jangan ada yang berpikir mereka bisa menyerang
Suriah atau melanggar kedaulatannya, karena saya memastikan bahwa setiap
agresor akan pulang ke negaranya dalam peti mati kayu, baik itu tentara Saudi
atau Turki”, ancamnya.
Hal serupa dikemukakan oleh Mohammad Ali Jafari, kepala Garda Revolusi
Syi’ah Iran. Jafari mengejek tawaran Saudi untuk mengirim pasukan daratnya ke
Suriah. Menurutnya Saudi akan dikalahkan.
“(Saudi) telah membuat klaim seperti itu, tapi
saya tidak yakin mereka cukup berani untuk melakukannya… Bahkan jika mereka
mengirim pasukan, mereka akan pasti dikalahkan… Itu akan menjadi bunuh diri”,
ledek Jafari dimuat kantor berita Fars Iran.
Beberapa Jenderal dan perwira militer Iran
sendiri sebenarnya sudah tewas di Suriah, baik oleh pejuang Suriah, maupun
serangan bom bunuh diri ISIS.
Pada hari Kamis (4/2), Arab Saudi telah
menawarkan diri pada koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat untuk
menerjunkan pasukan daratnya di Suriah dalam rangka mengalahkan teroris ISIS.
Tawaran Saudi disambut baik oleh pihak koalisi.
Kelompok Daesh atau ISIS merajalela di beberapa
provinsi Suriah tanpa kontrol rezim Assad, terutama provinsi Raqqah yang pusat
kotanya bahkan ditetapkan sebagai ibukota “Khilafah” al-Baghdadiyah.
http://www.middleeastupdate.net/rezim-syiah-suriah-takut-dengan-kedatangan-pasukan-darat-saudi-dan-turki-untuk-melawan-isis/
http://www.middleeastupdate.net/rezim-syiah-suriah-takut-dengan-kedatangan-pasukan-darat-saudi-dan-turki-untuk-melawan-isis/
Allahu Akbar!!!: ISIS DAN
SURIAH KETAKUTAN TERHADAP PASUKAN ARAB SAUDI
Asy-Syaikh Abdullah bin Shalfiq hafizhahullah berkata
dalam akun Twitternya:
“Ketakutan Suriah terhadap masuknya Arab Saudi dan
negara-negara Sunni di wilayah mereka, dan mereka mengubah permainan politik
tertuju kepada perintah-perintah ISIS untuk keluar dari Suriah.”
Teks arabic:
الرعب السوري من دخول السعودية والدول السنية في أراضيها،وتغير اللعبة
السياسية توجهت الأوامر لداعش للخروج من سوريا
Alhamdulillah, Rudal Pakistan-Saudi “Shaheen-1a”
Sukses Di Uji Coba
Siapa Yang Ditakuti Oleh Negara Syiah IRAN? Ternyata
Saudi,. Kenapa?
Hadapi Nukir Iran, Perancis Akan Bangun 2 Reaktor
Nuklir di Saudi ( Wajar dan Perlu, Sebab Saudi/Haramain Jadi Target Utama Syiah
! )
Syiah Barbar IRAN VS Muslim SAUDI. Saudi Ditekan Iran,
Qatar Dan Kuwait Tak Tinggal Diam. Saudi Pesan Nuklir Untuk Tandingi Iran.
Siapa Yang Ditakuti Oleh Negara Syiah IRAN? Ternyata Saudi,. Kenapa?
KEKUATAN NUKLIR SAUDI DI TAKUTI IRAN… Kekuatan militer Saudi yang tidak pernah ditampakkan khususnya senjata andalannya -nuklir- akhir April 2014 – kemarin dimunculkan ke publik sebagai show force sekaligus memperingatkan negara Persia Iran dan Yahudi Israel. Sejatinya, negara-negara di Timur Tengah tidak diizinkan mengembangkan senjata nuklir berdasarkan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir, meski demikian US dan kawan-kawan memberikan angin segar kepada Iran, sehingga negara Syiah ini dengan bebas memproduksi senjata nuklir. Tetapi, mengapa Iran begitu mati-matian ngotot mau membuat senjata nuklir ? Ternyata, Iran yang selama ini berkoar-koar ingin merebut Tanah al-Haramain, sangat takut akan senjata nuklir milik Saudi. Ya, sejak tahun 1980, saat Rusia sibuk perang di Afghanistan, dan Iran vs Irak masih saling tembak, Saudi telah membeli sekitar 60 Rudal ‘Riyah al-Sharq’ (Angin Timur) denganhulu ledak nuklir dari RRC untuk jaga-jaga. Sejak saat itu, Saudi juga menjadi donator utama pengembangan senjata nuklir Pakistan-sampai saat ini. Isu yg beredar dan selalu ditampik oleh kedua pihak, bahwa Pakistan sedang membantu Saudi dalam mengenbangkan senjata nuklir tercanggih di bawah koordinator Bapak Nuklir Muslim, Abdul Qadir Khan. Jadi, tahukan sekarang mengapa Iran begitu ngotot harus punya nuklir? Bukan Amerika atau Yahudi Israel yang ditakutinya, tetapi Saudi-lah target sesungguhnya yang akan dihancurkan. Saudi bermain sangat cantik, tidak mudah pamer sekaligus tidak mudah cemas, tidak seperti Iran yang bak macan ompong. Untuk pertama kalinya, Saudi memamerkan rudal CSS-2 (Riyah al-
Sharq), pada 2014:
Siapa Yang Ditakuti Oleh Negara Syiah IRAN? Ternyata Saudi,. Kenapa?
KEKUATAN NUKLIR SAUDI DI TAKUTI IRAN… Kekuatan militer Saudi yang tidak pernah ditampakkan khususnya senjata andalannya -nuklir- akhir April 2014 – kemarin dimunculkan ke publik sebagai show force sekaligus memperingatkan negara Persia Iran dan Yahudi Israel. Sejatinya, negara-negara di Timur Tengah tidak diizinkan mengembangkan senjata nuklir berdasarkan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir, meski demikian US dan kawan-kawan memberikan angin segar kepada Iran, sehingga negara Syiah ini dengan bebas memproduksi senjata nuklir. Tetapi, mengapa Iran begitu mati-matian ngotot mau membuat senjata nuklir ? Ternyata, Iran yang selama ini berkoar-koar ingin merebut Tanah al-Haramain, sangat takut akan senjata nuklir milik Saudi. Ya, sejak tahun 1980, saat Rusia sibuk perang di Afghanistan, dan Iran vs Irak masih saling tembak, Saudi telah membeli sekitar 60 Rudal ‘Riyah al-Sharq’ (Angin Timur) denganhulu ledak nuklir dari RRC untuk jaga-jaga. Sejak saat itu, Saudi juga menjadi donator utama pengembangan senjata nuklir Pakistan-sampai saat ini. Isu yg beredar dan selalu ditampik oleh kedua pihak, bahwa Pakistan sedang membantu Saudi dalam mengenbangkan senjata nuklir tercanggih di bawah koordinator Bapak Nuklir Muslim, Abdul Qadir Khan. Jadi, tahukan sekarang mengapa Iran begitu ngotot harus punya nuklir? Bukan Amerika atau Yahudi Israel yang ditakutinya, tetapi Saudi-lah target sesungguhnya yang akan dihancurkan. Saudi bermain sangat cantik, tidak mudah pamer sekaligus tidak mudah cemas, tidak seperti Iran yang bak macan ompong. Untuk pertama kalinya, Saudi memamerkan rudal CSS-2 (Riyah al-
Sharq), pada 2014: