Negara dalang terorisnya : Iran; Lebanon ( hizbullata ). Lebanon
mayoritas suni, perlu waktu untuk menyingkirkan fraksi bersenjata hizbulate
( negara dalam negara ).
( negara dalam negara ).
Aljazair mayoritas suni, lagi
proses penyingkiran
anasir-anasir pro-syiah dipemerintahannya
anasir-anasir pro-syiah dipemerintahannya
Irak-suriah, negara gagal
Jadi mayoritas negara islam,
lebih dari 50 negara bersatu !
Lebih dari 50 Negara Muslim
Kecam Iran karena Dukung Terorisme
Sabtu, 8
Rajab 1437 H / 16 April 2016 14:12
Lebih dari 50 Kepala Negara Islam mengecam Iran karena
dinilai sebagai pendukung terorisme di Suriah, Bahrain, Yaman dan Somalia.
Demikian kesimpulan akhir Konferensi
Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Negara-negara Islam (KTT-OKI) ke-13 di
Istanbul, Turki, Jumat (15/4), yang juga dihadiri oleh Presiden Iran Hassan
Rouhani.
Karena itu, sesaat sebelum dibacakan
pernyataan akhir dari konferensi tersebut, Presiden Iran beserta delegasinya
melakukan “walk out” dari ruang sidang.
Para pemimpin Negara-negara OKI
mengatakan bahwa mereka menyesalkan apa yang disebut “gangguan” dari Iran dalam
urusan internal negara-negara regional yang merupakan anggota OKI seperti
Bahrain, Yaman, Suriah dan Somalia, termasuk “dukungan Iran terhadap
terorisme”.
OKI menekankan “hubungan kerja sama
antara negara-negara anggota dan Iran” yang didasarkan pada “prinsip
bertetangga yang baik, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, dan
menghormati kemerdekaan serta kedaulatan teritorial masing-masing”.
Para pemimpin, termasuk Presiden Iran
Hassan Rouhani, menghadiri pertemuan puncak OKI yang beranggotakan 57 negara di
Istanbul, Turki pekan ini, yang juga membahas berbagai isu, seperti
kemanusiaan, yang telah diabaikan dalam perang Suriah.
Turki dan Arab Saudi menentang rezim
Basyar Asad di Suriah. Sikap itu telah menempatkan Turki dan Saudi dalam posisi
yang bertentangan dengan Iran, sekutu utama Basyar Asad.
Iran juga mendukung pemberontak Syiah
Houthi di Yaman, yang telah melakukan pemberontakan terhadap Pemerintah Yaman
yang sah. Konflik yang berlangsung di Yaman sejak Maret 2015 hingga kini telah
mengakibatkan korban jiwa lebih dari 6.000 orang. (s)
Sumber: Anadolu, AFP, Reuters
Resolusi Istanbul Himbau
Fokus Palestina, Kutuk Intervensi Iran dan Hizbullata di Kawasan
Resolusi
akhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Negara-Negara
Islam (OKI) di Istanbul, mengutuk semua intervensi dilakukan Iran
di berbagai negara di kawasan, dan KTT menyepakati sebuah Rencana
Strategis Kerjasama OKI untuk rentang 10 tahun kedepan.
Resolusi KTT OKI yang dikeluarkan pada Jumat
(15/04/2016) kemarin juga mengajak semua pihak untuk membuang berbagai “agenda
yang bersifat sektarian dan mazhab” sembari mengingatkan bahaya negatif dan
akibat yang ditimbulkannya. Resolusi itu juga menegaskan bahwa hubungan
dengan Iran sudah seharusnya dijalankan dengan dasar saling menghormati antar
sesama jiran, demikian dilansir Aljazeera bahasa Arab, Jumat (15/04/2016)
Pada pernyataan akhir itu juga disampaikan penolakan
dan pengecaman “operasi-operasi teroris yang dilakukan oleh hizbullah Libanon,
baik di Syiria, Bahrain, Kuwait, dan Yaman”.
Kepala Kantor Aljazeera di Istanbul, Abdul Adheem Muhammad
menegaskan bahwa Sidang Penutupan KTT OKI berjalan dengan panas dan tegang
sebelum akhirnya dapat memutuskan beberapa point resolusi yang disepakati.
Adheem menjelaskan bahwa Presiden Iran Hassan Rouhani
tidak ikut serta pada saat sidang penutupan karena protes pada beberapa point
yang tercantum dalam draft resolusi yang tidak disetujuinya.
Sekjen OKI, Iyad
Madani mengatakan, bahwa resolusi KTT OKI di Istanbul meghasilkan sekitar 200
point kesepakatan. Iyad juga menyinggung adanya kesepakatan terkait rencana
strategis OKI untuk 10 tahun kedepan.
Iyad mengatakan bahwa KTT fokus terhadap permasalahan
Palestina dan sudah membuat beberapa keputusan terkait hal itu, karena
permasalahan Palestina adalah permasalahan dan PR terbesar yang berada di
pundak OKI. Iyad juga menyampaikan terkait berbagai ajakan untuk memulai
kembali proses perdamaian yamg diawali dengan konferensi internasional untuk
keperluan tersebut.
Sementara itu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan
mengatakan bahwa KTT Istanbul membahas tiga permasalahan pokok, yaitu:
“sektarianisme, diskriminasi rasial dan terorisme”.
Menurutnya, permasalahan-permasalahan pokok tersebut
sangat membahayakan dunia Islam.
Erdogan juga mempertanyakan penyebab munculnya
berbagai organisasi teroris di di negara/negara Islam, dan pihak-pihak yang
berdiri di belakangnya.
Erdogan menegaskan bahwa aliansi militer Islam yang
baru saja dibentuk di Saudi harus segera menjadi organisasi yang efektif untuk
perang melawan teroris yang mengganggu dunia Islam.
Erdogan juga meminta untuk mengenyampingkan
perselisihan di dalam internal negara-negara Islam demi terwujudnya perdamaian
dan keadilan di dunia Islam.
“Persengketaan atas nama agama atau etnis tidaklah
sejalan dengan spirit Islam,” ujar Erdogan.
Erdogan juga
berjanji untuk mendukung OKI agar dapat bekerja lebih maksimal lagi dalam
rangka memberi peran yang lebih besar untuk mendukung dunia Islam.*/Kivlein Muhammad
Rep: Admin Hidcom
OKI: Iran Mendukung Terorisme
16 Apr 2016 14:19
Istanbul – Para pemimpin dari 50 lebih negara-negara Muslim
yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyatakan
bahwa Iran telah mendukung terorisme dan ikut campur dalam urusan
negara-negara regional, termasuk Suriah dan Yaman.
Presiden Iran Hassan Rouhani, sendiri turut hadir dalam
pertemuan OKI ke-13 ini. Konferensi yang digelar di Turki ini untuk
membahas isu-isu kemanusiaan seperti Suriah.
“Konferensi ini menyesalkan campur tangan Iran dalam urusan
internal wilayah dan negara-negara anggota lainnya termasuk Bahrain, Yaman,
Suriah, dan Somalia, dan memnberikan dukungan untuk terorisme,” kata OKI dalam
pertemuan puncak di Istanbul, Jum’at (15/04).
OKI juga menekankan perlunya “hubungan kerja sama”
antara Iran dan negara-negara Muslim lainnya, termasuk menahan diri untuk
menggunakan ancaman atau kekerasan.
Turki sendiri yang selama tiga tahun menjadi
pemimpin OKI, dan Arab Saudi merupakan bagian dari koalisi pimpinan AS
untuk melawan Negara Islam (ISIS) di Suriah. Mereka juga menentang
pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang telah melakukan
kekerasan terhadap rakyatnya. Hal ini berbeda dari sikap yang diambil
Iran dengan memberikan dukungan terhadap Assad.
Negara Syiah itu juga bersekutu dengan pemberontak
Hutsi di Yaman, yang telah melawan pasukan pemerintah Yaman yang didukung
Arab Saudi dalam konflik yang telah menewaskan lebih dari 6.000 orang sejak
Maret 2015.
Meski demikian, Turki dan Iran tetap menjaga hubungan
diplomatik dalam urusan perdagangan. Walaupun mayoritas penduduk Turki yang
Sunni telah mengusung pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran dan
mengkhawatirkan pengaruh Teheran yang tumbuh di Lebanon, Suriah dan Yaman.
Sumber: Reuters
Oleh Farid — 14/04/2016
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-13 akan dimulai
hari ini (14/4) hingga besok di Istanbul, Turki. Indonesia akan diwakili oleh
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) dan didampingi Ibu Mufidah Kalla.
Dalam KTT ini, delegasi Indonesia akan membawa Resolusi KTT-LB OKI dan
Deklarasi Jakarta yang berisi 23 langkah konkret untuk membantu menyelamatkan
Al Quds Al Sharif atau Yerusalem dari pendudukan Israel.
KTT yang membawa tema Solidaritas dan Kebersamaan untuk Keadilan dan Perdamaian ini
didahului dengan pertemuan-pertemuan persiapan yaitu Rapat Dewan
Menteri-Menteri Luar Negeri dan Pertemuan Pejabat Senior.
Situs naharnet.com milik Lebanon
melaporkan, dalam pertemuan para Menlu tersebut, empat negara, yaitu Lebanon,
Indonesia, Iran, dan Aljazair telah menolak upaya untuk memasukkan Hizbullata sebagai kelompok teroris.
“Duta Besar Lebanon untuk Riyadh, Abdul Sater Issa, yang
mewakili Lebanon di OKI telah menyatakan keberatan atas klausul tentang
Hizbullata. Para wakil dari Irak, Aljazair, Iran dan Indonesia
melakukan hal yang sama,” demikian dikutip naharnet.
Sementara itu, menurut situs Kementerian
Luar Negeri RI, dalam pertemuan para Menlu, Menlu RI Retno L. Marsudi
menekankan pentingnya persatuan dalam OKI untuk dapat menyelesaikan perbedaan
dan konflik secara damai serta menghadapi berbagai tantangan terkini di Dunia
Islam. Menlu RI juga tegaskan bahwa negara anggota OKI memiliki kewajiban untuk
secara terus-menerus mempromosikan Islam sebagai “Rahmatan-lil-Alamin”.
Bulan lalu, Liga Arab secara resmi memasukkan Hizbullah
sebagai organisasi teroris. (dw)
Parlemen Arab Resmi Tetapkan
Hizbullat Sebagai Organisasi Teroris
Senin, 11 Rajab 1437 H / 18
April 2016 15:30 WIB
Minggu malam 17 April 2016, Parlemen Arab sepakat
menetapkan kelompok Syiah Hizbullat Lebanon sebagai organisasi teroris, setelah
pada pertengahan bulan Maret kemarin organisasi Liga Arab melakukan hal yang
sama.
“Hizbullat adalah teroris, kami berharap
kelompok Syiah tersebut hanya mengarahkan senjatanya kepada Zionis Israel dan
bukan kepada negara-negara Arab,” ujar Kepala Parlemen Arab, Ahmed bin Mohammed
Al Jarwan.
Ahmed bin Mohammed Al Jarwan menjelaskan
bahwa keputusan yang diambil Parlemen Arab didasari atas laporan sejumlah
negara-negara anggota yang mendapati kelompok Syiah Hizbullat Lebanon terlibat
dalam sejumlah aksi teror.
Tidak hanya menetapkan kelompok Syiah
Hizbullat sebagai teroris, pertemuan Parlemen Arab juga sepakat menolak
intervensi langsung dan tidak langsung yang dilakukan negara Syiah Iran melalui
organisasi-organisasi Syiah di kawasan Timur Tengah.
11 Maret 2016, Dewan Menteri Luar Negeri
Arab dalam rapat yang digelar di ibukota Kairo memutuskan memasukan kelompok
Syiah Hizbullat sebagai organisasi teroris. (Anatolia/Ram)
ALJAZAIR: Kawasan Tempat Kelahiran Daulah SYI’AH, Obaidiah Tolak
Keras Faham SYI’AH
Sejumlah
sumber media di ALJAZAIR, Senin kemarin melaporkan, kondisi kawasan Bani Aziz
di Sathef, sebelah timur negara itu bergejolak akibat adanya polemik
berkepanjangan seputar menyebarnya faham (baca: agama) SYI’AH di kawasan yang
dikenal dalam sejarah sebagai tempat pertama kali munculnya embrio negara
Obaidiah beraliran Syi’ah itu.
Surat
kabar harian ‘Al Syuruq,’ dalam edisi Senin melansir, penduduk kawasan Bani
Aziz tidak dapat menolerir eksistensi kesyi’ahan di tengah mereka dan sama
sekali menafikan beralihnya kawasan itu menjadi tempat kunjungan suci bagi
orang-orang Syi’ah atau tempat tumbuh kembangnya mereka di ALJAZAIR, bahkan di
Sathef sekali pun.
Surat
kabar itu juga mengatakan, pihaknya menerima sebuah penjelasan yang
ditandatangani ketua Jam’iyat al-Manarah, Mushthafa bin Zaid, yang menegaskan
bahwa penduduk kawasan Bani Aziz siap untuk melakukan unjuk rasa guna
mengungkapkan sikap teguh mereka berpegang kepada mazhab SUNNI.
Ia
menambahkan, sekali pun kawasan itu dikenal dalam sejarah sebagai tempat
lahirnya negara Obaidiah, namun tak sehari pun ia akan menjadi tempat
propaganda pemikiran SYI’AH bisa menginjakkan kakinya. Ia menegaskan, akidah
semua penduduk kawasan itu adalah Salafi (mengikuti akidah as-Salaf
ash-Shalih), sedangkan dalam mazhab fikih, maka mereka sama seperti penduduk
ALJAZAIR lainnya yang menganut mazhab Maliki.
Jam’iyat
al-Manarah meminta seluruh komponen masyarakat agar melakukan mobilisasi dan
koordinasi untuk menunjukkan kesatuan penduduk setempat dan penolakan mereka
terhadap setiap fenomena kesyi’ahan dalam bentuk hari kemarahan. Hal itu untuk
memberikan pandangan bahwa setiap apa saja isu-isu yang berserakan mengenal hal
itu hanyalah informasi keliru yang dibesar-besarkan, di mana tidak
merefleksikan realitas yang sesungguhnya di lapangan.
Seperti
diketahui, mayoritas penduduk ALJAZAIR beraliran SUNNI. Namun beberapa tahun
terakhir tidak sedikit orang-orang ALJAZAIR berpindah ke aliran Syi’ah. Mereka
lalu menyebarkan paham itu secara rahasia di tengah lapisan luas di masyarakat.
Mereka sendiri mendapatkan doktrin Syi’ah itu sekembali mereka dari bekerja di
Iraq, Syiria dan Lebanon.
Sampai
saat ini, pemerintah sekuler di ALJAZAIR tidak melarang perkembangan aliran
Syi’ah. Di beberapa kawasan kini, sudah mulai nampak walau pun secara malu-malu
aktifitas Syi’ah, seperti di ibukota, Batinah, Sathef, Tayyarat, Sidi dan Bal
Abbas.
Sumber: Alsofwah
http://m.arrahmah.com/read/2008/07/18/2042-aljazair-kawasan-tempat-kelahiran-daulah-syiah-obaidiah-tolak-keras-faham-s.html
Negara Islam ( 99 % bersatu )
Wakil
Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku sedih dengan kondisi negara-negara Islam di
dunia semakin terpecah belah. Dia menyebut Islam saat ini terperangkap konflik
yang menyebabkan kemiskinan dan bencana kemanusiaan semakin merajarela.
"Sangat
menyedihkan melihat dunia Islam belum memenuhi harapan, dunia Islam yang
terperangkap oleh konflik, kemiskinan dan bencana kemanusiaan. Dunia Islam yang
semakin terpecah belah, persatuan semakin jauh dari kenyataan," kata JK
dalam pidatonya di KTT OKI di Istanbul, Turki, Jumat (15/4).
"Perdamaian
dan keamanan, kurangnya pembangunan ekonomi, serta bencana kemanusiaan menjadi
tantangan terbesar kita," sambungnya.
Bukan hanya itu,
JK juga menyebut ada kegagalan di internal OKI. Dinilai dia OKI gagal
mempersatukan anggotanya. Sebab, setiap harinya jutaan muslim harus menderita
akibat konflik, perang dan aksi terorisme.
Di mana, serangan peluru dan bom harus dirasakan umat Islam yang tak berdosa di
Afghanistan, Irak, Suriah dan Yaman. Dinilai JK, dalam sejarah ini pertama
kalinya terjadi satu negara diserang oleh banyak negara, termasuk oleh negara
yang tergabung dalam OKI. ( maksudnya yaman, terkesan bela Iran ! )
"Lebih menyedihkan lagi adalah fakta bahwa dunia Islam sepertinya tidak
berdaya melihat situasi ini. Kenyataan yang menyedihkan, kita sebagai dunia Islam
telah gagal. OKI telah gagal mempersatukan anggotanya," ujar dia.
Menurut JK, sebagai organisasi terbesar kedua setelah PBB, selain mampu
mensejahterakan masyarakat, negara yang tergabung dalam KTT OKI harus ikut
berkontribusi dalam perdamaian dan kesejahteraan secara global. Apa lagi, kata
JK, total jumlah penduduk dan aset setiap negara diakui dunia.
"Jika digabungkan, populasi kita mencapai 1,7 milyar jiwa, atau 22,7
persen dari total populasi dunia. Jumlah penduduk usia muda kita terbesar,
mencapai 53,3 persen. PDB per kapita rata-rata mendekati US$ 10.000,
negara-negara kita memiliki sekitar 2/3 cadangan minyak dan gas dunia. Hal-hal
ini merupakan aset kolektif kita, aset yang harus digunakan bukan hanya untuk
kesejahteraan masyarakat kita, namun juga berkontribusi bagi perdamaian dan
kesejahteraan global," tegas dia.
Untuk itu, JK mengajak negara yang bergabung di OKI sama-sama menghentikan
konflik, kekerasan dan perang tersebut. Dia tidak ingin lantaran adanya
kepentingan politik dan ego sektarian, semua anggota OKI tidak peduli dengan
persoalan besar tersebut.
"Mari kita bekerja bersama untuk menghentikan ini, menghentikan
penderitaan saudara kita muslimin dan muslimat. Mari kita bekerja lebih keras
untuk menghentikan konflik, perang dan kekerasan. Mari kita menjawab akar
permasalahan, mencari solusi damai jangka panjang untuk permasalahan yang
dihadapi Dunia Islam. Itulah satu-satunya jalan ke depan," tandas dia.
"Sebagai bangsa kita memang berbeda. Beda budaya, beda Bahasa, beda system
pemerintahan dan beda cara melaksanakan agama Islam. Namun kita semua
bertanggung jawab untuk merealisasikan Islam sebagai Rahmatan lil-alamin, agama
yang berkontribusi bagi perdamaian, pembangunan dan keadilan sosial,"
pungkas JK. (mdk)
[NBCIndonesia.com]
http://www.nbcindonesia.com/2016/04/jk-sebut-oki-gagal-satukan-negara-islam.html?m=1
[NBCIndonesia.com]
http://www.nbcindonesia.com/2016/04/jk-sebut-oki-gagal-satukan-negara-islam.html?m=1
KTT OKI ke 13 Kutuk Iran
Terkait Keterlibatan Dukung Terorisme
Anggota
Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam (OKI) mengadakan Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) di Istanbul, Turki mengecam keterlibatan Iran atas dukungannya
pada aksi terorisme.
Dalam pernyataan bersama hari Jumat
(15/4/2016), 50 pemimpin negara Islam itu menuduh Iran mendukung terorisme dan
mengintervensi urusan dalam negeri di kawasan Timur Tengah.
Tuduhan itu disampaikan tepat di depan
mata Presiden Iran Hassan Rouhani yang turut hadir dalam KTT.
Teheran juga dituding melakukan campur
tangan berlebihan dalam urusan internal negara-negara di kawasan, termasuk di
Suriah dan Yaman.
“Konferensi ini menyesalkan campur
tangan Iran dalam urusan internal negara-negara di kawasan dan anggota lainnya
termasuk Bahrain, Yaman, Suriah, dan Somalia serta dukungan Iran terhadap
terorisme,” demikian bunyi kominike OKI, dinukil Channel News Asia,
Sabtu (16/4/2016).
KTT juga “mengecam Hizbullah yang
melaksanakan kegiatan terorisme di Suriah, Bahrain, Kuwait, dan Yaman dan
mendukung gerakan teroris dan kelompok-kelompok yang merusak keamanan dan
stabilitas negara anggota OKI.”
Liga Arab menyatakan Iran telah
bersekutu dengan kelompok teroris Hizbullah dan keterlibatannya dalam
mendukung Damaskus dalam perang di Suriah.
Dalam ‘Deklarasi Istanbul’ yang
dibacakan hari Jumat (15/04/2016) kemarin, oleh negara-negara anggota OKI
menyatakan keprihatinan atas meningkatnya xenofobia,
Islamofobia, rasisme anti-Muslim di negara-negara Barat.
Sebagaimana diketahhui, pemimpin 56
negara anggota OKI bertemu di Istanbul untuk KTT OKI ke-13 untuk membahas
masalah yang dihadapi oleh umat Muslim di seluruh dunia.
KTT berharap bisa meningkatkan
persatuan dan solidaritas antara negara-negara Muslim dalam memerangi
terorisme.
Sebelumnya,
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengusulkan OKI membentuk Pusat
Kerja Sama dan Koordinasi Polisi OKI (Islamic Interpol) dengan tujuan
memberantas sejumlah kelompok teror, macam ISIS di Iraq dan Suriah, serta Boko
Haram dan Al-Shabaab di Afrika.
“Akan sangat membantu untuk membangun
struktur di antara anggota-anggota negara yang akan memperkuat dan
menginstitusikan kerja sama melawan teror dan kejahatan lainnya,” sebut
Erdogan.*