Sunday, April 17, 2016

Lebih Dari 50 Negara Muslim Tuduh Iran Dukung Terorisme Di Depan Mata Rouhani. Aneh, Indonesia Bela Hizbullata ( Sudah Di Cap Teroris Negara Teluk Dan Liga Arab ). Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) Mengaku Sedih Dengan Kondisi Negara-Negara Islam Di Dunia Semakin Terpecah Belah, Tapi Indonesia Pro Iran ( syi'ah )



Negara dalang  terorisnya : Iran; Lebanon ( hizbullata ). Lebanon mayoritas suni, perlu waktu untuk menyingkirkan fraksi bersenjata hizbulate 
( negara dalam negara ).
Aljazair mayoritas suni, lagi proses penyingkiran 
anasir-anasir pro-syiah dipemerintahannya
Irak-suriah, negara gagal
Jadi mayoritas negara islam, lebih dari 50 negara bersatu !

Lebih dari 50 Negara Muslim Kecam Iran karena Dukung Terorisme

Sabtu, 8 Rajab 1437 H / 16 April 2016 14:12
Lebih dari 50 Kepala Negara Islam mengecam Iran karena dinilai sebagai pendukung terorisme di Suriah, Bahrain, Yaman dan Somalia.
Demikian kesimpulan akhir Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Negara-negara Islam (KTT-OKI) ke-13 di Istanbul, Turki, Jumat (15/4), yang juga dihadiri oleh Presiden Iran Hassan Rouhani.
Karena itu, sesaat sebelum dibacakan pernyataan akhir dari konferensi tersebut, Presiden Iran beserta delegasinya melakukan “walk out” dari ruang sidang.
Para pemimpin Negara-negara OKI mengatakan bahwa mereka menyesalkan apa yang disebut “gangguan” dari Iran dalam urusan internal negara-negara regional yang merupakan anggota OKI seperti Bahrain, Yaman, Suriah dan Somalia, termasuk “dukungan Iran terhadap terorisme”.
OKI menekankan “hubungan kerja sama antara negara-negara anggota dan Iran” yang didasarkan pada “prinsip bertetangga yang baik, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, dan menghormati kemerdekaan serta kedaulatan teritorial masing-masing”.
Para pemimpin, termasuk Presiden Iran Hassan Rouhani, menghadiri pertemuan puncak OKI yang beranggotakan 57 negara di Istanbul, Turki pekan ini, yang juga membahas berbagai isu, seperti kemanusiaan, yang telah diabaikan dalam perang Suriah.
Turki dan Arab Saudi menentang rezim Basyar Asad di Suriah. Sikap itu telah menempatkan Turki dan Saudi dalam posisi yang bertentangan dengan Iran, sekutu utama Basyar Asad.
Iran juga mendukung pemberontak Syiah Houthi di Yaman, yang telah melakukan pemberontakan terhadap Pemerintah Yaman yang sah. Konflik yang berlangsung di Yaman sejak Maret 2015 hingga kini telah mengakibatkan korban jiwa lebih dari 6.000 orang. (s)
Sumber: Anadolu, AFP, Reuters

Resolusi Istanbul Himbau Fokus Palestina, Kutuk Intervensi Iran dan Hizbullata di Kawasan

Resolusi akhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam (OKI) di Istanbul, mengutuk semua intervensi dilakukan Iran di berbagai negara di kawasan, dan KTT menyepakati  sebuah Rencana  Strategis Kerjasama OKI untuk rentang 10 tahun kedepan.
Resolusi KTT OKI yang dikeluarkan pada Jumat (15/04/2016) kemarin juga mengajak semua pihak untuk membuang berbagai “agenda yang bersifat sektarian dan mazhab” sembari mengingatkan bahaya negatif dan akibat yang ditimbulkannya.  Resolusi itu juga menegaskan bahwa hubungan dengan Iran sudah seharusnya dijalankan dengan dasar saling menghormati antar sesama jiran, demikian dilansir Aljazeera bahasa Arab, Jumat (15/04/2016)
Pada pernyataan akhir itu juga disampaikan penolakan dan pengecaman “operasi-operasi teroris yang dilakukan oleh hizbullah Libanon, baik di Syiria, Bahrain, Kuwait, dan Yaman”.
Kepala Kantor Aljazeera di Istanbul, Abdul Adheem Muhammad menegaskan bahwa Sidang Penutupan KTT OKI berjalan dengan panas dan tegang sebelum akhirnya dapat memutuskan beberapa point resolusi yang disepakati.
Adheem menjelaskan bahwa Presiden Iran Hassan Rouhani tidak ikut serta pada saat sidang penutupan karena protes pada beberapa point yang tercantum dalam draft resolusi yang tidak disetujuinya.
Sekjen OKI, Iyad Madani mengatakan, bahwa resolusi KTT OKI di Istanbul meghasilkan sekitar 200 point kesepakatan. Iyad juga menyinggung adanya kesepakatan terkait rencana strategis OKI untuk 10 tahun kedepan.
Iyad mengatakan bahwa KTT fokus terhadap permasalahan Palestina dan sudah membuat beberapa keputusan terkait hal itu, karena permasalahan Palestina adalah permasalahan dan PR terbesar yang berada di pundak OKI. Iyad juga menyampaikan terkait berbagai ajakan untuk memulai kembali proses perdamaian yamg diawali dengan konferensi internasional untuk keperluan tersebut.
Sementara itu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan mengatakan bahwa KTT Istanbul membahas tiga permasalahan pokok, yaitu: “sektarianisme, diskriminasi rasial dan terorisme”.
Menurutnya, permasalahan-permasalahan pokok tersebut sangat membahayakan dunia Islam.
Erdogan juga mempertanyakan penyebab munculnya berbagai organisasi teroris di di negara/negara Islam, dan pihak-pihak yang berdiri di belakangnya.
Erdogan menegaskan bahwa aliansi militer Islam yang baru saja dibentuk di Saudi harus segera menjadi organisasi yang efektif untuk perang melawan teroris yang mengganggu dunia Islam.
Erdogan juga meminta untuk mengenyampingkan perselisihan di dalam internal negara-negara Islam demi terwujudnya perdamaian dan keadilan di dunia Islam.
“Persengketaan atas nama agama atau etnis tidaklah sejalan dengan spirit Islam,” ujar Erdogan.
Erdogan juga berjanji  untuk mendukung OKI agar dapat bekerja lebih maksimal lagi dalam rangka memberi peran yang lebih besar untuk mendukung dunia Islam.*/Kivlein Muhammad
Rep: Admin Hidcom

OKI: Iran Mendukung Terorisme

16 Apr 2016 14:19
Istanbul – Para pemimpin dari 50 lebih negara-negara Muslim yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyatakan bahwa Iran telah mendukung terorisme dan ikut campur dalam urusan negara-negara regional, termasuk Suriah dan Yaman.
Presiden Iran Hassan Rouhani, sendiri turut hadir dalam pertemuan OKI ke-13 ini. Konferensi yang digelar di Turki ini untuk membahas isu-isu kemanusiaan seperti Suriah.
“Konferensi ini menyesalkan campur tangan Iran dalam urusan internal wilayah dan negara-negara anggota lainnya termasuk Bahrain, Yaman, Suriah, dan Somalia, dan memnberikan dukungan untuk terorisme,” kata OKI dalam pertemuan puncak di Istanbul, Jum’at (15/04).
OKI juga menekankan perlunya “hubungan kerja sama” antara Iran dan negara-negara Muslim lainnya, termasuk menahan diri untuk menggunakan ancaman atau kekerasan.
Turki sendiri yang selama tiga tahun menjadi pemimpin OKI, dan Arab Saudi merupakan bagian dari koalisi pimpinan AS untuk melawan Negara Islam (ISIS) di Suriah. Mereka juga menentang pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang telah melakukan kekerasan terhadap rakyatnya. Hal ini berbeda dari sikap yang diambil Iran dengan memberikan dukungan terhadap Assad.
Negara Syiah itu juga bersekutu dengan pemberontak Hutsi di Yaman, yang telah melawan pasukan pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi dalam konflik yang telah menewaskan lebih dari 6.000 orang sejak Maret 2015.
Meski demikian, Turki dan Iran tetap menjaga hubungan diplomatik dalam urusan perdagangan. Walaupun mayoritas penduduk Turki yang Sunni telah mengusung pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran dan mengkhawatirkan pengaruh Teheran yang tumbuh di Lebanon, Suriah dan Yaman.
Sumber: Reuters



Oleh Farid  14/04/2016
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-13 akan dimulai hari ini (14/4) hingga besok di Istanbul, Turki. Indonesia akan diwakili oleh Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) dan didampingi Ibu Mufidah Kalla. Dalam KTT ini, delegasi Indonesia akan membawa Resolusi KTT-LB OKI dan Deklarasi Jakarta yang berisi 23 langkah konkret untuk membantu menyelamatkan Al Quds Al Sharif atau Yerusalem dari pendudukan Israel.
KTT  yang membawa tema Solidaritas dan Kebersamaan untuk Keadilan dan Perdamaian ini didahului dengan pertemuan-pertemuan persiapan yaitu Rapat Dewan Menteri-Menteri Luar Negeri dan Pertemuan Pejabat Senior.
Situs naharnet.com milik Lebanon melaporkan, dalam pertemuan para Menlu tersebut, empat negara, yaitu Lebanon, Indonesia, Iran, dan Aljazair telah menolak upaya untuk memasukkan Hizbullata sebagai kelompok teroris.
“Duta Besar Lebanon untuk Riyadh, Abdul Sater Issa, yang mewakili Lebanon di OKI telah menyatakan keberatan atas klausul tentang Hizbullata. Para wakil dari Irak, Aljazair, Iran dan Indonesia melakukan hal yang sama,” demikian dikutip naharnet.
Sementara itu, menurut situs Kementerian Luar Negeri RI, dalam pertemuan para Menlu, Menlu RI Retno L. Marsudi menekankan pentingnya persatuan dalam OKI untuk dapat menyelesaikan perbedaan dan konflik secara damai serta menghadapi berbagai tantangan terkini di Dunia Islam. Menlu RI juga tegaskan bahwa negara anggota OKI memiliki kewajiban untuk secara terus-menerus mempromosikan Islam sebagai “Rahmatan-lil-Alamin”.
Bulan lalu, Liga Arab secara resmi memasukkan Hizbullah sebagai organisasi teroris. (dw)

Parlemen Arab Resmi Tetapkan Hizbullat Sebagai Organisasi Teroris
                           
Senin, 11 Rajab 1437 H / 18 April 2016 15:30 WIB
Minggu malam 17 April 2016, Parlemen Arab sepakat menetapkan kelompok Syiah Hizbullat Lebanon sebagai organisasi teroris, setelah pada pertengahan bulan Maret kemarin organisasi Liga Arab melakukan hal yang sama.
“Hizbullat adalah teroris, kami berharap kelompok Syiah tersebut hanya mengarahkan senjatanya kepada Zionis Israel dan bukan kepada negara-negara Arab,” ujar Kepala Parlemen Arab, Ahmed bin Mohammed Al Jarwan.
Ahmed bin Mohammed Al Jarwan menjelaskan bahwa keputusan yang diambil Parlemen Arab didasari atas laporan sejumlah negara-negara anggota yang mendapati kelompok Syiah Hizbullat Lebanon terlibat dalam sejumlah aksi teror.
Tidak hanya menetapkan kelompok Syiah Hizbullat sebagai teroris, pertemuan Parlemen Arab juga sepakat menolak intervensi langsung dan tidak langsung yang dilakukan negara Syiah Iran melalui organisasi-organisasi Syiah di kawasan Timur Tengah.
11 Maret 2016, Dewan Menteri Luar Negeri Arab dalam rapat yang digelar di ibukota Kairo memutuskan memasukan kelompok Syiah Hizbullat sebagai organisasi teroris. (Anatolia/Ram)


ALJAZAIR: Kawasan Tempat Kelahiran Daulah SYI’AH, Obaidiah Tolak Keras Faham SYI’AH

Sejumlah sumber media di ALJAZAIR, Senin kemarin melaporkan, kondisi kawasan Bani Aziz di Sathef, sebelah timur negara itu bergejolak akibat adanya polemik berkepanjangan seputar menyebarnya faham (baca: agama) SYI’AH di kawasan yang dikenal dalam sejarah sebagai tempat pertama kali munculnya embrio negara Obaidiah beraliran Syi’ah itu.
Surat kabar harian ‘Al Syuruq,’ dalam edisi Senin melansir, penduduk kawasan Bani Aziz tidak dapat menolerir eksistensi kesyi’ahan di tengah mereka dan sama sekali menafikan beralihnya kawasan itu menjadi tempat kunjungan suci bagi orang-orang Syi’ah atau tempat tumbuh kembangnya mereka di ALJAZAIR, bahkan di Sathef sekali pun.
Surat kabar itu juga mengatakan, pihaknya menerima sebuah penjelasan yang ditandatangani ketua Jam’iyat al-Manarah, Mushthafa bin Zaid, yang menegaskan bahwa penduduk kawasan Bani Aziz siap untuk melakukan unjuk rasa guna mengungkapkan sikap teguh mereka berpegang kepada mazhab SUNNI.
Ia menambahkan, sekali pun kawasan itu dikenal dalam sejarah sebagai tempat lahirnya negara Obaidiah, namun tak sehari pun ia akan menjadi tempat propaganda pemikiran SYI’AH bisa menginjakkan kakinya. Ia menegaskan, akidah semua penduduk kawasan itu adalah Salafi (mengikuti akidah as-Salaf ash-Shalih), sedangkan dalam mazhab fikih, maka mereka sama seperti penduduk ALJAZAIR lainnya yang menganut mazhab Maliki.
Jam’iyat al-Manarah meminta seluruh komponen masyarakat agar melakukan mobilisasi dan koordinasi untuk menunjukkan kesatuan penduduk setempat dan penolakan mereka terhadap setiap fenomena kesyi’ahan dalam bentuk hari kemarahan. Hal itu untuk memberikan pandangan bahwa setiap apa saja isu-isu yang berserakan mengenal hal itu hanyalah informasi keliru yang dibesar-besarkan, di mana tidak merefleksikan realitas yang sesungguhnya di lapangan.
Seperti diketahui, mayoritas penduduk ALJAZAIR beraliran SUNNI. Namun beberapa tahun terakhir tidak sedikit orang-orang ALJAZAIR berpindah ke aliran Syi’ah. Mereka lalu menyebarkan paham itu secara rahasia di tengah lapisan luas di masyarakat. Mereka sendiri mendapatkan doktrin Syi’ah itu sekembali mereka dari bekerja di Iraq, Syiria dan Lebanon.
Sampai saat ini, pemerintah sekuler di ALJAZAIR tidak melarang perkembangan aliran Syi’ah. Di beberapa kawasan kini, sudah mulai nampak walau pun secara malu-malu aktifitas Syi’ah, seperti di ibukota, Batinah, Sathef, Tayyarat, Sidi dan Bal Abbas.
Sumber: Alsofwah
http://m.arrahmah.com/read/2008/07/18/2042-aljazair-kawasan-tempat-kelahiran-daulah-syiah-obaidiah-tolak-keras-faham-s.html

Negara Islam ( 99 % bersatu )

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku sedih dengan kondisi negara-negara Islam di dunia semakin terpecah belah. Dia menyebut Islam saat ini terperangkap konflik yang menyebabkan kemiskinan dan bencana kemanusiaan semakin merajarela.


"Sangat menyedihkan melihat dunia Islam belum memenuhi harapan, dunia Islam yang terperangkap oleh konflik, kemiskinan dan bencana kemanusiaan. Dunia Islam yang semakin terpecah belah, persatuan semakin jauh dari kenyataan," kata JK dalam pidatonya di KTT OKI di Istanbul, Turki, Jumat (15/4).



"Perdamaian dan keamanan, kurangnya pembangunan ekonomi, serta bencana kemanusiaan menjadi tantangan terbesar kita," sambungnya.

Bukan hanya itu, JK juga menyebut ada kegagalan di internal OKI. Dinilai dia OKI gagal mempersatukan anggotanya. Sebab, setiap harinya jutaan muslim harus menderita akibat konflik, perang dan aksi terorisme.


Di mana, serangan peluru dan bom harus dirasakan umat Islam yang tak berdosa di Afghanistan, Irak, Suriah dan Yaman. Dinilai JK, dalam sejarah ini pertama kalinya terjadi satu negara diserang oleh banyak negara, termasuk oleh negara yang tergabung dalam OKI. ( maksudnya yaman, terkesan bela Iran ! )



"Lebih menyedihkan lagi adalah fakta bahwa dunia Islam sepertinya tidak berdaya melihat situasi ini. Kenyataan yang menyedihkan, kita sebagai dunia Islam telah gagal. OKI telah gagal mempersatukan anggotanya," ujar dia.



Menurut JK, sebagai organisasi terbesar kedua setelah PBB, selain mampu mensejahterakan masyarakat, negara yang tergabung dalam KTT OKI harus ikut berkontribusi dalam perdamaian dan kesejahteraan secara global. Apa lagi, kata JK, total jumlah penduduk dan aset setiap negara diakui dunia.


"Jika digabungkan, populasi kita mencapai 1,7 milyar jiwa, atau 22,7 persen dari total populasi dunia. Jumlah penduduk usia muda kita terbesar, mencapai 53,3 persen. PDB per kapita rata-rata mendekati US$ 10.000, negara-negara kita memiliki sekitar 2/3 cadangan minyak dan gas dunia. Hal-hal ini merupakan aset kolektif kita, aset yang harus digunakan bukan hanya untuk kesejahteraan masyarakat kita, namun juga berkontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan global," tegas dia.

Untuk itu, JK mengajak negara yang bergabung di OKI sama-sama menghentikan konflik, kekerasan dan perang tersebut. Dia tidak ingin lantaran adanya kepentingan politik dan ego sektarian, semua anggota OKI tidak peduli dengan persoalan besar tersebut.

"Mari kita bekerja bersama untuk menghentikan ini, menghentikan penderitaan saudara kita muslimin dan muslimat. Mari kita bekerja lebih keras untuk menghentikan konflik, perang dan kekerasan. Mari kita menjawab akar permasalahan, mencari solusi damai jangka panjang untuk permasalahan yang dihadapi Dunia Islam. Itulah satu-satunya jalan ke depan," tandas dia.

"Sebagai bangsa kita memang berbeda. Beda budaya, beda Bahasa, beda system pemerintahan dan beda cara melaksanakan agama Islam. Namun kita semua bertanggung jawab untuk merealisasikan Islam sebagai Rahmatan lil-alamin, agama yang berkontribusi bagi perdamaian, pembangunan dan keadilan sosial," pungkas JK. (mdk)
[NBCIndonesia.com]
http://www.nbcindonesia.com/2016/04/jk-sebut-oki-gagal-satukan-negara-islam.html?m=1


KTT OKI ke 13 Kutuk Iran Terkait Keterlibatan Dukung Terorisme

Anggota Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam (OKI) mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Istanbul, Turki mengecam keterlibatan Iran atas dukungannya pada aksi terorisme.
Dalam pernyataan bersama hari Jumat (15/4/2016), 50 pemimpin negara Islam itu menuduh Iran mendukung terorisme dan mengintervensi urusan dalam negeri di kawasan Timur Tengah.
Tuduhan itu disampaikan tepat di depan mata Presiden Iran Hassan Rouhani yang turut hadir dalam KTT.
Teheran juga dituding melakukan campur tangan berlebihan dalam urusan internal negara-negara di kawasan, termasuk di Suriah dan Yaman.
“Konferensi ini menyesalkan campur tangan Iran dalam urusan internal negara-negara di kawasan dan anggota lainnya termasuk Bahrain, Yaman, Suriah, dan Somalia serta dukungan Iran terhadap terorisme,” demikian bunyi kominike OKI, dinukil Channel News Asia, Sabtu (16/4/2016).
KTT juga “mengecam Hizbullah yang melaksanakan kegiatan terorisme di Suriah, Bahrain, Kuwait, dan Yaman dan mendukung gerakan teroris dan kelompok-kelompok yang merusak keamanan dan stabilitas negara anggota OKI.”
Liga Arab menyatakan Iran telah bersekutu dengan kelompok teroris Hizbullah  dan keterlibatannya dalam mendukung Damaskus dalam perang di Suriah.
Dalam ‘Deklarasi Istanbul’ yang dibacakan hari Jumat (15/04/2016) kemarin, oleh negara-negara anggota OKI menyatakan keprihatinan atas meningkatnya xenofobia, Islamofobia, rasisme anti-Muslim di negara-negara Barat.
Sebagaimana diketahhui, pemimpin 56 negara anggota OKI bertemu di Istanbul untuk KTT OKI ke-13 untuk membahas masalah yang dihadapi oleh umat Muslim di seluruh dunia.
KTT berharap bisa meningkatkan persatuan dan solidaritas antara negara-negara Muslim dalam memerangi terorisme.
Sebelumnya, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengusulkan OKI  membentuk Pusat Kerja Sama dan Koordinasi Polisi OKI (Islamic Interpol) dengan tujuan memberantas sejumlah kelompok teror, macam ISIS di Iraq dan Suriah, serta Boko Haram dan Al-Shabaab di Afrika.
“Akan sangat membantu untuk membangun struktur di antara anggota-anggota negara yang akan memperkuat dan menginstitusikan kerja sama melawan teror dan kejahatan lainnya,” sebut Erdogan.*