Monday, May 16, 2016

Panik Jika Barbar Bashar Tumbang, Hizbulatta Pasti Musnah, Terbongkar Minta Perlindungan Israel (Induk Semangnya, Ibnu Saba’) !

Hasil gambar untuk hizbullah Mustafa Badr al-Din

Syiah Hezbullat Lebanon Minta Media Barat Stop Pemberitaan Miring Zionis Israel

Hubungan mesra Zionis Israel dengan kelompok Syiah Hezbullat kembali terbongkar setelah wartawan dan pakar terorisme di Timur Tengah asal Perancis, Georges Malbrunot, mengungkapkan permintaan resmi Hizbullah untuk menghentikan pemberitaan mengenai Israel dalang di balik pembunuhan Mustafa Badr al-Din pada Kamis (14/05) malam.
“Kelompok Syiah Hizbullah resmi meminta para wartawan tidak mengaitkan Zionis Israel dalam tewasnya salah seorang komandan senior mereka, Mustafa Badr al-Din, dalam sebuah aksi pemboman di ibukota Damaskus pada pertengahan pekan ini,” ujar Georges dalam tweetnya pada Jum’at (13/05) malam.
Tidak menyalahkan Zionis Israel, kelompok Syiah Hizbullah Lebanon kini menuding tentara ekstremis Suriah sebagai pihak bertanggung jawab atas tewasnya salah seorang komandan senior mereka Mustafa Badr al-Din.
Menjadi wartawan senior di surat kabar Le Figaro, Georges Malbrunot adalah seorang jurnalis senior yang telah malang melintang di dunia terorisme selama lebih dari dua puluh tahun, dan juga pernah di sandera Al Qaeda di kota Mesopotamia, Irak, pada tahun 2004.

Belangnya makin kentara, syiah 
anak kandung yahudi 

Iran Instruksikan Milisi Hezbolat Targetkan Saudi

Kelompok bersenjata syiah Lebanon, Hezbullat, dikabarkan telah mendapat instruksi dari Iran untuk menangguhkan operasi melawan Israel dan menargetkan Arab Saudi. Demikian laporan yang diterima Middle East Eye.
Instruksi itu keluar di tengah kemarahan atas pembunuhan Mustafa Badreddine, komandan syiah Hizbullat di Suriah. Menurut Hizbullat, pembunuhan itu dilakukan oleh kekuatan ‘takfiri’ yang didukung Riyadh.
Berdasarkan sumber di Lebanon, perintah itu disampaikan secara pribadi oleh Qasim Soleimani yang juga kepala Pasukan Quds Garda Revolusi syiah Iran.
Soleimani juga telah menyebut pengganti Badreddine dan dua wakilnya. Penunjukan ini memperlihatkan keeratan hubungan keduanya. Sebelumnya, pengangkatan merupakan masalah internal Hizbullat. Mereka hanya cukup berkonsultasi dengan Iran.
Sumber MEE mengatakan, pengganti Badreddine adalah Fuad Shukr. Pria berusia 55 tahun ini berasal dari Desa al-Nabi Sheeth di Lembah Beka.  
http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/iran-instruksikan-milisi-hezbolat-targetkan-saudi.htm#.Vzu8jfl97rc

Menlu Iran: Yahudi Bukan 
Musuh Kami!

“Yahudi bukan musuh kami,” kata Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif saat ditanya oleh kantor berita Iran Tasnim tentang pernyataan-pernyataannya mengenai Holocaust di situs media sosial, pada 5 September lalu.

Javad Zarif menjelaskan perbedaan antara Zionisme dan Yudaisme. “Yudaisme adalah agama illahi yang kami hormati sesuai dengan ajaran agama kami dan konstitusi negara kami,” kata Zarif.

“Di Republik Islam Iran, Yahudi merupakan teman sebangsa, merupakan minoritas yang diakui di parlemen dan di parlemen mereka memiliki anggota parlemen aktif,” Zarif menambahkan.

“Zionis merupakan minoritas dari orang-orang Yahudi,” jelasnya. “Mereka mengeksploitasi penderitaan orang Yahudi untuk membenarkan kejahatan mereka terhadap rakyat Palestina. Kami tidak akan mengizinkan mereka untuk menyebarkan bahwa Iran membenci Yahudi,” Zarif menyimpulkan.

Sebelumnya, melalui akun Twitternya Zarif berkicau, “Selamat Rosh Hashanah” atau Selamat Tahun Baru Yahudi. Kicauan Menteri Luar Negeri Iran tersebut kemudian menjadi perbincangan hangat di jejaring Twitter.
Cinta pun berbalas....
PM Israel, Ariel Sharon: Syiah Tidak Pernah Menjadi Musuh Kami

Sebuah buku tentang memoar Ariel Sharon, mantan Perdana Menteri Israel yang lalu (lihat scan kitabnya disini: http://www.lppimakassar.com/2013/04/ariel-sharon-mantan-pm-israel-syiah.html), menyebutkan pandangannya selama ia memimpin Israel bahwa Syiah tidak pernah menjadi musuh dan ancaman bagi Israel. Ia Mengatakan, "Saya belum pernah satu hari pun melihat Syiah sebagai musuh Israel dalam jangkan waktu yang panjang". Pernyataan ini tertuang dalam buku Mudzakkirat Aril Sharun, yang diterjemahkan oleh Nathwan Ubaid, diterbitkan oleh Maktabah Beisan Beirut, hal 584.
Pada halaman yang sama, Ariel Sharon melanjutkan, "Adapun musuh kami yang sebenarnya menurut pandangan saya tergabung dalam organisasi teroris Palestina dan ardhul fath, bumi pembebasan yang merdeka, dengan melihat kepada warga Suriah yang membantu dan mendukung mereka." 
Beginilah hakekat dua jenis bangsa dan agama (Yahudi dan Syiah) yang saling mencinta dan tak pernah bermusuhan sebagaimana yang banyak digambarkan dalam wayang politik internasional.
(Muh. Istiqamah/lppimakassar.com)

Iran : Saudi Musuh No 1,Bukan Israel. Yahudi adalah Sahabat !

Kematian Badrudin: HizbullahLebanon 
Semakin Jatuh 
dalam Kebingungan

Sekali lagi, Suriah telah menjadi kuburan pemimpin militer level pertama dalam organisasi Hizbullah Lebanon. Pengumuman tewasnya seorang pemimpin terkemuka mereka, Mustafa Badruddin dalam pemboman di dekat ibukota Damaskus, menandai intervensi Hizbullah di Suriah diwarnai oleh kebingungan. Hal ini terlihat dalam ketidakmampuan kelompok untuk mendeteksi dan menentukan siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan pemimpinnya.
Hizbullah, dalam pernyataan pertama yang dikeluarkan setelah pembunuhan itu, menunjukkan jari tuduhan kepada Israel. Namun, dalam pernyataan kedua, kematian Badruddin masih dalam penyelidikan, seperti dilansir media Al-Manar yang pro-Hizbullah. Sejurus kemudian, pernyataan pertama dibantah, dan jari tuduhan diarahkan kepada “kelompok takfiri” di Suriah.
Ada proses kebingungan untuk menentukan titik tudingan. Hal ini tercermin jelas di pemakaman Badrudin yang mengangkat slogan “Kematian bagi klan Saud, dan dikuatkan oleh pidato Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem. Ia menegaskan bahwa kelompok tidak memerlukan penyelidikan, dan akan mengumumkan hasilnya dalam beberapa jam ke depan. Hizbullah telah mengumumkan kematian Badruddin Jumat(13/5), dan mengadakan upacara pemakaman militer pada hari yang sama di pinggiran selatan Beirut.
Kebingungan yang akhirnya oposisi Suriah dijadikan kambing hitam itu menegaskan keinginan Hizbullah untuk tetap di Suriah. Namun, sejatinya pilihan tersebut melemahkan kredibilitas Kelompok.
Yunus Audah, seorang penulis dan pengamat politik Timur Tengah melihat bahwa tuduhan kepada oposisi bersenjata Suriah, bukan kepada Israel, itu justru melemahkan kredibilitas Kelompok dan menunjukkan mereka jauh dari kampanye politiknya selama ini. Hizbullah selalu mengusung kampanye kematian untuk Israel dan Amerika. Namun Hizbullah tidak menunjukkan bukti-bukti yang kuat untuk melemahkan negara tersebut.
Di sisi lain, Badan Intelijen Nasional AS, CIA, telah menghapus Hizbullah Lebanon dari daftar organisasi teroris yang mengancam Amerika Serikat. Iran sebagai negara yang membentuk dan mendanai Hizbullah juga dihapus dari daftar. Hal ini menunjukkan membaiknya hubungan Iran dengan AS. Sebagaimana diketahui, Iran selama ini memosisikan diri seakan-akan anti AS. Namun, negara Syiah itu
Hizbullah muncul pertama kali pada era 1980an. Milisi Syiah itu dideklarasikan setelah invasi kedua Israel di Lebanon.

Dalam konflik Suriah, Hizbullah melibatkan diri dengan mendukung rezim Bashar Assad. Menurut catatan, hampir 6000 milisi Syiah Lebanon diterjunkan ke wilayah konflik itu. Pantauan Observasi Suriah untuk HAM , sejauh ini lebih dari 1000 milisi Hizbullah telah tewas di Suriah. Namun lembaga yang berpusat di Inggris itu kesulitan untuk memastikan angka pasti milisi Syiah asal Lebanon yang tewas dalam mendukung rezim.
Reporter: Salem
Sumber: Al-Manar, Al-Jazeera, Arabi21


Minggu Kekalahan dan Kegelisahan Bagi Iran dan Hizbullah di Suriah

Sebuah serangan oposisi di kota Khan Touman dekat Aleppo pekan lalu dinilai sebagai salah satu kemunduran medan perang terbesar militan Syiah asing di Suriah. Itu adalah kemunduran yang belum pernah dialami oleh koalisi yang melancarkan perang atas nama Presiden Suriah Bashar Al-Assad itu.
Laporan menyebutkan korban tewas antara milisi Iran, Afghanistan dan Lebanon mencapai 80 orang dalam serangan dipelopori oleh Jabhah Nusrah. Setidaknya 17 dari mereka yang tewas adalah warga Iran. Ini diperkirakan jumlah tertinggi dalam pertempuran di luar perbatasan Republik Islam sejak perang Iran-Irak.
“Doakan kami, kami tidak bisa bergerak. Ada 83 dari kita dalam satu ruangan. Kami sedang menunggu cadangan artileri sehingga kita dapat ditarik kembali,” seorang milisi Iran menulis dalam pesan WhatsApp, dikutip situs Iran yang dikelola negara, Jaam-e-Jam.
Kekalahan di Khan Touman diikuti oleh pukulan yang lebih besar bagi Iran dan sekutunya. Yakni berita muncul Jumat pagi (13/5) tentang terbunuhnya komandan Hizbullah Mustafa Badruddin. Badruddin ditugaskan mengawasi operasi militer kelompok Lebanon di Suriah.
Tidak jelas bagaimana kekalahan balik tersebut akan mempengaruhi jalannya perang yang tumbuh dari protes yang terinspirasi Arab Spring pada 2011, menyerukan perubahan demokratis. Sebelum Iran, Hizbullah dan Rusia datang membantu Assad, cengkeramannya pada kekuasaan tampaknya gagal. Komitmen sekutu ini untuk mendukung Suriah dilihat oleh diplomat dan ahli Timur Tengah sebagai kunci untuk kelangsungan hidup Assad. Salah satu ahli keamanan yang dekat dengan Damaskus menjelaskan moral rendah telah melanda pemerintah karena wilayah penting telah hilang.
Salah satu penjelasan dari kekalahan itu bahwa dukungan udara Rusia kurang. Rusia telah meningkat serangan udara dalam mendukung Assad selama tujuh bulan, tetapi juga terlibat dalam upaya diplomatik AS ke arah gencatan senjata. Akibatnya serangan udara Rusia menurun.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia dan oposisi bertempur di daerah itu mengatakan intensitas serangan udara Rusia baru-baru ini telah berkurang. Itu bisa menjadi sumber gesekan antara aliansi pendukung Assad, menurut analis konflik.
Kecemasan di Iran
Serangan oleh Jabhah Nusrah dan sekutunya di Khan Touman telah membuat gelombang ratapan di Iran. Situs yang terhubung ke Korps Garda Revolusi Iran menerbitkan nama-nama dan foto dari 13 orang Iran tewas dalam Khan Touman. Sebagian besar dari mereka berasal dari sebuah unit dari Garda di provinsi Mazandaran di Iran utara.
Ada kekhawatiran di antara beberapa pejabat Iran dan pemimpin militer bahwa laporan korban jiwa bisa mempengaruhi opini publik terhadap keterlibatan Iran di Suriah. Siaran pers dari kantor Garda Revolusi di Mazandaran, kota asal sebagian besar warga Iran yang tewas mencerminkan keprihatinan ini. Dalam rangka untuk mencegah keguncangan masyarakat, Iran meminta mereka agar hanya informasi yang dirilis oleh kantor mereka yang dipercaya, katanya.
Di antara warga Iran yang tewas adalah Shafii Shafiee, seorang komandan pasukan elit Al-Quds, menurut situs berita Tasnim, yang berafiliasi dengan Garda Revolusi. Tubuhnya berada di tangan oposisi Suriah, menurut situs Syiah ABNA.
Gambar yang diposting oleh oposisi dan dicetak ulang oleh situs berita Iran menunjukkan foto close-up orang-orang yang tewas dalam pertempuran. Salah satu foto menunjukkan setidaknya selusin mayat berlumuran darah berbaris di lorong bangunan. Satu set foto lain diposting oleh oposisi Suriah menunjukkan dua tahanan kebangsaan tak tentu, terikat dan berlumuran darah.
Iran telah mengumumkan kematian setengah lusin jenderalnya di Suriah, dan sejumlah jauh lebih besar dari petugas yang kurang senior sejak 2012. Sementara Hizbullah telah kehilangan empat milisi terkemuka, termasuk Badrucin, saudara ipar komandan militer Kelompok, Imad Mughniyah.
Badruddin adalah tokoh Hizbullah yang paling senior yang dibunuh sejak Mughniyah dibunuh pada tahun 2008, juga di Damaskus.
Hizbullah diperkirakan telah kehilangan total sekitar 1.200 milisinya di Suriah. Gerilyawan Hizbullah dianggap sebagai milisi yang sangat terlatih dan telah memberikan dukungan penting untuk militer Suriah.
Reporter: Salem