Sunday, May 15, 2016

Syekh Ali Bin Abdullah Al-'Ammary ( Pakar Syiah ) : Syiah-Yahudi Berperan Atas Konflik Di Timur Tengah Dan Ingatkan Muslimin Soal Senjata Syiah Menyusupkan Syubhat (Kerancuan) Dalam Ajaran Agama.

Ali al-Ammari: Syiah-Yahudi Berperan Atas Konflik di Timur Tengah

Syekh Ali Bin Abdullah Al-'Ammary ( Pakar Syiah ) : Syiah-Yahudi Berperan Atas Konflik Di Timur Tengah

Selasa, 10 Mei 2016 - 19:00 WIB
Menurut Pembina Jaringan Pembela Sunnah ini, dimana ada Syiah yang berkuasa, niscaya melahirkan kekacauan, gangguan keamanan, hingga pertumpahan darah.
Siapa yang memborbardir dan melantakkan Fallujah, Irak? Siapa yang mengepung umat Islam hingga mati kelaparan di Madaya, Suriah? Siapa yang mengusir bahkan menggantung umat Islam di pinggir jalan di Iran dan Irak?
Sejumlah pertanyaan itu menjadi pamungkas acara pembekalan 200 orang dai tentang Syiah di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta. Acara itu berlangsung selama 3 hari di pekan pertama bulan Mei 2016 ini.
Kepada mereka diingatkan untuk terus waspada dengan penyebaran ideologi Syiah di tengah kaum Muslimin. [Baca: Ini Alasannya Kenapa Setiap Muslim Harus Paham soal Syiah]
“Solusi menghadapi gerakan Syiah adalah banyak membaca, belajar, sekaligus mengajarkan kepada umat tentang bahaya Syiah,” ucap Syaikh Ali Abdullah al-Ammari, pemateri dalam kegiatan itu.
Menurut Ali al-Ammari, ajakan taqrib (berdamai) antara ahlu sunnah dan Syiah adalah ilusi yang menipu. “Bagaimana bisa ikhwah (bersaudara) sedang kalian (Syiah. Red) membunuhi saudara kami. Tidak ada ukhuwah di antara Sunni dan Syiah,” tegasnya.
Menurut Ali al-Ammari, hal itu bukan dikatakan oleh dirinya sendiri. Tapi berdasar fakta sejarah sejak dulu hingga sekarang.
Realitas itu juga menjadi doktrin yang terdapat dalam kitab-kitab induk Syiah dan disebutkan dalam ceramah-ceramah para ulama Syiah. [Baca:Pakar: Zaidiyah Bukan Dekat dengan Sunni, tapi Syiah Paling Ringan]
Maksimalkan Peran Dai
Menurut Ali al-Ammari, dimana ada Syiah yang berkuasa, niscaya melahirkan kekacauan, gangguan keamanan, hingga pertumpahan darah.
“Kekacauaan di dunia khususnya di Timur Tengah tak lepas dari peran Syiah dan Yahudi di sana,” ungkapnya lagi.
Untuk itu, Ali al-Ammari berharap kepada seluruh juru dakwah agar berperan maksimal membendung arus ideologi Syiah masuk di tengah umat Islam.
Menurutnya, berdoa kepada Allah memohon keamanan dan keselamatan kaum Muslimin sebaiknya disertai dengan asbab (usaha) maksimal. [Baca: Tips Menghadapi Pendukung Syiah ala Ali al-Ammari]
“Jangan sekali-kali beri celah sedikitpun kepada Syiah untuk menyebarkan ideologi mereka,” terang pembina Syabakah Difa’ ‘an as-Sunnah (Jaringan Pembela Sunnah) itu.
“Ajarkan dan peringatkan kepada setiap Muslim akan kesesatan dan bahaya daripada aliran menyimpang itu,” tutupnya.
Diketahui, Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) mengadakan kegiatan daurah atau pelatihan dai tentang Syiah. Acara pada Rabu-Jumat (04-06/05/2016) ini bertajuk “Naqd Aqaid as-Syiah al-Imamiyah(Membantah Aqidah-aqidah Syiah Imamiyah)”. [Baca: Farid Okbah: Hadapi Syiah, Muslimin Dunia Harus Bersatu]*

Ali Al-Ammari Ingatkan Muslimin Soal Senjata Syiah menyusupkan syubhat (kerancuan) dalam ajaran agama.

Ahad, 8 Mei 2016 - 14:22 WIB
Demi tujuan Syiah, para imam Syiah disebutnya tak segan mengobok-obok isi al-Qur'an dan Hadits Nabi sekehendak mau mereka.
Selain taqiyyah(kebolehan berdusta), senjata utama Syiah dalam menyebar ideologinya adalah menyusupkan syubhat (kerancuan) dalam ajaran agama.
Demi tujuan itu, tak segan para imam Syiah berani mengobok-obok isi al-Qur’an dan Hadits Nabi sekehendak mau mereka.
Hal tersebut diingatkan kepada para juru dakwah yang mengikuti daurah “Naqd Aqaid as-Syiah al-Imamiyah (Membantah Aqidah-aqidah Syiah Imamiyah)” di Hotel Balairung, Jakarta, belum lama ini.
Namun, kata Syaikh Ali Abdullah al-Ammari, pemateri dalam kegiatan tersebut, seringkali perkara itu diingkari oleh pengikut Syiah dengan berbagai macam alasan.
Salah satunya mereka berdalih bahwa jika isi al-Qur’an itu diubah oleh para ulama dan imam Syiah, maka itu berarti umat Islam sendiri tidak meyakini ayat yang menyatakan bahwa Allah menjamin al-Qur’an akan terjaga hingga hari Kiamat.
“Kalau ahlu sunnah menuduh Syiah suka mengubah ayat-ayat, berarti kalian sendiri tidak yakin dengan isi al-Qur’an?” demikian dalih Syiah seperti ditiru oleh Ali al-Ammari.
Menurut peneliti dan pegiat anti Syiah tersebut, yang pertama harus dipahami adalah mengapa Syiah mengubah sebagian al-Qur’an dan meriwayatkan hadits-hadits yang berbeda dengan dalil ahlu sunnah.
Karena, jelas Ali al-Ammari, “Syiah itu belum menemukan dalam al-Qur’an apa yang menjadi keyakinan mereka, makanya harus diubah.”
Tips Hadapi Syiah
Kepada 200 peserta daurah, pembina lembaga Jaringan Pembela Sunnah (Syabakah Difa’ ‘an as-Sunnah) ini lalu berbagi tips dan pengalaman dakwah dalam menghadapi Syiah.
Umumnya, jelas Ali al-Ammari, seseorang itu dihukumi sesuai dengan pegangan keyakinannya. Jika Muslim itu dihukumi dengan al-Qur’an dan Hadits Nabi, maka aliran Syiah dihukumi sesuai kitab-kitab rujukan mereka sendiri juga.
“Ternyata itu diakui dalam rujukan utama Syiah. Termasuk di kitab indukal-Kafi karya al-Kulaini itu,” ungkap Ali al-Ammari.
Meski begitu, lanjutnya, masih saja sebagian pengikut Syiah menolak klaim tersebut. Mereka mengaku hal itu hanya terdapat dalam kitab saja, berbeda dengan realitasnya.
“Kalau seperti itu, tanyakan ke mereka, bukankah imam kalianmakshum (terjaga dari salah)? Bukankah seluruh perkataan mereka (para imam Syiah) tidak bisa ditolak?” tanya Ali al-Ammari dengan nada heran.
“Lalu siapa rujukan kalian (pengikut Syiah. Red) kalau begitu? Sebab (dalam) doktrin Syiah itu, riwayat dari imam makshum tidak bisa ditolak apalagi diingkari,” terangnya.
Untuk diketahui, dalam acara daurah tentang Syiah tersebut, Ali al-Ammari banyak menukil perkataan-perkataan para ulama Syiah dari rujukan induk mereka. Sesekali peserta daurah juga diperlihatkan video-video terbaru ceramah pengakuan dan doktrin para imam Syiah.*
Rep: Masykur Abu Jaulah
Editor: Muhammad Abdus Syakur