Syekh Ali Bin Abdullah
Al-'Ammary ( Pakar Syiah ) : Syiah-Yahudi Berperan Atas Konflik Di Timur
Tengah
Selasa, 10 Mei 2016 - 19:00 WIB
Menurut Pembina Jaringan Pembela Sunnah ini, dimana
ada Syiah yang berkuasa, niscaya melahirkan kekacauan, gangguan keamanan,
hingga pertumpahan darah.
Siapa yang memborbardir dan melantakkan Fallujah,
Irak? Siapa yang mengepung umat Islam hingga mati kelaparan di Madaya, Suriah?
Siapa yang mengusir bahkan menggantung umat Islam di pinggir jalan di Iran dan
Irak?
Sejumlah pertanyaan itu menjadi pamungkas acara pembekalan 200 orang dai tentang Syiah di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta. Acara itu
berlangsung selama 3 hari di pekan pertama bulan Mei 2016 ini.
Kepada mereka diingatkan untuk terus waspada dengan
penyebaran ideologi Syiah di tengah kaum Muslimin. [Baca: Ini Alasannya Kenapa Setiap Muslim
Harus Paham soal Syiah]
“Solusi menghadapi gerakan Syiah adalah banyak
membaca, belajar, sekaligus mengajarkan kepada umat tentang bahaya Syiah,” ucap
Syaikh Ali Abdullah al-Ammari, pemateri dalam kegiatan itu.
Menurut Ali al-Ammari, ajakan taqrib (berdamai) antara ahlu
sunnah dan Syiah
adalah ilusi yang menipu. “Bagaimana bisa ikhwah (bersaudara) sedang kalian (Syiah. Red) membunuhi
saudara kami. Tidak ada ukhuwah di antara Sunni dan Syiah,” tegasnya.
Menurut Ali al-Ammari, hal itu bukan dikatakan oleh
dirinya sendiri. Tapi berdasar fakta sejarah sejak dulu hingga sekarang.
Realitas itu juga menjadi doktrin yang terdapat dalam
kitab-kitab induk Syiah dan disebutkan dalam ceramah-ceramah para ulama Syiah. [Baca:Pakar: Zaidiyah
Bukan Dekat dengan Sunni, tapi Syiah Paling Ringan]
Maksimalkan Peran Dai
Menurut Ali al-Ammari, dimana ada Syiah yang berkuasa,
niscaya melahirkan kekacauan, gangguan keamanan, hingga pertumpahan darah.
“Kekacauaan di dunia khususnya di Timur Tengah tak
lepas dari peran Syiah dan Yahudi di sana,” ungkapnya lagi.
Untuk itu, Ali al-Ammari berharap kepada seluruh juru
dakwah agar berperan maksimal membendung arus ideologi Syiah masuk di tengah
umat Islam.
Menurutnya, berdoa kepada Allah memohon keamanan dan
keselamatan kaum Muslimin sebaiknya disertai dengan asbab (usaha) maksimal. [Baca: Tips Menghadapi Pendukung Syiah ala
Ali al-Ammari]
“Jangan sekali-kali beri celah sedikitpun kepada Syiah
untuk menyebarkan ideologi mereka,” terang pembina Syabakah Difa’ ‘an as-Sunnah
(Jaringan Pembela Sunnah) itu.
“Ajarkan dan peringatkan kepada setiap Muslim akan
kesesatan dan bahaya daripada aliran menyimpang itu,” tutupnya.
Diketahui, Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII)
mengadakan kegiatan daurah atau pelatihan dai tentang Syiah. Acara pada
Rabu-Jumat (04-06/05/2016) ini bertajuk “Naqd Aqaid as-Syiah al-Imamiyah(Membantah
Aqidah-aqidah Syiah Imamiyah)”. [Baca: Farid Okbah: Hadapi Syiah, Muslimin
Dunia Harus Bersatu]*
Ali
Al-Ammari Ingatkan Muslimin Soal Senjata Syiah menyusupkan syubhat (kerancuan) dalam
ajaran agama.
Ahad,
8 Mei 2016 - 14:22 WIB
Demi tujuan Syiah,
para imam Syiah disebutnya tak segan mengobok-obok isi al-Qur'an dan Hadits
Nabi sekehendak mau mereka.
Selain taqiyyah(kebolehan berdusta), senjata utama Syiah dalam
menyebar ideologinya adalah menyusupkan syubhat (kerancuan) dalam ajaran agama.
Demi tujuan itu,
tak segan para imam Syiah berani mengobok-obok isi al-Qur’an
dan Hadits Nabi sekehendak mau mereka.
Hal
tersebut diingatkan kepada para juru dakwah yang mengikuti daurah “Naqd Aqaid as-Syiah al-Imamiyah (Membantah
Aqidah-aqidah Syiah Imamiyah)” di Hotel Balairung, Jakarta, belum lama ini.
Namun,
kata Syaikh Ali Abdullah al-Ammari, pemateri dalam kegiatan tersebut, seringkali perkara itu diingkari
oleh pengikut Syiah dengan berbagai macam alasan.
Salah
satunya mereka berdalih bahwa jika isi al-Qur’an itu diubah oleh para ulama dan
imam Syiah, maka itu berarti umat Islam sendiri tidak meyakini ayat yang
menyatakan bahwa Allah menjamin al-Qur’an akan terjaga hingga hari Kiamat.
“Kalau ahlu sunnah menuduh Syiah suka mengubah
ayat-ayat, berarti kalian sendiri tidak yakin dengan isi al-Qur’an?” demikian dalih Syiah seperti ditiru oleh Ali al-Ammari.
Menurut
peneliti dan pegiat anti Syiah tersebut, yang pertama harus dipahami adalah
mengapa Syiah mengubah sebagian al-Qur’an dan meriwayatkan hadits-hadits yang
berbeda dengan dalil ahlu sunnah.
Karena,
jelas Ali al-Ammari, “Syiah
itu belum menemukan dalam al-Qur’an apa yang menjadi keyakinan mereka, makanya
harus diubah.”
Tips Hadapi Syiah
Kepada
200 peserta daurah, pembina lembaga Jaringan Pembela Sunnah (Syabakah Difa’ ‘an
as-Sunnah) ini lalu berbagi tips dan pengalaman dakwah dalam menghadapi Syiah.
Umumnya, jelas Ali al-Ammari, seseorang
itu dihukumi sesuai dengan pegangan keyakinannya. Jika Muslim itu dihukumi
dengan al-Qur’an dan Hadits Nabi, maka aliran Syiah dihukumi sesuai kitab-kitab
rujukan mereka sendiri juga.
“Ternyata
itu diakui dalam rujukan utama Syiah. Termasuk di kitab indukal-Kafi karya al-Kulaini itu,” ungkap Ali
al-Ammari.
Meski
begitu, lanjutnya, masih saja sebagian pengikut Syiah menolak klaim tersebut.
Mereka mengaku hal itu hanya terdapat dalam kitab saja, berbeda dengan
realitasnya.
“Kalau
seperti itu, tanyakan ke mereka, bukankah imam kalianmakshum (terjaga
dari salah)? Bukankah seluruh perkataan mereka (para imam Syiah) tidak bisa
ditolak?” tanya Ali al-Ammari dengan nada heran.
“Lalu
siapa rujukan kalian (pengikut Syiah. Red) kalau
begitu? Sebab (dalam) doktrin Syiah itu, riwayat dari imam makshum tidak bisa ditolak apalagi
diingkari,” terangnya.
Untuk
diketahui, dalam acara daurah tentang Syiah tersebut, Ali al-Ammari banyak
menukil perkataan-perkataan para ulama Syiah dari rujukan induk mereka.
Sesekali peserta daurah juga diperlihatkan video-video terbaru ceramah
pengakuan dan doktrin para imam Syiah.*
Rep: Masykur Abu Jaulah
Editor: Muhammad Abdus Syakur