Saturday, June 4, 2016

Keutamaan Bumi Syam Dalam Al Quran Dan As Sunnah. Perang Suriah, Pintu Awal Pembebasan Bumi Syam. Ulama Suriah: Ini Adalah Revolusi Islam.

Hasil gambar untuk independence day in syria


Bumi Syam memiliki kedudukan tersendiri di dalam Al Qurán yang mulia dan juga di hadits-hadits Nabi. Banyak keutaman, kebaikan dan berkah yang dianugerahkan oleh Allah untuk negeri ini yang dijelaskan di dalam hadits. Selain itu Syam memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki negeri lain.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkannya secara ringkas dengan ungkapan, “Di negeri Syam ini ada bukit Tursina. Allah bersumpah dengan bukit ini di surah At Tin. Allah juga berbicara dengan Musa di sana, Ibrahim membangun masjid Aqsha di negeri ini empat puluh tahun setelah membangun Ka’bah. Pilar-pilar agama dan Kitab-Nya ada di sana, kelompok yang mendaatkan pertolongan di antara umat beliau juga ada disana. Selain itu, Syam merupakan tempat perkumpulan dan tempat kembali manusia.”Allah berfirman:



“Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama.” (Al Hasyr: 2)

Allah berfirman di awal surah al isra’:

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari al Masjidil Haram ke al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi maha Mengetahuui.” (Al Isra’: 1)

Masjidil Aqsha dalam ayat tersebut adalah Batul Maqdis yang dibangun oleh Ibrahim, empat puluh tahun setelah pembangunan Masjidil Haram. Hanya saja, penyelesaian bangunan Masjidil Aqsha dilakukan pada masa Nabi Sulaiman.

Sementara itu, daerah sekitarnya yang diberkahi oleh Allah yang juga disebutkan ayat tersebut maksudnya ialah negeri Syam, dan Palestina adalah bagian darinya. Jadi, masjidil Aqsha adalah peninggalan para nabi mulai dari nabi Ibrahim sampai masa nabi kita Muhammad. Karena itulah, mereka dikumpulkan untuk bertemu beliau di sana (saat Isra’). Beliau mengimami mereka di tempat tinggal dan negeri mereka.

Ini menunjukkan bahwa panji kenabian itu bergulir dari tangan Bani Israil ke tangan bangsa lain. Panji itu diterima oleh bangsa Arab yang kemudian menjadi bagian dari umat Islam yang dipimpin oleh nabi mereka yang agung, Muhammad beserta para shahabat beliau yang mulia, orang yang mengikuti mereka dan berjalan sesuai dakwah mereka hingga hari kiamat.

Awal pertumbuhan agama islam ini dari Mekkah dan ia akan tetap tampak sampai di tangan al Mahdi di Syam. Di negeri Syam inilah kelompok yang mendapatkan pertolongan (Thaifah Manshurah) berada, sampai hari kiamat terjadi.

Setidaknya ada banyak hadits yang menyebutkan tentang keutamaan Syam:

1. Kesempurnaan dan Kemenangan Agama Islam akan Terjadi di Negeri Syam

2. Para Malaikat Membentang Sayap untuk Syam

3. Syam adalah Bumi untuk berkumpul dan berpencar

4. Bumi Syam adalah bumi Allah yang terbaik dan Dia mengumpulkan hamba-hamba-Nya

5. Penduduk Syam adalah Barometer kebaikan atau kerusakan umat Islam

6. Nabi memintakan berkah bagi penduduk Syam dan menganjurkan tinggal di sana

7. Syam adalah bumi keramaian dan ribath sampai hari kiamat

8. Baitul Maqdis adalah bagian Bumi Syam yang ada anjuran untuk dikunjungi

9. Hijrah orang-orang yang baik dari Irak ke Syam dan perpindahan orang-orang yang buruk dari Syam ke Irak
http://jihadsuriah.blogspot.co.id/2013/06/keutamaan-bumi-syam-dalam-al-quran-dan.html



Umat Islam harus sadar bahwa mereka memiliki beban kewajiban untuk meringankan penderitaan yang dirasakan oleh saudara-saudara Muslimnya di bumi Syam, khususnya di Suriah. Hal itulah yang menjadi sorotan khusus dalam  kegiatan Tabligh Akbar & Aksi Solidaritas bertema: "Nubuwat Perang Akhir Zaman di Negeri Suriah" sukses diselenggarakan di kota Bandung, Sabtu (09/03). Acara yang sangat penting untuk diketahui umat ini diselenggarakan di Masjid PUSDAI, Kota Bandung.  


Acara dibuka oleh Akh Fadli dari MPI (Mahasiswa Pecinta Islam) dengan memberikan gambaran perang akhir zaman yang akan terjadi berdasarkan Nubuwat Rosululloh dalam hadits yang shahih, dimana Ibu kota Damaskus adalah tempat yang dinubuwatkan oleh Rosululloh SAW., Akan turunya Imam Al Mahdi yang akan menjadi pemimipin Muslim dengan membawa bendera tauhid dan tegaknya sistem khilafah di bumi Allah azza wajala.Kegiatan Tabligh Akbar & Aksi Solidaritas di atas diselenggarakan oleh Komunitas Dakwah dan Sosial (KODAS BANDUNG) bekerjasama dengan Hilal Ahmar Society Indonesia (hasi), Forum Islam Peduli Suriah (FIPS), dan MPI (mahasiswa pecinta Islam) iniditujukan untuk menyadarkan umat Islam akan keberadaanya di akhir zaman, di mana jaringan kezaliman yang semakin bergejolak di bumi Syam, dan Nubuwat Perang Akhir Zaman yang sudah berada di ambang pintu.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan Pemateri pertama, yaitu Ustadz Imtihan Syafi'i, Lc, mewakili Hilal Ahmar Society Indonesia (hasi) dengan menjelaskan bahwa perang yang terjadi di Suriah adalah belum bagian dari nubuwat akhir zaman. Suatu ketika ia bertanya kepada salah satu Syekh di Suriah, yakni DR. Abdulloh Ghoni, yang termasuk ahli hadits, bahwa perang yang terjadi di Suriah adalah sebuah muqoddimah (pembukaan) dimana awal pintu gerbang dari Nubuwat Perang Akhir Zaman, karena masih banyak tahapan yang akan dialami kaum Muslimin.
Kemudian Ustadz Imtihan Syafi'i banyak bercerita tentang pengalamannya ketika berada si Suriah, bahwasanya pengamalan Tauhid dan Aqidah Wala wal Baro sungguh benar-benar nyata di Bumi Suriah, bumi Jihad Muslim, dan ia banyak menemukan karomah dan kesyahidan yang nampak yang terjadi pada para Mujahidin di Suriah. Ia juga menambahkan bahwasanya kemenangan-kemenangan yang diraih para Mujahidin dalam setiap operasi Mujahidin tidak terlepas dari ketaatan dan tawakal kepada Allah azza wajala.
Acara dilanjutkan dengan pembicara kedua, yaitu Akhi Angga Dimas S. Farm, selaku anggota Forum Islam Peduli Suriah (FIPS). Dalam penyampaiannya, Angga menampilkan sejarah masa jabatan Hafidz Assad dimana dialah tokoh yang menghapus dien Islam dan menanamkan kebencian yang luar biasa terhadap Islam. Hal itu terlihat pada peristiwa pembantaian aktivis Islam pada tahun 1982 yang menewaskan 40.000. Muslim.
Kemudian Hafidz Assad adalah tokoh yang memicu "The State Of Terorism" suatu Negara yang menyebarkan teror kepada rakyatnya sendiri untuk memperluas kekuasaanya. Hal ini pula yang pernah dicoba untuk diadopsi oleh soeharto, Presiden ke II RI, sehingga terjadi peristiwa pembantaian umat Islam dimana-mana, seperti pembantaian Tanjung Priuk dan peristiwa yang lainya yang pernah terjadi di Indonesia.
Selanjutnya Angga Dimas, relawan medis yang pernah berperan di Suriah ini, menampilkan peta politik yang terjadi di Timur Tengah dengan menjelaskan bahwasanya ada hubungan gelap antara Rezim Bashar Assad dengan Zionis Israel, dan Iran yang mengkelabui umat Islam bahwasaya Iran dan Suriah benar-benar memusuhi zionis . Padahal mereka bermain di balik layar. Hal ini agar mengarahkan permusuhan umat Islam kepada zionis saja, agar hanya fokus ke konflik Palestina saja, dan menyurutkan semangat Jihad Muslim untuk berjihad di bumi Suriah.
Penyampaian materi terakhir disampaikan oleh Prof. Dr. Maman Abdurrohman.Dalam penyampaianya beliau mengupas berbagai macam sekte Syi'ah khususnya terkait dengan Syi'ah Nusairiyah yang dianut oleh 
Rezim Basar Assad. Beliau banyak menghimbau kaum Muslimin, khusunya warga Bandung, untuk benar-benar memegang tali Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, agar terhindar dari pemahaman Syiah dan para pelakunya, dimana Bandung adalah salah satu basis sekte sesat Syi'ah di Indonesia.
Alhamdulillah, acara diakhiri dengan dialog dan tanya jawab. Selain itu juga diadakan pemutaran video dan penggalangan dana. Antusias umat Islam kota Bandung terlihat dimana para mustami (pendengar) yang hadir cukup banyak sampai acara selesai, yakni adzan dzuhur.(an-najah)


Sebenarnya apa visi ideologi tsauroh atau revolusi Suriah? Pertanyaan ini kerap muncul dalam sosialisasi Peduli Suriah di Indonesia. Info yang terbatas tentang situasi Suriah membuat pertanyaan ini kadang susah dijawab.
Info dari media tak selalu membantu. Media di Indonesia, yang kebanyakan merujuk kantor berita Barat, kerap menggambarkan revolusi ini sekuler semata. Rakyat yang bosan ditindas melawan penguasa yang tiran.
Lebih parah lagi berita media yang merujuk pada media resmi rezim Basyar Asad. Atau yang mengambil berita dari media Iran yang membela Basyar demi solidaritas Syiah. Media-media jenis ini menggambarkan revolusi Suriah sebagai hasil rekayasa Barat untuk menggulingkan Basyar Asad, hero Syiah yang anti-Israel.
Tak heran muncul kesan bahwa ini adalah perang saudara, pemberontakan sekuler atau bahkan revolusi rekayasa Barat. Namun, setelah menginjak bumi Suriah dan berbincang dengan masyarakatnya dari berbagai kalangan, kami melihat dua jenis media di atas ternyata memberikan info yang menyesatkan.
Di antara yang kami temui adalah para ulama di sini. Secara terpisah kami sempat menemui Syaikh Muhammad, Syaikh Walid dan Syaikh Khalid Amru. Mereka adalah para ulama dan imam masjid di kawasan barat Suriah. Syaikh Khalid Amru bahkan menjadi koordinator Haiah Syari’ah di kawasan tersebut.
Syaikh Muhammad menyatakan, “Ini adalah revolusi Islam, kami mengharapkan bantuan umat Islam  bentuk doa dan lain-lainnya agar revolusi segera dimenangkan.”
Syaikh sepuh ini adalah  alumni Universitas Al-Azhar . Ia lulus tahun 1982 dari kampus bergengsi di Mesir itu. Ketika kami menemui beliau, dengan bersemangat beliau menceritakan bagaimana rezim Nushairi membungkam para ulama. Datangnya revolusi membuat dakwah kini kembali berjalan.
Dalam kesempatan yang sama, Syaikh Walid, seorang imam dan khatib yang lebih muda, menyambut baik kehadiran kami dari Indonesia. Beliau mengutarakan keutamaan Bumi Syam sebagaimana diterangkan dalam hadits-hadits Rasulullah saw.
Yang menarik, beliau meyambut kami bukan sebagai orang asing. “Negeri ini juga negeri kalian,” kata Syaikh Walid. “Syam adalah untuk seluruh kaum Muslimin. Hadzihi Syaaminaa… Ini adalah Syam kita semua.”
Lalu beliau mengutip ayat 55 Surat An-Nuur. Yaitu janji Allah akan kekuasaan, kemenangan dan bergantinya ketakutan menjadi keamanan bagi mereka yang beriman dan beramal shalih. Berdasarkan ayat itu, beliau yakin bahwa kemenangan Muslim Suriah telah dekat.
“Insya Allah kami akan meraih kemenangan. Meskipun kami sadar, kemenangan Muslim Ahlussunnah di sini akan dibenci oleh kaum Syiah, Iran, Amerika dan pihak-pihak lainnya.”
Di antara hikmah berkobarnya revolusi, menurut alumni Kuliyah Syariah Damaskus ini, adalah para ulama sepakat kembali pd fahmu salaf. Sebelumnya, pengaruh Syiah dipromosikan luas di Suriah. Para ulama yang diangkat pemerintah menjadi corong penguasa dan menyeesatkan umat. “Kami berada di tsughur (perbatasan dengan musuh) untuk melakukan ribath. Baik secara  fisik maupun pemikiran.”
Sementara itu, dalam pertemuan terpisah, Syaikh Khalid Amru menegaskan bahwa revolusi yang meletus di Suriah adalah perjuangan melawan kezhaliman. Pada dasarnya ahlussunnah di Suriah tidak ingin menzhalimi kaum Nushairi, Mursyidi maupun sekte-sekte sesat lainnya.
Mereka hanya menginginkan perbaikan dari kondisi yang tidak adil di bawah rezim Nushairi. “Perlawanan bersenjata baru meletus ketika rezim menembaki demonstran, mengebom kota-kota dan menghancurkan masjid-masjid,” kata beliau. Inilah sekelumit pandangan para ulama di Suriah yang sempat kami temui tentang jalannya revolusi di Bumi Syam itu.
eramuslim.com, Catatan Relawan HASI dari Suriah