Bumi
Syam memiliki kedudukan tersendiri di dalam Al Qurán yang mulia dan juga di
hadits-hadits Nabi. Banyak keutaman, kebaikan dan berkah yang dianugerahkan
oleh Allah untuk negeri ini yang dijelaskan di dalam hadits. Selain itu Syam
memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki negeri lain.
Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah menyebutkannya secara ringkas dengan ungkapan, “Di negeri Syam ini ada
bukit Tursina. Allah bersumpah dengan bukit ini di surah At Tin. Allah juga
berbicara dengan Musa di sana, Ibrahim membangun masjid Aqsha di negeri ini
empat puluh tahun setelah membangun Ka’bah. Pilar-pilar agama dan Kitab-Nya ada
di sana, kelompok yang mendaatkan pertolongan di antara umat beliau juga ada
disana. Selain itu, Syam merupakan tempat perkumpulan dan tempat kembali
manusia.”Allah berfirman:
“Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di
antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang
pertama.” (Al Hasyr: 2)
Allah berfirman di awal surah al isra’:
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan
hamba-Nya pada suatu malam dari al Masjidil Haram ke al Masjidil Aqsha yang
telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi maha
Mengetahuui.” (Al Isra’: 1)
Masjidil Aqsha dalam ayat tersebut adalah Batul
Maqdis yang dibangun oleh Ibrahim, empat puluh tahun setelah pembangunan
Masjidil Haram. Hanya saja, penyelesaian bangunan Masjidil Aqsha dilakukan pada
masa Nabi Sulaiman.
Sementara itu, daerah sekitarnya yang diberkahi
oleh Allah yang juga disebutkan ayat tersebut maksudnya ialah negeri Syam, dan
Palestina adalah bagian darinya. Jadi, masjidil Aqsha adalah peninggalan para
nabi mulai dari nabi Ibrahim sampai masa nabi kita Muhammad. Karena itulah,
mereka dikumpulkan untuk bertemu beliau di sana (saat Isra’). Beliau mengimami
mereka di tempat tinggal dan negeri mereka.
Ini menunjukkan bahwa panji kenabian itu
bergulir dari tangan Bani Israil ke tangan bangsa lain. Panji itu diterima oleh
bangsa Arab yang kemudian menjadi bagian dari umat Islam yang dipimpin oleh
nabi mereka yang agung, Muhammad beserta para shahabat beliau yang mulia, orang
yang mengikuti mereka dan berjalan sesuai dakwah mereka hingga hari kiamat.
Awal pertumbuhan agama islam ini dari Mekkah dan
ia akan tetap tampak sampai di tangan al Mahdi di Syam. Di negeri Syam inilah
kelompok yang mendapatkan pertolongan (Thaifah Manshurah) berada, sampai hari
kiamat terjadi.
Setidaknya ada banyak hadits yang menyebutkan
tentang keutamaan Syam:
1. Kesempurnaan dan Kemenangan Agama Islam akan
Terjadi di Negeri Syam
2. Para Malaikat Membentang Sayap untuk Syam
3. Syam adalah Bumi untuk berkumpul dan
berpencar
4. Bumi Syam adalah bumi Allah yang terbaik dan
Dia mengumpulkan hamba-hamba-Nya
5. Penduduk Syam adalah Barometer kebaikan atau
kerusakan umat Islam
6. Nabi memintakan berkah bagi penduduk Syam dan
menganjurkan tinggal di sana
7. Syam adalah bumi keramaian dan ribath sampai
hari kiamat
8. Baitul Maqdis adalah bagian Bumi Syam yang
ada anjuran untuk dikunjungi
9. Hijrah orang-orang yang baik dari Irak ke
Syam dan perpindahan orang-orang yang buruk dari Syam ke Irak
http://jihadsuriah.blogspot.co.id/2013/06/keutamaan-bumi-syam-dalam-al-quran-dan.html
http://jihadsuriah.blogspot.co.id/2013/06/keutamaan-bumi-syam-dalam-al-quran-dan.html
Umat
Islam harus sadar bahwa mereka memiliki beban kewajiban untuk meringankan
penderitaan yang dirasakan oleh saudara-saudara Muslimnya di bumi Syam,
khususnya di Suriah. Hal itulah yang
menjadi sorotan khusus dalam kegiatan Tabligh
Akbar & Aksi Solidaritas bertema: "Nubuwat Perang Akhir Zaman di
Negeri Suriah" sukses diselenggarakan di kota Bandung, Sabtu
(09/03). Acara yang sangat penting untuk diketahui umat
ini diselenggarakan di Masjid PUSDAI, Kota Bandung.
Acara dibuka oleh Akh Fadli dari MPI
(Mahasiswa Pecinta Islam) dengan memberikan gambaran perang akhir zaman yang
akan terjadi berdasarkan Nubuwat Rosululloh dalam hadits yang shahih, dimana
Ibu kota Damaskus adalah tempat yang dinubuwatkan oleh Rosululloh SAW., Akan
turunya Imam Al Mahdi yang akan menjadi pemimipin Muslim dengan membawa bendera
tauhid dan tegaknya sistem khilafah di bumi Allah azza wajala.Kegiatan Tabligh
Akbar & Aksi Solidaritas di atas diselenggarakan oleh Komunitas Dakwah dan
Sosial (KODAS BANDUNG) bekerjasama dengan Hilal Ahmar Society Indonesia (hasi),
Forum Islam Peduli Suriah (FIPS), dan MPI (mahasiswa pecinta Islam)
iniditujukan untuk menyadarkan umat Islam akan keberadaanya di akhir zaman, di
mana jaringan kezaliman yang semakin bergejolak di bumi Syam, dan Nubuwat
Perang Akhir Zaman yang sudah berada di ambang pintu.
Selanjutnya, acara
dilanjutkan dengan Pemateri pertama, yaitu Ustadz Imtihan Syafi'i, Lc, mewakili
Hilal Ahmar Society Indonesia (hasi) dengan menjelaskan bahwa perang yang
terjadi di Suriah adalah belum bagian dari nubuwat akhir zaman. Suatu
ketika ia bertanya kepada salah satu Syekh di Suriah, yakni DR. Abdulloh
Ghoni, yang termasuk ahli hadits, bahwa perang yang terjadi di Suriah adalah
sebuah muqoddimah (pembukaan) dimana awal pintu gerbang dari Nubuwat Perang
Akhir Zaman, karena masih banyak tahapan yang akan dialami kaum Muslimin.
Kemudian Ustadz
Imtihan Syafi'i banyak bercerita tentang pengalamannya ketika berada si Suriah,
bahwasanya pengamalan Tauhid dan Aqidah Wala wal Baro sungguh benar-benar nyata
di Bumi Suriah, bumi Jihad Muslim, dan ia banyak menemukan karomah dan
kesyahidan yang nampak yang terjadi pada para Mujahidin di Suriah. Ia juga
menambahkan bahwasanya kemenangan-kemenangan yang diraih para Mujahidin dalam
setiap operasi Mujahidin tidak terlepas dari ketaatan dan tawakal kepada Allah
azza wajala.
Acara dilanjutkan
dengan pembicara kedua, yaitu Akhi Angga Dimas S. Farm, selaku anggota
Forum Islam Peduli Suriah (FIPS). Dalam penyampaiannya, Angga menampilkan
sejarah masa jabatan Hafidz Assad dimana dialah tokoh yang menghapus dien Islam
dan menanamkan kebencian yang luar biasa terhadap Islam. Hal itu terlihat
pada peristiwa pembantaian aktivis Islam pada tahun 1982 yang menewaskan
40.000. Muslim.
Kemudian Hafidz Assad
adalah tokoh yang memicu "The State Of
Terorism" suatu Negara
yang menyebarkan teror kepada rakyatnya sendiri untuk memperluas
kekuasaanya. Hal ini pula yang pernah dicoba untuk diadopsi oleh soeharto,
Presiden ke II RI, sehingga terjadi peristiwa pembantaian umat Islam
dimana-mana, seperti pembantaian Tanjung Priuk dan peristiwa yang lainya yang
pernah terjadi di Indonesia.
Selanjutnya Angga
Dimas, relawan medis yang pernah berperan di Suriah ini, menampilkan peta
politik yang terjadi di Timur Tengah dengan menjelaskan bahwasanya ada hubungan
gelap antara Rezim Bashar Assad dengan Zionis Israel, dan Iran yang mengkelabui
umat Islam bahwasaya Iran dan Suriah benar-benar memusuhi zionis . Padahal
mereka bermain di balik layar. Hal ini agar mengarahkan permusuhan umat
Islam kepada zionis saja, agar hanya fokus ke konflik Palestina saja, dan
menyurutkan semangat Jihad Muslim untuk berjihad di bumi Suriah.
Penyampaian materi
terakhir disampaikan oleh Prof. Dr. Maman Abdurrohman.Dalam
penyampaianya beliau mengupas berbagai macam sekte Syi'ah khususnya terkait
dengan Syi'ah Nusairiyah yang dianut oleh
Rezim Basar
Assad. Beliau banyak menghimbau kaum Muslimin, khusunya warga Bandung,
untuk benar-benar memegang tali Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, agar terhindar dari
pemahaman Syiah dan para pelakunya, dimana Bandung adalah salah satu basis
sekte sesat Syi'ah di Indonesia.
Alhamdulillah, acara
diakhiri dengan dialog dan tanya jawab. Selain itu juga diadakan pemutaran
video dan penggalangan dana. Antusias umat Islam kota Bandung terlihat
dimana para mustami (pendengar) yang hadir cukup banyak sampai acara selesai,
yakni adzan dzuhur.(an-najah)
Sebenarnya apa visi
ideologi tsauroh atau revolusi Suriah? Pertanyaan ini kerap muncul dalam
sosialisasi Peduli Suriah di Indonesia. Info yang terbatas tentang situasi
Suriah membuat pertanyaan ini kadang susah dijawab.
Info dari media tak
selalu membantu. Media di Indonesia, yang kebanyakan merujuk kantor berita Barat,
kerap menggambarkan revolusi ini sekuler semata. Rakyat yang bosan ditindas
melawan penguasa yang tiran.
Lebih parah lagi
berita media yang merujuk pada media resmi rezim Basyar Asad. Atau yang
mengambil berita dari media Iran yang membela Basyar demi solidaritas Syiah.
Media-media jenis ini menggambarkan revolusi Suriah sebagai hasil rekayasa
Barat untuk menggulingkan Basyar Asad, hero Syiah yang anti-Israel.
Tak heran muncul
kesan bahwa ini adalah perang saudara, pemberontakan sekuler atau bahkan revolusi
rekayasa Barat. Namun, setelah menginjak bumi Suriah dan berbincang dengan
masyarakatnya dari berbagai kalangan, kami melihat dua jenis media di atas
ternyata memberikan info yang menyesatkan.
Di antara yang kami
temui adalah para ulama di sini. Secara terpisah kami sempat menemui Syaikh
Muhammad, Syaikh Walid dan Syaikh Khalid Amru. Mereka adalah para ulama dan
imam masjid di kawasan barat Suriah. Syaikh Khalid Amru bahkan menjadi
koordinator Haiah Syari’ah di kawasan tersebut.
Syaikh Muhammad menyatakan,
“Ini adalah revolusi Islam, kami mengharapkan bantuan umat Islam bentuk
doa dan lain-lainnya agar revolusi segera dimenangkan.”
Syaikh sepuh ini
adalah alumni Universitas Al-Azhar . Ia lulus tahun 1982 dari kampus
bergengsi di Mesir itu. Ketika kami menemui beliau, dengan bersemangat beliau
menceritakan bagaimana rezim Nushairi membungkam para ulama. Datangnya revolusi
membuat dakwah kini kembali berjalan.
Dalam kesempatan yang
sama, Syaikh Walid, seorang imam dan khatib yang lebih muda, menyambut baik
kehadiran kami dari Indonesia. Beliau mengutarakan keutamaan Bumi Syam
sebagaimana diterangkan dalam hadits-hadits Rasulullah saw.
Yang menarik, beliau
meyambut kami bukan sebagai orang asing. “Negeri ini juga negeri kalian,” kata
Syaikh Walid. “Syam adalah untuk seluruh kaum Muslimin. Hadzihi Syaaminaa… Ini
adalah Syam kita semua.”
Lalu beliau mengutip
ayat 55 Surat An-Nuur. Yaitu janji Allah akan kekuasaan, kemenangan dan
bergantinya ketakutan menjadi keamanan bagi mereka yang beriman dan beramal shalih. Berdasarkan
ayat itu, beliau yakin bahwa kemenangan Muslim Suriah telah dekat.
“Insya Allah kami
akan meraih kemenangan. Meskipun kami sadar, kemenangan Muslim Ahlussunnah
di sini akan dibenci oleh kaum Syiah, Iran, Amerika dan pihak-pihak lainnya.”
Di antara hikmah
berkobarnya revolusi, menurut alumni Kuliyah Syariah Damaskus ini, adalah para
ulama sepakat kembali pd fahmu salaf. Sebelumnya, pengaruh Syiah dipromosikan
luas di Suriah. Para ulama yang diangkat pemerintah menjadi corong penguasa dan
menyeesatkan umat. “Kami berada di tsughur (perbatasan dengan musuh) untuk
melakukan ribath. Baik secara fisik maupun pemikiran.”
Sementara itu, dalam
pertemuan terpisah, Syaikh Khalid Amru menegaskan bahwa revolusi yang meletus
di Suriah adalah perjuangan melawan kezhaliman. Pada dasarnya ahlussunnah di
Suriah tidak ingin menzhalimi kaum Nushairi, Mursyidi maupun sekte-sekte sesat
lainnya.
Mereka hanya
menginginkan perbaikan dari kondisi yang tidak adil di bawah rezim Nushairi.
“Perlawanan bersenjata baru meletus ketika rezim menembaki demonstran, mengebom
kota-kota dan menghancurkan masjid-masjid,” kata beliau. Inilah sekelumit
pandangan para ulama di Suriah yang sempat kami temui tentang jalannya revolusi
di Bumi Syam itu.
eramuslim.com, Catatan Relawan HASI dari Suriah