Presiden
Filipina Rodrigo Duterte: AS yang Mengimpor Terorisme ke Timur Tengah !
kecam intervensi AS di Timur Tengah.
kecam intervensi AS di Timur Tengah.
Sabtu, 4 Syawwal 1437 H / 9
Juli 2016 12:00
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyalahkan
intervensi asing atas konflik di negara-negara Timur Tengah. Dia juga
menegaskan bahwa Amerika Serikat “mengimpor terorisme ke Timur Tengah ”.
“Bukan Timur Tengah yang mengekspor terorisme di Amerika.
Amerika yang mengimpor terorisme,” katanya dihadapan Muslim Filipina yang
menghadiri perayaan Idul Fitri pada Jum’at (8/7/2016) di bagian selatan Davao
City, di mana ia pernah menjabat sebagai walikota selama 22 tahun, sebagaimana
dilansir MEMO.
Duterte mengatakan invasi pimpinan AS di Irak
menyebabkan negara kaya minyak itu jatuh ke pertikaian berdarah. Dia juga
menambahkan bahwa tindakan Amerika tidak memiliki dasar hukum, lansir Chiangrai Times.
Dia juga mengatakan bahwa ketika mendiang pemimpin Irak
Saddam Hussein menjadi seorang diktator, ia tetap mempertahankan kontrol di
dalam negeri.
“Mereka [koalisi pimpinan AS] memaksa masuk ke Irak
dan membunuh Saddam. Lihatlah Irak sekarang. Lihatlah apa yang terjadi ke
Libya. Lihatlah apa yang terjadi di Suriah,” katanya.
Duterte juga mengecam AS
dan Inggris terkait invasi yang dilakukan oleh kedua negara tersebut di Irak
pada tahun 2003 lalu. Dimana, kedua negara itu menggunakan dalih Saddam Hussein
sebagai diktaktor yang mampu memberikan ancaman kepada dunia, yang saat ini
terungkap bahwa alasan itu tidak berdasar sama sekali.
"Setelah hampir 10
tahun penyelidikan, ternyata tidak ada dasar hukum untuk menyatakan perang
terhadap Irak. Anda lihat, itu adalah perang yang tidak berguna,"
jelasnya.
"Lihatlah Irak
sekarang. Lihatlah apa yang terjadi ke Libya. Lihatlah apa yang terjadi pada
Suriah. Bahkan anak-anak disiram dengan bensin. Mereka didorong ke dinding
untuk janji-janji yang gagal," tambahnya. (sn)
Duterte membandingkan konflik di Timur Tengah dengan
kekerasan yang terjadi di Mindanao. Ia mengatakan bahwa kolonialisme telah
memaksa masyarakat adat untuk masuk agama Kristen.
Presiden Rodrigo Duterte berjanji bahwa pada akhir
masa jabatannya ia akan mampu mengatasi perang dan koflik di Mindanao.
“Saya kemungkinan bisa melakukan ini dalam waktu enam
tahun. Ini tidak akan terjadi dalam semalam. Tentu saja, itu tidak akan terjadi
tahun depan,” lansir inquirer.net
Additional : pos-metro.com
Presiden Rodrigo Duterte: “Saya Percaya Satu Tuhan, Allah, Titik!”
Rabu, 29 Juni 2016 - 09:47 WIB
Duterte mengatakan dia berselisih dengan Gereja
Katolik karena sikap berlawanan mereka terhadap metode buatan keluarga
berencana
Presiden Filipina yang baru terpilih, Rodrigo
Duterte hari Senin membuat candaan tentang praktek ibadah Gereja Katolik Roma,
yang mengkritisi sikapnya terhadap keluarga berencana dan hukuman mati.
Duterte, secara khusus, berkelakar tentang praktek
memuliakan santo, orang-orang yang secara resmi diakui oleh Gereja sebagai
panutan dalam beragama.
“Saya percaya pada satu Tuhan, Allah, Titik,” dia
mengatakan di saat upacara bendera terakhirnya sebagai Wali Kota Davao City
sebagaimana dikutip philstar.com, Selasa (28/06/2016).
Sebagamana diketahui, Allah adalah nama Tuhan yang
disembah oleh umat Muslim seluruh dunia.
Ketidaksenangan Duterte dengan faham Katolik,
sepertinya, berasal dari pengalaman tidak menyenangkannya ketika dia masih
kecil. Dia menceritakan bahwa ketika kecil, ibunya Soledad akan menghukum dia
dengan memintanya untuk berlutut di depan altar.
“Saya mengatakan Yesus, tolong aku. Dia berkata aku
tidak dapat menolong seorang anak yang nakal,” canda dia.
Duterte mengatakan di dalam keyakinan Katolik,
terdapat sekitar 5.000 Santo untuk dipilih.
“Kamu memilih Santo mu: San Tiago, Santi Isabelo,
Santo Roman, Santilmo, Santo Rodrigo,” presiden terpilih Filipina mengatakan,
disambut gelak tawa para hadirin.
“St. Peter sendiri menyukai adu ayam,” kata dia dengan
nada bercanda, merujuk pada murid Yesus yang disimbolkan dalam sastra sebagai
ayam jantan.
Berdasarkan Injil Kristen, seekor ayam jantan berkokok
setelah St. Peter tidak mengakui Yesus.
Faham Katolik Roma merupakan sebuah agama monoteistik,
yang berarti mereka menyembah pada satu Tuhan, Yesus Kristus. Katolik tidak
menyembah santo tetapi hanya memuliakan atau menghormati mereka.
Duterte mengatakan dia berselisih dengan Gereja
Katolik karena sikap berlawanan mereka terhadap metode buatan keluarga
berencana. Dia menambahkan bahwa di Davao City, pil, ligasi dan metode
pengontrol kelahiran lainnya mudah didapat oleh pasangan suami istri.
“Saya berlawanan dengan Gereja karena sikap mereka
yang tidak realistis,” dia mengatakan.
Duterte menyebut Gereja Katolik merupakan “institusi
paling hipokrit/munafik” karena mereka gagal menjalankan apa yang mereka
ajarkan. Dia mengklaim bahwa para uskup terus mengajarkan tentang moral tetapi
gagal dalam menghentikan pelecehan seksual di wilayah kependetaan.
Desember lalu, Duterte mengungkapkan bahwa seorang
pendeta anggota Society of Jesus pernah mencabulinya ketika
dia masih di sekolah menengah tetapi terlalu takut untuk melaporkan hal itu.
Duterte, meskipun begitu, mempertanyakan relevansi
dari kitab suci itu sendiri.
“Mereka ditulis 3.000 tahun lalu. Ano ba pakialam
natin sa kanilang sinulat?” Kata dia.*/Nashirul Haq AR
Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar