Saturday, December 24, 2016

Milisi Syiah Popular Laknatullah: Kami Akan Perangi Islam Hingga Munculnya Imam Mahdi. Tentara Rusia Rampok Barang-Barang Milik Warga Sunni Suriah.

Qais al-Khazali, leader of the Shiite group Asaib Ahl al-Haq (The League of the Righteous), looks on as he stands in the area of Albu Ajil, east of the northern city of Tikrit on March 7, 2015, during a military operation to retake the Tikrit area. Iraqi forces faced tough resistance from jihadist fighters around Tikrit, but the top US military officer said ahead of a Baghdad visit that victory was only a matter of time. AFP PHOTO / AHMAD AL-RUBAYE        (Photo credit should read AHMAD AL-RUBAYE/AFP/Getty Images)
Qais al-Khazali, leader of the Shiite group Asaib Ahl al-Haq (The League of the Righteous), looks on as he stands in the area of Albu Ajil, east of the northern city of Tikrit on March 7, 2015.

Mantan Pemimpin Syiah Hizbullah: Pembantaian Muslim Aleppo Seperti (Dendam) Karbala. Mereka (Sunni) Anak Cucu Pembunuh Imam Husain ! Syi'ah Bashar, Hizbulata, Dan Rusia Pasti akan Kalah !

Milisi Syiah Popular: Kami Akan Perangi Islam Hingga Munculnya Imam Mahdi.

Setelah berhasil merebut seluruh kota Mosul di Irak, Milisi Popular Syiah Irak akan segera ke Suriah untuk membantu rezim Assad memerangi mujahidin Islam. Waring ini dikeluarkan Sekjen milisi ‘Asaib Ahlu Haq Irak, Qais al-Khazali, yang merupakan salah satu faksi kuat di Milisi Popular Syiah dalam wawancaranya dengan kantor berita Iran, Tasnim.

Qais al-Khazali melanjutkan, “Milisi Popular Syiah tidak akan berhenti memerangi Islam di Suriah setelah pembebasan Mosul. Kami akan memerangi Islam sampai munculnya Imam Mahdi,” versi Syiah.
Senada dengan Qais al-Khazali, komandan Garda Revolusi Iran, Jenderal Mohammad Ali Falaki, mengatakan bahwa negara telah membentuk “tentara pembebasan Syiah” untuk melawan tiga front, yaitu Suriah, Yaman dan Irak, di bawah komando komandan pasukan khusus Felix Al Quds, Mayor Jenderal Qassem Soleimani.
Tidak ada yang tahu berapa jumlah pasti militer Syiah Iran dan  milisinya di Suriah. Tetapi komandan umum Garda Revolusi, Jenderal Mohammad Jafari, mengakui keberadaan hampir dua ratus ribu pejuang di luar Iran terkait perang di Irak dan Suriah, belum termasuk kelompok Hizbullah Lebanon. (Aljazeera/Ram)

Tentara Rusia Rampok Barang-barang Milik Warga Sunni Suriah yang Akan Dievakuasi dari Timur Aleppo

Tentara Rusia Rampok Barang-barang Milik Warga Sunni Suriah yang Akan Dievakuasi dari Timur Aleppo

Proses evakuasi dari Timur Aleppo menyimpan cerita menyedihkan tidak hanya warga yang tertahan berhari-hari di jalanan menunggu evakuasi di tengah kekurangan makanan dan suhu dingin di bawah nol, tapi juga kebrutalan lain dari pasukan Syi'ah dan komunis Rusia yang mengendalikan pos-pos pemeriksaan di pintu keluar dari bagian dari kota itu, berupa pelecehan, perampokan, dan juga eksekusi terhadap orang-orang sipil Sunni yang akan meninggalkan kota itu.


Satu insiden telah dijelaskan kepada Hromadske.ua oleh wartawan Suriah Monzer Etaki, yang meninggalkan bagian front timur Aleppo beberapa hari yang lalu selama evakuasi.

"Pada hari Senin, tanggal 19 Desember, kami mendapat izin untuk evakuasi. Aku jatuh sakit setelah tinggal di mobil saya selama berhari-hari. Orang-orang di sekitar saya membakar barang-barang mereka untuk menghangatkan diri. Aku masuk ke salah satu bus, tetapi di sebuah pos pemeriksaan, seorang tentara Rusia mengambil laptop, drone dan kamera saya. Setelah itu mereka membiarkan kita pergi, dan kita harus ke zona nol, wilayah netral," lapornya.

Wartawan itu mengatakan bahwa beberapa pejuang oposisi, saat itu, masih di Aleppo timur, bersama dengan keluarga mereka.

"Tapi masih ada beberapa warga sipil yang tetap di Aleppo. Mereka ingin dievakuasi bersama dengan pejuang oposisi, karena mereka tidak percaya orang Rusia dan Iran yang melakukan evakuasi. Mereka ingin dilindungi, karena bagaimanapun PBB dan Palang merah, yang mengamati evakuasi, tidak dapat memberikan perlindungan. Mereka tidak bisa mencegah orang ditangkap," kata sang reporter.

Di bawah kesepakatan yang disepakati antara pejuang oposisi dan pemerintah Suriah dan sekutunya, baik pejuang dan warga sipil dijamin perjalanan yang aman ke daerah yang dikuasai oposisi di provinsi Idlib di barat.

Evakuasi telah dimulai, berhenti dan mulai lagi beberapa kali selama beberapa hari terakhir karena ketidak saling percayaan, dan di tengah kekhawatiran di pihak oposisi bahwa tentara Suriah dan milisi Syi'ah asing bayaran yang menjadi sekutunya tidak akan membiarkan para pejuang pergi.

Sebuah operasi paralel untuk mengevakuasi warga dari desa dua Syiah-mayoritas dikepung oleh para pejuang oposisi di Idlib dilakukan setelah pemerintah Syi'ah Iran memaksa pihak oposisi untuk menyepakatinya jika evakuasi terhadap warga Sunni di timur Aleppo tidak ingin diganggu. 

Tidak hanya menghentikan evakuasi secara semaunya, milisi Syi'ah asing bayaran Iran juga telah mengeksekusi belasan warga sipil yang akan meninggalkan timur Aleppo, termasuk 14 orang yang mereka tembak mati pekan lalu setelah menculiknya saat akan meninggalkan kota terkepung tersebut. (st/Orient)
voa-islam.id