Qais al-Khazali, leader of the Shiite
group Asaib Ahl al-Haq (The League of the Righteous), looks on as he stands in
the area of Albu Ajil, east of the northern city of Tikrit on March 7, 2015.
Mantan Pemimpin Syiah Hizbullah:
Pembantaian Muslim Aleppo Seperti (Dendam) Karbala. Mereka (Sunni) Anak Cucu
Pembunuh Imam Husain ! Syi'ah Bashar, Hizbulata, Dan Rusia Pasti akan Kalah !
Milisi Syiah Popular: Kami Akan Perangi
Islam Hingga Munculnya Imam Mahdi.
Setelah berhasil merebut seluruh kota
Mosul di Irak, Milisi Popular Syiah Irak akan segera ke Suriah untuk membantu
rezim Assad memerangi mujahidin Islam. Waring ini dikeluarkan Sekjen milisi
‘Asaib Ahlu Haq Irak, Qais al-Khazali, yang merupakan salah satu faksi kuat di
Milisi Popular Syiah dalam wawancaranya dengan kantor berita Iran, Tasnim.
Qais al-Khazali melanjutkan, “Milisi
Popular Syiah tidak akan berhenti memerangi Islam di Suriah setelah pembebasan
Mosul. Kami akan memerangi Islam sampai munculnya Imam Mahdi,” versi Syiah.
Senada dengan Qais al-Khazali, komandan
Garda Revolusi Iran, Jenderal Mohammad Ali Falaki, mengatakan bahwa negara
telah membentuk “tentara pembebasan Syiah” untuk melawan tiga front, yaitu
Suriah, Yaman dan Irak, di bawah komando komandan pasukan khusus Felix Al Quds,
Mayor Jenderal Qassem Soleimani.
Tidak ada yang tahu berapa jumlah pasti
militer Syiah Iran dan milisinya di Suriah. Tetapi komandan umum Garda
Revolusi, Jenderal Mohammad Jafari, mengakui keberadaan hampir dua ratus ribu
pejuang di luar Iran terkait perang di Irak dan Suriah, belum termasuk kelompok
Hizbullah Lebanon. (Aljazeera/Ram)
Tentara Rusia Rampok Barang-barang Milik
Warga Sunni Suriah yang Akan Dievakuasi dari Timur Aleppo
Proses evakuasi dari Timur Aleppo
menyimpan cerita menyedihkan tidak hanya warga yang tertahan berhari-hari di
jalanan menunggu evakuasi di tengah kekurangan makanan dan suhu dingin di bawah
nol, tapi juga kebrutalan lain dari pasukan Syi'ah dan komunis Rusia yang
mengendalikan pos-pos pemeriksaan di pintu keluar dari bagian dari kota itu,
berupa pelecehan, perampokan, dan juga eksekusi terhadap orang-orang sipil
Sunni yang akan meninggalkan kota itu.
Satu insiden telah dijelaskan kepada Hromadske.ua oleh wartawan Suriah Monzer
Etaki, yang meninggalkan bagian front timur Aleppo beberapa hari yang lalu
selama evakuasi.
"Pada hari Senin, tanggal 19 Desember, kami mendapat izin untuk evakuasi.
Aku jatuh sakit setelah tinggal di mobil saya selama berhari-hari. Orang-orang
di sekitar saya membakar barang-barang mereka untuk menghangatkan diri. Aku
masuk ke salah satu bus, tetapi di sebuah pos pemeriksaan, seorang tentara
Rusia mengambil laptop, drone dan kamera saya. Setelah itu mereka membiarkan
kita pergi, dan kita harus ke zona nol, wilayah netral," lapornya.
Wartawan itu mengatakan bahwa beberapa pejuang oposisi, saat itu, masih di
Aleppo timur, bersama dengan keluarga mereka.
"Tapi masih ada beberapa warga sipil yang tetap di Aleppo. Mereka ingin
dievakuasi bersama dengan pejuang oposisi, karena mereka tidak percaya orang
Rusia dan Iran yang melakukan evakuasi. Mereka ingin dilindungi, karena
bagaimanapun PBB dan Palang merah, yang mengamati evakuasi, tidak dapat
memberikan perlindungan. Mereka tidak bisa mencegah orang ditangkap," kata
sang reporter.
Di bawah kesepakatan yang disepakati antara pejuang oposisi dan pemerintah
Suriah dan sekutunya, baik pejuang dan warga sipil dijamin perjalanan yang aman
ke daerah yang dikuasai oposisi di provinsi Idlib di barat.
Evakuasi telah dimulai, berhenti dan mulai lagi beberapa kali selama beberapa
hari terakhir karena ketidak saling percayaan, dan di tengah kekhawatiran di
pihak oposisi bahwa tentara Suriah dan milisi Syi'ah asing bayaran yang menjadi
sekutunya tidak akan membiarkan para pejuang pergi.
Sebuah operasi paralel untuk mengevakuasi warga dari desa dua Syiah-mayoritas
dikepung oleh para pejuang oposisi di Idlib dilakukan setelah pemerintah Syi'ah
Iran memaksa pihak oposisi untuk menyepakatinya jika evakuasi terhadap warga
Sunni di timur Aleppo tidak ingin diganggu.
Tidak hanya menghentikan evakuasi secara semaunya, milisi Syi'ah asing bayaran
Iran juga telah mengeksekusi belasan warga sipil yang akan meninggalkan timur
Aleppo, termasuk 14 orang yang mereka tembak mati pekan lalu setelah
menculiknya saat akan meninggalkan kota terkepung tersebut. (st/Orient)
voa-islam.id
voa-islam.id