Alhamdulillah bahwa Salafyyin memiliki
peran dalam perkara Palestina sejak dikumandangkannya perang melawan Yahudi.
Sejak tahun 1930-an Salafi memiliki peran di Palestina.
Di antara para ulama yang menaruh
perhatian terhadap masalah Palestina ialah Syekh Muhammad Rasyid Ridho
rahimahullah dalam majalah Al Manar yang berbicara tentang masalah Palestina
dalam dua jilid atau lebih. Demikian pula Syekh muhibbuddin alkhatib assalafy
dalam majalah Al-fath, mencurahkan usaha yang patut disyukuri dalam hal ini.
Demikian pula Syekh Al-Allamah Al-Muhaddits as-Salafi Ahmad Syakir rahimahullah
memiliki peran yang patut pula disyukuri.
Adapun di daerah Maghrib yang berperan
masalah ini adalah Syekh Abdul Hamid Ibnu baadis rahimahullah wafat tahun 1359
Hijriyah dan Syekh Muhammad Basir Al ibrohimi keduanya pun memiliki usaha yang
patut disyukuri.
Demikian pula Syekh Muhammad nashiruddin
al-albani rahimahullah beliau adalah salah seorang ulama yang bergabung dengan
para Mujahidin di Palestina pada tahun 1948 masehi beliau datang sendiri ke
Palestina dengan membawa senjata dan bergabung dalam jihad fisabilillah.
Lantas apakah yang dilakukan oleh
orang-orang yang telah membangkitkan kemarahan kaum muslimin?!
Apakah mereka mengajarkan agama dan ilmu
kepada rakyat Palestina?!
Ataukah mereka telah mendidik rakyat
Palestina di atas masalah-masalah yang kecil dan yang besar?!
Katakanlah demi Allah apa yang telah
mereka lakukan?!
Kita harus melihat kondisi kita sekarang
ini kuat atau lemah?? kalau kita lemah maka kita harus bersabar dan berdoa
untuk kita, keluarga, kaum muslimin yang tertindas khususnya untuk rakyat
Palestina. Kita harus ingat kewajiban kita menuntut ilmu dan beramal
saleh. Kita memohon kepada Allah ta'ala agar kita dapat melaksanakan salat di
Masjidil Aqsa dan dianugerahi mati syahid Aamiin.
“Diantara tokoh para Mujahidin tersebut
adalah seorang mujahid yang terkenal: Muhammad ‘Izzuddiin Al Qassaam
–rahimahullah-. Ia adalah pejuang mimbar dakwah Salafiyyah di Palestina!!…”
Mengenai Sikap Ahlus Sunnah Wal Jama’ah tentang problematika Palestina Syaikh
Masyhur bin Hasan Aalu Salman –hafizhahullah- berkata:
إن الحمد لله
نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهد
الله فهو المهتد ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له
و أشهد أن محمدا عبده ورسوله؛ أما بعد:
“
Pertama-tama Saya katakan :
Diantara hal bisa dipahami dan telah tegas
serta telah ditetapkan (dengan dalil-dalil) bahwasannya; semua kaum Musimin
berdosa pada saat ini karena telah lalai terhadap permasalahan Palestina.
Pada kesempatan kali ini, pada simposium yang
baik dan berkah ini, Saya akan menyebutkan sedikit hal tentang sikap Salafiyyin
terhadap permasalahan Palestina.
Dan hal yang akan Saya sebutkan ini
banyak tidak diketahui dalam benak pikiran, bahkan para Hizbiyyin justru
mengklaim hal tersebut, untuk memperbanyak jumlah mereka, dan agar memperkuat
kekuatan mereka dengannya!
Dalam rangka menempatkan sesuatu sesuai
pada tempat yang sebenarnya; maka saya katakan:
[1]. Banyak dari para Mujahidin yang
masyhur merupakan Salafiyyin yang ikhlas, merka itu memiliki peran yang patut
disyukuri dalam menolong memperjuangkan aqidah dan manhaj.
Diantara tokoh Mujahidin tersebut adalah
seorang mujahid yang terkenal:
Muhammad ‘Izzuddiin Al Qassaam
–rahimahullah-.
Ia adalah pejuang mimbar dakwah
Salafiyyah di Palestina, dan sebelum itu ia pun pejuang di Suria sebelum
bergabung dengan batalyon-batalyon mujahidin di Palestina.
Bukti pernyataan tersebut adalah ia
menulis kitab yang telah dicetak dengan judul:
‘Kritik dan Penjelasan terhadap
kekeliruan Khuzairaan.’
(النقد
والبيان في دفع أوهام خزيران ) dalam kitab tersebut ia
membantah seorang Sufi yang telah mati dan perusak akal serta penolong
kebid’ahan.
Diantara yang ia sebutkan tentang seorang
sufi tersebut –pada halaman 25- adalah:
‘Dahulu kami berusaha mengarahkan ustadz
al Jazzaar dan muridnya –yaitu: Khuzairani- , dan keduanya itu adalah Sufi;
agar mereka berdua mengambil faidah dari kitab Al I’tisham karya Asy Syaatibiy
yang merupakan kitab tiada tandingannya dalam bab ini.
Tetapi kami khawatir mereka menuduh bahwa
kami terpengaruh faham Wahabi!?’
Ia dikenal ke-salafi-annya dan dahulu
musuh-musuhnya mengatakan tentangnya bahwa; Dia itu adalah Wahabiy!
Begitulah julukkan yang disematkan kepada
para pendakwah Al Quran dan Sunnah berdasarkan pemahaman Salaful Ummah.
Barang siapa yang memperhatikan kitab
karyanya yang telah dicetak itu sebagaimana yang Saya isyaratkan; maka akan
menemukan bahwasannya Dia adalah seorang Salafi yang jelas dan terang.
Dan diantara hal yang harus disebutkan
pada kesempatan kali ini adalah bahwasannya Salafiyyin melihat pada setiap
permasalahan itu secara menyeluruh; diantaranya terhadap permasalahan Palestina
ini pun dipandang secara sudut pandang Syar’i, dan mereka akan merealisasikannya
dengan perbuatan tanpa banyak berkata-kata.
Kapanpun Allah -‘azza wa jalla-
memudahkan bagi mereka Jihad maka mereka pasti langsung pergi Jihad dan tidak
mungkin duduk (berdiam diri)!
Namun, Jihad bagi mereka memiliki
prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah tertentu dan mereka pun dalam hal-hal
tersebut berada di belakang para Ulama yang rabbaniyyin dan bukan di depan
(mendahului fatwa) para Ulama.
Maka, permasalahan ini pun (bagi mereka)
harus tunduk pada hukum-hukum Syar’i!
Dan mereka –Salafiyyin- meyakini suatu
aqidah yang kokoh yang bersumber dari dua wahyu yang mulia -yakni Al Quran dan
Sunnah yang shahih- bahwasannya:
Perseteruan kami dengan kaum Yahudi
adalah perseteruan eksistensi dan bukan hanya perseteruan perbatasan wilayah!
Inilah diantara keyakinan yang telah
kokoh dalam pemahaman mereka (Salafiyyin) terkait permasalahan Palestina ini!
Dan diantara hal yang harus disebutkan
pada kesempatan kali ini adalah:
Bahwasannya pengungkapan kesedihan,
kepedihan, dan protes dengan kata-kata serta pidato-pidato yang berapi-api yang
tidak akan merubah dan tidak akan mengganti (keadaan menjadi lebih baik),
Hendaklah (semangat aktifitas) tersebut
diarahkan kepada (semangat menjelaskan) hukum-hukum Syar’i, Aqidah,, dan
Syari’at.
Dan, mengarahkan semangat aktifitas
tersebut menjadi girah/semangat dalam memperjuangkan Aqidah dan Syari’at
merupakan konsekuensi dari hukum-hukum Fiqih serta sesuai dengan kaidah
prioritas yang dirumuskan dari kaidah-kaidah dan maqasaashid (tujuan-tujuan) Syari’at.
Karena; yang wajib dalam permasalah
Palestina ini adalah: Perbuatan, dan bukan hanya kata-kata kosong!
Dan diantara hal yang harus disebutkan
pada kesempatan kali ini adalah:
Bahwasannya Salafiyyin tidak pernah lalai
dalam hal menjelaskan dan menyuarakan (permasalahan Palestina ini)!
Mereka tidak tinggal diam serta tidak
akan pernah diam!
Dan sebagaimana yang telah Saya jelaskan
bahwa (sikap mereka itu) sesuai dengan Maqaashiid Syar’iyyah dan sesuai dengan
kaidah-kaidahnya, yaitu:
Bahwasannya menyelisihi Ahlul Kitab
-yakni Yahudi dan Nashrani- telah tertanam kuat dalam perasaan setiap Salafi
dalam segala urusan kehidupannya, cara pandangnya, dan akhlaknya.”
(1).Sumber: http://meshhoor.com/fatawa/1752/ Penerjemah:
Muhammad Hilman Alfiqhy.
(2).Sumber: buku berjudul "Mulia
dengan Manhaj Salaf"Pustaka At-Taqwa Halaman: 484-487.
Repost: Akun Muhamad Fajri Bekasi, 29 Robi'ul Awwal 1439 H [https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=567039700314917&id=100010266763678 ]
Tanpa koar-koar di medsos
Dalam kurun 5 tahun sumbangan yang sudah di kucurkan Saudi untuk
Palestina.
Kita bandingkan :
Turky 30,14 juta dolar
Qatar 4,17 juta dolar
Saudi
cuma 511 juta dollar
Maaf buat yang sering ngatain Saudi cuma diam
#Bukan kebiasaan kami koar-koar dalam berbuat baik (Menlu Saudi)