Monday, January 11, 2016

Maukah Arab Saudi Dan Iran Dimediatori Damai Oleh Indonesia. Fadli Kritik Usulan Agar RI Ikut Damaikan Saudi-Iran

Hasil gambar untuk indonesia iran

Maukah Arab Saudi dan Iran Dimediatori Damai oleh Indonesia

Friday, 08 January 2016 09:27
Ketegangan di Teluk Persia antara Iran dan Arab Saudi terjadi setelah pemerintah Arab Saudi memutuskan mengeksekusi seorang ulama Syiah dan tokoh oposisi, Sheikh Nimr al-Nimr. Keputusan Saudi ini berujung pada penyerangan kedutaan dan konsulat Saudi di Teheran, Iran, oleh massa demonstran yang mengecam eksekusi itu.

Ketegangan yang terus bergulir dapat berimbas terhadap kondisi stabilitas di semua bidang kehidupan di Timur Tengah, sehingga Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi berinisiatif bahwa pemerintah Indonesia menawarkan diri untuk menjadi mediator dalam penyelesaian konflik kedua negara itu secara damai.

"Semua upaya akan terus dilakukan agar situasi tidak menjadi lebih buruk," kata Menlu Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri 2016 di Jakarta, Kamis (07/01) seperti dikutip antaranews.com.

Dalam beberapa hari terakhir, Menlu Retno telah melakukan komunikasi dengan Iran dan Arab Saudi, selain itu juga dengan sejumlah negara lain, yakni Malaysia, Uni Emirat Arab, Qatar, Turki, dan Rusia.

Menlu juga telah berkomunikasi dengan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Iyad Ameen Madani untuk membahas solusi damai bagi konflik Iran dan Arab Saudi.

"Dalam komunikasi tersebut, Indonesia meminta kepada semua pihak untuk menahan diri sehingga situasi tidak memburuk," kata Retno.

Indonesia juga menegaskan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah karena situasi di kawasan akan sangat dipengaruhi oleh hubungan Iran dan Arab Saudi.

Menlu Retno juga menegaskan bahwa Indonesia bersikap netral sebagai negara yang memiliki hubungan baik dengan Iran dan Arab Saudi. ( netral bukan berarti diam terhadap kebarbaran iran menghancurkan kedutaan Saudi  di iran )

Desakan untuk menahan diri juga muncul dari Dewan Keamanan PBB yang meminta semua pihak untuk mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan di kawasan.

Dalam suatu pernyataan, 15 negara anggota Dewan Keamanan mengecam dengan sangat keras serangan demonstran Iran yang melempar bom api ke arah kantor kedutaan dan konsulat Arab Saudi.

Namun, Dewan Keamanan tidak menyebut sama sekali insiden yang memicu serangan di dua kantor perwakilan Arab Saudi tersebut, yakni hukuman mati Arab Saudi terhadap ulama dan aktivis Syekh Nimr al-Nimr yang memicu protes keras dari pemeluk aliran Islam Syiah.

Rusia ( negara barbar ) Ajak Indonesia 
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, melakukan pembicaraan untuk meredam ketegangan di Teluk Persian melalui saluran telepon. Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, kedua diplomat tingkat tinggi itu sepakat jika konflik yang timbul antara pemerintah Arab Saudi dan Iran harus diatasi dengan dialog ( tidak pantas pembantai muslim suriah bicara perdamaian ! )

"Kedua belah pihak bertukar pendapat tentang metode deeskalasi ketegangan yang timbul dalam beberapa hari terakhir di Teluk Persia. Keyakinan itu diungkapkan bahwa kontradiksi-kontradiksi ini harus diatasi melalui dialog," begitu pernyataan Kemlu Rusia seperti dikutip dari laman Sputniknews, Rabu (06/01).
Dalam kesempatan itu, Menlu Retno Marsudi menekankan, Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, tertarik bekerjasama dengan Rusia dengan tujuan untuk menghindari perpecahan di dunia Islam di Teluk Persia ( Ya Allah Ya Rabb, kenapa terjadi seperti ini ? )

Saling Boikot
Ketegangan kedua negara terus bergulir. Kali ini, kedua negara terlibat aksi saling boikot terhadap satu dengan yang lainnya. Iran mengumumkan larangan impor barang Arab Saudi dan Arab Saudi menyerukan boikot produk asal Teheran.

Pemerintah Iran mengumumkan larangan impor barang dari Arab Saudi setelah melakukan rapat kabinet yang dipimpin langsung oleh Presiden Hassan Rouhani seperti disitir Reuters dari kantor berita IRNA, Kamis (07/01).

Selain itu, Pemerintah Iran juga memberlakukan larangan umrah ke Mekkah. Larangan ini adalah yang kedua kalinya setelah sebelumnya dilakukan pada bulan April lalu sebagai reaksi atas serangan seksual terhadap dua pria asal Iran oleh penjaga bandara Saudi.

Fadli Kritik Usulan agar RI Ikut Damaikan Saudi-Iran

Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengkritik usulan Menteri Agama Lukman Hakim Saipuddin agar Indonesia ikut ambil bagian dalam mendamaikan konflik Arab Saudi dengan Iran.
“Saya kira itu usulan bagus, tapi gak usah jauh-jauhlah menangani konflik di sana, karena urus negara sendiri aja belum beres,” tuturnya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (8/1/2016).
Namun demikian diakui, keikutsertaan Indonesia dalam mendamaikan Saudi-Iran sangat dimungkinkan mengingat Indonesia menganut sistem politik yang bebas aktif.
Tapi, lanjutnya, pemerintah harus tau diri agar konflik di dalam negeri juga harus dapat diatasi.
“Jangan mengurus konflik negara lain, di dalam negeri banyak yang tidak teratasi,” cetus politisi Gerindra ini.
Ia mengingatkan bahwa Presiden mengurus menteri-menterinya saja belum benar, sehingga para menteri seolah bekerja atas dasar kemauan sendiri.
“Mengatur menteri aja nggak bisa, masak mau ngatur Saudi-Iran,” pungkasnya pedas.
Seperti diketahui, hubungan Saudi dan Iran memanas setelah Saudi mengeksekusi 47 orang yang dinyatakan bersalah karena terlibat tindak pidana terorisme oleh pengadilan. Salah satunya ulama terkemuka Syiah Sheikh Nimr al-Nimr.
Eksekusi ini membuat Kedubes Saudi di Teheran diserang dan dibakar warga Iran, sehingga Saudi langsung memutus hubungan diplomatik dengan negara dengan mayoritas penduduk penganut Syiah itu. (Rid)