Wednesday, June 22, 2016

Ulil Amri, Presiden RI Bapak Joko Widodo: Jika Bersandar Pada Al Quran (Syariat Allah Subhanahu Wata'ala ) Indonesia Akan Jadi Bangsa Maju. Mari Implementasikan Dalam Kehidupan Bernegara ( Undang-Undang) Dengan Merujuk Pada Al-Qur’an Dan Hadits Nabi Yang Shahih ( Sharih ).

post-feature-image

Presiden Joko Widodo turut memberi sambutan dalam peringatan Nuzulul Quran (turunnya Al Quran) di Istana Negara. Dalam sambutannya, Jokowi bicara soal peran Al Quran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Pada malam nuzulul quran, pada malam turunnya pedoman umat manusia, pada malam turunnya tuntunan umat manusia, yaitu alquran, kita diingatkan untuk semakin bersemangat untuk bertadarus, untuk semakin khusyu bersalat tahajud, untuk semakin lama i'tikaf di masjid, dan untuk semakin mempertebal kesalehan sosial kita," ucap Presiden Jokowi.

Hal itu disampaikan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (21/6/2016). Hadir wapres Jusuf Kalla, anggota Kabinet Kerja, pimpinan lembaga negara, duta besar negara sahabat dan tokoh lainnya.

Jokowi memaparkan, alquran diturunkan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW agar menjadi rahmat bagi semua umat, agar menjadi sumber segala ilmu pengetahuan, dan agar membimbing manusia menjadi lebih baik.

"Dulu Rasulullah SAW memakai nilai universalitas alquran untuk mentransformasi bangsa Arab menjadi beradab dan berkemajuan. Sekarang kita perlu tuntunan alquran untuk menata kehidupan bangsa Indonesia agar lebih maju, lebih toleran, dan bebas dari kemiskinan," kata Jokowi.

"Sampai sekarang negara kita Indonesia belum lepas dari masalah-masalah kemiskinan, masalah ketimpangan, ketimpangan sosial, ketimpangan antar wilayah dan sampai sekarang wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke belum terhubung dengan baik," imbuhnya.

Padahal kata Jokowi, alquran mengajarkan manusia untuk saling mengenal (ta'aruf), saling memahami (tafahum), dan saling bekerjasama tolong menolong dalam semua aspek kehidupan (taawun).

"Alquran mengajarkan kita untuk bekerja keras guna mengubah nasib kita, mengubah nasib bangsa kita Indonesia. Alquran mengajarkan kita untuk sabar, tawakkal, belajar ilmu pengetahuan, optimis, kreatif agar kita bisa menjadi bangsa pemenang," lanjut Jokowi.

Oleh sebab itu, sebagai upaya untuk mengurangi kemiskinan dan mendorong investasi, pemerintah sekarang fokus melakukan deregulasi aturan-aturan yang menghambat pembangunan ekonomi nasional dan membangun infrastruktur.

"Saya yakin apabila kita bersandar terus pada tuntunan alquran, insya Allah di ujung jalan, di ujung jembatan, di ujung pelabuhan Indonesia, akan menjadi lebih baik. Indonesia akan bebas dari kemiskinan, Indonesia akan menjadi bangsa yang maju, bangsa yang bahagia lahir dan bathin," ucap Jokowi.
"Ya Allah hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan," tutup Jokowi. [dtk]
http://www.pos-metro.com/2016/06/alhamdulillah-jokowi-jika-bersandar.html

Andai Hukum Islam Diterapkan, Indonesia Bisa Hemat Anggaran

Penulis Zahra Adonara 
Juni 19, 2016
Pemikiran fenomenal almarhum mantan hakim agung Rifyal Ka’bah tentang hukum Islam, turut berkontribusi dalam penggunaan hukum positif di Indonesia. Dalam buku “Penegakan Syariat Islam di Indonesia”, pemikiran Rifyal Ka’bah tidak bertentangan dengan Pancasila maupun hak asasi manusia (HAM).
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva sangat yakin, nantinya cita-cita almarhum agar syariat Islam dipakai dan ditegakkan untuk hukum di Indonesia, dapat terwujud. “Jadi nanti orang tidak lagi membedakan hukum Islam dan Barat, tapi hukum di Indonesia itu banyak dipenguruhi hukum dan syariat Islam,” ujar Hamdan saat membedah buku tersebut di Universitas Indonesia, Sabtu (18/6).
Hamdan memiliki keyakinan, mengacu semakin maraknya kajian akademis, ke depannya hukum Islam bisa dimasukkan ke dalam hukum nasional. Dia bahkan optimistis hukum Islam akan diterapkan menjadi hukum nasional. Misalnya terkait pidana, ketika dimungkinkan adanya pemaafan bagi pelaku kejahatan tertentu, konsekuensinya penjara tidak penuh seperti saat ini.
“Saya pinjam istilah, hukum Indonesia itu hukum hibrida. Artinya, hukum gabungan dari nilai-nilai yang terkandung dalam hukum adat, Barat, dan Islam. Dari ketiga nilai hukum ini, yang berperan dan berkembang terakhir nilai-nilai hukum Islam,” ujar mantan politikus Partai Bulan Bintang (PBB) itu.
Menurut Hamdan, dibukanya kemungkinkan ruang hukuman lain untuk diadopsi, seperti dalam kasus pembunuhan, pelaku bisa ssja tidak harus masuk penjara ketika keluarga korban bersedia memaafkan. Pun dengan pelaku yang meminta maaf secara tulus dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
Aturan itu sebenarnya layak dijalankan sebagai alternatif hukuman, selain penjara. Apalagi dalam sejarah perjalanan bangsam sambung Hamdan, terkandung dalam hukum adat yang selama ratusan tahun dianut masyarakat Indonesia, memberi peluang permaafan bagi pelaku tindak pidana.
Dia mencontohkan, di suku Dayak dan sejumlah suku-suku pedalaman Papua, kalau pelaku sudah dimaafkan. Maka pelanggaran yang sudah terjadi dianggap selesai dan kedua belah pihak mendapat keadilan masing-masing sesuai kesepakatan. “Jadi tak perlu ada hukuman (penjara). Ini (hukum adat) harus dikenalkan dan diangkat menjadi hukum-hukum nasional, juga hukum Islam,” ujar Hamdan.
Hamdan menegaskan, hukum model seperti itu dapat mewujudkan kehidupan menjadi damai. Sehingga, penghukuman secara filosofis tidak sekadar menjerakan orang yang melakukan kejahatan. “Tapi membangun keadilan dan kedamaian. kalau ini diakomodasi dalam hukum nasional, menjadi sangat luar biasa. Mengurangi tanggung jawab negara membiayai memberi makan orang di penjara,” ujarnya. 

Ulil Amri Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo Secara Tegas Menyerukan : Boikot Produk-Produk Israel ! Umat Islam Indonesia Wajib Mematuhinya !
Berterimakasih dan Tirulah "WAHABI"
Presiden Joko Widodo Minta Iran Menahan Diri Untuk Menjaga Stabilitas, Keamanan, Dan Perdamaian Di Timur Tengah. Artinya Buang Perilaku Teroris Terhadap Negara Muslim !