PBNU Doakan Raja Salman dan Kerajaaan
Saudi Tetap Kuat
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU) KH Said Aqil Siroj mendoakan agar Raja Salman bin Abdul Aziz selalu
dalam lindungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini ia sampaikan saat menerima
kunjungan Imam Masjidil Haram Syekh Sholeh bin Abdullah bin Humaid.
“Dan sekarang, semoga Raja Salman selalu
dalam lindungan Allah Subhanahu wa Ta’ala,” kata Kiai Said yang langsung
disambut amin oleh pada hadirin di lantai 3 gedung PBNU, Jakarta, Jumat (4/5)
siang.
Kiai Said mengungkapkan bahwa peran Raja
Salman sangat mulia dalam memberikan pelayanan ibadah haji dan umrah.
“Semuanya dilakukan bukan karena apa-apa,
melainkan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pengasuh Pondok Pesantren
Luhur Ats-Tsaqafah ini juga mendoakan agar kerajaan saudi tetap kuat. Karena,
kekuatan Saudi Arabia adalah kekuatan Islam karena di sana ada Haramain.
Lebih khusus, Kiai Said juga berdoa untuk
keamanan Tanah Haram, Makkah dan Madinah.
“Insyaallah al-Haramain fi al-amni (dalam
keadaan aman),” katanya.
Syekh Sholeh berkunjung ke PBNU dalam
rangka silaturahim. Sebelumnya, ia ke Indonesia dalam rangka mengikuti
Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia yang berlangsung
selama tiga hari, Selasa-Kamis (1-3/5).
Ia disambut oleh Ketua Umum PBNU KH Said
Aqil Siroj, Rais Syuriyah PBNU KH Subhan Makmun, Ketua PBNU KH Abdul Manan, Sekretaris
Jenderal PBNU H Helmy Faishal Zaini, dan Bendahara Umum H Bina Suhendra.
(Syakir NF/Abdullah Alawi)
Sumber : NU.or.id
“Titik Temu NU - Wahhabi “ , Bahasan “
Isu-isu Pokok” Secara Ilmiyyah Tanpa Hujatan, Untuk Mendamaikan Sesama Ahlus
Sunnah [Bagian I]
Titik Temu Wahabi-NU
Ukhuwah Salafi “Wahabi” – “Aswaja NU”
Membuat Syi’ah Laknatullah Meradang ! Enak Dibaca Dan Perlu
Pendapat ulama rujukan NU sama dg wahabi
Prof. Dr. Ali Musthofa Ya’kub: Jangan Mau
Jadi Jangkrik!
[Untuk Orang NU yang Mau Diadu Domba
Dengan Wahhabi]
Resensi Buku Terbaru Prof.DR.Ali Mustafa
Ya’qub اتفاق في الأصول الوهابية ونهضة العلماء
Perspektif Lain dari Wahabi
Sikap Lemah Lembut (Hikmah) Dalam
Berdakwah, Tanpa Melukai, Tidak Memaksakan Kehendak (Menghujat) Terhadap Sesama
Muslim Yang Berseberangan Dengan Kita Dan Memperkeruh Ukhuwah Islamiyah.
Tantangan Aktual Ahlusunnah Wal Jama’ah
Ada yang Mengadu Domba NU dan “Wahabi”
Agar Umat Tak Bersatu
Keberhasilan Syiah Memfitnah Salafi &
Memecah belah Umat Islam
NU, Wahabi , Muhammadiyah, Irsyad,
Persis, SI, Washliyyah Adalah Bersaudara
“NU dan Wahabi“ Bersatu Jaga Persatuan
Ahlus Sunnah
Aswaja Terus Diadu Domba
Ahlus Sunnah Untuk Keutuhan NKRI
Kaum Nahdliyin Jangan Ikuti Makar
Kebencian Liberal (Juga Syiah) Terhadap Arab
Untukmu “ASWAJA” Inilah Surat Cintaku
Untukmu…. Dulu Aku Memusuhimu…
Syiah Gunakan Isu Anti-Wahhabi untuk
Memecah Belah Umat Islam
Syi’ah Ada Dibalik Isu Anti-Wahabi Untuk
Pecah Belah Umat Islam
Sebutan Salafi-Wahabi, Propaganda Syiah
Benturkan Kaum Muslimin
Ternyata Syi’ah Ada Dibalik Isu Anti
Wahabi Untuk Pecah Belah Ahlus Sunnah
Untuk Para Provokator/Hasader/Herder
Syi’ah dan Ulama2 “SU’/Namimah” yang ingin membenturkan NU dengan Salafi
“Wahhabi”, perhatikan tulisan dibawah ini !!
Apakah Hakekat “Wahabi” Yang Terus
Dimusuhi & Diolok-Olok Oleh “Islam Nusantara” Dan “Garis Lurus” Itu?
"Kamu Anti Arab atau Anti
Islam?" [Sebagian Besar Media Lokal, Menyembunyikan Anti Islam, Tapi
Menampilkan Anti Arab !!]
Politik pecah belah Syiah ala Neomajusi
(Surat terbuka mahasiswa LIPIA untuk Muslim Indonesia)
Wahhabi : Antara Stigmatisasi Dan Adu
Domba Umat Islam
"Wahabi", Black Propaganda dan
Aroma “Syiah Rafidhah”
Waspada, Politik Adu Domba Sesama
Ahlussunnah Meningkat, Sedangkan Syiah Bersiap-Siap!
Bertemu Imam Masjidil Haram, KH Said Aqil
Siraj Puji
Arab Saudi
Arab Saudi
Imam dan Khatib Masjidil Haram, Syaikh Dr
Sholeh bin Abdullah bin Humaid melakukan kunjungan ke Kantor Pusat PBNU di
Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (4/5/2018). Dalam kunjungan
tersebut, Syaikh Soleh bertemu dengan Pimpinan Pusat PBNU, KH. Said Aqil Siraj.
Dalam pertemuan tersebut, KH Said Aqil Siraj
menyampaikan pujian terhadap Kerajaan Arab Saudi. “Peran Arab Saudi terhadap
dunia Islam sangatlah besar dalam dakwah dan hikmah Islam. Hal ini karena 2
kota suci Islam yakni Mekkah dan Madinah ada di Arab Saudi,” ungkap Said Aqil,
seperti dilansir dari Detikcom.
“Karena haramain, ada Mekkah dan Madinah.
Kita menyaksikan bagaimana ketika musim haji kita diberikan pelayanan yang
sangat maksimal oleh pemerintah Saudi,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Said Aqil juga
sedikit menceritakan Islam di Indonesia. Said Aqil berpesan bahwa Islam di
Indonesia harus dibawa dengan cara yang baik. “Saya sampaikan bahwa kita
dikepung oleh negara-negara besar yang non muslim. Kalau kita nggak
pandai-pandai membawa Islam dengan baik kita akan dikeroyok, kemudian beliau
setuju itu semuanya,” katanya.
Sementara itu, Syaikh Dr Sholeh bin
Abdullah bin Humaid berbicara tentang radikalisme dalam Islam. Syaikh Sholeh
mengatakan bahwa radikalisme dalam Islam dilakukan oleh oknum.
“Bahwa Islam itu agama yang wasatiah
moderat, tapi di mana-mana ada radikal. Yang radikal itulah orang yang bodoh
orang yang awam, di Islam ada, di Kristen ada, di mazhab mana juga ada,” ungkap
Said Aqil menerjemahkan pesan dari Syaikh Sholeh bin Abdullah bin Humaid. (DH/MTD)
Sumber : Detikcom |
Redaktur : Hermanto Deli
Catatan Kecil dari Dialog Grand Syaikh Al
Azhar dengan
Kang Said
Oleh: Budi Marta Saudin
Melihat video dialog Grand Syaikh Al
Azhar, Prof. Dr. Ahmad Thayib dengan Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. Said Aqil
Siradj, sangat menarik.
Acara yang diselenggarakan di kantor PBNU
Jakarta pada Rabu (2/5/2018) ini dihadiri oleh Menteri Agama Lukman Hakim,
Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrowi, dan sejumlah aktifis seperti Zuhairi
Misrawi, para wartawan, santri, dan lain-lain.
Dalam pembukaannya, Kang Said memaparkan
sejarah singkat berdirinya NU. Tak lupa, beliau menjelaskan jumlah pengikutnya
yang jutaan, jumlah sekolah, pesantren, madrasah, rumah sakit, dan perguruan
tinggi.
Di sela penjelasan itu, Kang Said
menyebut beberapa kali kata Wahabiyah dan Salafiyah, saat menerangkan asal usul
berdirinya NU. Kang Said juga mengatakan bahwa banyak orang Indonesia yang
belajar ke Arab Saudi, kemudian pulang ke tanah air menjadi pengikut Wahabi.
Kata Kang Said, “Mereka pulang ke
Indonesia dengan memanjangkan jenggot. Mereka ini berbahaya. Tapi yang bahaya
ini yang lulusan S1. Yang kuliah sampai doktoral kayak saya sih tidak bahaya.”
Kang Said curhat, banyak anak bangsa yang
belajar ke Arab Saudi dan Iran. “Banyak beasiswa diberikan oleh Saudi dan
Iran,” ujarnya.
Kang Said juga menerangkan tentang Islam
Nusantara. Yang menurut beliau, Islam Nusantara adalah Islam yang santun, yang
penuh toleransi dan tidak ekstrim.
Menurut beliau, Islam Nusantara bukanlah
sebuah madzhab yang baru. Tetapi sebuah cara pandang keagaaman yang tidak
ekstrim, seperti para wali dulu ketika mendakwahkan Islam di Nusantara.
“Dulu Wali Songo mendakwahkan Islam di
Nusantara tanpa ada pertumpahan darah,” tegas beliau.
Tanggapan Syaikh Ahmad Thayib
Syaikh Ahmad Thayib menanggapi beberapa
statemen Kang Said dengan santun, tetapi sangat menusuk.
Pada pembukaan, Syaikh Thayib mengatakan
bahwa Islam datang dari Arab. Allah memilih bangsa Arab, bukan bangsa yang
lainnya. Maka berterima kasihlah kepada orang Arab. Para pendakwah dahulu yang
datang ke Indonesia juga orang Arab.
Menanggapi tentang Wahabi dan Salafi,
Syaikh Thayib berpendapat bahwa sikap berlebihan itu ada pada banyak kelompok.
“Maka jangan sampai sikap berlebihan itu ada pula pada kita, dengan menganggap
orang lain pasti salah sedangkan saya pasti benar,” kata beliau.
Syaikh Thayib menganjurkan agar umat
Islam mencari persamaan, bukan mencari perbedaan, karena membuat umat Islam
tercerai berai.
Kemudian Syaikh Thayib menasehatkan
kepada PBNU agar bekerja sama dengan pihak manapun, termasuk dengan Saudi dan
Wahabi.
Statemen yang dilontarkan oleh Syaikh
Thayib ini sangat menarik. Seolah membantah konsep Islam Nusantara dan citra
buruk Wahabi yang dipresentasikan Kang Said. Tapi, sebagaimana dikatakan oleh
KH. Husein Muhammad, bahwa kritikan Grand Syaikh Al Azhar ini sangat santun.
Ada kritikan Grand Syaikh Al Azhar yang
langsung di respon oleh Kang Said, tetapi dengan gaya bahasa setengah bercanda.
“Kalau cari persamaan dengan Wahabi ya
susah. Kita sering tahlilan, sedangkan menurut mereka haram,” celetuk Kang
Said, yang kemudian diiringi tawa hadirin.
Dari dialog yang berlangsung selama 1 jam
itu, dapat dipahami bahwa konsep wasathiyah Islam yang disampaiakan oleh Grand
Syaikh Al Azhar tidak sama persis dengan Kang Said.
Syaikh Ahmad Thayib menilai bahwa moderat
itu kepada siapa saja, tanpa melihat fikrah dan latar belakangnya, termasuk
kepada Wahabi. Adapun Kang Said, nampaknya masih sulit untuk menerima hal itu.
Oleh : Ustadz Budi
Marta Saudin