Saturday, September 1, 2018

Turki Yang Sekuler Tulen Akan Hancur (Bersama Sekutunya Komunis Rusia Dan Rafidhah Iran) Karena Adzab, Terlibat Konspirasi Pembantaian Keturunan Sahabat Nabi Di Suriah (85 % Ahlus Sunnah, Keimanannya Dipuji Nabi, Negeri Para Ulama Salaf).

Hasil gambar untuk erdogan putin rouhani
Erdogan Al-Kadzab, lihat bukti-bukti dibawah ini

Menlu Turki: Solusi Militer Idlib Akan Menjadi 'Bencana'
3 Kapal Perang Rusia ke Suriah Bebaskan Idlib, Turki Meradang (turki dianggap sampah)
Erdogan ke Putin: Masuk Idlib Sama Saja Runtuhkan Perjanjian Astana
Jelang Operasi Idlib, Turki Tetapkan Hai'ah Tahrir Syam Sebagai Organisasi "Teroris"
Turki pada Jum’at (31/8/2018) secara resmi menetapkan aliansi Mujahidin Suriah, Hai’ah Tahrir Syam (HTS) sebagai organisasi “teroris”, menjelang operasi besar yang akan dilancarkan oleh rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad di provinsi Idlib, provinsi yang sebagian besar wilayahnya dikendalikan oleh HTS.
Pasukan rezim Asad telah berkumpul dalam beberapa hari terakhir di sekitar Idlib, dekat perbatasan Turki dan terlihat siap untuk meluncurkan pertempuran besar, lansir Zaman Alwasl.
Turki, yang sebelumnya menunjuk kelompok Jihad Jabhah Nushrah sebagai kelompok “teror”, memperbarui daftar mereka dan memasukkan HTS ke daftar yang baru.
HTS didominasi oleh faksi Jabhah Fath Syam yang sebelumnya dikenal dengan Jabhah Nushrah. Saat ini HTS merupakan salah satu faksi bersenjata yang paling kuat di Idlib.
Negosiasi yang intensif telah berlangsung selama berminggu-minggu antara para pendukung rezim Asad dan Turki. Tidak jelas apakah keputusan Turki untuk memasukkan HTS ke dalam kelompok “teror” sebagai lampu hijau dari Ankara untuk kemungkinan operasi rezim Asad yang didukung Rusia ke Idlib.
Turki sendiri mengklaim bahwa mereka berupaya untuk membawa “perdamaian” ke Suriah. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu telah memperingatkan Rusia bahwa solusi militer di Idlib akan menyebabkan bencana dan memicu masuknya pengungsi baru di perbatasannya.
Turki memiliki 12 pos pengamatan militer di Idlib yang diklaim bertujuan untuk memantau zona dan media “de-eskalasi”. (haninmazaya/arrahmah.com)

Erdogan ke Putin: Masuk Idlib Sama Saja Runtuhkan Perjanjian Astana

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan keprihatinan atas penargetan warga sipil di Daraa, Suriah selatan, dalam percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini.
Menurut sumber-sumber di internal kepresidenan Turki, seperti di lansir Al-Jazeera pada Ahad (15/07), Erdogan mengatakan kepada Putin bahwa jika pasukan rezim Suriah maju ke provinsi Idlib (Suriah utara) seperti yang terjadi di Daraa, hal itu akan menghancurkan esensi perjanjian Astana.
Erdogan mengatakan kepada Putin bahwa tidak adanya perkembangan negatif di Idlib akan menggembirakan bagi partisipasi oposisi dalam pertemuan Astana yang dijadwalkan kembali digelar akhir bulan ini.
Di sisi lain, Kremlin mengatakan bahwa Presiden Rusia berdiskusi dengan Erdogan selama panggilan telepon untuk menyelesaikan isu Suriah. Dia menambahkan bahwa kedua presiden membahas langkah bersama untuk menyelesaikan masalah ini, melalui resolusi Dewan Keamanan PBB dan perjanjian Astana.
Kedua belah pihak menunjukkan bahwa konvergensi pandangan antarnegara penjamin dari jalan Astana dan negara-negara anggota Aliansi Internasional untuk melawan ISIS Islam, akan mempercepat solusi politik berdasarkan persatuan politik Suriah dan kedaulatan negara tersebut.
Perlu dicatat, kesepakatan Astana yang ditandatangani di bawah sponsor Rusia, Iran dan Turki tidak membawa keuntungan bagi oposisi. Sejak kesepakatan itu ditandatangani, justeru rezim dan Rusia semakin mudah merebut wilayah pejuang Suriah.
Pasalnya, kesepakatan itu mengharuskan pejuang di wilayah masing-masing tidak boleh menggelar operasi militer. Sebelumnya kesepakatan itu, pejuang biasanya menggelar operasi militer di wilayahnya di saat wilayah lain digempur habis-habisan. Hal itu bertujuan memecah konsentrasi rezim.
Sumber: Al-Jazeera
Redaktur: Sulhi El-Izzi

Erdogan Berjanji Selamatkan Lebih Banyak Daerah 
di Suriah ??!


Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan tengah mempersiapkan langkah terakhir operasi militer ke Suriah. Pernyataan itu disampaikan Erdogan ketika berpidato di kantor Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Parti) di Trabzon, dilansir Sputnik (13/8/2018). Baca juga: Erdogan Umumkan Serangan ke Wilayah Kurdi Suriah Erdogan menjelaskan, pasukannya telah melaksanakan dua operasi militer. Yakni "Olive Branch" dan "Euphrates Shield". Operasi lintas batas "Euphrates Shield" dilakukan sepanjang 2016 sampai 2017 dengan tujuan menghancurkan teroris yang mengancam keamanan Turki. Sedangkan "Olive Branch" dilaksanakan pada Januari ke Afrin di mana Turki menargetkan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG). "Dengan kehendak Tuhan, kami bakal membebaskan lebih banyak daerah dan memberi keamanan di Suriah," janji Erdogan dikutip Reuters. Dia mengklaim, sejak Turki melakukan operasi militer, sekitar 250.000 orang yang mengungsi telah kembali ke kampung halamannya. Presiden 64 tahun itu melanjutkan, ssat ini fokus pemerintahannya adalah melakukan usaha diplomasi dan militer di Provinsi Idlib. Provinsi yang terletak di barat laut Suriah itu merupakan benteng terakhir kelompok penentang Presiden Bashar al-Assad. Erdogan menyatakan dia telah menempatkan puluhan pos pengamatan militer. "Kami bertujuan mencegah kekacauan seperti yang terjadi di wilayah Suriah lain," terangnya. Assad yang mendapat sokongan dari Rusia dan Iran mengecam operasi militer yang dilakukan Turki karena melanggar kedaulatan wilayahnya.
SumberReuters,Sputnik News
https://internasional.kompas.com/read/2018/08/13/11262111/erdogan-berjanji-selamatkan-lebih-banyak-daerah-di-suriah 

Erdogan Berjanji Akan Membawa Perdamaian Dan Keamanan Di Suriah Dan Irak 
(melindungi bashar dan konspirasi dengan syiah)

Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Ahad (26/8/2018) berjanji akan membawa perdamaian dan keamanan ke Irak dan daerah-daerah di Suriah yang tidak berada di bawah kendali Turki dan mengatakan organisasi-organisasi teroris di daerah-daerah itu akan dilenyapkan.
Sejauh ini telah dilakukan dua operasi lintas batas sepanjang perbatasannya dengan Suriah dan mendirikan puluhan pos pengamatan militer di wilayah Idlib, Suriah utara.
Berbicara di provinsi Mus, Turki bagian tenggara, untuk memperingati ulang tahun Pertempuran Manzikert tahun 1071, Erdogan berjanji akan membawa perdamaian dan keamanan di Suriah dan Irak.
Berbicara di provinsi Mus, Turki bagian tenggara, untuk memperingati ulang tahun Pertempuran Manzikert tahun 1071, Erdogan berjanji akan membawa perdamaian dan keamanan di Suriah dan Irak.
“Satu-satunya tempat di Suriah di mana keamanan dan perdamaian telah dibangun adalah berada di bawah kendali Turki. Insya Allah, kami akan membangun kedamaian yang sama di wilayah-wilayah lain di Suriah juga. Insya Allah, kami akan membawa perdamaian yang sama ke Irak, di mana organisasi teroris aktif,” katanya.

Gandeng Rusia-China dan Iran, Turki Bersiap Lawan Balik Amerika Serikat

Keberadaan pangkalan militer AS di Incirlik, Turki dalam perkembangan terkini ternyata tidak hanya merupakan ancaman bagi Rusia bahkan bagi Turki sendiri.
Sejak Perang Dingin masih berkobar, pangkalan militer Incirlik sering digunakan oleh militer AS untuk menerbangkan pesawat pengintai U-2, guna memata-matai wilayah Rusia (Uni Soviet).
Jet-jet tempur AS dan NATO pun selalu siaga di Incirlik untuk sewaktu-waktu melancarkan serangan udara ke Rusia jika terjadi konflik.
Secara kedaulatan Incirlik sebenarnya merupakan milik Turki.
Dilansir dari CNN dan South China Morning Post, Pemerintah Turki sendiri sebenarnya sudah pernah berniat mengambil alih pangkalan militer Incirlik pada tahun 1975.
Tapi setiap kali Turki akan mengambil alih pangkalan militer Incirlik, AS langsung meresponnya dengan cara menerapkan sangsi embargo militer dan ekonomi terhadap Turki.
Atas ancaman embargo dari AS itu, Turki akhirnya memilih diam sehingga pangkalan militer Incirlik masih bisa leluasa dioperasikan oleh AS dan NATO.
Tapi ketika pada tahun 2016 di Turki terjadi upaya kudeta yang didalangi AS, mulai terjadi perubahan sikap antara Turki-AS.
Apalagi pasukan AS di Suriah yang bertempur melawan ISIS malah mendukung suku Kurdi yang notabene merupakan musuh Turki. Konflik AS-Turki pun tak bisa dihindarkan.
Militer Turki di bawah perintah Presiden Recep Endorgan sebenarnya bisa langsung menangkapi personel militer AS di Incirlik yang terlibat kudeta.

Trio Putin-Erdogan-Rouhani Permalukan Arab

Oleh: Ikhwanul Kiram Mashuri
Pertemuan trio pemimpin negara non-Arab ini makin menunjukkan Arab yang suram.
Sebuah konferensi tingkat tinggi (KTT) telah diselenggarakan di Ankara, Turki, pada Rabu lalu (04/04). Agenda besar konferensi membahas masa depan Suriah. Yang menarik, tak seorang pun dari pihak Suriah — baik Presiden Bashar Assad dan rezimnya maupun kelompok-kelompok oposisi — yang terlibat dalam konferensi.
Juga para pemimpin Arab. Tak ada satu pun dari mereka yang menghadiri KTT itu. Justru yang menjadi aktor utama KTT adalah Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Iran Ayatullah Hassan Rouhani.
Ketiga negara itu bukan Arab. Turki dan Iran memang bagian dari Timur Tengah tapi bukan Arab. Sedangkan Rusia berada di ujung dunia, ribuan kilometer dari Suriah. Sedangkan Suriah sendiri merupakan anggota Liga Arab -- beranggotakan 22 negara dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa.
Seorang pengamat Timur Tengah menyebut KTT trio presiden bukan Arab yang membahas salah satu negara Arab jelas menggambarkan kondisi Suriah yang acakadut.  Juga kondisi para pemimpin dunia Arab itu sendiri. Seolah trio pemimpin bukan Arab itu ingin mempermalukan para pemimpin Arab.
‘’Lihatlah, wahai para pemimpin Arab!  Boro-boro kalian menyelesaikan masalah Suriah, persoalan Palestina saja yang sudah berlangsung selama puluhan tahun tidak bisa kalian selesaikan.’’
Pengamat tadi dari Saudi, bernama Masyary al-Thaidy. Menurutnya, melihat foto atau video yang memperlihatkan trio Erdogan-Putin-Rouhani tersenyum – saat konferensi pers usai KTT -- justru menunjukkan kondisi dunia Arab yang suram.‘’Hari ini kami mengumumkan secara resmi berakhirnya perang di Suriah,’’ ujar  Rouhani.
‘’Kami sepakat bekerja sama menyelesaikan krisis Suriah,’’ kata Putin. ‘’ISIS dan semua kelompok teroris serta yang mendukung mereka tidak dapat berkontribusi pada pembentukan perdamaian abadi di Suriah,’’ Erdogan menjelaskan.
Kata ‘teroris’ dari Erdogan itu merujuk pada kelompok-kelompok Kurdi yang selama ini berjuang menuntut kemerdekaan dari Turki. Mereka menggunakan wilayah perbatasan dua negara — Turki-Suriah — sebagai basis perjuangan. Amerika Serikat (AS) selama ini dianggap mendukung perjuangan Kurdi. Itulah sebabnya AS tidak dilibatkan dalam KTT tripartit itu, meskipun mereka ikut memerangi sebuah kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS).
Ketiga negara — Turki, Rusia, dan Iran — sebenarnya mempunyai banyak perbedaan. Iran adalah Syiah, Turki merupakan negara Suni, sedangkan Rusia negara komunis yang kini jadi sekuler. Rusia dan Iran sejak awal mendukung rezim Bashar Assad.
Sementara itu, Turki mendukung kelompok-kelompok oposisi sejak muncul konflik di Suriah tujuh tahun lalu. Hanya satu yang menyamakan ketiga negara itu, masing-masing mempunyai kepentingan di Suriah.
Dukungan Iran kepada rezim Presiden Assad sebagai upaya untuk membuka jalur Syiah: Iran-Irak-Suriah-Lebanon (Hizbullah). Presiden Assad adalah Syiah, sedangkan mayoritas warga Suriah adalah Suni.
Di pihak lain, Putin — yang masih dalam eforia kemenangan atas terpilihnya kembali sebagai Presiden Rusia — berambisi untuk menebar pengaruhnya di Timur Tengah melalui Suriah. Pengaruh yang selama ini didominasi oleh AS. Ia sangat membutuhkan dukungan Erdogan untuk memberikan ‘perlindungan’ yang diperlukan melawan tuduhan bahwa intervensi Rusia di Suriah adalah perang terhadap umat Islam.
Apalagi serangan pasukan Suriah yang didukung penuh militer Rusia — baik udara, darat, maupun laut — telah menewaskan puluhan ribu warga.
Perlindungan’ itu diperlukan lantaran Putin tidak mau mengulang pengalaman pahit dulu ketika Uni Sovyet mengintervesi Afghanistan. Intervensi militer Uni Sovyet saat itu dianggap sebagai perang melawan umat Islam. Karena itu, bukan suatu kebetulan ketika penasihat Kremlin baru-baru ini menegaskan kepada para tokoh Muslim di seluruh Federasi Rusia bahwa keberadaan militer Rusia di Suriah mendapat dukungan dari pemimpin Muslim Suni Presiden Erdogan.
Sebaliknya, Erdogan juga membutuhkan Putin agar serangan militer Turki terhadap kantong-kantong Kurdi di wilayah Suriah tidak diganggu-gugat oleh rezim Assad. Dan, itulah yang terjadi. Pasukan Rusia dan Suriah benar-benar menutup mata terhadap berbagai serangan militer Turki ke wilayah-wilayah Kurdi.
Bahkan Erdogan sepertinya diberi keleluasaan untuk menguasai wilayah-wilayah Kurdi yang sebenarnya menjadi bagian dari kedaulatan Suriah. Dukungan Putin kepada Erdogan juga telah menghentikan berbagai kecaman keras dari pihak Iran atas sepak terjang militer Turki di wilayah Suriah.
Sebagai politisi berpengalaman, Erdogan tampaknya paham betul bahwa ia harus mengambil peran penting di tengah adu kekuatan antara negara-negara besar. Dalam hal ‘permainan pengaruh’ di Suriah, ia merasa akan lebih baik buat Turki bila memihak kepada Rusia dalam berhadapan dengan kekuatan besar lainnya yang diwakili oleh AS. Apalagi AS selama ini mendukung perjuangan Kurdi.
Lalu apakah peran atau pengaruh AS di Suriah benar-benar habis dengan KTT Tripartit ini? Apalagi Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan akan segera menarik semua pasukannya dari Suriah?
AS — bersama negara-negara lain — selama ini merupakan kekuatan utama dalam perang melawan ISIS. Ia juga penyokong utama keberadaan kelompok-kelompok Kurdi. Sekitar 2 ribu pasukan AS kini masih berada di Suriah Utara sebagai bagian dari misi melawan sisa ISIS, yang sebelumnya menguasai daerah tersebut.
Wilayah ini merupakan basis kelompok-kelompok Kurdi. Kini, dengan rencana Trump menarik pasukan AS dari Suriah, warga Kurdi pun khawatir. Mereka kini tanpa dukungan.
Amerika Serikat selama ini pun merupakan sekutu utama negara-negara Arab, khususnya negara-negara Teluk. Bahkan puluhan tahun AS telah menjadi ‘penjaga’ keberadaan negara-negara Teluk, terutama untuk melawan pengaruh Iran di kawasan Timur Tengah.
Karena itu KTT di Ankara dengan tiga aktor utama Erdogan, Putin, dan Rouhani sulit dikatakan sebagai pengulangan Konferensi Yalta dalam tingkat yang lebih kecil, regional Suriah.  Konferensi Yalta adalah KTT yang dihadiri oleh tiga tokoh Sekutu — Winston Churchill (Inggris), Franklin D. Roosevelt (AS), dan Joseph Stalin (Uni Sovyet) — untuk mengakhiri Perang Dunia II. Konferensi ini juga sekaligus untuk membicarakan pembagian pampasan perang (baca: pengaruh) di antara negara-negara pemenang perang terhadap mereka yang kalah.
Suriah tentu bukan Jerman, Jepang, dan Italia sebagai pihak yang kalah dalam PD II, meskipun Presiden Bashar Assad kini hanyalah boneka dari Presiden Putin. Konflik di Suriah banyak yang terlibat. Di dalam negeri ada kelompok-kelompok oposisi, ada Kurdi, dan ada rezim Bashar Assad sendiri.
Di luar itu ada kekuatan-kekuatan regional dan internasional yang juga terlibat. Ada negara-negara Arab yang tidak menginginkan rezim Assad, ada Turki, Iran, Rusia, AS, negara-negara Eropa, dan seterusnya.
Namun, KTT di Ankara dengan aktor utama Erdogan, Putin, dan Rouhani  untuk membicarakan masa depan Suriah jelas menggambarkan ketidak-berdayaan para pemimpin Arab. Ketidak-berdayaan yang disebabkan perbedaan sikap dan perseteruan di antara mereka sendiri. Sedangkan masa depan Suriah akan tetap menjadi misteri. Perebutan pengaruh akan terus berlangsung. Korbannya adalah rakyat Suriah.

Pejabat Iran Temui Erdogan Untuk Membicarakan Masalah Suriah
Krisis Ekonomi Semakin Parah, Menteri Keuangan Iran Masoud Karbasian Diberhentikan
Para Pejabat Keamanan Senior AS, Suriah Bertemu Di Damaskus
AS: Rusia Sudah 'Terjebak' di Suriah

Rusia Di Suriah Akan Bernasib Sama (Mujahidin Keturunan Para Sahabat Nabi Dan Keimanannya Dipuji Nabi, Gurunya Mujahidin Thaliban). Tanpa Pasukan Khusus, Mujahidin Thaliban Kalahkan Pasukan Khusus AS,CIA Disalahkan.
Rakyat Suriah Tetap Melawan Sampai 3 Negara Penjajah Terusir!!!
Turki (Sekuler)-Iran (Syi’ah Rafidhah) – Rusia (Komunis) Vs KSA (100 % Syariat Islam, Al Haramain) – USA. Lebih Dari 500.000 Ahlus Sunnah Syam Dibantai, Sebagian Dari Ratusan Rudal Houthi Mengarah Ke Makah. Terkait Akhirat, Dimana Posisi Anda ?
17 Tahun Perang Gak Kelar-Kelar, As Akan Negosiasi Langsung Dengan Taliban (Perang Vietnam 18 Tahun). Uni Soviet Dengan Personal Dan Peralatan Militer Sangat Besar, Frustrasi Dan Terhina Dari Afghanistan (10 Tahun Invasi). Di Suriah, Rusia Akan Lebih “Terjerembab” Dan Bangkrut (3 Tahun Invasi Langsung)
Kebohongan Erdogan Soal Jerusalem (Al Quds). Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Syiah Iran Mengkavling Syam, Mengisolir Mujahidin Ahlus Sunnah Dan Mengamankan Jagal Terkeji Bashar Asaad. Bisa Dipercaya ?
Kenapa Erdogan Lembek (Tak Berdaya) Di Ghouta ? Karena Zona 'De-Eskalasi ' Jahat (Licence To Kill) Dan Barter Afrin Dengan Dua Penjahat Perang, Putin (Komunis Rusia) Dan Hassan Rouhani (Majusyi’ah Iran). Mereka Ekspansionis Non Arab Di Bumi Syam Seperti Bangsa Tartar.
Jangan Terpedaya "Gema Islam" Erdogan. Fakta, Dia (Bangsa Turki) Bersama Bangsa Majusi Iran (Syi’ah) Dan Bangsa Rusia (Komunis, Ortodoks) Berkonspirasi Membunuhi Ahlus Sunnah Syams (Arab). Apa Haknya Mereka (Bertiga) Mendefinisikan “Para Mujahidin Ahlus Sunnah Bangsa Arab Syam” Yang Harus Dibinasakan (License To Kill) ? Silahkan Bantah Fakta-Fakta Dibawah.
Konferensi Sochi, Manifestasi Kesepakatan Busuk Erdogan (Turki), Putin (Komunis Rusia), Hasan Rouhani (Syi’ah Iran) Untuk Menjajah Syam (Suriah). Mereka Mengeliminir Kekuatan Oposisi Paling Dominan (Mujahidin Ahlus Sunnah Syam). Hanya Antek-Antek Erdogan (FSA Sekuler) Yang Bisa Dipaksa Hadir Sebagai Barter Serangan Ke Afrin.
Erdogan Bersahabat dengan Israel dan Syiah
Kejahatan Rezim Rafidhah Bashar Assadis, Ingin Merubah Demografis Suriah, Merampas Lahan Warga ! Melebihi Kejahatan Zionis Israel Terhadap Warga Asli Palestina
Mumtaz ! Sebut Rusia Sebagai Musuh, Oposisi Suriah Tolak Hadir Di KTT Sochi (Rusia). Si Endorgan Menggunting Dalam Lipatan, Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Iran Ikut Membantai Mujahidin Ahlus Sunnah Syam !

Mana Realisasinya ????
Tak Tahan Lihat Serangan Rusia di Suriah, Erdogan Ancam Putus Hubungan dengan Rusia (Pembual, dia pernah juga ancam yang sama terhadap Israel dan USA, ciri-ciri orang Munafik).
Turki Ancam Putus Hubungan Jika AS Jadikan al-Quds Sebagai Ibu Kota Israel
Erdogan Ancam Akan Putuskan Hubungan Dengan AS, Kenapa?
Menanti Bukti Ancaman Erdogan Putus Hubungan dengan Israel
Syaikh Al Arifi: Mujahidin yang Bertempur di Suriah saat ini Adalah Para Keturunan Sahabat Nabi
Siapa Yang Akan Menangkan Perang Di Suriah Sesuai Sabda Rasulullah ?
“Syam Jadi Magnet Besar Kumpulnya Orang-orang Kafir Untuk Mengalirkan Darah Kaum Muslimin”
Tidak Ada Perdamaian Tanpa Keadilan di Suriah
Mengapa Kita Harus Membantu Muslim Suriah ? Meragukan Kekafiran Dan Bela Bashar Al-Assad Merusak Iman (Bisa Batalkan Aqidah Islam)
Membantu Kaum Muslimin Suriah adalah Jihad fie Sabilillah. Perang di Suriah Adalah Perang Terhadap Islam dan Kaum Muslimin. Umat Islam Harus Peduli Syam/Suriah, Sebagai Bukti keimanan.
Keutamaan Bumi Syam Dalam Al Quran Dan As Sunnah. Perang Suriah, Pintu Awal Pembebasan Bumi Syam. Ulama Suriah: Ini Adalah Revolusi Islam.
Semakin Jelas Hakekat Perang Di Suriah Antara Sunni Dengan Alawi!
Damaskus: Kota Para Ulama Ahlus Sunnah. Rebut Damaskus Dari Tangan Syi’ah !
Perang Ini Telah Allah Takdirkan, Pusat Negara Islam Ada di Bumi Syam
Darah Saudara Kalian Terus Mengalir, Masihkah Kalian Acuhkan Suriah (masih punya hati) ? Anak- Anak Suriah Ikut Bertempur Melawan Assad
Mengapa Sahabat Nabi SAW Banyak Hijrah Dan Mati Syahid Di Bumi Syam. Mujahidin Yang Bertempur Di Suriah Saat Ini Adalah Para Keturunan Sahabat Nabi.
Sampai Kapan Rezim Assad Akan Bertahan di Suriah?
Senator Amerika: Tumbangnya Asad Berarti Penjajahan Islam Dan Kaum Muslimin Atas Eropa. Bukti Nyata, Mengapa Amerika Dan Eropa Membela Matia-Matian Basyar Asad?!!
Al-Jaulani: Intervensi Rusia adalah Perang Salib yang Didukung Syiah Iran !
IM Suriah: Berperang Melawan Pendudukan Rusia Adalah Kewajiban Agama
Keutamaan Perjuangan Di Syam
Kemenangan Islam Bermula Dari Syam, Irak Dan Yaman
Ketakutan Syiah Terhadap Kebangkitan Ahlussunnah di Suriah
Kemenangan di Suriah, Dajjal dan Turunnya Nabi Isa
Siapa yang Masih Istijabah Dengan Seruan Jihad Melawan Rusia di Suriah?