Monday, February 10, 2020

Ahwaz (Suni Arab, Jajahan Iran) Jauh Lebih Tertindas Dari Palestina !!

ahwaz

Iran Memanipulasi Isu Palestina Sambil Menyembunyikan 
Penjajahannya di Ahwaz

Rezim Iran sering memprotes dan mengutuk penjajahan Israel atas tanah dan rumah orang-orang Palestina serta pengusiran orang-orang Palestina. Rezim Iran juga mengatakan bahwa tindakan-tindakan itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan merupakan pembersihan etnis yang sistematis. Rezim syiah Iran membuat argumen secara rutin dan gencar bahwa masyarakat internasional harus mengambil tindakan melawan penjajahan Israel dan menjatuhkan sanksi ke pemerintah zionis Israel.
Namun, rezim Iran melakukan sendiri kejahatan dengan cara yang memiliki kesamaan yang sangat mencolok dengan pemerintah Israel. Iran secara paksa mengambil alih tanah, peternakan dan rumah orang-orang Arab Ahwaz di provinsi Khuzestan di Iran barat daya, dan memberikan tanah-tanah tersebut kepada pemukim Persia yang mendapat insentif finansial dari rezim untuk pindah ke daerah tersebut. Tindakan ini tidak berbeda dengan perlakuan pemerintah zionis ke pemukim Israel di tanah Palestina.
Kebijakan rasis anti-Arab

Hanya dalam beberapa minggu, pihak berwenang Iran telah menyita 20.000 hektar lahan pertanian dari petani Ahwaz di daerah dekat ibukota Ahwaz. Seperti biasa, petani dan keluarganya tidak diberi pemberitahuan atau kesempatan untuk mengajukan tuntutan hukum atas ketidakadilan yang kasar ini. Tanah tersebut direncanakan akan digunakan untuk proyek penanaman dan pengolahan tebu, di mana industri tebu yang sudah ada di pemerintah telah mengalami kerugian.
Rezim tersebut menyita tanah dan mencabut hak dasar para petani Arab pribumi.
Beberapa petani Arab Ahwaz ini telah diwawancarai oleh media Middle East Monitor(MEMO) dengan syarat anonim untuk melindungi mereka dari penganiayaan rezim Iran.
Para petani Ahwaz mengatakan bahwa mereka telah bekerja di tanah mereka selama beberapa generasi, sementara rezim Iran telah bertindak dengan acuh tak acuh terhadap penderitaan mereka, mengancam menghukum dan memenjarakan siapa pun yang melakukan demonstrasi menentang tindakan rezim.
Rezim Iran mengklaim bahwa properti-properti di tanah Ahwaz itu sebenarnya adalah “milik negara” dan telah dirancang untuk pembangunan permukiman baru bagi pemukim Persia yang datang ke daerah tersebut. Rezim Iran juga telah mengumumkan bahwa komunitas baru ini akan dilengkapi dengan fasilitas jalan, pasokan air dan listrik serta fasilitas yang tidak tersedia untuk orang-orang Ahwaz yang diusir dari rumah mereka.
Salah satu wanita Ahwaz yang dipisahkan dari rumah keluarganya, Maryam, mengatakan bahwa rezim Iran yang didominasi etnis Persia berusaha untuk menghentikan orang-orang Ahwaz pribumi kembali ke rumah mereka dengan melakukan pengamanan tingkat tinggi di area tersebut. Maryam mengatakan bahwa “Kami tidak hanya kehilangan tanah kami yang dirampas rezim, tapi rezim juga menciptakan ‘zona keamanan’ di sekitar desa kami.”
Seorang pemuda Ahwaz bernama Karam, berkata dengan tegas:
“Kami tidak punya apa-apa, hanya tanah ini dan tanpa (tanah) ini kami tidak dapat bertahan. Tanah ini menyediakan makanan untuk keluarga kami dengan menanam sayuran, tomat dan tanaman sereal. Sekarang mereka (rezim Iran) telah mengambil paksa hampir semua tanah kami. Kami menghadapi nasib yang sama seperti daerah pedesaan lainnya (di tanah Ahwaz), dengan orang-orang yang tertinggal dalam kemiskinan tanpa sumber pendapatan.”
Ali -seorang pemuda Ahwaz lain yang juga tampak berputus asa karena telah diusir dari kampungnya- mengatakan bahwa keluarganya dipaksa untuk pindah dari desa mereka ke ibukota Ahwaz, sebelum Garda Revolusi Iran (IRGC) menyita 40 hektar lahan yang mereka miliki dan membangun sebuah markas untuk milisi “Fajr” di tanah mereka (merujuk pada sekelompok paramiliter Iran).
Ali mengatakan:
“Ayah saya telah melakukan yang terbaik melalui pengadilan dan mendapatkan sebuah dokumen yang mengatakan bahwa tanah itu adalah milik kami, namun keluarga kami mendapat ancaman dari dinas intelijen bahwa jika kami tidak berhenti melakukan proses gugatan hukum untuk mendapatkan kembali tanah kami, maka kami akan dipenjara bertahun-tahun.”
Pembatasan penggunaan tanah oleh rezim untuk tujuan pertanian milik negara telah membuat ribuan keluarga di pedesaan wilayah Ahwaz diusir dari tanah mereka dalam keadaan kelaparan dan kemiskinan. Banyak diantara warga Ahwaz yang menjadi sakit karenanya. Banyak kanak-kanak yang tinggal di komunitas ini menunjukkan tanda-tanda terhambatnya pertumbuhan, dengan adanya peringatan dari petugas medis  bahwa kondisi kanak-kanak tersebut sedang mengalami kemunduran.
‘Axis of Resistance’?

Dalam beberapa tahun terakhir, khususnya setelah meletusnya krisis Suriah, Iran telah dituduh menciptakan sebuah drama yang bertentangan dengan Israel untuk mengumpulkan dukungan regional yang luas untuk kegiataannya di wilayah timur tengah. Para pemimpin Iran biasa mengutuk dan mengancam Israel seperti yang biasa ditulis di media-media Iran, namun tindakan rezim Iran yang dianggap sebagai ekspansionis dan imperialis telah mengumpulkan kritikan yang semakin intensif.
Berbicara kepada MEMO, Ruth Riegler, seorang jurnalis Skotlandia, mengatakan bahwa retorika ‘Axis of Resistance’ Iran telah menjadi kebohongan mengerikan sejak awal. Ruth juga mengatakan bahwa rezim Iran telah mengeksploitasi isu kemerdekaan Palestina untuk tujuan politiknya sendiri sambil melanjutkan penjajahan dan penindasan Iran yang sangat keji terhadap orang-orang Arab Ahwaz.
Sementara itu, Raed Baroud, seorang aktivis hak asasi Palestina, mengatakan kepada MEMO:
“Rezim Iran yang menempati tanah saudara kami di Ahwaz dan menindas mereka di bawah ‘sepatu botnya’ tidak akan pernah bisa menjadi pendukung kebangkitan Arab atau kemerdekaan Palestina.
Meskipun kekuatan regional Arab tidak secara efektif menjelaskan penyebab ditindasnya orang-orang Ahwaz, setidaknya ada seruan agar dunia memboikot Iran karena pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas Arab Ahwaz yang dianiaya tersebut.
Iran sekarang sedang dikritik karena secara masif mengklaim mendukung hak, kebebasan dan kebebasan orang-orang Palestina melawan penjajahan Israel, sementara dalam waktu yang bersamaan rezim Iran menindas etnis minoritas mereka sendiri dan menyita tanah warga pribumi.
Alih-alih mengatasi masalah ini, Iran malah berusaha untuk menyalahkan kerusuhan yang meningkat di wilayah Ahwaz kepada Inggris, Arab Saudi dan Israel. Menurut rezim Iran, tiga negara ini telah berkonspirasi untuk menciptakan kerusuhan dengan menghasut sebuah plot asing di propinsi Khuzestan (dahulunya tanah negara al-Ahwaz).
Namun, dengan adanya klaim penganiayaan yang serupa dari minoritas lainnya di Iran, termasuk dari orang Kurdi dan Baluchi di Iran tenggara yang mendukung penuh hak orang-orang Ahwaz menjadi penguat bukti bahwa orang Ahwaz bukanlah satu-satunya etnis yang ditindas oleh rezim Iran. Apa yang terjadi pada orang Ahwaz adalah sesuatu yang juga menimpa kebanyakan warga Iran etnis non-Persia. Dalam kasus ini ungkapan “tidak ada asap tanpa ada api” merupakan ungkapan yang tepat.
Middle East Monitor

Ahwaz Tahun 1964 Sudah Meminta KTT Negara-Negara Arab Agar 
Membebaskannya Dari Penjajahan Iran

Berikut ini adalah halaman pertama Koran “al-Masa`” Mesir yang berisi surat dari Bangsa Arab di Arabistan (Ahwaz) yang dijajah Iran, meminta kepada KTT Negara-Negara Arab agar membantu Ahwaz untuk bisa merdeka dari penjajahan Iran. Ternyata sampai hari ini, Iran masih menjajah dan banyak menggantung para ulama dan aktifis Sunni dari Ahwaz.
6 sep 1964 Ctg6-ZNWYAA7-xr.jpg large

Nafisi: Arabistan (Ahwaz) Berhak Melawan Penjajah Iran


Cendikiawan Kuwait ternama Syaikh Dr. Abdullah al-Nafisi dalam akun twiternya menulis: Sesungguhnya penduduk Ahwaz (bangsa Arab di Arabistan) berhak untuk mengangkat senjata melawan Iran yang telah menduduki dan menjajah negeri mereka sejak tahun 1924, sebagaimana Bangsa Palestina berhak mengangkat senjata melawan Israel yang menjajah Negeri mereka sejak tahun 1948.”
Al-Nafisi mengingatkan bahwa luas negeri Ahwaz adalah 16 kali luas negeri Palestina.
Silakan baca pula:

Sejarah Ahwaz Dan Upayanya Bebas Dari Penjajah Iran

Ahwaz adalah kawasan utara di sepanjang garis pantai teluk Arab. Islam masuk di Ahwaz setelah pasukan Sa’ad ibn Abi Waqqash menang perang melawan Persia di Qadisiyyah pada tahun 636 M. Setelah itu Ahwaz ikut wilayah bashrah hingga tahun 132 H. kemudian menjadi wilayah tersendiri di masa Abbasiyyah dari tahun 132 H hingga 265 H. di akhir masa abbasiyyah , berdirilah keamiran yang banyak di Ahwaz dan yang terbesar adalah imawah bani Asad yang menjadikan Ahwaz sebagai ibukota mereka. Kemudian imarah ini dilemahkan oleh Dinasti Buwaih (Syiah Persia) hingga jatuh dan diganti dengan imarah-imarah lain yang silih berganti.
Kondisi ini terus berlanjut hingga jatuhlah Abbasiyah di tangan Mongol atas pengkhianatan mentri Syiah Ibn Al-Qami tahun 656 H. penduduk Ahwaz terus melawan penjajah Mongol hingga saat mongol melemah mereka berhasil mendirikan imarah oleh Muhammad ibn Falah tahun 844 H dikenal dengan imarah musya’syi’in Arabiyyah.pada waktu itu tidak eksistensi politik Persia di Ahwaz. Tetapi terjadilah sesuatu yang tidak pernah diprediksi oleh orang Ahwaz. Pada tahun 1501 M Ismail Shafawi mendirikan negara Shafawiyyah lalu menyerbu dan menjajah Ahwaz , memasukkan ke dalam wilayah Persia namun diberi nama Arabistan yang artinya negeri Arab. Ini adalah pengakuan Persia sendiri bahwa Ahwaz adalah negeri Arab. Akhirnya Mubarak ibn al-Muththalib al-Musya’syi’I berhasil tahun 1588 M merebut Arabistan kembali dan mengusir Persia keluar dari Arabistan. Namun Persia terus mengincar Arabistan . akhirnya terjadilan beberapa peperangan antara Ahwaz dan Syiah Shafawiyah.
Setelah perjanjian bumi ramawi kedua antara Usmani dan Shafawi pada tahun 1848 maka Ahwaz dimasukkan ke Iran. Hal ini terus berlanjut hingga runtuhlah dinasti usmaniyyah . Akhirnya Inggris dan Perancis membag-bagi wilayah negeri negeri Islam sesuai dengan perjanjian Perjanjian Sykes- Picot Mei 1916 (perjanjian rahasia yang telah dibuat oleh dua orang diplomat iaitu Sir Mark Sykes dan Picot Georges mewakili negara British dan Perancis semasa perang dunia pertama untuk membagi wilayah Turki Usmani apabila sudah berakhir perang dunia pertama). Inggris membiarkan Ahwaz milik Iran karena takut bersekutu dengan Rusia pada waktu itu.
Maka bergeraklah Ridha Bahlawi untuk menguasai, setelah ada kesepakatan dengan Inggris bahwa Inggris akan membiarkan wilayah itu dan tidak melindunginya. Maka pada tahun 1925 M, Ahwaz jatuh ke tangan penjajah Iran.
Semenjak itu sampai hari iini Ahwaz menderita dan berusaha untuk bangkit.
Diantara peristiwa terbaru adalah Wakil Bahrain MP Jamal Hassan Abu Thalib di Markas Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa meminta kepada negara-negara Arab dan lembaga-lembaga internasional, untuk mengambil sikap keras terhadap pelanggaran Iran di wilayah Ahwaz, dan mengakui Ahwaz sebagai sebuah negara Arab.
Abu Hasan mengaku menerima laporan dari Pusat HAM Ahwaz, menegaskan pelanggaran Iran di Ahwaz, diwakili oleh terjadinya sejumlah besar penduduk Ahwazi, yang ditangkap oleh intelijen Iran. Mereka memperoleh penyiksaan yang sadis secara fisik dan psikologis, tanpa ada kesalahan yang mereka laukan, hanya karena mereka adalah orang Arab.
Abu Hasan mengatakan: Dalam laporan ini Pusat Hak Asasi Manusia Ahwaz mencatat pelanggaran Iran terhadap warga Ahwazi, dari penangkapan sewenang-wenang, dan perusakan lingkungan Ahwaz, dan mencegah buruh Ahwazi bekerja di departemen pemerintah, dan menggantinya dengan pekerja Persia, dan meghalangi kaum perempuan dan anak-anak Ahwazi dari hak-hak mereka yang paling dasar sekalipun.
Dia menambahkan bahwa pemerintah Iran sengaja merusak lingkungan di Ahwaz yang dijajah karena ingin mengubah demografi Arab di Ahwaz, menurut Human Rights Centre Ahwaz
“Abu Hasan juga mengisyaratkan bahwa Di Bahrain tidak ada pelanggaran hak asasi manusia, maka tuduhan orang yang pro-Persia terhadap Bahrain hanyalah upaya untuk mengacaukan keamanan dan stabilitas di Kerajaan Bahrain.
Saksikan videonya:

Bualan Majusyi Iran :

Kutuk Kesepakatan Abad Ini, Iran Beri Solusi Penyelesaikan Konflik Israel-Palestina Ke PBB

Iran mengutuk "Kesepakatan Abad Ini" yang dianggap merupakan kerja sama dari rezim Zionis Israel dengan Amerika Serikat, tanpa melibatkan pihak Palestina. Menurutnya, itu merupakan rencana pemaksaan kehendak yang akan berakhir kegagalan.
Iran merupakan salah satu negara yang vokal memberikan dukungan untuk kemerdekaan Palestina. Kesepakatan Abad Ini, menurut Iran hanyalah dalih untuk menduduki Palestina selamanya.

Alih-alih kesepakatan sepihak, Iran menganggap solusi demokratis perlu diambil untuk menyelesaikan isu Palestina. Rakyat Palestina harus diberikan hak untuk menentukan nasibnya sendiri.

Dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan Kedutaan Besar Iran di Jakarta, Rabu (20/5), Iran sudah mengajukan beberapa solusi untuk menyelesaikan isu Palestina kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.

Solusi tersebut mencakup, rakyat Palestina diberikan hak untuk kembali ke tanah air mereka sendiri. Semua rakyat Palestina, terlepas dari agamanya, harus diberikan kesempatan untuk menentukan nasib dan masa depan negara melalui proses referendum yang adil dan demokratis.

Sebuah sistem politik untuk Palestina harus didirikan berdasarkan suara mayorita. Di mana dengan sistem politik tersebut, Palestina bisa memutuskan mengenai nasib pihak-pihak pendatang, dalam hal ini Israel.

Lebih lanjut, kedutaan juga menyerukan agar seluruh negara, terutama negara-negara muslim untuk terus mendukung upaya perjuangan rakyat Palestina.

Terkait dengan tindakan pendudukan adalah langkah ilegal yang bertentangan dengan peraturan internasional," jelasnya.

"Republik Islam Iran mengajak seluruh negara di dunia, khususnya negara-negara muslim untuk melakukan upaya guna mendukung penuh resistensi dan perjuangan rakyat Palestina serta menolak prakarsa Kesepakatan Abad Ini dan membantu proses penyelesaian masalah Palestina secara adil dan demokratis," pungkas kedutaan. (Rmol)

Lawan Kesepakatan Abad Ini Ala Trump, (bualan) Khamenei: Iran Dukung Penuh Perjuangan Palestina

(Bualan) Iran menegaskan dukungan penuh bagi Palestina. Hal itu kembali ditekankan oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam sebuah pidato pada Rabu (5/2).

Dia mendesak Palestina untuk menghadapi rencana perdamaian Israel-Palestina ala Amerika Serikat dengan berani.
"Kami percaya bahwa organisasi bersenjata Palestina akan berdiri dan melanjutkan perlawanan dan Republik Islam memandang mendukung kelompok-kelompok Palestina sebagai tugasnya," kata Khamenei, seperti dimuat Reuters.

"Jadi (Iran) akan mendukung mereka. Sebanyak mungkin dan dukungan ini adalah keinginan sistem Islam dan bangsa Iran," sambungnya.

Dia menekankan bahwa rencana Trump adalah merugikan Amerika Serikat dan Palestina harus menghadapi kesepakatan dengan memaksa Israel dan Amerika Serikat keluar dari kepentingan Palestina.

Diketahui bahwa akhir Januari lalu, Presiden Amerika Serikat mengumumkan rencana perdamaian yang dia klaim sebagai "kesepakan abad ini". Rencana itu digagas oleh Trump dengan konsultasi dengan para pemimpin Israel, namun tidak melibatkan Palestina.

Salah satu poin dalam rencana itu yang menuai kontroversi adalah rencana Amerika Serikat untuk membentuk negara Palestina, namun dengan kondisi ketat dan memungkinkan Israel untuk mengambil alih permukiman Yahudi yang diperebutkan lama di Tepi Barat yang diduduki.

Para pemimpin Palestina telah menolaknya karena bias terhadap Israel.[rmol]

Kamuflase Syiah di Gaza Dan al-Quds (Palestina) !
Bisakah ummat Islam mengandalkan Syi'ah untuk bebaskan al-Quds ?
Benarkah Syi’ah Rafidhah (Iran dan Sekutunya) Peduli Pada Palestina? [Inilah Faktanya]
Bisakah Umat Islam Mengandalkan Syiah untuk Bebaskan Al-Quds?
Jangan Kaget Setelah Membaca Faktanya Siapa Negara Yahudi Tulen Itu, Negara Syiah Iran
Dendam Kesumat Bangsa Majusi(Persia) Syi'ah Kepada Umat Islam Hingga Kini.
Dagelan Majusi Syi’ah (Iran) - Zionis Yahudi (Iran). Fakta Ilmiyah Membuat Anda Terperangah !
Rakyat Palestina Tahu Kelicikan Syi'ah Rofidhoh
Sikap Panglima Shalāhuddin Al-Ayyubi Terhadap Syiah
Umar Al-Khattab: Sang Pemadam Api Majusi
Apa Jadinya Jika Saudi Arabia Dikuasai Oleh Sufi Dan Syiah, Serta Metode (Pemahaman) Nenek Moyang (Tradisi).
Apa Jadinya Jika Iran Mengelola Haji?
Inilah Nama Seorang Muslim Yang Akan Bebaskan Al-Aqsha…
Iran (Syiah Majusi) Bernafsu Merebut Al-Haramain (Makkah-Madinah). Apa Yang Akan Terjadi Terhadap Ahlus Sunnah ? Baca Fakta Dibawah Ini !
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Percaya Sholat Sunni Ditolak Allah

Biadabnya Majusyi’ah Iran ! Tuduhan (Ngarang) Melakukan “Perseteruan Terhadap Allah” Seringkali Menjadi Alasan Rezim Iran Mengeksekusi Rakyat Ahwaz
Barbar Majusi Iran Eksekusi Lebih Dari 1.000 Ulama Dan Aktivis Sunni Pada 2015. Surat Dari Tahanan Muslim Di Penjara Rajai Shahr, Iran.
Dijajah Iran Sejak Tahun 1924, Sesungguhnya Penduduk Ahwaz (Arabistan) Berhak Untuk Mengangkat Senjata Sebagaimana Palestina !
Derita Muslim Ahwaz dari penjajahan Syi'ah Iran [Ya Allah Ya Rabb, Binasakanlah Syiah Majusi (Iran) Laknatullah Seperti “Kaum-kaum Terdahulu” Yang Telah Engkau Binasakan]
Inilah Kondisi Kaum Sunni di Iran
Iran: "Pahlawan" dunia Islam atau penjahat kemanusiaan?
Nasib Keturunan Arab Di Iran
Negara Teroris Syi’ah Iran : Anak Sunni Umur 17 Tahun (Setelah Ditahan 4 Tahun) Dihukum Mati Meski Tak Bersalah. Disiksa Kehilangan Limpanya. Ibunya Mau Menggantikan Hukuman Matinya. Kekejamannya Melebihi Zionis Yahudi ! Syuhada, Insya Allah
Parlemen Bahrain Menyetujui Pengakuan Kedaulatan Negara Al-Ahwaz Dan Menyerukan Boikot Semua Produk Dan Jasa Perbankan Iran
Penderitaan Sunni Di Iran
Presiden Iran Al-Ruhani Membunuh 3 Orang Perhari, Kini Sdh Membunuh 1.900 Orang!
Penasehat Militer Pemimpin Tertinggi Syiah Iran, Yahya Rahim Safavi,“Kami Tahu Bahwa Mereka (Islam Sunni) Telah Merencanakan Serangan Jangka Panjang Yang Dimulai Dengan Bashar Al Assad Di Suriah, Kemudian Syiah Hizbullah Di Lebanon, Lalu Bergerak Menuju Irak Dan Sasaran Terakhir Adalah Iran. Kekalahan Iran Di Iraq: Arab Akan Mengalahkan Persia ! (Insya Allah)
Pengadilan Negara Teroris Barbar Syiah Majusi Iran Tetapkan Hukuman Mati Kepada 27 Muslim Sunni Lantaran Aktivitas Pendidikan Agama Dan Al-Qur’an Yang Mereka Selenggarakan
Rezim Syiah Iran Lakukan Pembersihan Etnis Terhadap Suku Aswaja (Al-Ahwaz)
Rezim Syiah Iran rebut Wilayah Kaya Minyak dan Buang Limbah ke Wilayah Aswaja (Bukti Kekejaman Syiah !)
Suku Ahwaz, Aswaja Yang Ditindas Rezim Syiah Iran (Update)
Shalat Ied Berubah Menjadi Demo Anti Penjajah Iran
Serangan Gas Klorin Terencana Diluncurkan Rezim Iran (Biadab wa Jahanam) Terhadap Warga Sipil Al-Ahwaz
Sunni Iran Bisa Repotkan Syiah dan Kurangi Pengaruhnya di Timur Tengah
Tentara Syiah Iran Rampok Dan Bunuh Remaja Ahlusunnah
Terkuak Kebiadaban Syiah (Iran), Hassan Rouhani: Kalau Tidak Karena Syiah Iran, Maka Damaskus (Syiah 12 %) Dan Baghdad (60% Muslim : 40 % Syiah) Akan Jatuh Ketangan Kelompok Sunni (Muslim). Raja Saudi Kirim Bantuan Kemanusiaan Ke Muslim Al-Anbar Irak Dicurigai Media Syiah Iran.
Ulama Syiah:Jika Kehilangan Suriah, Kami Tak Bisa Pertahankan Teheran