Iran Memanipulasi Isu
Palestina Sambil Menyembunyikan
Penjajahannya di Ahwaz
Penjajahannya di Ahwaz
Rezim Iran sering memprotes
dan mengutuk penjajahan Israel atas tanah dan rumah orang-orang Palestina serta
pengusiran orang-orang Palestina. Rezim Iran juga mengatakan bahwa
tindakan-tindakan itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan merupakan pembersihan
etnis yang sistematis. Rezim syiah Iran membuat argumen secara rutin dan gencar
bahwa masyarakat internasional harus mengambil tindakan melawan penjajahan
Israel dan menjatuhkan sanksi ke pemerintah zionis Israel.
Namun, rezim Iran melakukan
sendiri kejahatan dengan cara yang memiliki kesamaan yang sangat mencolok
dengan pemerintah Israel. Iran secara paksa mengambil alih tanah, peternakan
dan rumah orang-orang Arab Ahwaz di provinsi Khuzestan di Iran barat daya, dan
memberikan tanah-tanah tersebut kepada pemukim Persia yang mendapat insentif
finansial dari rezim untuk pindah ke daerah tersebut. Tindakan ini tidak
berbeda dengan perlakuan pemerintah zionis ke pemukim Israel di tanah
Palestina.
Kebijakan rasis anti-Arab
Hanya dalam beberapa minggu,
pihak berwenang Iran telah menyita 20.000 hektar lahan pertanian dari petani
Ahwaz di daerah dekat ibukota Ahwaz. Seperti biasa, petani dan keluarganya
tidak diberi pemberitahuan atau kesempatan untuk mengajukan tuntutan hukum atas
ketidakadilan yang kasar ini. Tanah tersebut direncanakan akan digunakan untuk
proyek penanaman dan pengolahan tebu, di mana industri tebu yang sudah ada di
pemerintah telah mengalami kerugian.
Rezim tersebut menyita tanah
dan mencabut hak dasar para petani Arab pribumi.
Beberapa petani Arab Ahwaz
ini telah diwawancarai oleh media Middle East Monitor(MEMO) dengan
syarat anonim untuk melindungi mereka dari penganiayaan rezim Iran.
Para petani Ahwaz mengatakan
bahwa mereka telah bekerja di tanah mereka selama beberapa generasi, sementara
rezim Iran telah bertindak dengan acuh tak acuh terhadap penderitaan mereka,
mengancam menghukum dan memenjarakan siapa pun yang melakukan demonstrasi
menentang tindakan rezim.
Rezim Iran mengklaim bahwa
properti-properti di tanah Ahwaz itu sebenarnya adalah “milik negara” dan telah
dirancang untuk pembangunan permukiman baru bagi pemukim Persia yang datang ke
daerah tersebut. Rezim Iran juga telah mengumumkan bahwa komunitas baru ini
akan dilengkapi dengan fasilitas jalan, pasokan air dan listrik serta fasilitas
yang tidak tersedia untuk orang-orang Ahwaz yang diusir dari rumah mereka.
Salah satu wanita Ahwaz yang
dipisahkan dari rumah keluarganya, Maryam, mengatakan bahwa rezim Iran yang
didominasi etnis Persia berusaha untuk menghentikan orang-orang Ahwaz pribumi
kembali ke rumah mereka dengan melakukan pengamanan tingkat tinggi di area
tersebut. Maryam mengatakan bahwa “Kami tidak hanya kehilangan tanah kami yang
dirampas rezim, tapi rezim juga menciptakan ‘zona keamanan’ di sekitar desa
kami.”
Seorang pemuda Ahwaz bernama
Karam, berkata dengan tegas:
“Kami tidak punya apa-apa,
hanya tanah ini dan tanpa (tanah) ini kami tidak dapat bertahan. Tanah ini
menyediakan makanan untuk keluarga kami dengan menanam sayuran, tomat dan
tanaman sereal. Sekarang mereka (rezim Iran) telah mengambil paksa hampir semua
tanah kami. Kami menghadapi nasib yang sama seperti daerah pedesaan lainnya (di
tanah Ahwaz), dengan orang-orang yang tertinggal dalam kemiskinan tanpa sumber
pendapatan.”
Ali -seorang pemuda Ahwaz
lain yang juga tampak berputus asa karena telah diusir dari kampungnya-
mengatakan bahwa keluarganya dipaksa untuk pindah dari desa mereka ke ibukota
Ahwaz, sebelum Garda Revolusi Iran (IRGC) menyita 40 hektar lahan yang mereka
miliki dan membangun sebuah markas untuk milisi “Fajr” di tanah mereka (merujuk
pada sekelompok paramiliter Iran).
Ali mengatakan:
“Ayah saya telah melakukan
yang terbaik melalui pengadilan dan mendapatkan sebuah dokumen yang mengatakan
bahwa tanah itu adalah milik kami, namun keluarga kami mendapat ancaman dari
dinas intelijen bahwa jika kami tidak berhenti melakukan proses gugatan hukum
untuk mendapatkan kembali tanah kami, maka kami akan dipenjara bertahun-tahun.”
Pembatasan penggunaan tanah
oleh rezim untuk tujuan pertanian milik negara telah membuat ribuan keluarga di
pedesaan wilayah Ahwaz diusir dari tanah mereka dalam keadaan kelaparan dan
kemiskinan. Banyak diantara warga Ahwaz yang menjadi sakit karenanya. Banyak
kanak-kanak yang tinggal di komunitas ini menunjukkan tanda-tanda terhambatnya
pertumbuhan, dengan adanya peringatan dari petugas medis bahwa kondisi
kanak-kanak tersebut sedang mengalami kemunduran.
‘Axis of Resistance’?
Dalam beberapa tahun
terakhir, khususnya setelah meletusnya krisis Suriah, Iran telah dituduh
menciptakan sebuah drama yang bertentangan dengan Israel untuk mengumpulkan
dukungan regional yang luas untuk kegiataannya di wilayah timur tengah. Para
pemimpin Iran biasa mengutuk dan mengancam Israel seperti yang biasa ditulis di
media-media Iran, namun tindakan rezim Iran yang dianggap sebagai ekspansionis
dan imperialis telah mengumpulkan kritikan yang semakin intensif.
Berbicara kepada MEMO, Ruth
Riegler, seorang jurnalis Skotlandia, mengatakan bahwa retorika ‘Axis of
Resistance’ Iran telah menjadi kebohongan mengerikan sejak awal. Ruth juga
mengatakan bahwa rezim Iran telah mengeksploitasi isu kemerdekaan Palestina
untuk tujuan politiknya sendiri sambil melanjutkan penjajahan dan penindasan
Iran yang sangat keji terhadap orang-orang Arab Ahwaz.
Sementara itu, Raed Baroud,
seorang aktivis hak asasi Palestina, mengatakan kepada MEMO:
“Rezim Iran yang menempati
tanah saudara kami di Ahwaz dan menindas mereka di bawah ‘sepatu botnya’ tidak
akan pernah bisa menjadi pendukung kebangkitan Arab atau kemerdekaan Palestina.
Meskipun kekuatan regional
Arab tidak secara efektif menjelaskan penyebab ditindasnya orang-orang Ahwaz,
setidaknya ada seruan agar dunia memboikot Iran karena pelanggaran hak asasi
manusia terhadap minoritas Arab Ahwaz yang dianiaya tersebut.
Iran sekarang sedang dikritik
karena secara masif mengklaim mendukung hak, kebebasan dan kebebasan
orang-orang Palestina melawan penjajahan Israel, sementara dalam waktu yang
bersamaan rezim Iran menindas etnis minoritas mereka sendiri dan menyita tanah
warga pribumi.
Alih-alih mengatasi masalah
ini, Iran malah berusaha untuk menyalahkan kerusuhan yang meningkat di wilayah
Ahwaz kepada Inggris, Arab Saudi dan Israel. Menurut rezim Iran, tiga negara
ini telah berkonspirasi untuk menciptakan kerusuhan dengan menghasut sebuah
plot asing di propinsi Khuzestan (dahulunya tanah negara al-Ahwaz).
Namun, dengan adanya klaim
penganiayaan yang serupa dari minoritas lainnya di Iran, termasuk dari orang
Kurdi dan Baluchi di Iran tenggara yang mendukung penuh hak orang-orang Ahwaz
menjadi penguat bukti bahwa orang Ahwaz bukanlah satu-satunya etnis yang
ditindas oleh rezim Iran. Apa yang terjadi pada orang Ahwaz adalah sesuatu yang
juga menimpa kebanyakan warga Iran etnis non-Persia. Dalam kasus ini ungkapan
“tidak ada asap tanpa ada api” merupakan ungkapan yang tepat.
Middle East Monitor
Ahwaz
Tahun 1964 Sudah Meminta KTT Negara-Negara Arab Agar
Membebaskannya Dari Penjajahan Iran
Membebaskannya Dari Penjajahan Iran
Berikut
ini adalah halaman pertama Koran “al-Masa`” Mesir yang berisi surat dari Bangsa
Arab di Arabistan (Ahwaz) yang dijajah Iran, meminta kepada KTT Negara-Negara
Arab agar membantu Ahwaz untuk bisa merdeka dari penjajahan Iran. Ternyata
sampai hari ini, Iran masih menjajah dan banyak menggantung para ulama dan
aktifis Sunni dari Ahwaz.
Nafisi:
Arabistan (Ahwaz) Berhak Melawan Penjajah Iran
Cendikiawan
Kuwait ternama Syaikh Dr. Abdullah al-Nafisi dalam akun twiternya menulis:
Sesungguhnya penduduk Ahwaz (bangsa Arab di Arabistan) berhak untuk mengangkat
senjata melawan Iran yang telah menduduki dan menjajah negeri mereka sejak
tahun 1924, sebagaimana Bangsa Palestina berhak mengangkat senjata melawan
Israel yang menjajah Negeri mereka sejak tahun 1948.”
Al-Nafisi
mengingatkan bahwa luas negeri Ahwaz adalah 16 kali luas negeri Palestina.
Silakan
baca pula:
Sejarah
Ahwaz Dan Upayanya Bebas Dari Penjajah Iran
Ahwaz
adalah kawasan utara di sepanjang garis pantai teluk Arab. Islam masuk di Ahwaz
setelah pasukan Sa’ad ibn Abi Waqqash menang perang melawan Persia di
Qadisiyyah pada tahun 636 M. Setelah itu Ahwaz ikut wilayah bashrah hingga
tahun 132 H. kemudian menjadi wilayah tersendiri di masa Abbasiyyah dari tahun
132 H hingga 265 H. di akhir masa abbasiyyah , berdirilah keamiran yang banyak
di Ahwaz dan yang terbesar adalah imawah bani Asad yang menjadikan Ahwaz
sebagai ibukota mereka. Kemudian imarah ini dilemahkan oleh Dinasti Buwaih
(Syiah Persia) hingga jatuh dan diganti dengan imarah-imarah lain yang silih
berganti.
Kondisi
ini terus berlanjut hingga jatuhlah Abbasiyah di tangan Mongol atas
pengkhianatan mentri Syiah Ibn Al-Qami tahun 656 H. penduduk Ahwaz terus
melawan penjajah Mongol hingga saat mongol melemah mereka berhasil mendirikan
imarah oleh Muhammad ibn Falah tahun 844 H dikenal dengan imarah musya’syi’in
Arabiyyah.pada waktu itu tidak eksistensi politik Persia di Ahwaz. Tetapi
terjadilah sesuatu yang tidak pernah diprediksi oleh orang Ahwaz. Pada tahun
1501 M Ismail Shafawi mendirikan negara Shafawiyyah lalu menyerbu dan menjajah
Ahwaz , memasukkan ke dalam wilayah Persia namun diberi nama Arabistan yang
artinya negeri Arab. Ini adalah pengakuan Persia sendiri bahwa Ahwaz adalah
negeri Arab. Akhirnya Mubarak ibn al-Muththalib al-Musya’syi’I berhasil tahun
1588 M merebut Arabistan kembali dan mengusir Persia keluar dari Arabistan.
Namun Persia terus mengincar Arabistan . akhirnya terjadilan beberapa
peperangan antara Ahwaz dan Syiah Shafawiyah.
Setelah
perjanjian bumi ramawi kedua antara Usmani dan Shafawi pada tahun 1848 maka
Ahwaz dimasukkan ke Iran. Hal ini terus berlanjut hingga runtuhlah dinasti
usmaniyyah . Akhirnya Inggris dan Perancis membag-bagi wilayah negeri negeri
Islam sesuai dengan perjanjian Perjanjian Sykes- Picot Mei 1916 (perjanjian
rahasia yang telah dibuat oleh dua orang diplomat iaitu Sir Mark Sykes dan
Picot Georges mewakili negara British dan Perancis semasa perang dunia pertama
untuk membagi wilayah Turki Usmani apabila sudah berakhir perang dunia
pertama). Inggris membiarkan Ahwaz milik Iran karena takut bersekutu dengan
Rusia pada waktu itu.
Maka
bergeraklah Ridha Bahlawi untuk menguasai, setelah ada kesepakatan dengan
Inggris bahwa Inggris akan membiarkan wilayah itu dan tidak melindunginya. Maka
pada tahun 1925 M, Ahwaz jatuh ke tangan penjajah Iran.
Semenjak itu sampai hari iini Ahwaz menderita dan berusaha untuk bangkit.
Semenjak itu sampai hari iini Ahwaz menderita dan berusaha untuk bangkit.
Diantara
peristiwa terbaru adalah Wakil Bahrain MP Jamal Hassan Abu Thalib di Markas
Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa meminta kepada negara-negara Arab dan
lembaga-lembaga internasional, untuk mengambil sikap keras terhadap pelanggaran
Iran di wilayah Ahwaz, dan mengakui Ahwaz sebagai sebuah negara Arab.
Abu
Hasan mengaku menerima laporan dari Pusat HAM Ahwaz, menegaskan pelanggaran
Iran di Ahwaz, diwakili oleh terjadinya sejumlah besar penduduk Ahwazi, yang
ditangkap oleh intelijen Iran. Mereka memperoleh penyiksaan yang sadis secara
fisik dan psikologis, tanpa ada kesalahan yang mereka laukan, hanya karena
mereka adalah orang Arab.
Abu Hasan mengatakan: Dalam laporan ini Pusat Hak Asasi Manusia Ahwaz mencatat pelanggaran Iran terhadap warga Ahwazi, dari penangkapan sewenang-wenang, dan perusakan lingkungan Ahwaz, dan mencegah buruh Ahwazi bekerja di departemen pemerintah, dan menggantinya dengan pekerja Persia, dan meghalangi kaum perempuan dan anak-anak Ahwazi dari hak-hak mereka yang paling dasar sekalipun.
Abu Hasan mengatakan: Dalam laporan ini Pusat Hak Asasi Manusia Ahwaz mencatat pelanggaran Iran terhadap warga Ahwazi, dari penangkapan sewenang-wenang, dan perusakan lingkungan Ahwaz, dan mencegah buruh Ahwazi bekerja di departemen pemerintah, dan menggantinya dengan pekerja Persia, dan meghalangi kaum perempuan dan anak-anak Ahwazi dari hak-hak mereka yang paling dasar sekalipun.
Dia
menambahkan bahwa pemerintah Iran sengaja merusak lingkungan di Ahwaz yang
dijajah karena ingin mengubah demografi Arab di Ahwaz, menurut Human Rights
Centre Ahwaz
“Abu
Hasan juga mengisyaratkan bahwa Di Bahrain tidak ada pelanggaran hak asasi
manusia, maka tuduhan orang yang pro-Persia terhadap Bahrain hanyalah upaya
untuk mengacaukan keamanan dan stabilitas di Kerajaan Bahrain.
Saksikan videonya:
Saksikan videonya:
Bualan Majusyi Iran :
Kutuk Kesepakatan Abad Ini, Iran Beri Solusi
Penyelesaikan Konflik Israel-Palestina Ke PBB
Iran mengutuk "Kesepakatan Abad Ini"
yang dianggap merupakan kerja sama dari rezim Zionis Israel dengan Amerika
Serikat, tanpa melibatkan pihak Palestina. Menurutnya, itu merupakan rencana
pemaksaan kehendak yang akan berakhir kegagalan.
Iran merupakan salah satu negara yang vokal
memberikan dukungan untuk kemerdekaan Palestina. Kesepakatan Abad Ini, menurut
Iran hanyalah dalih untuk menduduki Palestina selamanya.
Alih-alih kesepakatan sepihak, Iran menganggap
solusi demokratis perlu diambil untuk menyelesaikan isu Palestina. Rakyat
Palestina harus diberikan hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
Dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan Kedutaan
Besar Iran di Jakarta, Rabu (20/5), Iran sudah mengajukan beberapa solusi untuk
menyelesaikan isu Palestina kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
Solusi tersebut mencakup, rakyat Palestina
diberikan hak untuk kembali ke tanah air mereka sendiri. Semua rakyat
Palestina, terlepas dari agamanya, harus diberikan kesempatan untuk menentukan
nasib dan masa depan negara melalui proses referendum yang adil dan demokratis.
Sebuah sistem politik untuk Palestina harus
didirikan berdasarkan suara mayorita. Di mana dengan sistem politik tersebut,
Palestina bisa memutuskan mengenai nasib pihak-pihak pendatang, dalam hal ini
Israel.
Lebih lanjut, kedutaan juga menyerukan agar
seluruh negara, terutama negara-negara muslim untuk terus mendukung upaya perjuangan
rakyat Palestina.
Terkait dengan tindakan pendudukan adalah
langkah ilegal yang bertentangan dengan peraturan internasional,"
jelasnya.
"Republik Islam Iran mengajak seluruh
negara di dunia, khususnya negara-negara muslim untuk melakukan upaya guna
mendukung penuh resistensi dan perjuangan rakyat Palestina serta menolak
prakarsa Kesepakatan Abad Ini dan membantu proses penyelesaian masalah
Palestina secara adil dan demokratis," pungkas kedutaan. (Rmol)
Lawan Kesepakatan Abad Ini
Ala Trump, (bualan) Khamenei: Iran Dukung Penuh Perjuangan Palestina
(Bualan) Iran menegaskan
dukungan penuh bagi Palestina. Hal itu kembali ditekankan oleh Pemimpin
Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam sebuah pidato pada Rabu (5/2).
Dia mendesak Palestina untuk
menghadapi rencana perdamaian Israel-Palestina ala Amerika Serikat dengan
berani.
"Kami percaya bahwa
organisasi bersenjata Palestina akan berdiri dan melanjutkan perlawanan dan
Republik Islam memandang mendukung kelompok-kelompok Palestina sebagai
tugasnya," kata Khamenei, seperti dimuat Reuters.
"Jadi (Iran) akan
mendukung mereka. Sebanyak mungkin dan dukungan ini adalah keinginan sistem Islam
dan bangsa Iran," sambungnya.
Dia menekankan bahwa rencana
Trump adalah merugikan Amerika Serikat dan Palestina harus menghadapi
kesepakatan dengan memaksa Israel dan Amerika Serikat keluar dari kepentingan
Palestina.
Diketahui bahwa akhir Januari
lalu, Presiden Amerika Serikat mengumumkan rencana perdamaian yang dia klaim
sebagai "kesepakan abad ini". Rencana itu digagas oleh Trump dengan
konsultasi dengan para pemimpin Israel, namun tidak melibatkan Palestina.
Salah satu poin dalam rencana
itu yang menuai kontroversi adalah rencana Amerika Serikat untuk membentuk
negara Palestina, namun dengan kondisi ketat dan memungkinkan Israel untuk
mengambil alih permukiman Yahudi yang diperebutkan lama di Tepi Barat yang
diduduki.
Para pemimpin Palestina telah
menolaknya karena bias terhadap Israel.[rmol]
Kamuflase Syiah di Gaza Dan al-Quds (Palestina)
!
Bisakah ummat Islam mengandalkan Syi'ah untuk
bebaskan al-Quds ?
Benarkah Syi’ah Rafidhah (Iran dan Sekutunya)
Peduli Pada Palestina? [Inilah Faktanya]
Bisakah Umat Islam Mengandalkan Syiah untuk
Bebaskan Al-Quds?
Jangan Kaget Setelah Membaca Faktanya Siapa Negara
Yahudi Tulen Itu, Negara Syiah Iran
Dendam Kesumat Bangsa Majusi(Persia) Syi'ah
Kepada Umat Islam Hingga Kini.
Dagelan Majusi Syi’ah (Iran) - Zionis Yahudi
(Iran). Fakta Ilmiyah Membuat Anda Terperangah !
Rakyat Palestina Tahu Kelicikan Syi'ah Rofidhoh
Sikap Panglima Shalāhuddin Al-Ayyubi Terhadap
Syiah
Umar Al-Khattab: Sang Pemadam Api Majusi
Apa Jadinya Jika Saudi Arabia Dikuasai Oleh
Sufi Dan Syiah, Serta Metode (Pemahaman) Nenek Moyang (Tradisi).
Apa Jadinya Jika Iran Mengelola Haji?
Inilah Nama Seorang Muslim Yang Akan Bebaskan
Al-Aqsha…
Iran (Syiah Majusi) Bernafsu Merebut
Al-Haramain (Makkah-Madinah). Apa Yang Akan Terjadi Terhadap Ahlus Sunnah ?
Baca Fakta Dibawah Ini !
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Percaya
Sholat Sunni Ditolak Allah
Biadabnya Majusyi’ah Iran ! Tuduhan (Ngarang)
Melakukan “Perseteruan Terhadap Allah” Seringkali Menjadi Alasan Rezim Iran
Mengeksekusi Rakyat Ahwaz
Barbar Majusi Iran Eksekusi Lebih Dari 1.000
Ulama Dan Aktivis Sunni Pada 2015. Surat Dari Tahanan Muslim Di Penjara Rajai
Shahr, Iran.
Dijajah Iran Sejak Tahun 1924,
Sesungguhnya Penduduk Ahwaz (Arabistan) Berhak Untuk Mengangkat Senjata
Sebagaimana Palestina !
Derita Muslim Ahwaz dari penjajahan Syi'ah Iran
[Ya Allah Ya Rabb, Binasakanlah Syiah Majusi (Iran) Laknatullah Seperti
“Kaum-kaum Terdahulu” Yang Telah Engkau Binasakan]
Inilah Kondisi Kaum Sunni di
Iran
Iran: "Pahlawan"
dunia Islam atau penjahat kemanusiaan?
Nasib Keturunan Arab Di Iran
Negara Teroris Syi’ah Iran : Anak Sunni Umur 17 Tahun
(Setelah Ditahan 4 Tahun) Dihukum Mati Meski Tak Bersalah. Disiksa Kehilangan
Limpanya. Ibunya Mau Menggantikan Hukuman Matinya. Kekejamannya Melebihi Zionis
Yahudi ! Syuhada, Insya Allah
Parlemen
Bahrain Menyetujui Pengakuan Kedaulatan Negara Al-Ahwaz Dan Menyerukan Boikot
Semua Produk Dan Jasa Perbankan Iran
Penderitaan Sunni Di Iran
Presiden Iran Al-Ruhani
Membunuh 3 Orang Perhari, Kini Sdh Membunuh 1.900 Orang!
Penasehat Militer Pemimpin
Tertinggi Syiah Iran, Yahya Rahim Safavi,“Kami Tahu Bahwa Mereka (Islam Sunni)
Telah Merencanakan Serangan Jangka Panjang Yang Dimulai Dengan Bashar Al Assad
Di Suriah, Kemudian Syiah Hizbullah Di Lebanon, Lalu Bergerak Menuju Irak Dan
Sasaran Terakhir Adalah Iran. Kekalahan Iran Di Iraq: Arab Akan Mengalahkan
Persia ! (Insya Allah)
Pengadilan Negara Teroris
Barbar Syiah Majusi Iran Tetapkan Hukuman Mati Kepada 27 Muslim Sunni Lantaran
Aktivitas Pendidikan Agama Dan Al-Qur’an Yang Mereka Selenggarakan
Rezim Syiah Iran Lakukan
Pembersihan Etnis Terhadap Suku Aswaja (Al-Ahwaz)
Rezim
Syiah Iran rebut Wilayah Kaya Minyak dan Buang Limbah ke Wilayah Aswaja (Bukti
Kekejaman Syiah !)
Suku
Ahwaz, Aswaja Yang Ditindas Rezim Syiah Iran (Update)
Shalat
Ied Berubah Menjadi Demo Anti Penjajah Iran
Serangan Gas Klorin Terencana
Diluncurkan Rezim Iran (Biadab wa Jahanam) Terhadap Warga Sipil Al-Ahwaz
Sunni Iran Bisa Repotkan
Syiah dan Kurangi Pengaruhnya di Timur Tengah
Tentara Syiah Iran Rampok Dan
Bunuh Remaja Ahlusunnah
Terkuak Kebiadaban Syiah (Iran), Hassan
Rouhani: Kalau Tidak Karena Syiah Iran, Maka Damaskus (Syiah 12 %) Dan Baghdad
(60% Muslim : 40 % Syiah) Akan Jatuh Ketangan Kelompok Sunni (Muslim). Raja
Saudi Kirim Bantuan Kemanusiaan Ke Muslim Al-Anbar Irak Dicurigai Media Syiah
Iran.
Ulama
Syiah:Jika Kehilangan Suriah, Kami Tak Bisa Pertahankan Teheran