Friday, March 6, 2015

Teknik Menghancurkan Nama Baik Syaikhul Islam

1. Memfitnah dan Membuat kedustaan terhadap Ibnu Taimiyah.
Metode Ini banyak dilakukan oleh orang-orang yang secara jelas menjadi musuh-musuh Ibnu Taimiyah. Beberapa kedustaan terlihat dibuat secara lihai dan tersusun rapi dari mulai membuat tulisan yang mengesankan dibuat sendiri oleh Ibnu Taimiyah Hingga memalsukan surat-surat beliau.
Jalan keluar
Bagi para pecinta kebenaran, jangan ragu untuk membuka Kitab-kitab ibnu Taimiyah apabila ada kesan bahwa ibnu Taimiyah menulis atau berpendapat yang bertentangan dengan Aqidah Ahlussunnah. Sebagai contoh dari kasus ini adalah fitnah dan kedustaan yang menuduh bahwa Ibnu Taimiyah mencela Abu Bakar yang dianggap masuk Islam dalam Umur yang sudah tua dan tidak tahu apa yang dikatakannya, begitu juga beliau dituduh mencela Ali dengan mengatakan bahwa Ali masuk Islam ketika kanak-kanak,oleh karena itu tidak Sah Islamnya dan rakus kekuasaan.
Fitnah-fitnah seperti ini banyak sekali mendera Ibnu Taimiyah, oleh karena itu harus dibantah dengan membuka Kitab-kitab Ibnu Taimiyah tentang sikap beliau terhadap Abu Bakar dan Ali. saya sudah mencobanya, dan ternyata sikap ibnu Taimiyah terhadap mereka jauh dari yang digambarkan para tukang finah Tersebut. Dari sini bisa dipastikan bahwa itu semua adalah fitnah.
2. Melakukan distorsi penukilan hingga merubah konteks dari kitab yang mereka nukil
Metode Ini amat Sering dilakukan oleh Musuh-musuh ibnu Taimiyah yang tidak sejaman dengan beliau, terutama orang-orang di zaman ini. Mereka menukil sebagian kalimat dalam sebuah kitab tertentu hingga terkesan kalimat atau paragraph tersebut menjadi celaan buat Ibnu Taimiyah.
Sebagai contoh adalah apa yang mereka lakukan pada Kitab zaghlul Ilmi. Mereka Menukil Sebagian tulisam Az zahabi hingga terkesan beliau mencela ibnu Taimiyah dengan Keras, tapi kalau dinukil Semuanya maka akan terlihat maksud lain dari Az Zahabi.
Coba lihat nukilan musuh ibnu Taimiyah dari kitab Zaghlul Ilmi berikut.
……………..

وقد تعبت في وزنه وفتشه حتى مللت في سنين متطاولة فما وجدت قد اخره بين أهل مصر والشام ومقتته نفوسهم وازدروا به وكذبوه وكفروه إلا الكبر والعجب وفرط الغرام في رياسة المشيخة والازدراء بالكبار فانظر كيف وبال الدعاوي ومحبة الظهور نسأل الله تعالى المسامحة
……………

Artinya (Versi Musuh-musuh Ibnu Taimiyah):
Saya sudah lelah mengamati dan menimbang sepak terjangnya (Ibnu Taimiyah), hingga saya merasa bosan setelah bertahun-tahun menelitinya. Hasil yang saya peroleh; ternyata bahwa penyebab tidak sejajarnya Ibnu Taimiyah dengan ulama Syam dan Mesir serta ia dibenci,dihina, didustakan dan dikafirkan oleh penduduk Syamdan Mesir adalah karena ia sombong, terlena oleh diri dan hawa nafsunya (‘ujub), sangat haus dan gandrung untuk mengepalai dan memimpin para ulama dan sering melecehkan para ulama besar. Lihatlah Wahai pembaca betapa berbahayanya mengaku-ngaku sesuatu yang tidak dimilikinya dan betapa nestapanya akibat yang ditimbulkan dari gandrung akan popularitas dan ketenaran. Kita mohon semoga Allah mengampuni kita”.
Coba lihat nukilan lengkapnya:
فوالله ما رمقت عيني أوسع علما ولا اقوى ذكاء من رجل يقال له ابن تيمية مع الزهد في المأكل والملبس والنساء ومع القيام في الحق والجهاد بكل ممكن وقد تعبت في وزنه وفتشه حتى مللت في سنين متطاولة فما وجدت قد اخره بين أهل مصر والشام ومقتته نفوسهم وازدروا به وكذبوه وكفروه إلا الكبر والعجب وفرط الغرام في رياسة المشيخة والازدراء بالكبار فانظر كيف وبال الدعاوي ومحبة الظهور نسأل الله تعالى المسامحة فقد قام عليه أناس ليسوا بأورع منه ولا أعلم منه ولا أزهد منه
Lihatlah betapa lihainya mereka melakukan distorsi terhadap tulisan Az Zahabi dan memainkan nukilan hingga dhomir-dhomir terkesan sangat jelas dimaksudkan untuk Ibnu Taimiyah
Mari kita Terjemahkan bersama-sama kutipan dan terjemahan lengkapnya:
Demi Allah mataku tidak pernah memandang seeseorang yang lebih luas ilmunya serta lebih kuat kecerdasannya dari orang yang bernama Ibnu Taimiyah dengan kezuhudannya pada makanan, pakaian, dan Perempuan serta penegakkan kebenaran dan berjihad dengan segala sesuatu yang memungkinkan.

Saya sudah lelah mengamati dan menimbangnya hingga saya bosan setelah bertahun-tahun menelitinya, hasil yang saya peroleh: ternyata Penyebab ia direndahkan oleh penduduk mesir dan syam, serta mereka membencinya, menghinanya,mendustakannya, dan mengkafirkannya adalah karena kesombongan,ujub, dan keinginan untuk menjadi Pimpinan serta pelecehan terhadap para pembesar. Lihatlah betapa berbahayanya mengaku-ngaku sesuatu yang tidak dimiliki dan cinta kepada popularitas. Kita mohon Ampun kepada Allah subhanahu wataala.
Beberapa orang telah membantahnya (ibnu Taimiyah). Mereka tidak lebih wara, tidak lebih alim, dan tidak lebih zuhud darinya.

Susunan paragraph diatas terlihat samar, namun Jika kita takdirkan seperti dibawah ini Insya Allah akan Jelas:
Demi Allah mataku tidak pernah memandang seeseorang yang lebih luas ilmunya serta lebih kuat kecerdasannya dari orang yang bernama Ibnu Taimiyah dengan kezuhudannya pada makanan, pakaian, dan Perempuan serta penegakkan kebenaran dan berjihad dengan segala sesuatu yang memungkinkan.

Saya sudah lelah mengamati dan menimbangnya hingga saya bosan setelah bertahun-tahun menelitinya, hasil yang saya peroleh: ternyata Penyebab ia direndahkan oleh penduduk mesir dan syam, serta mereka membencinya, menghinanya,mendustakannya, dan mengkafirkannya adalah karena kesombongan, ujub, dan keinginan [mereka] untuk menjadi Pimpinan serta pelecehan [mereka] terhadap para pembesar [seperti ibnu Taimiyah]. Lihatlah betapa berbahayanya mengaku-ngaku sesuatu yang tidak dimiliki dan cinta kepada popularitas. Kita mohon Ampun kepada Allah subhanahu wataala.
Beberapa orang telah membantahnya (ibnu Taimiyah). Mereka tidak lebih wara, tidak lebih alim, dan tidak lebih zuhud darinya.

Saya tidak menampik kalau ada ulama yang memahami paragraph diatas sebagai kritik Dari Az Zahabi Terhadap Ibnu Taimiyah, namun kita harus sepakat untuk mencela orang-orang yang melakukan distorsi terhadap karya para Ulama.
Sekalipun begitu, pujian diawal dan akhir paragraph lebih mengindikasikan bahwa celaan itu untuk penduduk dan ulama mesir dan Syam, bukan Untuk Ibnu Taimiyah. Lagipula adalah hal yang umum dikalangan para Ahli sejarah bahwa beliau keluar masuk penjara dan bahkan wafat di penjara karena mempertahankan Fatwanya yang berbeda dengan pendapat ulama Kala itu.
Kecerdasan Ibnu Taimiyah adalah satu hal yang diakui kawan maupun lawan, kalaulah beliau menginginkan Popularitas, Maka akan sangat mudah bagi beliau untuk mendapatkannya dengan cara tidak mengumumkan Fatwa yang bertentangan dengan pendapat ulama Syam dan Mesir
Untuk mendapatkan kitab Zaghlul Ilmi dalam bentuk PDF silahkan didownload:
3. Tidak Memahami Gaya penulisan Ibnu Taimiyah hingga terkesan sebuah kalimat adalah pendapat atau tulisan Ibnu Taimiyah Padahal Beliau sedang Menukil pendapat orang lain.
Jika hal ini dilakukan oleh orang yang jujur, dia pasti akan segera meralatnya, karena secara jelas akan ia temukan pendapat ibnu Taimiyah yang bertentangan dengan kalimat tersebut. Namun tidak bagi Hasan As Saqqaf, dia malah sengaja menampilkan tulisan ibnu Taimiyah yang bertipe seperti ini hingga orang awam menyangka bahwa itu merupakan pendapat ibnu Taimiyah.

Sebagai contoh ketika Ibnu Taimiyah menukil perkataan Mutakalliminyang menatakan الله جسم لاكالأجسام. Dalam kitab bayan talbis Jahmiyah Juz 1 Halaman 100 dan 101.
Dengan seenaknya dia menukil perkataan tersebut dan menyatakan itu adalah perkataan Ibnu Taimiyah, padahal kalau diperhatikan lebih lanjut terutama bagi orang awam, akan terlihat bahwa Ibnu Taimiyah sedang menukil pendapat para Mutakallimin.

Seorang al akh telah mengumpulkan kebohongan orang ini dengan mengajak kita langsung menelusuri sumber asli dari kitab Ibnu Taimiyah.
Silahkan dilihat
4. Menetapkan Penukilan celaan terhadap ibnu Taimiyah tanpa penelitian
Dalam kitab Ad Durarul kaminah Karya ibnu Hajar Al atsqalani, beliau menulis biografi Ibnu Taimiyah dengan cukup lengkap. Dalam kitab tersebut beliau menukilkan pendapat para ulama baik yang mengagungkan Ibnu Taimiyah maupun yang kerap berpendapat miring tentang Ibnu taimiyah dan sesekali beliau menyisipkan pendapat pribadinya terhadap Ibnu Taimiyah. Dari nukilan miring tersebut itulah orang-orang yang didalam hatinya terdapat hasad dan dengki menetapkan dengan seenaknya apa yang telah dinukil oleh Ibnu Hajar, padahal beliau secara jelas menyebutkan hanya menukil tulisan orang lain, dan bahkan kadang-kadang sumber penukilan tersebut juga hasil menukil yang tidak terjamin kebenarannya. Celakanya, bahkan ada yang mengatakan bahwa nukilan tersebut merupakan pendapat ibnu Hajar. Tapi ketika Ibnu hajar menyisipkan pendapat pribadinya, kalimat tersebut sepertinya luput dari penglihatan mereka.
Saya nukilkan pendapat pribadi Ibnu hajar dari Paragraf awal Durarul Kaminah

أحمد بن عبد الحليم بن عبد السلام بن عبد الله بن أبي القاسم بن تيمية الحراني ثم الدمشقي الحنبلي تقي الدين أبو العباس بن شهاب الدين ابن مجد الدين
ولد في عاشر ربيع الأول سنة 661 وتحول به أبوه من حران سنة 67 فسمع من ابن عبد الدائم والقاسم الأربلي والمسلم ابن علان وابن أبي عمر والفخر في آخرين وقرأ بنفسه ونسخ سنن أبي داود وحصل الأجزاء ونظر في لرجال والعلل وتفقه وتمهر وتميز وتقدم وصنف ودرس وأفتى وفاق الأقران وصار عجباً في سرعة الاستحضار وقوة الجنان والتوسع في المنقول والمعقول والإطالة على مذاهب السلف والخلف

Ahmad bin Abdul Halim bin Abdussalam bin Abdullah bin Abil Qasim bin Taimiyah Al Harrani Ad Dimasyqi Al Hanbali Taqiyuddin Abul Abbas bin Syihabuddin bin Majduddin
Lahir pada tanggal 10 Rabiul Awwal tahun 661 H. dia Pindah bersama ayahnya dari Harran tahun 667 Hijriah.
Beliau belajar dengan Ibnu Abdillah Ad Daaim, Al Qasim Al Arbali, Muslim bin Alaan, ibnu Abi umar . Beliau Juga Belajar secara Otodidak. Beliau Menyalin Sunan Abi Dawud dan menyelesaikan Sebagian.
Beliau meneliti Rizal dan Ilal . beliau adalah orang yang Faqih, Mahir, Istimewa, terdepan, Pengarang, pelajar, Mufti, dan Melampui Manusia pada Kurun tersebut.
Dia menjadi sangat luar biasa dalam hal kecepatan Menghapal dan kekuatan Jiwa

meluaskan dalil Aqli dan Naqli serta memanjangkan pandangan tentang mazhab Salaf dan Kholaf.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Selain para nabi, tidak ada seorangpun yang terpelihara dari kesalahan. Namun menyalahkan dan memfitnah orang yang tidak salah merupakan kesalahan besar. Silahkan Para Pembaca membandingkan apa yang anda dengar tentang Ibnu Taimiyah.