Wednesday, June 17, 2015

Mujahidin Anshar al Islam Iraq : Iran Adalah Tanah Milik Ahlus Sunnah Yang Dirampas Oleh Syiah

Sebagaimana yang sudah umum diketahui, bahwa Ahlus Sunnah adalah kaum minoritas di Iran yang sering mendapatkan sikap-sikap diskriminatif dari rezim Syi’ah yang berkuasa disana. Beberapa milisi-milisi Jihadis Ahlus Sunnah pun bermunculan, diantaranya Harakat Ansar Iran, yang memiliki visi dan misi menggelorakan perlawanan Ahlus Sunnah atas kekejaman pemerintah Iran pada mereka. Para mujahid ini juga ditangkapai, diburu, dan dibunuh oleh aparat Syi’ah Iran.
Untuk itu, Mujahidin Iraq dari Jama’ah Anshar al Islam yang merasakan sendiri kekejama Syi’ah di Iraq mengajak Ahlus Sunnah di Iran guna bangkit melawan dan membebaskan diri dari cengkraman Syi’ah. Mereka katakan, bahwa Iran adalah tanah milik kaum muslimin, kaum muslimin adalah Ahlus Sunnah, dan tanah itu dirampas oleh Syi’ah.
“Wahai Ahlus Sunnah di Iran, kalian memiliki tanggung jawab sejarah yang besar. Kalian adalah putra dari agama yang haq dan setiap orang dari kalian mewakili umat Islam. Sesungguhnya tanah Iran adalah tanah milik Ahlus Sunnah yang kini tengah dijajah dan diduduki oleh Syi’ah. Maka bersiaplah kalian untuk membebaskannya, dimana itu adalah kewajiban bagi setiap Muslim untuk mempelajari Dien dan mendakwahkannya, lalu  menegakkan jihad dan bersabar di atasnya, “ ujar pimpinan Anshar al Islam.
Perlu diketahui, dulu di Iran, ada dua tokoh ulama’ Ahlus Sunnah yang berjasa dalam menggulingkan rezim antek Barat Syah Pahlevi di Iran. Mereka adalah Syaikh Ahmed Mufti Zadeh dan Syaikh Ali Dahwary. Jasa keduanya itu dibalas oleh Imam Besar Syi’ah Ayatullah Khomeini dengan dipenjara dan dibunuh. Janji-janji Khomeini untuk mendirikan negara Islam di Iran pun diingkari, dan kini berdirilah negara Republik Syi’ah Iran.
Untuk meyakinkan Ahlus Sunnah Iran melawan kedzaliman rezim Syiah, pimpinan Jma’ah Anshar al Islam menegaskan, bahwa Pemerintah Iran pada hari ini tidaklah mewakili umat Islam.
“Sesungguhnya negara Iran pada hari ini tidaklah mewakili Islam, dan hubungannya terhadap Ahlus Sunnah hanyalah perseteruan ideologis global. Syi’ah melakukan berbagai cara untuk bertahan hidup dengan menggunakan kekuatan destruktif pada lawan-lawannya  guna memaksakan hegemoni dirinya. Ia berupaya membuat pengaruh guna merampas kepemimpinan yang telah Allah berikan pada Ahlus Sunnah. Mereka ingin memonopoli kekayaan umat, dan tidak menginginkan adanya tempat bagi ummat Islam untuk berpolitik.”
Lebih lanjut, dikatakan juga bahwa Syi’ah adalah ideologi penghancur Islam…
“Agama Syi’ah adalah buatan manusia, dan merupakan ideologi destruktif yang mengubah sejarah Islam menuju kehancuran. Syi’ah pada hari ini adalah sekte Saba’iyyah , yang merupakan kelompok menyesatkan, mereka berupaya menjerumuskan ummat yang masih awam, sementara para pemimpin-pemimpinnya duduk di atas kekuasaan mengkorupsi harta umat. Syi’ah juga berupaya memberangus lawan-lawannya, ia menghapuskan ajaran Islam dan mengubah kandungan-kandungannya….,” demikian apa yang tertulis dalam surat berjudul Dari Pimpinan Jama’ah Anshar al Islam Pada Ahlus Sunnah di Iran.
Sebagai catatan, Jama’ah Anshar al Islam adalah jama’ah jihad yang menjadi pionir perlawanan Mujahidin di Iraq saat invasi Amerika ke negara itu. Dibentuk pada sekitar tahun 2001 oleh Mullah Krekar, sebagai penerapan dari kesepakatan bergabungnya para pejuang Kurdistan di Iraq Utara pada Syaikh Usamah bin Ladin. Jama’ah ini kemudian berkembang dibawah pimpinan Syaikh Abu Mush’ab az Zarqawi. Mujahidin Anshar al Islam berjuang bersama Daulah Islam Iraq melawan tirani rezim Syi’ah Iraq Nuri al Maliki.