Tuesday, October 20, 2015

Membantu Kaum Muslimin Suriah adalah Jihad fie Sabilillah. Perang di Suriah Adalah Perang Terhadap Islam dan Kaum Muslimin. Umat Islam Harus Peduli Syam/Suriah, Sebagai Bukti keimanan.

Membantu Kaum Muslimin Suriah adalah Jihad fie Sabilillah

Membantu Kaum Muslimin Suriah adalah Jihad fie Sabilillah

Sekjen Ikatan Ulama Islam Internasional (Rabithah Ulama Muslimin), Prof. Dr. Nashir bin Sulaiman Al Umar, atau lebih akrab disebut Syaikh Nashir kembali menyerukan kepada seluruh kaum muslimin agar peduli dan turut membantu saudara mereka, kaum muslimin di bumi Syam (Suriah). Terlebih perkembangan terakhir semakin menghajat perhatian yang lebih besar lagi dari kaum muslimin, karena kaum muslimin Syam, Suriah khususnya menghadapi ancaman kelaparan, dibawah ancaman dan kejaran rezim Syiah Nushariyah dengann dukungan sekutunya dari Timur dan Barat.
Syaikh Nashir juga menegaskan bahwa, saudara kita kaum muslimin Syam kini sedang ditimpa berbagai ujian; ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, buah-buahan dan dan kehilangan jiwa, ditambah lagi musuh bengis dan zalim yang selalu mengintai, serta negara-negara kafir yang telah bersengkongkol untuk memusnahkan mereka. Karena itu bantuan kaum muslimin kepada kaum muslimin Suriah akan sangat berarti untuk meneguhkan hati mereka menghadapi musuh yang telah bertekad untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin.
Seruan ini kembali disampaikan oleh Syaikh Nashir di tengah-tengah keadaan yang semakin menyedihkan, dimana negara-negara yang menjadi tujuan pengungsian kaum muslimin Suriah, seperti Libanon, Yordan, dan Falistina serta Turki sedang dilandang musim salju yang hebat. Keadaan yang menyebabkan banyak rakyat Suriah yang meninggal dunia; laki-laki, perempuan, dan khususnya anak-anak.
Dalam kajian pekanan di Masjid Khalid bin Walid -sebelah timur Kota Riyadh- itu Syaikh Nashir menjelaskan bahwa “Apa yang kita berikan kepada saudara-saudara kita di Syam hakikatnya bukanlah pemberian kita. Sebab mereka adalah orang-orang yang sedang berjuang melindungi akidah, agama dan negara kita.”
Syaikh Nashir dalam kesempatan tersebut juga mengingatkan bahwa jika aliansi negara-negara kafir Timur dan Barat di satu sisi dan Syiah di pihak lain berhasil menguasai Suriah, maka itu akan menjadi ancaman serius bagi Mekah dan Madinah. “Negara-negara Timur dan Barat telah bersengkongkol dengan Iran untuk mendukung dan mempertahankan rezim Nushairiyah. Sekali lagi kita diperlihatkan sejarah berulang. Sementara itu para mujahidin melawan musuh-musuh kaum muslimin yang tidak akan berhenti hanya mengusai negeri Syam, akan tetapi pada saatnya mereka juga akan berusaha menguasai Al-Haramain (Mekah dan Madinah)”, Syaikh Nashir menjelaskan.
Sembari mengutip hadits Rasulullah –Shalallahu’alaihiwasallam- yang berbunyi, “Seseorang tidak disebut mukmin jika ia bisa kenyang akan tetapi tetangganya  kelaparan.” Beliau menjelaskan, “Kaum muslimin Syam memiliki hak persaudaran dan ikatan agama dengan kita, mereka juga memiliki hak sebagai tentangga kita. Tetangga yang dimaksud bisa tentangga rumah, bisa daerah, bisa pula tetangga negeri. Dan Mereka adalah tetangga kita (Saudi). Mereka adalah keluarga kita karena meraka adalah kaum muslimin. Mereka ditimpa ujian ketakutan, kelaparan, pembunuhan, kedinginan, maka kita wajib membantu mereka dengan segala daya kemampuan yang kita miliki.”
Dalam kesempatan ini Syaikh Nashir menjabat sebagai pembina umum dari sebuah yasan ‘Yayasan Diwanul Muslim’ memperingatkan agar jangan sampai seorang muslim melakukan penggembosan atau memandang remeh upaya untuk membantu kaum muslimin di Syam. Lalu beliau mengutip firman Allah ketika menyebutkan keadaan penghuni nereka, “Mengapa kalian menjadi penghuni nereka saqar? Mereka menjawa, “Karena kami tidak termasuk orang-orang yang shalat. Tidak pula memberi makan kepada kaum muikin.” Dalam ayat yang lain Allah menyebutkan, “Tahukah kamu orang yang mendustakan hari pembalasan? Yaitu orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menyuruh untuk memberi makan kaum miskin.” Syaikh Nashir menjelaskan “Dalam ayat ini Allah memperingatkan dengan keras sikap meremehkan sehingga tidak mau memberi bantuan kepada kaum miskin. Bahkan dalam ayat kedua Allah mengecam sikap tidak mengajak orang lain untuk memberi bantuan kepada kaum miskin.
Lebih lanjut Syaikh Nashir meperingatkan siapa saja yang menebar syubuhat dengan tujuan melemahkan semangat atau menghalangi orang lain untuk membantu kaum muslimin Syam. Tindakan yang demikian itu adalah kebiasaan kaum munafikin. Allah menyebutkan tentang sikap mereka ini dalam firmanNya, “Mereka (orag-orang munafik itu) berkata, “Janganlah kalian berindak kepada orang yang bersama Rasulullah.”
“Para penggembos –jihad harta- hari ini beralasan bahwa kaum fakir miskin di dalam negeri lebih membutuhkan bantuan. Benar bahwa yang terdekat lebih layak diutamakan, akan tetapi ada perbedaan ketika ketika di sana ada kaum muslimin –disamping mereka fakir- juga sedang menghadapi musuh, rasa takut, ditimpa kelaparan dan kedinginan. Sementara fakir miskin yang di dalam negeri hanya menghadapi satu jenis kesulitan saja.” Beliau menegaskan bahwa sangat tidak tepat membenturkan kedua situasi ini karena kedua-duanya memiliki hak untuk mendapatkan pertolongan. Di sisi lain kaum fakir miskin  dalam negeri sudah ada yang memenuhi kebutuhan mereka, sudah ada yayasan-yayasan, pemerintah, dan LSM-LSM dalam negeri. Sebaliknya dengan kaum muslimin Syam,” ungkapnya.
Menurut beliau, ada sebagian orang yang menggembosi penggalangan bantuan kepada kaum muslim Syam dengan menebar keraguan, bahwa bantuan yang disalurkan tidak sampai di tangan orang-orang yang berhak di Suriah. Ya, bahwa setiap yang hendak memberikan bantuan hendaknya mencari lembaga yang terpercaya dan amanah. Namun tidak berarti hal itu boleh menjadi alasan untuk tidak memberikan bantuan. Siapa yang mengingikan kebaikan maka Allah akan  menyampaikannya pada kebaikan itu. Kemudian Syaikh Nashir kemudian menyebutkan beberapa badan kemanusiaan dan LSM yang terpercaya dan amanah.
Diakhir statemen Syaikh Nashir kembali menekankan bahwa tidak ada alasan bagia siapapun untuk beriam diri dan tidak peduli membantu anak-anak Syam. Setiap orang akan memperoleh balasan sesuai dengan perbuatan. Jangan sampai memadang remeh apa yang kita berikan untuk saudara kita kaum muslimin di Syam, meski sedikit. Sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali. Allah Maha Mengetahui ketulusan setiap hambaNya. Dan bisa jadi yang sedikit mengalahkan yang banyak di sisi Allah, karena ketulusannya. Berinfak untuk membantu saudara kaum muslimin syam adalah termasuk jihad fi sabilillah.
“Siapa yang menanggung keluarga orang yang ditinggal untuk berperanga maka dia telah turut berperang.” Apa yang kalian infakkan akan kalian jumpai hasilnya semasa hidup kalian, dan Allah akan memberi balasan di akhirat dengan balasan yang berlipatganda. Infak fi sabilillah termasuk amal shalih yang agung, amal taqarrub kepada Allah, sehingga bisa dijadikan wasilah untuk bertawasul kepada Allah.” (Ibnu Syarqi)
Source: almoslim.net

Syaikh Qardhawi: Perang di Suriah Adalah Perang Terhadap Islam dan Kaum Muslimin

Ulama
Dalam memandang konflik Suriah, masyarakat dunia, khususnya masyarakat muslim Indonesia, masih mengangap konflik yang telah merenggut nyawa puluhan ribu warga sipil Suriah tersebut adalah perang saudara.  Namun, anggapan tersebut dibantah presiden persatuan ulama internasional Dunia, syaikh Yusuf Qardhawi.

“Perang (di Suriah) bukanlah perang saudara, akan tetapi perang terhadap Islam dan Ahlu Sunnah. Seruanku ini kepada seluruh ummat Islam di seluruh Dunia untuk ikut serta melindungi saudara-saudara mereka (di Suriah)” tegas syaikh Yusuf Qardhawi dalam acara muktamar luar biasa Asosiasi Ulama Muslim Internasional di Kairo dengan tema “Peran Ulama dalam Mendukung Suriah” pada Kamis 13/6/2013.

Ulama asal Mesir tersebut mengajak masyarakat Arab dan Islam di seluruh dunia untuk ikut andil melawan Rusia yang terus membantu rezim membantai rakyat Suriah.
“Saya menyerukan bangsa Arab dan Islam untuk mengambil sikat tegas melawan Rusia” tegasnya.
“Saat ini sudah waktunya menyerukan jihad sampai ummat dapat membela hak-hak mereka” tegasnya lagi.
Beberapa waktu sebelumnya, di Doha, Qatar, syaikh Qardawi menyerukan kepada setiap muslim di seluruh dunia yang mempunyai keahlian perang dan memiliki kemampuan, untuk ikut terjun membantu pejuang oposisi Suriah. “Iran telah membantu senjata dan tentara (pada rezim Suriah), apakah kita hanya berpangku tangan?” kata beliau bertanya-tanya mengajak pendengar untuk ikut perperang membantu rakyat Suriah.
Beliau bersama ulama dunia lainnya Kamis kemaren, menggelar muktamar luar biasa untuk membahas konflik yang terjadi di Suriah. Dalam muktamar tersebut, persatuan ulama muslim internasional menyimpulkan bahwa jihad melawan rezim Suriah hukumnya wajib dan menyeru seluruh ummat Islam untuk berperan membantu rakyat Suriah baik dengan jiwa, harta, pikiran, doa dan semua yang dimampui.
Muktamar tersebut dihadiri ulama-ulama terkemuka dunia, seperti syaikh Al Arifi, Ahmad Hasan, Hasan Al Syafi’i dan ulama-ulama lainnya termasuk dari Indonesia. [hunef/kiblat.net]

Ustadz Ferry Nur: Peduli Terhadap Syam Bukti Keimanan

Ustadz Ferry Nur: Peduli Terhadap Syam Bukti Keimanan
Ketua Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA), Ustadz Ferry Nur mengatakan iman bagi seorang Muslim tidak hanya diucapkan di lisan, tetapi harus dibuktikan dengan perbuatan.
Salah satu bentuk pembuktian keimanan adalah peduli dengan penderitaan kaum Muslimin, terutama umat Islam di Syam yang tengah diserang koalisi Assad dan Rusia.
Namun, dia mengaku heran masih banyaknya umat Islam yang belum memberi perhatian kepada permasalahan di Syam.
“Masih ada orang yang mengaku Islam tidak peduli dengan penderitaan kaum Muslimin di Syam,” katanya saat berorasi pada Aksi Munashoroh Suriah yang diselenggarakan pagi ini di Masjid Al-Furqon DDII Jl. Kramat Raya 45 Jakarta.
Padahal, kata ustadz Ferry, di Syam banyak keturunan para sahabat Nabi SAW mengalami serangan bersenjata rezim Syiah Nushairiyah dan membutuhkan perhatian kaum Muslimin.
“Para keturunan Sahabat Rasulullah saat ini dibombardir. Waktu empat tahun itu tidak sedikit, mereka menghadapi perang,” ungkapnya.
Kendati demikian, ustadz Ferry berharap dan mendoakan kaum Muslimin lainnya diberikan petunjuk oleh Allah untuk peduli dengan penderitaan umat Islam di Syam
Menurut ustad Ferry, peperangan yang dimunculkan Bashar Assad di Suriah juga memberi pengaruh negatif pada perjuangan pembebasan Palestina.
“Akibat ulah Bashar Assad, fokus pembebasan Al-Quds menjadi bias,” cetusnya.
lebih dari itu, ustadz Ferry menekankan bahwa kaum Muslimin di Syam membutuhkan sejumlah bantuan utama.
Bantuan pertama adalah doa. Karena doa merupakan senjata orang beriman. Bantuan dalam bentuk ini tidak boleh dianggap remeh.
“Melalui doa Allah turunkan karomah dan kemenangan kepada mujahidin di front-front terdepan,” bebernya.
Selain itu, kaum Muslimin di Syam juga memerlukan bantuan dana dari kedermawanan kaum Muslimin. Dari bantuan tersebut diharapkan akan mengundang pertolongan Allah bagi penduduk dan mujahidin Syam.
Dalam kesempatan itu, nampak hadir di antaranya Ustadz Abu Jibril (MMI), Ustadz Bahtiar Nasir (AQL), Ustadz Abdul Wahid Alwi (Dewan Penasehat FIPS), dan tokoh muda Muhammadiyah, Mustafa Nahrawardaya.
Reporter: Bilal
Editor: Rudy

Ustadz Ferry Nur: Inilah Mengapa Umat Islam Harus Peduli Suriah

Jumat 25 Zulhijjah 1436 / 9 October 2015 09:29
SURIAH adalah bagian dari negeri Syam yang diberkahi. Rasulullah saw pernah berdoa kepada Allah memberkahi Syam dan Yaman. Diantara negeri yang banyak dikunjungi sahabat Nabi untuk berdakwah dan jihad adalah negeri Syam.
“Syam itu terdiri dari Suriah, Lebanon, Yordania dan Palestina. Syam ini adalah suatu negeri yang pernah didoakan Rasuluallah Saw, Ya Allah berkahilah Syam dan Yaman kami,” kata Ketua Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina, Ustadz Ferry Nur, S.Si kepada Islampos di kediamannya di Jakarta, Kamis (8/10).
Dikatakan Ferry Nur, di Suriah, tepatnya di Camp Pengungsian Yarmuk,  banyak para pengungsi Palestina yang menetap disana. Sebelum revolusi terjadi, jumlah pengungsi Palestina di Suriah mencapai 500.000, kemudian setelah revolusi meningkat menjadi 18.000 jiwa.
“Ketika itu para pengungsi kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok. Mereka makan daun dan apa yang bisa dikonsumsi. Melihat keprihatian itu, KISPA ambil bagian untuk peduli terhadap penderitaan rakyat Suriah. Bukankah sebagai sesama mukmin itu bersaudara. Maka kita tolong dan bantu mereka. Rasulullah mengajarkan, sebaik-baik kamu adalah yang memberi manfaat kepada orang lain,” ungkap Ferry.
Syam dalam catatan sejarah, merupakan tempat tujuan para saudagar dalam aktivitas perniagaan. Termasuk Rasulullah Saw pun pernah berniaga ke Syam. Kebiasaan orang terdahulu, ketika musim panas mereka pergi ke Syam, dan ketika musim dingin mereka berkunjung ke Yaman.
“Yang tak boleh dilupakan adalah, Masjidil Aqsha berada di negeri Syam, tepatnya di Palestin, atau di Al Quds. Disinilah Rasululullah melakukan tempat mi’raj ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah shalat lima kali semalam,” tandas Ferry Nur.
Sebelum kolonialisme penjajahan yang menghancurkan khilafah Islam, Syam menjadi Pusat Pemerintahan Islam. Karena penjajahan lah, negeri islam itu dipangkas, dikotakkan menurut kepentingan masing-masing.
“Syam adalah tempat bersejarah, tempat orang terdahulu melakukan aktivitas dakwah dan jihad. Itulah sebabnya, kenapa umat Islam harus peduli peduli pada Suriah atau Syam, negeri yang diberkahi Allah dan didoakan oleh Rasulullah Saw,” tukas Ustadz Ferry Nur.(Desastian/Islampos)